KAJIAN STAF PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA ( JSS ) Unpublished paper

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2009.
Advertisements

POTENSI DAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN MAMBERAMO - IRIAN JAYA
assalamu’alaikum wr. wb
NORMA STANDAR PEDOMAN MANUAL
PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
Pengembangan Jaringan Kereta Api
KARAKTERTISTIK JARINGAN JALAN
MANUSIA, TANAH, DAN LAHAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
PENETAPAN TERMINAL TIPE B DI JAWA BARAT
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
Rapat Pansus III Dewan Sumber Daya Air Nasional
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010.
TINJAUAN ASPEK GEOTEKNIK
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
PERUBAHAN UU NO. 24 TAHUN 1992 DAN PENYUSUNAN RTRW PULAU DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN Oleh Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen.
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
oleh : Ir. Ruchyat Deni Dj., M.Eng Direktur Penataan Ruang Nasional
Hubungan Antar Pemerintahan
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
Perencanaan Tata Guna Lahan
ASSALAMU’ALAIKUM KELOMPOK 6: 1. Lian Yustiatin
KEBIJAKAN STRATEGI PERKOTAAN NASIONAL
PENYUSUNAN RTRW KECAMATAN SANDARAN BERBASIS MASYARAKAT
PENYUSUNAN RTRW KECAMATAN SANGKULIRANG BERBASIS MASYARAKAT
22 September 2014 Bappeda Jabar
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
PAPUA, KEPULAUAN INDONESIA YANG TAK TERPANDANG
Dampak Pariwisata dan Lingkungan Binaan
Tugas SISTEM TRANSPORTASI REGIONAL DAN ANTAR MODA
Konsep Pengembangan Wilayah
Disampaikan oleh: ACHMAD SATIRI (Kabag Hukum, Organisasi, dan Humas)
KOORDINASI, INTEGRASI DAN SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
UPDATE INISIATIF MENDORONG PENGELOLAAN DAS PEUSANGAN
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
Daya Tarik dan Daya Dorong Kota-Desa
RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017
Tipologi perkembangan daerah pantai/pesisir
RENCANA KERJA DINAS KEHUTANAN TAHUN 2017
DANA ALOKASI KHUSUS 2008 “Kebijakan dan Mekanisme Alokasi”
Dasar Hukum: UU 38/2004 tentang Jalan
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
31 Januari 2012 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Oleh: Enan Adiwilaga.
03. SISTEM PRASARANA TRANSPORTASI DARAT
By Siti Nurul Chotimah, S. Pd
SELAMATKAN PESISIR KITA SELAMATKAN TELUK LAMPUNG
TEKNIS PENYUSUNAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
Bahan tayang 3-4 Mei.
BALADA TAMBAK UDANG DI LAMPUNG TIMUR
VISI MISI STRATEGI.
PENATAAN RUANG DESA PANTAI
Dikutip dari berbagai sumber
Fatmawati Outline Definisi-Definisi Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk.
TANTANGAN TRANSPORTASI KOTA CILEGON DIMASA MENDATANG
PEMBANGUNAN APLIKASI INFORMASI PELUANG PENANAMAN MODAL
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
MANFAAT PERAIRAN LAUT.
PERMASALAHAN TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP
BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI KEBIJAKAN PRIORITAS KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN.
DISAMPAIKAN pada Musrenbang rkpd kabupaten belitung
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH. “ 2 1.Struktur Organisasi 2.Pembagian Kerja 3.Timeline Kerja 4.Latar Belakang 5.Isu Kab Lebak 6. Isu BWP 3 7. Tujuan Sasaran.
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
KLHS RDTR KASIHAN-SEWON
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
Achmad Rozi El Eroy.  Sebagai provinsi yang dekat dengan Jakarta dan memiliki 4 kabupaten dan 4 kotamadya, Banten memiliki potensi besar dengan luas.
Transcript presentasi:

KAJIAN STAF PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA ( JSS ) Unpublished paper Edisi 4 (15/0102) KAJIAN STAF PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA ( JSS ) Unpublished paper

Latar Belakang (1) Tingginya kebutuhan akan aksesibilitas yang cepat dari P. Jawa ke P. Sumatera dan sebaliknya akibat perkembangan wilayah dan ketergantungan produksi dan konsumen yang sudah sangat tinggi antar kedua pulau Pelayanan transportasi barang, orang dan jasa antar kedua pulau dengan penyeberangan kapal feri semakin lama semakin tidak optimal, yang disebabkan karena banyaknya faktor ketergantungan (alam, waktu, kapasitas dll.) Salah satu alternatif mengatasi hal tersebut adalah dengan pembangunan JSS, yang merupakan bagian dari jaringan transportasi lalu lintas antara P. Jawa dan P. Sumatera seperti yang tercantum pada PP 47/1997

Latar Belakang (2) JSS mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan keterkaitan hubungan sosial, politik, ekonomi dan fisik P. Jawa dan P. Sumatera diantaranya : Sebagai simpul yang menghubungkan sistem jaringan jalan arteri primer lintas Jawa – Sumatera Mendorong pertumbuhan dan pemerataan proses sosial ekonomi Jawa – Sumatera. Perekat NKRI dan menciptakan keseimbangan politis dan pertahanan keamanan sebagai dampak pemerataan kegiatan ekonomi Jawa – Sumatera Namun demikian pembangunan JSS juga dapat menimbulkan permasalahan yaitu perubahan pola dan struktur pemanfaatan ruang di P. Jawa dan P. Sumatera terutama pada kawasan yang dipengaruhi langsung (Prop. Banten & Prop Lampung), sehingga perlu kajian penataan ruang mengenai pembangunan JSS

Tujuan dan Sasaran Kajian Mengkaji dampak pembangunan jembtan Selat Sunda (JSS) terhadap perubahan pola dan struktur pemanfaatan ruang pada kawasan wilayah yang dipengaruhi jembatan tersebut. Sasaran Sinkronisasi kepentingan lintas sektor dan lintas wilayah yurisdiksi antar P. Sumatera dan P. Jawa dalam pemanfaatan ruang, terutama antar kabupaten/propinsi yang terkait langsung Memberikan masukan dan rekomendasi untuk upaya pengelolaan dampak akibat adanya pembangunan jembatan tersebut, khususnya bidang penataan ruang

Gambaran Umum Lokasi JSS Panjang trase JSS direncanakan sepanjang 27,4 km namun lokasi titik awal dan akhirnya belum ditetapkan (masih dalam tahap pre-FS) Pulau-pulau yang dilalui adalah pulau Kandang Lumuk, pulau Prajurit, pulau Sangiang dan pulau Ular Kedalaman dasar laut antara + 25 m s/d + 200 m dibawah permukaan air laut (lihat gambar 1)

Gambar 1 (peta)

Profil Kawasan yang dipengaruhi JSS Uraian Kab. Lampung Selatan Kab. Serang a. Sosial Jumlah Penduduk 1.111.358 jiwa 1.464.398 jiwa b. Ekonomi - PDRB - Sektor Dominan Rp. 922.842.000.000,- Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan dan industri pengolahan Rp. 4.866.872.000.000,- Industri, dan pariwisata c. Pelabuhan yang dipengaruhi Bakauheni (Pel. Feri) Panjang (Pel. Barang) Tl. Semangka (Pel. Pertamina) Tarahan (Pel. Batubara) Merak (Pel. Feri) Bojonegara (Pel. Barang) Tj. Sekong (P. Pertamina) d. Pergerakan Lalu lintas - Darat/Laut - Udara Jml penumpang : 2.196.713 /th Tk. pertumbuhan : 6,29% /th Jml penumpang ke Jkt : 65.277/th Jml. Barang ke Jkt : 14.284 kg/th Jml penumpang : 2.039.566 /th Tk. pertumbuhan : 6,3% /th Jml penumpang dari Jkt : 63.890 /th Jml barang dari Jkt : 234.355 kg /th

Profil Kawasan yang dipengaruhi JSS Uraian Kab. Lampung Selatan Kab. Serang e. Struktur Tata Ruang Kawasan Andalan Bandar Lampung – Metro dsk. Kawasan laut terkait kawasan Pulau Anak Krakatau Kawasan Bojonegara – Merak – Cilegon f. Sistem Kota-kota PKN : Bandar Lampung PKL : Kalianda Bakauheni PKW : Cilegon Serang PKL : Pandeglang Rangkasbitung Tangerang

Peta Kawasan Andalan & Sistem Kota-kota Kotabumi Metro 2 Bdr Lampung Kalianda Bakauheni Merak Cilegon 1 Tangerang Keterangan Serang Kawasan Andalan Pandeglang Bojonegara – Merak – Cilegon dsk. Bandar Lampung – Metro dsk. Rangkasbitung PKN PKW PKL

Peta Orientasi Pelayanan Sebelum Dibangun JSS Kotabumi Metro 2 Bdr Lampung Kalianda Bakauheni Merak Cilegon 1 Tangerang Jkt Serang Pandeglang Rangkasbitung Keterangan PKN PKW PKL

Peta Orientasi Pelayanan Sesudah Dibangun JSS Kotabumi Metro 2 Bdr Lampung Kalianda Bakauheni Merak Cilegon 1 Tangerang Jkt Serang Pandeglang Rangkasbitung Keterangan PKN PKW PKL

Prakiraan Orientasi pelayanan Kotabumi Metro 2 Bdr Lampung 7 6 3 Keterangan Kalianda 1. Serang – Bd. Lampung 2. Bakauheni – Kalianda 3. Kalianda – Bd. Lampung 4. Bakauheni – Serang 5. Bakauheni – Merak 6. Kalianda – Tangerang 7. Kalianda - Jakarta 5 2 Bakauheni 1 Merak 4 Cilegon 1 Tangerang Jakarta Serang Pandeglang Rangkasbitung Orientasi kegiatan Agglomerasi kegiatan PKN PKW PKL

Peta Analisis Pengembangan Kawasan Pariwisata Kotabumi Pengembangan wisata Way Kambas Metro 2 Rcn.Pengembangan wisata Batutegi Bdr Lampung Kalianda Bakauheni Rcn.Pengembangan wisata Tlk. Semangka Merak Keterangan : Cilegon Kalianda – Teluk Semangka 0,5 Jam Tl. Semangka - Bt. Tegi 0,5 Jam Kalianda – Way kambas 1,5 Jam Kalianda – Carita 0,5 Jam Kalianda – A. Krakatau 0,5 Jam Anyer Tangerang 1 Serang Carita Rangkasbitung Pengembangan wisata Anak Kratau Kawasan Wisata Pandeglang Kawasan Andalan Bojonegara – Merak – Cilegon dsk. Bandar Lampung – Metro dsk. Rencana pengembangan wisata Tj. Lesung PKN PKW PKL

Issu-Issu Strategis Adanya perubahan pola dan struktur pemanfaatan ruang kawasan/wilayah sebagai dampak pembangunan Jembatan Selat Sunda. Peluang terjadinya perubahan nilai-nilai sosial ekonomi dan budaya pada kawasan yang dipengaruhi pembangunan Jembatan Selat Sunda Adanya kendala kesiapan pemerintah pusat dan daerah dalam mengelola perubahan pemanfaatan ruang akibat operasionalisasi Jembatan Selat Sunda dan Perubahan Ekosistem kawasan/wilayah terutama sekitar trase Jembatan Selat Sunda

ANALISIS (1) SISTEM PRASARANA WILAYAH, SPASIAL DAN SISTEM KOTA a) Kecenderungan regionalisasi kegiatan ekonomi lintas yuridiksi akibat peningkatan aksesibilitas yang memberi peluang hubungan ekonomi antar wilayah yang lebih intensif. Terjadinya aglomerasi kegiatan ekonomi yang mendorong perubahan sistem kota (fungsi dan peran kota) terutama di Propinsi Banten dan Propinsi Lampung. Perubahan penggunaan lahan pada wilayah pengaruh (sepanjang trase, akses, dan kawasan yang mempunyai keunggulan komperatif dalam memanfaatkan jembatan secara optimal) Perubahan sistem transportasi, (status dan fungsi jaringan jalan, perubahan kegiatan pelabuhan penyeberangan Merak – Bakauheni, Panjang, pelabuhan udara, don modus transport). Potensi Kalianda – Way Kambas – Teluk Semangka – Waduk Batutegi, Anak Krakatau, Tj. Lesung, P. Sangiang, Anyer dsb. sebagai tempat pariwisata dapat lebih dikembangkan

ANALISIS (2) EKONOMI WILAYAH/KOTA DAN SOSIAL BUDAYA. Adanya potensi perkembangan kegiatan ekonomi di sekitar akses yang dapat mengganggu fungsi aksesibilitas JSS Adanya potensi perubahan nilai sosial dan budaya masyarakat setempat sebagai dampak perubahan kegiatan ekonomi. Penurunan aktivitas pada pelabuhan dapat mengakibatkan perubahan pola mata pencaharian penduduk yang terkait dengan kegiatan pelabuhan serta fungsi asset yang sudah ada KELEMBAGAAN DAN ROLE SHARING Masih adanya kelemahan dalam Role Sharing dalam proses penataan ruang antara pemerintah pusat, daerah, swasta dan masyarakat Potensi terjadinya konflik kepentingan dalam pengembangan kawasan

ANALISIS (3) DAMPAK LINGKUNGAN Kecenderungan perubahan ekosistem laut di sepanjang trase jembatan, seperti arus air laut, sebaran potensi ikan tangkap, kondisi terumbu karang (Terumbu Kaliot), terutama di sebelah barat Pulau Ular yang akan dilakukan reklamasi pantai Ancaman terjadinya abrasi pantai sebagai akibat perubahan arus akan berdampak pada berkurangnya kawasan konservasi dan budidaya pantai Peluang terjadinya peningkatan polusi sekitar trase jembatan (udara, sampah, estetika) terutama pada daerah pantai dan Pulau Sangiang serta pulau-pulau lainnya yang dilalui Adanya potensi perubahan keseimbangan lingkungan akibat galian material Perubahan pemanfaatan ruang pada kawasan pantai dan pulau-pulau kecil di Selat Sunda

P E T A A N A L I S A U Propinsi Lampung Propinsi Banten Bandar Lampung Perubahan status dan fungsi jaringan Jalan Perubahan pola & struktur pemanfaat ruang sekitar Cilegon – Anyer – Carita Perkembangan kota Anyer Penurunan fungsi pelabuhan Merak Perlu penambahan jln. Tol dari Anyer ke Cilegon Gangguan terhadap kegiatan pariwisata di Anyer Terganggunya kaw. lindung Kalianda Bakauheni Merak P. Sangiang Cilegon Anyer Serang Ke Jkt. Potensi P. Sangiang sebagai daerah tujuan wisata Perubahan Pola pemanfaatan ruang & ekosistem pulau pulau sepanjang trase P. Anak Krakatau Ke Jkt. Carita Perubahan fungsi kt. Kalianda menjadi PKW Perkembangan Bakauheni mjd pst kegiatan/kota baru Ancaman rusaknya kaw. lindung di Kalianda Perubahan orientasi Kalianda ke Jakarta Kaw. Militer Propinsi Banten Wil. Perkotaan Ujung Kulon Kaw. Lindung Kaw. Industri Jl. Arteri Primer Jl. Tol

Rekomendasi (1) Perlunya analisis Penataan Ruang yang mendalam akibat dibangunnya JSS, yang dapat diidentifikasi pengaruhnya terhadap pengembangan kawasan di akses-akses dan at grade seperti : Perubahan pola dan struktur pemanfaatan ruang Perubahan sistem transportasi Kajian perubahan fungsi pelabuhan Kajian sosial ekonomi dan action plan untuk masyarakat terkena dampak pengembangan kegiatan pariwisata meliputi : Kalianda – Way Kambas – Tl. Semangka – Waduk Batutegi, A. Krakatau, Tj. Lesung, P. Sangiang, Anyer dsb. Perlunya membuat buffer zone disepanjang jalan nasional untuk menghindari tumbuhnya kegiatan-kegiatan disepanjang jalan tersebut Perlunya mensosialisasikan rencana kegiatan pada stake holder pada saat FS untuk mendapatkan masukan perubahan tata ruang akibat pembangunan JSS Perlunya kerjasama pihak perencana desain teknik JSS dengan pihak perencana tata ruang untuk mengantisipasi dampak pemanfaatan ruang

Rekomendasi (2) Perlunya revisi RTR propinsi/kabupaten/kota dengan masukan dari analisis dampak pemanfaatan ruang pada studi Amdal dan desain teknik Perlunya dibentuk forum kerjasama pengembangan wilayah melalui legalisasi untuk mendukung terjadinya regionalisasi kegiatan yang merumuskan kesepakatan serta jaminan kepastian hukum dalam pemanfaatan ruang Perlunya kerjasama Pemerintah Propinsi Banten, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, serta Pemerintah Propinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan untuk menyiapkan sistem jaringan jalan lokal dan regional yang tidak hanya bertumpu pada / membebani jalan nasional Perlunya revitalisasi kawasan pelabuhan Merak yang akan mengalami penurunan fungsi Perlunya kajian terhadap integrasi moda transportasi dan utilitas

TERIMA KASIH