MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAMI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA Semester Genap
Advertisements

Siapakah sebenarnya diri kita?
Penciptaan Manusia Menurut Al Quran Dan Hadis
“... dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).”
Pendidikan AGAMA ISLAM untuk SMA kelas X
MU’JIZAT AL-QURAN.
Tanda-tanda Kekuasaan Allah di Ufuk
JIWA MANUSIA PERETEMUAN KE-10.
Bab IV Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah dan Hamba Alloh SWT
Manusia dan Agama.
MANUSIA DALAM ALQURAN Vita Fitria, M.Ag. Pendidikan Agama Islam
(Mencari jati diri dan makna kehidupan manusia)
BAB 2 MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM PANDANGAN ISLAM
U NIVERSITAS M ERCU B UANA Kelompok 4 :  Herdian ( )  Nia Kurnia Dewi  Risky Prianto.
Pendidikan AGAMA ISLAM untuk SMA kelas X
Antara dunia dan akhirat
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Kejadian Manusia Menurut Al-Quran
Pokok Bahasan 3, ARIS RISDIANA, S.Sos.I, MM
ANTARA PSIKOLOGI BARAT
Penyusun & Penyaji Materi
Pertemuan Kedua Manusia dan Agama
DAKWAH ADALAH KEBUTUHAN MANUSIA
Agama Islam Pertemuan ke-3.
Manusia Dan Alam Semesta
Pendidikan Agama Islam
Materi II KEBENARAN TAUHID Orientasi Nilai-Nilai Dasar Islam (ONDI)
Menurut Para Ilmuan manusia
Sifat-sifat Terpuji By : Uswatun Hasanah.
KESERIUSAN HAMBA KEPADA ALLAH (bentuk keikhlasan hamba)
A GAMA I SLAM DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I.
KELOMPOK 2 ANISA KHAFIDA MADINATUL MUNAWAROH NURUL HASANAH
TAQWA Oleh Biki Zukfikri Rahmat DI SAMPAIKAN PADA MATA KULIAH
Manusia dan Agama.
Ma’rifatul Insan Kompetensi Dasar : Mengetahui asal usul manusia
Pertemuan Ke 3 dan 4 Hakikat Manusia dalam Pandangan Islam
Manusia a. Asal Usul Manusia b. Manusia Makhluk Berakal.
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Tugasnya sebagai khalifah di bumi
Oleh : Achmad Farisi Aziz, M.Pd.I
A. Manusia dan Alam Semesta
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB 2 MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM PANDANGAN ISLAM
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
DOA HARIAN RAMADHAN.
IMAN PADA ALLAH SWT SMKN 22 JAKARTA Oleh : Miswan, S.Ag.S.Kom.
MANUSIA DAN STATUS KEBERADAANNYA
BAB II HAKEKAT MANUSIA DALAM ISLAM
Sayid Sabiq Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo
EKSISTENSI MANUSIA.
HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Konsep Manusia dan Agama
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Kandungan Kalimat Syahadat (Madlulusy syahadah)
KONSEP DASAR MANUSIA/INSAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TITIS OCTARY SATRIO D4 TEKNIK INFORMATIKA A
Cahya Indah Purnamasari
QS Al-Mu’minun :
DIDIK ANAK AGAR JANGAN SOMBONG!
UQDATUL KUBRO Dari mana saya? Mau apa saya? Mau kemana saya?
Pengertian manusia; Proses terjadinya manusia;
Manusia & Nilai-nilai Kemanusiaan Oleh: Arianto Achmad
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Model Pembangunan Potensi Manusia
BAB 7: PENGARUH HAWA NAFSU DAN SYAITAN
BAB 2 PENCIPTAAN DUNIA DAN MANUSIA SERTA PERKARA TERPENTING
KBM 3 AKHLAK ISLAMIAH BAB 1 : MENSUCIKAN JIWA
Transcript presentasi:

MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAMI SUMBER : Adz-Dzaky, M.H.B. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam. Penerapan Metode Sufistik. Edisi Revisi. Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru Bastaman, H.D. 2004. Integrasi Psikologi dengan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

PENGERTIAN MANUSIA DALAM AL QUR’AN (Adz-Dzaky, 2004) Ins, Insan, dan Unas : jinak, tidak liar, senang hati, tampak/terlihat (Q.S At-tiin(95):4; Adz-Dzariyat (51):56; Al-A’raf (7):82) Basyar : Kulit luar yang dapat dilihat dengan mata, bersifat indah dan cantik, menimbulkan rasa senang dan bahagia. (Q.S Ali Imran (3):79) Bani Adam : anak Nabi Adam alaihissalam (Q.S Al A’raf (7):27, 172) Dzurriyat Adam : keturunan Nabi Adam alaihissalam (Q.S. Maryam (19):58)

ASAL USUL MANUSIA (Adz-Dzaky, 2004) ASAL : Bersifat ruhaniah, berasal dari Allah, bersifat Nur (cahaya), Ruh (Hidup), Gaib (tak tampak mata) USUL : Bersifat jasmaniah, berasal dari air dan tanah, tanah debu, saripati tanah, tanah liat, tanah lumpur, tanah seperti tembikar, tanah bumi, serta berbentuk tubuh Melalui proses keturunan anak cucu Adam

PROSES KETURUNAN ANAK CUCU ADAM Sel Sperma bertemu sel telur  Nutfah  ‘Alaqah  Mudghoh  ‘idhooma Lahma Q.S. Al Mu’minuun (23) : 12-16 12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah 13. Kemudian Kami jadikan nutfah itu (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) 14. Kemudian nutfah (air mani) itu Kami jadikan ‘Alaqah (segumpal darah), lalu segumpal darah itu Kami jadikan Mudghoh (segumpal daging), dan segumpal daging itu Kami jadikan ‘idhooma (tulang belulang), lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging (Lahma). Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. 15. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati 16. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat

Manusia Multidimensi Dimensi Ruh Dimensi Jiwa / Nafs Perpaduan antara Jasad dan Ruh Terdapat Qolbu, Akal, Indra Dimensi Fisik / Jasad

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALLAH MAHA HIDUP MAHA NUR MAHA SUCI MAHA GAIB ALLAH KEHIDUPAN-NYA KENURAN-NYA KESUCIAN-NYA KEGAIBAN-NYA RUH QOLBU AKAL FIKIR INDERAWI RUH YANG MEMFISIK PENGGERAK AKTIVITAS DIRI JIWA/NAFS MEDIA PERWUJUDAN AKTIVITAS JIWA JASAD/FISIK

MEMAHAMI EKSISTENSI DIRI MEMAHAMI EKSISTENSI MANUSIA AL - KHALIQ Hakekat Diri (Nur, Ruh) Nafs / Jiwa Qalbu Akal Indra Fisik/Jasad Perilaku Diri sendiri Keluarga Kerja Alam semesta Sosial Nur (Cahaya) Ruh, Gaib Menerangi Menghidupkan Negatif Positif Menggerakkan aktivitas diri Qalbu (bimbang), Shadr (sadar), Fuad (mantap) Alat berfikir Menerima intuisi Wadah emosi Menerima fenomena transendental Aqal (normatif) Fikr (filosofis) Lub (profetik) Penglihatan, Pendengaran, Penciuman, Pengecap, Peraba Alat menangkap sesuatu yang nyata Kuat, Sehat, Bersih, Sensitif Alat beradaptasi dgn keberadaan alam Alat berinteraksi dgn lingkungan

NUR(CAHAYA) ILAHIYAH POTENSI MANUSIA YG PALING TINGGI BERSIFAT GAIB, LUAS, TAK TERBATAS, SANGAT DEKAT DG EKSISTENSI ALLAH SWT ESENSINYA MENGANDUNG ENERGI AF’AL(PERBUATAN), ASMA (NAMA), SIFAT DAN DZAT ALLAH ATAS IZIN ALLAH FUNGSINYA MENERANGI, MEMBENINGKAN, MENSUCIKAN, MENAMPAKKAN, MENGANTARKAN KEPADA KEBENARAN HAKIKI [QS ALBAQARAH (2) : 257, AL-A’RAF (7):157, AL HADID (57):28, AT-TAHRIM (66):8), AN-NUUR (24):39-40]

Q.S AL BAQARAH (2) : 257 257. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

RUH ILAHIYAH POTENSI MANUSIA YG BERSIFAT GAIB BERFUNGSI MEMBERIKAN HIDUP DAN KEHIDUPAN YANG HIDUP DALAM HABITAT KETUHANAN TERDIRI DARI : RUH NAMIYA (MANUSIA, HEWAN, TUMBUHAN), RUH MUTAHARRIKA/HEWANI (MANUSIA & HEWAN), RUH NATIKA/INSANI (MANUSIA), RUH QUDUS (MANUSIA SUCI) [QS AL ISRA’ (17):85, AL BAQARAH (2):282, AL ANFAL (8):29)

Q.S IL ISRA’ (17) 85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

NAFS ILAHIYAH BERARTI JIWA (GAIB), DARAH, TUBUH, ORANG BERFUNGSI MENGGERAKKAN DAN MENDORONG FISIK MENGIMPLEMENTASIKAN KEBENARAN YANG TELAH MANTAP DIANALISIS AKAL, QALBU, INDERAWI [QS AR-RA’DU (13):11, ASY-SYAMS (91): 7] JENISNYA : AMARAH BISSU’, LAWWAMAH, MUTHMAINNAH

NAFS/NAFSU AMARAH BISSU’ PENDORONG YANG CENDERUNG KEPADA KEBURUKAN, KEJAHATAN “DAN AKU (YUSUF a.s) TIDAK DAPAT MEMBEBASKAN NAFSUKU. SSUNGGUHNYA NAFSU ITU BENAR-BENAR MENYURUH KEPADA KEJAHATAN, KECUALI YANG TELAH DIBERI RAHMAT OLEH TUHANKU. SESUNGGUHNYA TUHANKU MAHA PENGAMPUN LAGI PENYAYANG” [QS YUSUF (12):53]

NAFSU LAWWAMAH TELAH MEMPUNYAI RASA INSYAF & MENYESAL SESUDAH MELAKUKAN PELANGGARAN “DAN DEMI JIWA YANG AMAT MENYESALI (DIRINYA SENDIRI)” [QS AL-QIYAMAH (75): 2

NAFSU MUSAWWALAH TELAH DAPAT MEMBEDAKAN MANA YANG LEBIH BAIK DAN YG BURUK, TAPI LEBIH MEMILIH YANG BURUK, BELUM MAMPU MEMILIH YANG LEBIH BAIK, MENCAMPURADUKKAN YANG BAIK & BURUK “DIA (YA’QUB a.s) BERKATA,”TETAPI HANYA DIRIMU SENDIRI YANG MEMANDANG BAIK SUATU PERBUATAN YANG BURUK, MAKA KESABARAN YANG INDAH ITULAH(KESABARAN DIRIKU)” [QS YUSUF (12):83)

NAFSU MULHAMAH NAFSU YG MEMPEROLEH ILHAM DARI ALLAH, DIKARUNIAI ILMU PENGTAHUAN, DIHIASI AKHLAK TERPUJI, SUMBER KESABARAN, KETABAHAN, KEULETAN “DEMI JIWA DAN PENYEMPURNAANNYA, MAKA ALLAH MENGILHAMKAN KEPADA JIWA ITU JALAN KEFASIKAN DAN KETAQWAANNYA. SESUNGGUHNYA BERUNTUNGLAH ORANG YANG MENSUCIKAN JIWANYA, DAN SUNGGUH TELAH MERUGI ORANG YANG TELAH MENGOTORINYA” [QS ASY-SYAMS (91):7-10]

NAFSU MUTHMAINNAH NAFSU YG TELAH MENDAPATKAN TUNTUNAN & PEMELIHARAAN YG BAIK, SHG MENJADI TENTERAM, BERSIKAP POSITIF, MENOLAK PERBUATAN JAHAT & KEJI, MENJAUHKAN DIRI DARI GODAAN MANUSIA, JIN, SYETAN, IBLIS, DAPAT MENDORONG MELAKUKAN KEBAJIKAN & MENCEGAH KEJAHATAN “WAHAI JIWA YANG TENANG…” [QS AL FAJR (89) :27]

NAFSU RADHIYAH NAFSU YANG RIDHO KEPADA ALLAH, MEMPUNYAI PERANAN PENTING DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN “WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA TUHANMU DENGAN RIDHO…. ” [QS AL FAJR (89) :27-28]

NAFSU MARDHIYAH NAFSU YANG TELAH DIRIDHOI ALLAH “WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA TUHANMU DENGAN RIDHO, DAN DIRIDHOI, MAKA MASUKLAH KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBAKU, DAN MASUKLAH KE DALAM SURGAKU (ALLAH) [QS AL FAJR (89) :27-30]

NAFSU KAMILAH NAFSU YANG TELAH SEMPURNA BENTUK DAN DASARNYA, SUDAH DIANGGAP CUKUP UNTUK MENGAJARKAN IRSYAD (PETUNJUK) DAN MENYEMPURNAKAN PENGHAMBAAN DIRI KEPADA ALLAH SWT MENYATUNYA NAFS MUTHMAINNAH, RADHIYAH, DAN MARDHIYAH SECARA SEMPURNA MANUSIA YANG MEMILIKI NAFS INI DISEBUT INSAN KAMIL

QALB ILAHIYAH BERARTI MEMBALIKKAN, MEMALINGKAN, MENJADIKAN YG DIATAS KE BAWAH, YG DI DALAM KELUAR BERARTI PULA LUBUK HATI, KEKUATAN, SEMANGAT, KEBERANIAN BERSIFAT GAIB/ROHANIYAH TEMPAT/MEDIA MENERIMA PERASAAN KASIH SAYANG, PENGAJARAN, PENGETAHUAN, BERITA, KETAKUTAN, KEIMANAN, KEISLAMAN, KEIHSANAN, KETAUHIDAN JENISNYA : AL-QALB, ASH-SHADR, AL-FUAD

AL-QALB/QALBU BERARTI LUBUK HATI, MASIH BOLAK-BALIK, BELUM MANTAP DALAM MEMUTUSKAN SUATU KEYAKINAN DAN KEKUATAN UNTUK MNERIMA BERITA ANTARA YANG HAQ DAN BATHIL “DAN TELAH KAMI JADIKAN DALAM QALBU ORANG-ORANG YANG TELAH MENGIKUTINYA (ISA as) SOPAN SANTUN DAN KASIH SAYANG” [QS AL-HADID (57):27] “SESUNGGUHNYA PADA YG DEMIKIAN ITU BENAR-BENAR TERDAPAT SUATU PERINGATAN BAGI SIAPA SAJA YANG MEMILIKI QALBU, ATAU YANG MENGGUNAKAN PENDENGARAN LAGI MENJADI SAKSI” [QS QAF (50):37]

ASH-SHADR BERARTI KEJADIAN, KEMBALI / SADAR / INSYAF, PERMULAAN SEGALA SESUATU, KUKUH HATI DAN DADA “BUKANKAH KAMI TELAH MELUASKAN KESADARAN UNTUKMU?” [QS AL INSYIRAH (94):1] “MAKA APAKAH ORANG-ORANG YANG TELAH ALLAH LAPANGKAN DADANYA / KESADARANNYA KEPADA ISLAM, LALU IA MEMPEROLEH CAHAYA DARI TUHANNYA..” [QS AZ-ZUMAR (34):22] “DAN KAMI TELAH MENCABUT APA YG TERDAPAT DALAM DADA MEREKA PERASAAN DENDAM/IRI, SEHINGGA MEREKA DAPAT MERASAKAN PERSAUDARAAN DUDUK BERHADAPAN DI ATAS DIPAN-DIPAN [AL-HIJR (15):47]

AL-FUAD BERARTI KETETAPAN, MANFAAT DAN HASIL, KEMATIAN “FUAD (HATI) ITU TIDAK PERNAH DUSTA TERHADAP APA YANG TELAH IA LIHAT” [QS AN-NAJM (53):11] SESUNGGUHNYA PENDENGARAN, PENGLIHATAN, DAN FUAD (HATI) SEMUANYA AKAN DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABAN [QS AL-ISRA (17):36]

AKAL ILAHIYAN BERARTI IKATAN, TAMBATAN, BENTENG ATAU PENGHALANG, SESUATU YG MENGIKAT ATAU MENGHALANGI SESEORANG UNTUK TERJERUMUS DALAM DOSA/KESALAHAN DAYA UNTUK MEMAHAMI DAN MENGGAMBARKAN SESUATU DORONGAN MORAL DAYA UNTUK MENGAMBIL PELAJARAN DAN KESIMPULAN SERTA HIKMAH JENIS : ‘AQL, FIKR, LUB

‘AQL MENUNJUKKAN PENGGUNAAN AKAL FIKIRAN PADA UMUMNYA, BAIK ORANG BERIMAN / TIDAK, AWAM “APAKAH KAMU MENYERU ORANG-ORANG KEPADA KEBAIKAN SEDANGKAN KAMU MELUPAKAN DIRIMU SENDIRI, PADAHAL KAMU SELALU MEMBACA KITAB, MAKA APAKAH KAMU TIDAK MENGGUNAKAN AQL ?

FIKR KERJA OTAK PARA AHLI, INTELEKTUAL, KELOMPOK MANUSIA YG MEMILIKI POTENSI MELAKUKAN PERENUNGAN RASIONAL YANG ILMIAH (OBYEKTIF, SISTEMATIS, METODOLOGIS, ARGUMNTATIF) “KATAKANLAH APAKAH SAMA ORANG YANG BUTA DENGAN ORANG YANG MELIHAT ? MAKA APAKAH KAMU TIDAK MERENUNGKANNYA/MENGGUNAKAN FIKR ?” [ QS AL AN’AM (6):50]

LUB KERJA OTAK PARA RASUL, NABI, AULIYA, ATAU AHLI WARIS MEREKA (ULAMA) MENJAUHKAN DIRI DARI TAGHUT & TIDAK MENYEMBAHNYA LAGI SENANTIASA MENGGANTUNGKAN HIDUP DAN KEHIDUPANNYA KEPADA ALLAH SEMATA MENERIMA BERITA GEMBIRA MELALUI MUSYAHADAH (MENYAKSIKAN LANGSUNG) DARI ALLAH MENGIKUTI AJARAN ALLAH SECARA APLIKATIF MAUPUN EMPIRIK SENANTIASA MEMPEROLEH HIDAYAH ALLAH “MEREKA ITU ADALAH ORANG-ORANG YANG TELAH DIBERI ALLAH PETUNJUK, MEREKA ITULAH ORANG-ORANG ULUL ALBAB” [QS AZ-ZUMAR (39):18]

INDERAWI ILAHIYAH PENGLIHATAN DAPAT MENEMBUS HAKIKAT DARI APA SAJA YANG DILIHAT PENDENGARAN DAPAT MENANGKAP SUATU YANG HAQ DAN BATHIL PENCIUMAN DAPAT MEMBAU AROMA YANG HAQ DAN BATHIL, HALAL-HARAM PENGECAP DAPAT MERASAKAN MAKANAN/MINUMAN YANG HAQ DAN BATHIL PERABA DAPAT MERASAKAN DAN MENANGKAP MAKNA DARI APA YANG DISENTUHNYA, BAHWA DI SANA ADA KEBENARAN DAN KEBATILAN, KEBAIKAN-KEBURUKAN

JASAD/FISIK Diciptakan Allah melalui pertemuan sperma dengan ovum Proses perkembangan jasad : Sel Sperma bertemu sel telur  Nutfah  ‘Alaqah  Mudghoh  ‘idhooma Lahma Jasad-Ruh dipertemukan ketika jasad berusia 120 hari Kemudian Allah Ciptakan Indera dan Fuad (qolbu)  bagian dari nafs/jiwa

Q.S. Al Mu’minuun (23) : 12-14 12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah 13. Kemudian Kami jadikan nutfah (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) 14. Kemudian nutfah itu Kami jadikan ‘Alaqah (segumpal darah yg menempel), lalu Kami jadikan Mudghoh (segumpal daging), dan segumpal daging itu Kami jadikan ‘idhooma (tulang belulang), lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging (Lahma). Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Q.S. AS-SAJDAH (32) : 9 Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam(tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur

Tujuan Penciptaan Manusia Sebagai khalifah lil ardh (QS 2: 30) Sebagai abdullah (QS 51: 56)

Relasi-relasi Manusia Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (hablum minannas) kesadaran utk beramal ma’ruf nahi munkar [QS 3: 110], atau mengumbar nafsu rendah [QS 38: 6, QS. 45: 23] Hubungan antar-manusia (hablum minannas) Membina silaturahim [QS 4:1], atau memutuskannya [QS 12:100] Hubungan manusia dengan alam sekitar (hablum minal’alam) Pelestarian, pemanfaatan alam dgn baik [QS 11: 6], atau menimbulkan kerusakan [QS 30: 41] Hubungan manusia dengan Sang Pencipta (hablum minallah) Beribadah padaNya [QS 51: 56], atau ingkar dan syirik [QS 4: 48]