ASESMEN PROSES DAN HASIL BELAJAR Oleh Mawardi Tugas Matakuliah Psikologi Pendidikan Lanjut Pengampu : Prof. Dr. Suharto,M.Pd & Dr. Sutarno,M.Pd
Pengertian Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi ASESMEN PROSES DAN HASIL BELAJAR Pendahuluan Pengertian Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi Tujuan dan Prinsip Asesmen Teknik Asesmen Pembelajaran Analisis Item Implikasi
Pendahuluan Asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses belajar-mengajar Asesmen dilakukan guru sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran (Henson & Eller (1999:457) Tiga kemampuan pokok yang harus dimiliki seorang guru : a) merencanakan kegiatan pembelajaran b) melaksanakan kegiatan pembelajaran c) menilai proses & hasil belajar siswa
Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi Pengertian Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi Pengukuran Allen & Yen (1979:24) : pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu. Guilford (1982:23) : pengukuran adalah penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu Henson & Eller (1999:456) menyatakan : “ Measurement is the noun form of the word measure, which means to ascertain the dimentions, quantity, or capacity of.
Asesmen Asesmen adalah proses pengumpulan informasi guna membuat keputusan (Anderson, 2003:xi) Popham (1995:3) mempertegas, bahwa ‘Educational assessment is a formal attempt to determine students’ status with respect to educational variables of interest’ Asesmen dapat juga didefinisikan sebagai proses dari pengumpulan dan pengujian informasi untuk meningkatkan kejelasan pengertian tentang apa yang sudah dipelajari oleh pebelajar dari pengalaman-pengalamannya (Huba dan Freed, 2000:8). Asesmen berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar peserta didik saja, tetapi mencakup semua proses mengajar dan belajar (Griffin & Nix (1991)
Asesmen (lanjutan) PP. No.19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 angka 17 : asesmen/penilaian adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan 4 hal pokok terkait dengan tindakan asesmen: (1) asesmen merupakan kegiatan mengumpulkan informasi karakteristik siswa yang dilakukan secara sistematis, (2) tujuan utama untuk menginterpretasikan perbedaan dalam pola- pola belajar siswa, (3) asesmen dapat membantu pengajar memfokuskan diri pada strategi mengajar yang efisien dan tepat, dan (4) asesmen pada dasarnya merupakan proses yang berlangsung terus-menerus.
Evaluasi Tyler seperti dikutip oleh Mardapi, D. (2004) menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai Stufflebeam (Fernandes 1994) mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan (judgement alternative).
Hubungan Pengukuran – Asesmen- Evaluasi Johnson & Johnson (2006:5), bahwa asesmen dapat saja dilakukan tanpa evaluasi tetapi tidak akan mungkin melakukan evaluasi tanpa melakukan asesmen. Asesmen idealnya dilakukan secara terus-menerus, sedangkan evaluasi boleh jadi dilakukan cukup hanya sekali waktu. Pengukuran, asesmen, dan evaluasi bersifat hierarkhis dan simultan, maksudnya kegiatan tersebut dilakukan secara berurutan dan atau bersamaan, yaitu mulai dari mengembangkan instrumen pengukuran (tes maupun non tes), mengadakan pengukuran, kemudian melakukan asesmen (penilaian). Untuk kepentingan pengambilan keputusan mengenai prestasi peserta didik, dilakukan kegiatan evaluasi.
Hubungan Pengukuran – Asesmen- Evaluasi
Tujuan dan Prinsip Asesmen Popham (1995:4-13) asesmen bertujuan antara lain untuk: mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar, memonitor kemajuan siswa, menentukan jenjang kemampuan siswa, menentukan efektivitas pembelajaran, dan mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran.
Dengan melaksanakan asesmen pembelajaran, guru dapat mendiagnosis kemudahan dan kesulitan belajar peserta didik, sekaligus memantau kemajuan belajarnya, sehingga secara tepat dapat menentukan peserta didik mana yang perlu pengayaan dan peserta didik mana yang perlu pengajaran remedial. Hal ini dilakukan untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan. Di samping itu, guru dapat mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang dipersyaratkan. Dengan melaksanakan asesmen pembelajaran, guru mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam proses pencapaian kompetensi, sehingga guru dapat secara langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik.
Guru dapat memberikan umpan balik untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan kebutuhan peserta didik dengan mendasarkan pada hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu, guru juga dapat memilih alternatif jenis dan model penilaian yang tepat untuk pembelajaran. Hasil dari asesmen pembelajaran dapat memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. Contoh hasil ulangan peserta didik dimintakan tanda tangan dan komentar orang tua. Informasi semua aspek kemajuan peserta didik dapat dipergunakan oleh guru untuk membantu pertumbuhan peserta didik menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh; dan memberikan bimbingan yang tepat kepada peserta didik untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.
Prinsip-prinsip Asesmen 1. Komprehensif (menyeluruh) 2. Berorientasi pada kompetensi 3. Terbuka, adil dan objektif 4. Berkesinambungan 5. Bermakna 6. Terpadu, sistematis dan menggunakan acuan patokan 7. Mendidik dan akuntabel
Prinsip-prinsip Asesmen (lanjutan 1) Sahih Terandal Objektif Seimbang Membedakan Fair Praktis
Teknik Asesmen Pembelajaran Teknik Tes dan Non Tes Teknik Tes : Essay test dan Objective test Objective test Completion Test True False Test Matching Test Multiple Choice Test, etc
Teknik Asesmen Pembelajaran Teknik Non Tes Penilain unjuk kerja Penugasan Portofolio Penilaian Sikap/afektif : misal skala sikap, minat dll. Teknik Asesmen Pembelajaran
Teknik Asesmen Pembelajaran Teknik Non Tes Penilain unjuk kerja Penugasan Portofolio Penilaian Sikap/afektif : misal skala sikap, minat dll. Teknik Asesmen Pembelajaran
Contoh Instrumen penilaian unjuk kerja dalam mengukur volume air dengan menggunakan gelas ukur
Teknik, bentuk, domain dan ragam asesmen
Analisis Item Analisis item : penelaahan butir soal untuk mengetahui kualitas sebuah instrumen tes. Ada dua pendekatan : kualitatif dan kuantitatif Analisis Kualitatif Dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal. Dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan. Aspek yang diperhatikan : materi, konstruksi, bahasa, dan kunci jawaban/ pedoman penskorannya
Analisis Kuantitatif Penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik hasil try-out Umumnya menelaah : a) tingkat kesukaran, b) daya pembeda, c) validitas dan d) reliabilitas item
Soal Pilihan Ganda (PG) 1) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran : angka proporsi yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar semakin mudah, sebaliknya semakin rendah berarti soal itu makin sukar. Indeks Tingkat Kesukaran 0.00 – 0.25 0.26 – 0.75 0.76 – 1.00 Sukar Sedang Mudah (Aiken .1994).
P = ------- N B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut B P = ------- N B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul N = jumlah peserta didik P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi jumlah keseluruhan peserta didik (proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar)
2) Daya Pembeda (DB) atau Discriminatory Power (DP) Daya Pembeda (DB) atau Discriminatory Power (DP) : indeks yang menunjukkan bagaimana pilihan jawaban membedakan peserta didik pandai dan yang kurang pandai. Henson & Eller (1999:478) (KA-KB) DB = ------------- 0,5 X J KA : jumlah peserta dalam kelompok atas (sekitar 30%, berdasarkan ranking skor total) yg menjawab benar KB : jumlah peserta dalam kelompok bawah (sekitar 30%, J : jumlah seluruh peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah
Soal Uraian Menganalisis tingkat kesukaran dan daya pembeda tes uraian dilakukan dengan cara: Tentukan 25 % kelompok atas (KA) dan kelompok bawah (KB) Hitung jumlah skor KA dan jumlah skor KB Hitung P dan DB
P = ————————— 2n(skormaks — skormin) ∑A + ∑B — (2nskormin) 2n(skormaks — skormin) ∑A = jumlah skor KA ∑B = jumlah skor KB n= 25% peserta skormaks = skor maksimum setiap butir tes skormin = skor minimal setiap butir tes
∑A — ∑B DB = ————————— n(skormaks — skormin) ∑A = jumlah skor KA ∑B = jumlah skor KB n = 25% peserta skormaks = skor maksimum setiap butir tes skormin = skor minimal setiap butir tes
Validitas Tes (PG maupun Uraian) Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya (Sudijono, A. 2001) Tipe validitas : a) validitas isi (content), b) validitas konstruk (construct), dan c) validitas berdasar kriteria (criterion-related) : validitas konkuren (concurrent) dan validitas prediktif (predictive).
Menghitung angka koefisien validitas Validitas tes diperlihatkan oleh korelasi skor tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria. (Contoh : pada program SPSS skor item dikorelasikan dengan skor total) Tekniknya : analisis korelasional. Koefisien korelasi antara tes dan kriteria (rXY) merupakan koefisien validitas.
Rentang indek validitas No Indeks Interpretasi 1 0,81 – 1,00 Sangat tinggi 2 0,61 – 0,80 Tinggi 3 0,41 – 0,60 Cukup 4 0,21 – 0,40 Rendah 5 0,00 – 0,20 Sangat rendah
Validitas Tes (PG maupun Uraian) Reliabilitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg Ada 4 cara untuk menghitung reliabilitas tes : a) Reliabilitas diperoleh dengan test and retest, b) Menguji peserta tes dengan dua tes paralel dan skor dari kedua tes dikorelasikan. c) dengan cara split-half (belah dua), dan d) menggunakan rumus KR-20 (Kuder-Richardson 20).
No Indeks Interpretasi Rentang indek reliabilitas No Indeks Interpretasi 1 0,80 — 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 — 0,60 Reliabel 3 < 0,60 — 0,40 Cukup reliabel 4 < 0,40 — 0,20 Agak reliabel 5 < 0,20 Kurang reliabel
Implikasi Asesmen merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan asesmen harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Implikasinya bahwa guru hendaknya merancang asesmen bersamaan dan melekat dengan design instructional yang disusunnya. Gunakan kisi-kisi asesmen untuk mengontrol kecakupan kompetensi dan bahan pelajaran serta instrumen yanjg tepat
2. Asesmen harus didasarkan pada tujuan pembelajaran secara utuh, mengukur ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik mengacu pada taksonomi Bloom yang telah direvisi. 3. Untuk memperoleh hasil asesmen yang maksimal asesmen dilakukan sepanjang kegiatan pengajaran ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajar, kemampuan mengajar guru dan untuk kepentingan penyempurnaan program pengajaran
Pengukuran aspek psikologis dilakukan dengan cermat, memperhatikan sampel perilaku sebagai dasar pengembangan prosedur dan alat ukurnya. Konstruk psikologis dalam proses dan hasil pembelajaran tidak dapat didifinisikan secara tunggal, tetapi selalu berhubungan dengan konstruk yang lain. Dengan demikian dalam pelaksanaan asesmen hendaknya menggunakan teknik asesmen alternatif, disamping teknik yang standar.
Untuk itu kegiatan pengukuran dalam prosedur asesmen yang baik harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kekeliruan. Untuk kperluan mengeliminir kesalahan ini disarankan untuk melakukan try out isntrumen pengukuran dan melakukan analisis item.
TERIMA KASIH