UKURAN DAN HIERARKI PERKOTAAN Kuliah Ekonomi Perkotaan MPKP Semester Gazal 2007-2008
1 Kota Monosentrik Monosentrik: Pusat kota menjadi pusat lingkaran sesuai dengan prinsip von Thunen Dalam teori von Thunen, pst kota O adalah menjadi CBD (central business district), di kelilingi beberapa aktivitas ekonomi, berbentuk lingkar monosentrik Y W 2 O 1 X a b
Ukuran Optimal Kota (Konfigurasi Barang & Layanan publik tertentu) 2 Efek aglomerasi dgn Barang dan layanan publik tertentu Manfaat Netto Efek eksternal negatif Ukuran optimal O Populasi dan Kegiatan
3 Teori von Thunen Teori ini telah menjadi satu dasar pemikiran ekonomi spasial. Ekonomi dasar teori ini ialah kegiatan pertanian di atas bidang datar homogen, ada pusat kota sebagai pusat pemasaran semua produk pertanian, tetapi tanpa ada angkutan jalan raya. Kemunculan jalan raya akan merobah konfigurasi ruang sekitar kota, atau akan merobah alokasi ruang terhadap komoditi yang ekonomis untuk diusahakan. Model lanjutan von Thunen terjadi dalam pergeseran batas secara paralel; tetapi hasil Simarmata (1988) menunjukkan, adanya perpotongan garis pembatas wilayah produksi
Konsekwensi von Thunen 4 Konsekwensi von Thunen Kota hanya berpusat tunggal, tidak ada potensi multi-center city Setiap kegiatan berada pada satu jalur melingkar mengelilingi pusat kota Asumsi ruang homogen mengesampingkan adanya prasarana transpor yang merubah pola lokasi dari yang diharapkan oleh teori ini Prasarana transpor berat menjadi faktor pemicu munculnya heterogenitas ruang kota secara horizontal
Maka: Teori Christaler 5 Maka: Teori Christaler Teori Christaler: Ruang pemasaran adalah susunan segi-segi enam beraturan. Akan terdapat hierarki pasar, sesuai dengan luas wilayah pemasaran tepat dari pusat bersangkutan. Makin tinggi posisi satu pusat akan terdapat variasi produk yang makin banyak, mencakup semua barang yang terdapat pada pusat-pusat di bawah Dari teori Christaler, orang dapat menyimpulkan adanya bentuk beraturan dalam ruang homogen tetapi dapat berubah dalam ruang tidak homogen yang berupa transformasi topologis
Teori Christaler (lanjutan) 6 Teori Christaler (lanjutan) Teori Christaler tidak berada pada ekonomi CRS (constant return to scale), karena ada biaya tetap (fixed cost) Jarak terjauh dalam setiap lingkaran pembungkus lingkaran segi enam ditentukan oleh biaya transpor hingga batas lingkaran Riset Beguin (1988) atas teori Christaler memberi: ruang homogen, tapi ada aglomerasi; threshold level berarti ekonomi skala; aglomerasi sebagai akibat jumlah pusat minimal; optimal ruang konsumen; territorial terbagi habis wilayah pasar
Teori Christaler (lanjutan) 7 Teori Christaler (lanjutan) Sistem hierarki ruang dari teori Christaler memberi hasil adanya 3 sistem: (L=1 + 6/a: a = 3; 2; 1) Prinsip pasar, dengan jumlah pusat pemasaran hierarki bawah sebesar 3 buah (K=1+6/3); (a = 3) Prinsip transport, dengan jumlah pusat pasar hierarki bawah sebesar 4 buah (K= 1+6/2) (a=2) Prinsip Administrasi, dengan jumlah pusat pasar hierarki bawah sebesar 7 buah (a=1) Sistem hierarki ini nantinya ternyata diperoleh dari teori Losch
Pasar hexagonal pertama dan kedua 8 Pasar hexagonal pertama dan kedua o a b hexagoanal besar tengah orde ke-2 Bentuk Pasar Hexagonal bersumber dari ketentuan bahwa wilayah pemasaran harus homogen dan pada setiap titik hanya ada satu pasar dari semua pasar yang ada. Awalnya bentuk pasar individual adalah lingkaran; tetapi dua lingkaran yang bersing-gungan akan memiliki daerah kosong tanpa pemasok, dan agar semua daerah dapat terlayani, maka bentuk pasar masing-masing pusat produksi adalah hexagonal tadi
9 Teori Losch Teori Losch didasarkan pada teori persaingan monopolistik Chamberlin, dengan fungsi biaya eksplisit serta permintaan individuil. Sistem ini mencapai keseimbangan ekonomika-spasial. Ekonomi dasar sistem Losch adalah pertanian. Dan atas dasar asumsi sebelumnya, Losch pun sampai pada bentuk pemasaran heksagonal, serupa dengan bentuk dasar Chamberlin Gedanken experiment Losch ternyata sampai pada bentuk-bentuk konfigurasi Christaler
Arti Ekonomi dari Hierarki Kota 10 Arti Ekonomi dari Hierarki Kota Makin tinggi hierarki kota, makin luas wilayah pasar pelayanan. Ini mempunyai arti ekonomi penting: Variasi produk meningkat (economies of scope) Tiap unit produksi dapat memanfaatkan economies of scale Tiap produk harus memenuhi kriteria critical mass bagi produksi, yang memenuhi volume produksi minimal Kota dari hierarki paling tinggi adalah kota denan variasi produk terbanyak (umumnya)
Spesialisasi kota dan hierarki 11 Spesialisasi kota dan hierarki Ekonomi perkotaan menjadi faktor pembuka potensi spesialisasi, baik bagi individu atau perusahaan, industri dan pada gilirannya pada kota Adanya tiga tingkatan landasan ekonomi bagi perkotaan: perusahaan, industri, & aglomerasi atau urbanisasi akan terkait dengan hierarki kota dalam jaringan kota satu negeri Makin tinggi hierarki kota, makin vital peran dari efek aglomerasi dalam ekonomi kota dibanding tingkat industri apalagi perusahaan Spesialisasi kota yang paling vulnerable dalam kesinambungan jangka panjang ekonomi kota ialah bila kota tergantung perusahaan produk tertentu
Jaringan Kota: Jaringan Sistem Produksi 12 Jaringan Kota: Jaringan Sistem Produksi Ekonomi Kota: Basik dan Non-Basik, di mana basik menjadi kegiatan untuk ekspor Interaksi ekonomi basik dalam semua kota menjadi pembentuk jaringan produksi nasional Kegiatan Non-Basik dapat merupakan barang publik lokal (non-tradable goods) ataupun sektor swasta pasar lokal Dengan mengacu pada tabel I-O, satu sektor dapat sekaligus menjadi basik dan non-basik Dalam jangka panjang, kota dapat melakukan transformasi non-basik menjadi basik
Sektor basik pembentuk jaringan produksi 13 Sektor basik pembentuk jaringan produksi Sektor basik adalah kegiatan ekspor, berarti merupakan landasan kehidupan kota secara umum. Tetapi kegiatan basik harus didukung oleh kegiatan non-basik yang sesuai Manfaat komparatif dan kompetitif setiap kota akan merupakan kinerja komplementer antara kegiatan basik dan non-basik. Hal ini makin menonjol dalam era globalisasi sebab tiap kota berhadapan dengan dunia luar
14 hierarki Polarisasi Campuran Jaringan
15 Rank 1 Rank 2 Rank 3 Rank 4 Rank 5 Hierarki kota, di mana kota rank rendah dgn jumlah produk kecil Model Christaler kota-kota, makin Timggi level kota makin luas da- erah pemasarannya Dalam grafik hierarki bagian kiri ada pertanyaan, yang ditunjukkan oleh garis penghubung merah: Dapatkah satu kota dari ranking 4 berhubungan dengan kota ranking 5 yang berada di luar wilayah pengaruh kota raking 4 tersebut?
Uji Coba Losch utk wilayah IOWA, Amerika Serikat 16 Uji Coba Losch utk wilayah IOWA, Amerika Serikat Tingkat hierarki 1 2 3 4 5 Jumlah teorik pusat 0-1 2-3 9-10 39 154 615 Jumlah pusat yang diamati 9 153 615* Jarak teorik antara pusat (mil) 179 90 45 22 11 5,6 Jarak antara pusat hasil pengamatan (mil) 94 50 24 10 5,6* * adalah harga-harga obserbasi Sumber:Lösch direproduksi oleh Camagni (1992) Demand curve Market Area Losch Market
Bagaimana dengan Indonesia? 17 Bagaimana dengan Indonesia? Uji coba Losch di Iowa, USA merangsang orang bertanya: bagaimana halnya di Indonesia? Ada perbedaan vital antara Iowa dan USA secara umum dengan Indonesia, di mana Indonesia merupakan negara kepulauan, sedang USA adalah negara benua. Bentuk kurva hasil mencari logaritma rank-size di Indonesia terlihat lebih distrorted dibanding kurva sama untuk kota2 USA Tugas: Coba saudara susun jarak-jarak kota di Indonesia, baik secara nasional maupun per pulau
Hukum Zipf Zipf: Power Law – Rank Size dari kota-kota. 18 Hukum Zipf Zipf: Power Law – Rank Size dari kota-kota. Dengan mengambil log rank dan ukuran kota diperoleh hubungan linier Tetapi dengan menggambarkan hubungan itu dari data yang ada, garis itu tidak selalu dalam bentuk ideal, lurus, tetapi berkelok Data untuk kota-kota Indonesia memberi gambar dalam slide berikut Garis biru adalah data 1995, dan garis merah adalah data 1990. Garis 1995 lebih tinggi dari garis 1990, sebab penduduk naik
19
Grafik Rank-Size kota-kota AS (2000)
Externalitas Jaringan kota 21 Externalitas Jaringan kota Teori jaringan menyatakan adanya efek eksternal positif dari satu sistem jaringan. Jaringan kota akan mempunyai efek positif tersebut, yang secara konvensional muncul dari adanya jaringan transportasi Fenomena mutakhir, sistem jaringan terjadi dalam bidang telekomunikasi, yang berarti makin memperbanyak sumber efek eksternal sistem jaringan. Secara prinsip, efek ini akan meningkatkan kinerja ekonomi nasional.