Sektor Industri Idham Cholid.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Fungsi dan Operasi Agroindustri
Advertisements

OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Apa Keuntungan EKSPOR.
BAB 6 EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO.
PERINDUSTRIAN MEDIA PEMBELAJARAN VERRY A.J.M. SILALAHI,S.Sos.
G E O G R A F I M E N G E N A L DUSTRI IN.
Pertanian dan industri manufaktur
INDUSTRI PERTEMUAN 9.
ALIRAN STRUKTURALIS Adalah aliran pengembangan ide dasar sosialisme yang muncul di akhir 1940 dan 1950an. Teori strukturalis percaya bahwa pembangunan.
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
Pengangguran di Indonesia
INDUSTRI Bila ada pertanyaan : Facebook : ranto.lumban.gaol
INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
EKONOMI KESEJAHTERAAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
PELAKU EKONOMI PERTEMUAN 10.
Tugas Individu Tugas di buat masing-masing oleh 2 orang.
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
Ekonomi Industri Idham Cholid.
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
Dr. H. Mustika Lukman Arief, SE. MM.
Pertemuan 7 Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri
PERTUMBUHAN EKONOMI ,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI , DAN KRISIS EKONOMI
TRANSFORMASI STRUKTURAL EKONOMI NASIONAL
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
GEOGRAFI INDUSTRI M. KHAIDIR CP.
SEKTOR PERTANIAN.
INDUSTRI PERTEMUAN KE-3.
INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Pertanian dan industri manufaktur
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BAB 6 EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO.
DATA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
PERTEMUAN KE-2 PENDAPATAN NASIONAL
PEMBANGUNAN INDUSTRI By Henny Oktavianti.
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
PERUBAHAN DAN PERTUMBUHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
03. INDUSTRI & TRANSPORTASI
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
BAB 2 KEGIATAN EKONOMI KONSUMEN DAN PRODUSEN
Modul / Tatap Muka 13 EKONOMI INDONESIA MENUJU 2013
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
PROSPEK DAN POTENSI UKM.
Definisi dan Arti Penting Agroindustri
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL : KEUNGGULAN KOMPETITIF
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
Assalammuallaikum wr.wb
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN USAHA UKM ( Studi Kasus, “ Jurnal Koperasi dan UKM”, ) mustikalukmanarief.
A. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PENGEMBANGAN INDUSTRI & STRATEGI INDUSTRIALISASI
Peranan Sektor Industri di Indonesia
Perekonomian Indonesia
BAB 5 PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
EKSPOR IMPOR.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
MK :Manajemen Agrobisnis SKS : 2/1 Dosen : Dr. Ir. Rini Widiati, MS
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2020
Transcript presentasi:

Sektor Industri Idham Cholid

Definisi dan pengertian industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Argumentasi Industrialisasi Teori argumentasi keunggulan komparatif akan mengembangkan subsektor atau jenis-jenis industri yang memiliki keunggulan komparatif. Teori argumentasi keterkaitan industrial akan mengutamakan pengembangan-pengembangan industri dibidang ekonomi. Teori argumentasi penciptaan kesempatan kerja, memprioritaskan pengembangan industri-industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Salah satu jenisnya yaitu padat karya ataupun industri kecil. Teori argumentasi loncatan teknologi mempercayai dengan menggunakn teknologi tinggi maka akan memberikan nilai tambah yang sangat besar, dan harus mampu diiringi dengan kemajuan teknologi disektor lain.

Strategi Industrialisasi Pola subsitusi impor (import substitution), dikenal dengan istilah strategi “orientasi ke dalam” atau inward looking strategy ialah suatu strategi industrialisasi yang mengutamakan pengembangan jenis-jenis industri untuk menggantikan kebutuhan akan impor produk-produk sejenis. Sedangkan yang kedua merupakan strategi promosi ekspor (export promotion), dikenal dengan istilah “orientasi keluar” atau outward looking ialah strategi indusrialisasi yang mengutamakan pengemabangan jenis produksi yang bertujuan untuk menghasilan produk untuk di ekspor. Dalam strategi ekpor ini biasanya berkelanjutan dari strategi impor. Namun dalam proses industrialisasi bisa saja strategi promosi ekspor dijalankan tanpa harus didahului oleh strategi impor. Hal itu bergantung antara lain pada potensi relative pasar dalam negri yang bersangkutan.

Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku Industri ekstraktif Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain. Industri nonekstaktif Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar. Industri fasilitatif Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya Industri padat karya adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

Jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya (Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 ) Industri kimia dasar contoh: seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil. Industri kecil Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah Aneka industri, misalkan: seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.

Jenis-jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja Industri rumah tangga, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang. Industri kecil, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang. Industri sedang atau industri menengah, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang. Industri besar, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry) Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industry) Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry) Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, Yaitu industri yang didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan dimana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja. Misalnya : Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi.

Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lais, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya : Industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya. Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya. Industri tersier, Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Faktor-faktor pendorong industrialisasi Kemampuan teknologi dan inovasi. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat. Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan. Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi. Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.

Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di suatu negara. Perkembangan industri manufaktur di suatu negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, perkembangan industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat merosot ketimbang grafik peningkatannya. Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga internasional terhadap prospek industri manufakfur di berbagai negara memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dari 60 negara yang menjadi objek penelitian, posisi industri manuaktur Indonesia beradah di posisi terbawah bersama beberapa negara Asia, seperti Vietnam. Riset yang meneliti aspek daya saing produk industri manufaktur Indonesia di pasar global, menempatkannya pada posisi yang sangat rendah.

Perkembangan industri manufaktur di Indonesia juga dapat dilihat dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto atau PDB. Bahkan pada tahun 2005 dan awal tahun 2006, banyak pengamat ekonomi yang mengkhawatirkan terjadinya de-industrialisasi di Indonesia akibat pertumbuhan sektor industri manufaktur yang terus merosot. De-Industrialisasi merupakan gejala menurunnya sektor industri yang ditandai dengan merosotnya pertumbuhan industri manufaktur yang berlangsung secara terus menerus. Melorotnya perkembangan sektor industri manufaktur saat itu mirip dengan gejala yang terjadi menjelang ambruknya rezim orde baru pada krisis global yang terjadi pada tahun 1998. Selain menurunkan sumbangannya terhadap produk domestik bruto, marosotnya pertumbuhan industri manufaktur juga menurunkan kemampuannya dalam penyerapan tenaga kerja. Sebagai sektor industri yang sangat penting, perkembangan industri manfaktur memang sangat diandalkan. Penurunan pertumbuhan sektor industri ini dapat menimbulkan efek domino yang sangat meresahkan. Bukan saja akan menyebabkan PDB menurun namun yang lebih mengkhawatirkan adalah terjadinya gelombang pengangguran baru. Apa lagi problem pengangguran yang ada saat ini saja masih belum mampu diatasi dengan baik.

Permasalahan Sektor Industri Manufaktur 1. Kelemahan Struktural Basis ekspor dan pasar masih sempit walaupun Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam dan teknologi komunikasi, tapi produk dan pasarnya masih terkonsentrasi: Terbatas pada empat produk (kayu lapis, pakaian jadi, tekstil & alas kaki). Pasar tekstil dan pakaian jadi terbatas pada beberapa negara: USA, Kanada, Turki dan Norwegia. USA, Jepang & Singapura mengimpor 50% dari total ekspor tekstil dan pakaian jadi dari Indonesia. Produk penyumbang 80% dari ekspor manufaktur indonesia masih mudah terpengaruh oleh perubahan permintaan produk di pasar terbatas. Banyak produk manufaktur terpilih padat karya mengalami penurunan harga muncul pesaing baru seperti cina dan vietman. Produk manufaktur tradisional menurun daya saingnya sbg akibat factor internal seperti tuntutan kenaikan upah.

Ketergantungan Impor sangat Tinggi Pada tahun 1990, Indonesia menarik banyak PMA untuk industri berteknologi tinggi seperti kimia, elektronik, otomotif, dsb, tapi masih proses penggabungan, pengepakan dan assembling dengan hasil: a. Nilai impor bahan baku, komponen dan input perantara masih tinggidiatas 45%. b. Industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi dan kulit bergantung kepada impor bahan baku, komponen dan input perantara masih tinggi. c. PMA sector manufaktur masih bergantung kepada suplai bahan baku dan komponen dari LN. d. Peralihan teknologi (teknikal, manajemen, pemasaran, pengembangan organisasi dan keterkaitan eksternal) dari PMA masih terbatas. e. Pengembangan produk dengan merek sendiri dan pembangunan jaringan pemasaran masih terbatas.

Tidak ada Industri Berteknologi Menengah a. Kontribusi industri berteknologi menengah (logam, karet, plastik, semen) terhadap pembangunan sektor industri manufaktur menurun tahun 1985 -1997. b. Kontribusi produk padat modal (material dari plastik, karet, pupuk, kertas, besi & baja) thd ekspor menurun 1985 – 1997 c. Produksi produk dg teknologi rendah berkembang pesat.   Konsentrasi Regional Industri menengah dan besar terkonsentrasi di Jawa.

2. Kelemahan Organisasi Industri kecil dan menengah masih terbelakangproduktivtas rendah Jumlah TK masih banyak (padat Karya). Konsentrasi Pasar. Kapasitas menyerap dan mengembangkan teknologi masih lemah. SDM yang lemah.

Strategi Pembangunan Sektor Industri Dalam startegi pelaksanaan industrialisasi: 1. Strategi substitusi impor (Inward Looking). Bertujuan mengembangkan industri berorientasi domestik yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea dan Taiwan. Pertimbangan menggunakan strategi ini: Sumber daya alam dan Faktor produksi cukup tersedia. Potensi permintaan dalam negeri memadai. Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri. Kesempatan kerja menjadi luas. Pengurangan ketergantungan impor, sehingga defisit berkurang.

2. Strategi promosi ekspor (outward looking) Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing. Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil : Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang baik pasar input maupun output. Tingkat proteksi impor harus rendah. Nilai tukar harus realistis. Ada insentif untuk peningkatan ekspor.

Pengertian Industri dan Industrialisasi Industri merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang homogen atau barang yang memiliki sifat saling mengganti yang sangat erat. Dari sisi pembentukan pendapatan secara makro industri merupakan kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. (Hasibuan, 1993: 12) Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari perkembangan yang mantap, penelitian dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin dan organisasi serta intelektual dalam produksi. Industrialisasi dalam arti sempit, menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga non-hayati dalam rangka produksi barang atau jasa. Meskipun defiinisi ini terasa sangat membatasi, industrialisasi tidak hanya di terdapat pabrik atau manufaktur, tapi bisa juga meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga non-hayati). Demikian pula dengan transportasi dan komunnikasi.

Lintasan Sejarah Sektor Industri Pada sekitar tahun 1920-an industri di Indonesia hampir semuanya dipegang oleh orang asing meskipun jumlahnya relative sedikit. Industri yang ada pada saat itu adalah industri kecil atau industri rumah tangga seperti tekstil, padi, dll. Sedangkan perusahaan besar modern hanya ada dua, itupun milik asing. Yaitu pabrik rokok milik Brithis American Tobacco dan perakitan kendaraan bermotor General Motor Car Assembly.  Sekitar tahun 1930-an depresi besar melanda Indonesia dengan meruntuhkan perekonomian penerimaan ekspor pun menurun sehingga mengakibatkan pengangguran. Situasi tersebut memaksa pemerintah untuk bertindak dengan mengubah system dan pola kebijaksanaan ekonomi kemudian memberikan kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian industri baru.

Konsep dan Tujuan Industrialisasi Dalam konsep sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari revolusi industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di Inggris, yang ditandai dengan penemuan metode baru untuk permintalan, dan penemuan kapas yanng mencipatakan spesialisasi dalam produksi, seta peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan. Sejarah ekonomi dunia menunjukan bahwa industrialissi merupakan suatu proses interasksi antara pengemebangan teknologi, inovasi, spesialisasi, produksi, dan perdagangan anatarnegara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur ekonomi dibanyak negara, dari yang tadinya berbasis pertanian menjadi berbasis industri.

Thank you!