UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengantar Teknopreneurship Pertemuan 1
Advertisements

CHAPTER 7 Pengembangan Sistem
Konsep Dasar Kewirausahaan
Mekanisme Pelaksanaan untuk Pemeliharaan Jalan
BUSINESS PROCESSES AND BUSINESS RISKS
Rika Kharlina Ekawati, S.E., M.T.I
@ 2009 Rahmad Wijaya Analisis dan Desain Sistem Informasi Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis.
BAB ORIENTASI KONSEP PPO
MATERI 12 PERILAKU ORGANISASI
Sosialisasi EQA BAN-PT – Dikti, Juli-Agustus 2009.
BUSINESS PLAN.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
COMPLETE, Profile Lulusan Undip
Jl. MT. HARYONO Kav.51 Jakarta Selatan
Bab 9 Pengembangan Produk Baru dan Strategi Siklus Hidup Produk
Analisis Jiwa Kewirausaahan Pada Diri Sendiri
KEBIJAKNAN PELATIHAN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL
PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI
DEFINISI DAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Efektivitas Organisasi (Pertemuan ke-2)
PERENCANAAN MANAJEMEN MUTU
RENCANA STRATEGIS LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPADA MASYARKAT
Karakteristik Entrepereneur
SEMINAR SAP DAN GBPP PHP-PTS INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA
Oleh : Tim Persiapan Otonomi Pengelolaan Unair Sebagai Badan Hukum Milik Negara OTONOMI PENGELOLAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Langkah-langkah Strategis
SOSIALISASI e-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI
IT untuk Keunggulan Kompetitif
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERTEMUAN 9 Otoritas, Pendelegasian Wewenang dan Sentralisasi
Information Systems, Organizations, and Strategy
Manajemen & Evolusi SI/TI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Widodo J Pudjirahardjo WJP Consultation Network
Introduction to management M-3
Manajemen Resiko Proyek
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (PSSI).
Konsep Dasar Manajemen dan Paradigma Manajemen yang Berubah
DeSAIN OrgANISASI & SDM Perencanaan SDM II (lanjutan)
Manajemen Proyek.
Karakteristik Entrepereneur
Koordinasi dan Rentang Manajemen
PERTEMUAN 9 Otoritas, Pendelegasian Wewenang dan Sentralisasi
Manajemen Umum PERTEMUAN 7 Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Training, Learning, and Development Strategy
Dasar-Dasar Periklanan
PERTEMUAN 14 Pengendalian
PERENCANAAN (planning)
Young entrepreneur Woman entrepreneur Minority entrepreneur Migrant entrepreneur Part-timer entrepreneur Home-based entrepreneur.
SISTEM PENJAMINAN MUTU
Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ORGANISASI
Hal : 1 New Job Pendahuluan
CISB444 - Strategic Information Systems Planning
PERAN STRATEGIS MSDM IKA RUHANA.
PERTEMUAN 14 Pengendalian
INTRAPRENEURSHIP BY CANDRA TAUFIK, S.T., MBA..
BAB 6 PERENCANAAN 1. PERENCANAAN 2. PROSES PERENCANAAN 3. PERENCANAAN SITUASIONAL 4. PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN 5. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH.
Manajemen Keuangan Universitas Komputer Indonesia 2012
INTRAPRENEURSHIP.
Perencanaan Pertemuan Keempat.
Innovative Management for Turbulent Times
INTRAPRENEURSHIP.
WISIK MAYANG SARI TATA NIAGA 5B
SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN
SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN
FAKTOR DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan.
Kerangka Kerja IT Balanced Scorecard
Workshop Peningkatan Akreditasi Institusi Bagi PTS LLDIKTI Wilayah I
Transcript presentasi:

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS INTRAPRENEURSHIP: AKULTURASI SIKAP INTRAPRENEURSHIP DALAM DUNIA PENDIDIKAN Dr. Sjamsul Arifin SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG Malang, 9 Juli 2011

OUTLINE PRESENTASI PENDAHULUAN Konsep Terkait Intrapreneurship ANALISIS KONSEP DAN MODEL INTRAPRENEURSHIP Analisis Variabel Model Corporate Intrapreneurship INTRAPRENEURSHIP DI PT Persamaan Antara Badan Usaha dan PT Persepsi PT Terhadap Entrepreneurship Landasan Teori Pengajaran Entrepeneurship Strategi Akulturasi Intrapreneurship di PT Diagnosa Organisasi Proses Perubahan Organisasi Langkah dan Kegiatan untuk Perubahan Faktor Penghambat Pengembangan Intrapreneurship di PT KESIMPULAN

PENDAHULUAN Dunia terus berubah dan organisasi dituntut menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan Lingkungan PT mengalami perubahan dan tuntutan stakeholder PT berubah: menghasilkan lulusan PT yang mampu menciptakan lapangn kerja, bukan hanya mencari kerja. Lulusan PT menganggur 182, 2 ribu tahun 2006 Melonjak menjadi 409,9 ribu 2007 Terdapat perubahan paradigma bahwa entrepreneurship dapat diajarkan di PT. Bagaimana persyaratan yang harus dipenuhi agar PT mampu berinovasi sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman? Intrapreneurship konsep yang relatif baru dan dapat berkontribusi pada kinerja organisasi. Apa yang dimaksud dengan intrepreneurship dan bagaimana menanamkan sikap tersebut di PT?

KONSEP TERKAIT INTRAPRENEURSHIP ”internal corporate entrepreneurship” (Arslan & Cevher, 2007). “entrepreneurship practiced by individuals inside founded organizations” (Shetty, 2004: 9). Entrepreneur Bentuk-bentuk kombinasi baru termasuk melaksanakan hal-hal baru atau melaksanakan hal-hal yang sudah ada dengan cara baru, termasuk: pengenalan produk baru; metoda produksi baru; pembukaan pasar baru; sumber supply yang baru; organisasi baru Inovasi The successful creation, development and introduction of new products or processes (Arslan & Cevher, 2007). (Keberhasilan dalam penciptaan, pengembangan, dan pengenalan suatu produk atau proses).

KONSEP TERKAIT INTRAPRENEURSHIP Intrapreneurship: dalam dunia PT, intrapreneurship adalah semangat dan kegiatan yang bersifat entrepreneurship yang dipraktekkan di PT. Entrepreneurship: merupakan kegiatan yang menghasilkan inovasi baik berupa produk barang dan jasa maupun proses produksi barang dan jasa. Contoh, dalam dunia pedidikan, produk atau proses tersebut dapat berupa pengajaran dan pembelajaran, riset, knowledge transfer, kurikulum baru, dan perubahan kualitas alumni (Mitchell: 2007). Inovasi: Keberhasilan dalam penciptaan, pengembangan, dan pengenalan suatu produk atau proses Self-employed Employee Entrepreneurial Independent entrepreneur Intrapreneurs (or corporate entrepreneurs) Managerial (Managerial) business owners Executive managers

INTRAPRENEURSHIP DALAM MODEL STRATEGIC MANAGEMENT Elemen-elemen yang berpengaruh pada variabel “intrapreneurship” Seberapa kuat semangat intrapreneurship dalam suatu organisasi yang terefleksi pada “innovative venturing” & “strategic renewal”

FRAMEWORK OF CORPORATE ENTREPRENEURING Perilaku yang mendorong motif intrapreneurship saling berinteraksi Hasil akhir dari interaksi  seberapa kuat semangat untuk mengimplementasikan ide baru

DIMENSI INTRAPRENEURSHIP New ventures dan new businesses: Pendirian perusahaan dan bisnis (usaha) baru merupakan dimensi paling penting karena dapat menciptakan bidang usaha baru dalam suatu organisasi yang telah berdiri. Product innovation: Schumpeter menekankan peran entreprenuer sebagai inovator. Schumpeter: entrepreneur membuat kombinasi baru terhadap sumber daya untuk menciptakan produk yang sebelumnya tidak ada. Process innovation: Intrapreneurship meliputi cara atau prosedur baru dalam proses produksi (Antoncic & Hisrich, 2003: 16) Self-renewal: Intrapreneurship berarti transformasi organisasi melalui pembaruan ide dasar sehingga berbeda dibandingkan dengan ide dasar pada saat organisasi didirikan. Risk taking: Entrepreneur berani mengambil risiko, bersedia untuk menyediakan waktu dan tenaga untuk mewujudkan ide baru menjadi inovasi dalam suatu organisasi dengan memanfaatkan keahlian dan pengalamannya. Pro-activeness: sebagai pionir untuk kelangsungan hidup organisasi, menunjukkan tekad untuk meraih peluang yang menjanjikan dan bukan hanya reaktif terhadap langkah yang ditempuh pesaing. Competitive aggressiveness: kecenderungan perusahaan untuk menantang pesaingnya.

KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN INDIVIDU INTRAPRENEURSHIP TINGKAT ORGANISASI TINGKAT INDIVIDU Management support Work discretion Rewards/reinforcement Time availability Organizational boundaries Risk taking propensity Desire for autonomy Need for achievement Goal orientation Internal locus of control

FAKTOR PENGHAMBAT INTRAPRENEURSHIP Arah Stratejik: tidak terdapat strategi entrepreneurship secara formal dari pimpinan puncak (visi, role model sasaran inovasi, dan komitmen para eksekutif). Sistem: sistem evaluasi dan reward yang kurang tepat, sistem perencanaan dan alokasi anggaran yang kaku. berpengaruh sebagai diinsentif bagi entrepreneurship. Struktur: terlalu hirarkis, manajemen top-down, rentang kendali yang terlalu sempit, silo, komunikasi terbatas, dan akuntabilitas tidak jelas. sebagai karakter organisasi besar. Kebijakan dan prosedur: prosedur persetujuan panjang dan berbelit, persyaratan dokumen yang berlebihan, dan sasaran yang tidak realistis. Budaya kerja: budaya kerja yang tidak mendukung semangat inovatif dan tidak terdapat konsensus terhadap prioritas. Budaya kerja merupakan perekat yang menyatukan organisasi entrepreneural secara keseluruhan. Dalam kultur tradisional suatu perusahaan, Patuhi perintah yang diberikan; Jangan membuat kesalahan; Jangan melampaui batas wilayah; dan Waspadai sekeliling anda. 6. Kapabilitas entrepreneurship rendah: entrepreneur memerlukan jiwa, semangat, dan keahlian 7. SDM: karakter individu karena learning is path dependent Resistence to change Inertia Status quo

ORGANISASI ENTREPRENEURIAL VERSUS BIROKRATIS ENTREPRENEURIAL ORGANIZATIONS BUREAUCRATIC ORGANIZATIONS Take risk Avoid risks Stay innovative Do routine work Focus on result Focus on activities Focus on teamwork Focus structures Do technical work Do administrative work Stay flexible Have tight controls See the organization as a system Practice parochialism and “nichemanship” See change as good Prefer the status quo Tolerate and learn from mistakes Avoid and punish mistakes Believe managers are motivated by creating something out of nothing Believe that managers are motivated by upward movement in an established structure

ENTREPRENEURIAL LEADER VERSUS MANAGERIAL LEADER Encourage their people to go beyond their momentary Knock the pioneering spirit out of people Give confidence to act on initiative Give little or o responsibility Foster entrepreneurship through example Are not role models for entrepreneurship Don’t allow structure to hinder creativity Allow slow decision to extinguish creativity Perceive entrepreneurs to be purposeful initiators Perceive entrepreneurs to be rash risk-takers Give innovation priority over operational efficiency Allow operational efficiency to have priority over innovation Forgive rather than insist on permission Dominate with blame more than stimulate with praise Are interested in everyone’s entrepreneurial development Are more interested in their own entrepreneurial Communicate by listening attentively Communicate only when they want something Embrace change all the time Do not like change because too busy

III. INTRAPRENEURSHIP DI PT

PERSAMAAN ANTARA BADAN USAHA DAN PT Intrapreneurship di PT (riset) pada dasarnya tidak berbeda dengan di perusahaan (komersial) dalam tahapannya. Persamaan lain: Memiliki visi, misi, strategi Tidak terlepas dari pengaruh lingkungan Memiliki sumber daya dan kapabilitas

PERSEPSI PT TERHADAP ENTREPRENEURSHIP PT sebagai ivory tower, berubah menjadi research university dan selanjutnya entrepreneurial university Kesenjangan antara hasil penelitian dengan kebutuhan nyata Perubahan kebutuhan lulusan PT Terjadi perubahan paradigma bahwa kewirausahaan dapat diajarkan Semula entrepreneurship dianggap tidak memerlukan pendidikan formal Kewirausahaan dapat diajarkan di PT (Fiet, 200) Pengajaran entrepreneurship terbukti telah mengubah pola pikir dan perilaku mahasiswa dan membangkitkan kecenderungan untuk menjadi wirausaha.

LANDASAN TEORI PENGAJARAN ENTREPENEURSHIP Cognitive Model of Entrepreneurship (Ajzen, 1991) Teori Entrepreneurial Development (Pinchot, 1985) Didasarkan pada teori planned behavior Asumsi: individu akan terdorong menggali potensi entrepreneurship apabila percaya memiliki kemampuan, terdapat lingkungan yang mendukung, dan terdapat dukungan sosial. Faktor yang perlu diperhatikan: Masyarakat khususnya harus menunjukkan sikap positif terhadap tujuan ini; kalangan akademik harus yakin bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melaksanakannya; dan Bagi kalangan staf akademik perlu meyakini perlunya semangat intrapreneurship. Apabila suatu organisasi yang telah berdiri bermaksud untuk melakukan perubahan mendasar (transformasi) degan tujuan mengembangkan semangat entrepreneurship maka diperlukan faktor-faktor pendukung seperti: komitmen pimpinan tertinggi dan para pejabat senior; corporate model; pengembangan budaya; identifikasi intrapreneurship talent; reward (dalam bentuk uang dan non-materi); sistem penilaian.

STRATEGI AKULTURASI INTRAPRENEURSHIP DI PT

DIAGNOSA ORGANISASI SURVEI REVIEW ORGANISASI Review strategi yang ada sekarang untuk mendukung kegiatan entreprenurship. Review lingkungan organisasi. Review pemahaman tentang inovasi yang ingin dicapai PT. Identifikasi sasaran untuk mencapai tujuan strategi corporate entrepreneuring dan program untuk mencapainya Lakukan penilaian bahwa sistem, struktur, dan budaya kerja tidak menghambat kegiatan untuk berinovasi Berikan insentif dan sarana untuk melaksanakan proyek-proyek entrepreneural. Apakah organisasi/PT saudara mendorong perkembangan para staf yang berjiwa entrepreneurship? Apakah individu di organissai/PT saudara diijinkan untuk mengerjakan pekerjaannya dengan caranya sendiri ataukah mereka harus selalu meminta ijin sebelumnya? Apakah organisasi/PT saudara telah mengembangkan cara untuk mengelola produk eksperimental dan produk komersial? Apakah sistem dalam organisasi/PT saudara telah dibangun untuk mendorong pekerjaaan yang bersifat risk taking dan mentolerir kesalahan? Apakah para staf di organisasi/PT saudara lebih cenderung untuk mengembangkan ide baru atau mempertahankan kartu masing- masing?

INTRAPRENEURSHIP DAN KINERJA ORGANISASI Tujuan diagnosa: Mengukur masing-masing variabel di atas yang berpengaruh pada kinerja organisasi

PROSES PERUBAHAN ORGANISASI Unfreezing: mencairkan perilaku individu dan organisasi dari kondisi saat ini yang tidak diinginkan. Change: melaksanakan perubahan perilaku individu dan organisasi sesuai dengan yang diinginkan. Refreezing: membekukan kembali perilaku individu dan organisasi setelah terjadi perubahan sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

LANGKAH DAN KEGIATAN UNTUK PERUBAHAN ACTIONS ACTIVITY 1 Endorsement Oleh pimpinan tertinggi. Pejabat senior berperan sebagai role model. 2 Incorporation Kedalam program Universitas, Fakultas, Departemen, dan Rencana individu 3 Implementation & Communication Penetapan sasaran yang akan dimonitor, Publikasi & sosialisasi strategi 4 Encouragement & support Hard support: penyediaan fasilitas pendukung, seperti laboratorim, pre- inkubator, inkubator, science park, ruang diskusi, sarana komputer dan kebutuhan peralatan lainnya, serta dana yang memadai. Soft support: training, mentoring dan konsultasi, dukungan manajerial dan teknis lainnya. 5 Recognition and reward organization Pemberian imbalan (reward) yang adil termasuk promosi (kenaikan pangkat) Pengembangan riset antar disiplin ilmu, pengajaran kelompok, pendidikan mengenai kewirausahaan, pendirian pusat pengembangan Entrepreneurship. 6 Promotion activity Kompetisi penyusunan business plan, entrepreneurship halls of fame, kisah- kisah keberhasilan, role model.

FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN INTRAPRENEURSHIP DI PT (Kirby, 2006) Karakter hubungan yang bersifat impersonal. Struktur organisasi hierarkis dan memerlukan banyak tingkat persetujuan Pengawasan ketat sebagai akibat dari berbagai aturan dan prosedur. Budaya lembaga yang konservatif. Kurang urgensi ketersediaan hasil dengan segera. Kurang kapabilitas kewirausahaan karena tidak berpengalaman sebagai wirausaha dan bukan merupakan tradisi PT Metode pemberian kompensasi yang kurang tepat Mengurangi kualitas PT yang lebih fundamental (integritas pengembangan ilmu) Peran sebagai ilmuwan dan bukan sebagai pengusaha

KESIMPULAN Kalangan akademik telah menyadari pentingnya pengembangan karakter intrapreneurship di PT Intrapreneurship memiliki karakter berbeda dengan karakter tradisional universitas Perubahan menjadi universitas berkarakter intrapreneurship merupakan bentuk proses transformasi organisasi yang perlu dikelola dengan dengan menggunakan framework yang jelas Melakukan perubahan di PT merupakan tantangan besar Keberhasilan dalam menerapkan semangat entrepreneurship akan meningklatkan kinerja PT dan bermanfaat secara langsung bagi para lulusannya. UM telah memiliki track record dalam mereformasi organisasi dan melakukan perubahan: IKP  UM Webometrics (peringkat 1256 tahun 2010; Unibraw 2026; Unair 1628) Learning university

Terima Kasih