Pemodelan dan Simulasi Sistem Kontinu linear

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Rangkaian Listrik
Advertisements

“GAYA”.
Analisis Rangkaian Listrik Klik untuk melanjutkan
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Analisis Rangkaian Listrik Oleh : Sudaryatno Sudirham
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan s” 2.
Sistem Persamaan Diferensial
METODE TEMPAT KEDUDUKAN AKAR (ROOT LOCUS)
ANALISIS TANGGAP TRANSIEN
BAB 6 OSILASI Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut.
GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI HARMONIK andhysetiawan.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-9
MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK
BAB 2 SISTEM NYATA (Realitas)
Open Course Selamat Belajar.
Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde-2.
Persamaan Diferensial Biasa 2
Kuliah Gelombang O S I L A S I
FI-1201 Fisika Dasar IIA Kuliah-14 Fenomena Gelombang PHYSI S.
Karakteristik Respon Dinamik Sistem Lebih Kompleks
OSILASI TEREDAM OSILASI TEREDAM DENGAN GAYA PEMACU
Persamaan Differensial Linier Dengan Koefisien Variabel
GERAK SELARAS Klik disini ke Presentasi Sajian Pelengkap.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER
Rangkaian dan Persamaan Diferensial Orde 2
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR
ROOT LOCUS ROOT = akar-akar LOCUS = tempat kedudukan ROOT LOCUS
Analisis Rangkaian Listrik
Rangkaian RLC Seri Tanpa Sumber
Rangkaian RLC Seri Tanpa Sumber
Pertemuan Analisis dan Desain sistem pengaturan
PERSAMAAN DIFERENSIAL
Kestabilan Analisa Respon Sistem.
Fungsi Alih (Transfer Function) Suatu Proses
TEORI SINYAL DAN SISTEM
(Fundamental of Control System)
Pertemuan 1 PEFI4310 GELOMBANG
Pendahuluan Hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan sistem kontrol adalah : Respon transien Respon steady-state Stabilitas Dari elemen-elemen.
PERSAMAAN DIFERENSIAL
KALKULUS 2 RASP 2017.
GERAK HARMONIK SMA Kelas XII Semester 1. GERAK HARMONIK SMA Kelas XII Semester 1.
Transformasi Laplace Matematika Teknik II.
(tanpa gesekan) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.
Analisis Rangkaian Listrik
Reduksi Beberapa Subsistem
1 Tinjauan Singkat Osilasi
Representasi sistem, model, dan transformasi Laplace Pertemuan 2
Pendahuluan Hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan sistem kontrol adalah : Respon transien Respon steady-state Stabilitas Dari elemen-elemen.
Pemodelan Sistem Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 2.
Pemodelan Matematis.
BAB II MODEL MATEMATIKA
GERAK SELARAS.
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
Matematika Pertemuan 14 Matakuliah : D0024/Matematika Industri II
aljabar dalam fungsi f(s)
Kelompok 6 Hariza NiMade Nurlia Enda
Metode Numerik Prodi Teknik Sipil
Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar Menformulasikan hubungan.
aljabar dalam fungsi f(s)
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
Reza Pratama Rivaldi Amrillah Jhordan Rizal
IKG2H3/ PERSAMAAN DIFERENSIAL DAN APLIKASI
IKG2H3/ PERSAMAAN DIFERENSIAL DAN APLIKASI
Persamaan Diferensial Bernoulli. Persamaan diferensial (1.14) merupakan persamaan diferensial linear orde-1 (dalam variabel v), dan dapat diselesaikan.
GERAK SELARAS.
Persamaan Diferensial Linear Orde-1
III. Dinamika Robot 1.Pendahuluan  Persamaan Dinamika : Formulasi matematis yang menggambarkan tingkah laku dinamis dari manipulator dengan memperhatikan.
Notasi, Orde, dan Derajat
Transcript presentasi:

Pemodelan dan Simulasi Sistem Kontinu linear Nama : Widiya Oktaviani Npm : 065110366

Konsep kunci yang yang diperkenalkan pada Bab 6 ini adalah bahwa pencocokan (matching) dinamika suatu persamaan diferens dengan dinamika persamaan diferensial. Yaitu, penekanan pada menentukan diferns yang mempunyai akar (root), kutub (pole), nol (zero) ,nilai akhir dan fasa (phase) sama dengan persamaan diferensial kontinu yang bersangkutan.

Turunan persamaan differens dengan cara substitusi integrasi numerik Ada beberapa formulasi integrasi klasik, antara lain : formula integrasi Euler, integrasi segiempat, integrasi trapesium, integrasi T, dan sejumlah formula prediktor-korektor untuk integrasi numerik persamaan diferensial. Cara lain untuk menggunakan formula integrasi numerik adalah dengan membentuk suatu persamaan diferens. Perhatikan persamaan diferensial koefisien konstan orde satu berikut.

Ada dua keuntungan dalam menggunakan formula rekursi untuk menyelesaikan persamaan diferensial. Formula rekursi mengurangi jumlah penghitungan dalam simulasi persamaan diferens, dan dalam proses koefisiensi konstan linear, formulasi rekursi mengizinkan penggunaan formula integrasi implisit. Suatu contoh adalah formula integrasi trapesium yang mempunyai bentuk. Perhatikan integrasi Euler implisit (integrasi segiempat), yang mana berbentuk.

Dengan menggunakan persamaan diferensial orde satu, dapat dilihat bahwa yang mana bila diganti balik ( subsituted back ) ke dalam formula integrasi segiempat implisit memberikan persamaan diferens. Perhatikan bahwa persamaan ini masih dalam bentuk implisit yaitu Xn adalah fungsi dirinya sendiri. Tetapi persamaan ini dapat diselesaikan secara aljabar sebagai berikut.

Ada suatu pembatasan dalam penggunaan persamaan diferens simulasi tersebut. Jelas sistem kontinu orde dua dapat mempunyai tiga karakteristik dinamik berbeda : Kedua akar sistem adalah nyata(real) dan sama Kedua akar sistem adalah nyata dan tidak sama Kedua akar sistem adalah komplek Dinamika dari sistem kontinu orde dua dengan akar kompleks adalah berosilasi teredam secara alamiah dan tanggapan sistem dengan akar nyata adalah dengan tidak berosilasi meskipun teredam.

6.1 Simulasi sistem fisika listrik Rc

Gambar 6-2 berikut memperlihatkan diagram blok fungsi transfer sistem orde satu rangkaian listrik RC. Click

6.2 Simulasi Sistem Fisika Listrik RLC Perhatikan sistem orde dua rangkaian listrik RLC seperti terlihat pada gambar 6-4 dibawah ini

Click..\PRES KE 2\06_linear\04_rlc_14nov08\Debug\bsrte.exe

6.3 Simulasi Sistem Fisika Mekanika massa Pegas Peredam Perhatikan sistem orde dua mekanika massa pegas peredam seperti terlihat pada gambar 6-7 dibawah ini.

Click

6.4 Simulasi Sistem Dinamis Longitudinal Pesawat Terbang Boeing 747 6.4.1 Linearisasi Model Dinamis Longitudinal Pesawat Terbang

Simulasi Dinamis Longitudinal pesawat terbang boeing 747 Deskripsi penambahan variabel keadaan untuk dinamik longitudinal pesawat terbang yang telah dibahas di atas akan digunakan untuk mengamati gerak longitudinal pesawat boeing 747. turunan orde pertama yang didefinisikan di atas dapat mengambil nilai berbeda tergantung pada rancangan pesawat terbang.

6.4.2 Dinamika Short Period Pertama, perhatikan suatu sistem yang disederhanakan dimana dianggap bahwakecepatan tidak berubah selama manuver. tanggapan osilasi karakteristik ini berhubungan dengan apa yang dikenal dengan dinamika periode singkat(short period) dari tanggapan longitudinal pesawat terbang. Click

6.4.3 Dinamika Phugoid Gerak osilasi terlihat dalam simulasi ini mempunyai periode jauh lebih panjang dibanding short period. Osilasi tersebut dikenal sebagai gerak dinamika phugoid. Gerak phugoid berhubungan dengan perubahan dalam kecepatan pesawat seiring dengan perubahan anggukannya.

6.4.4 Dinamika Perubahan Throttle Manuver menanjak dibuat dalam suatu pesawat terbang tidak dengan menggunakan elevator untuk menggerakan pesawat ke atas tetapi dengan menaikan gaya dorong untuk menaikan gaya angkat. Gaya angkat yang meningkat membuat sudut serong a menurun, yang mana mengartikan pesawat mulai menanjak

6.5 simulasi sistem dinamis lateral pesawat terbang boeing 747 Gambar 6-15 dibawah ini memperlihatkan gerak lateral suatu pesawat terbang, yaitu merupakan gerak ke arah sisi (menyamping) dan belok.

Click