CARA MEMBINA PRAMUKA PUSDIKLATNAS, 2012 Oleh: Joko Mursitho
b. Pengetahuan dan keterampilan Membina Pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan: a. Kepribadian b. Pengetahuan dan keterampilan c. Kecendrungan/keinginan serta kemampuan, peserta didik sehingga menjadi manusia yang: kreatif, inovatif, pelopor dan mandiri. Oleh: Joko Mursitho
ACUAN DASAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRINSIP DASAR GERAKAN PRAMUKA METODE KEPRAMUKAAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN Sistem among Oleh: Joko Mursitho
Sistem beregu Kemite-raan Tanda Keca-kapan Kiasan Dasar Satya & Darma Learning by doing Sistem beregu Alam terbuka Menantang rohjas Kemite-raan Tanda Keca-kapan SAT TERPI-SAH Kiasan Dasar Oleh: Joko Mursitho
Syarat penting dalam membina adalah: Mengetahui sifat kejiwaan pesdik. Sifat-sifat anak usia S, G, T, D. Mengetahui keinginan / kebutuhan pesdik. Mengetahui latar belakang (budaya, sosial, ekonomi) peserta didik. Pembinaan harus menarik minat pesdik. Di sini materi pembinaan dapat dibungkus dengan lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan, bakti yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Oleh: Joko Mursitho
Sifat-sifat anggota Pramuka Siaga. Senang meniru Senang berdendang, menari dan bernyanyi Suka dipuji, mudah merajuk Senang menceriterakan dan mengadukan apa yang diketahui dan dialaminya. Rata-rata masih manja Suka berbekal Sangat senang bermain Oleh: Joko Mursitho
Cara membina Siaga Dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut. Membina Siaga adalah phase awal dalam pendidikan maka sifat-sifat Pembina Siaga yang tidak tidak bisa dicontoh oleh anak usia Siaga harus tidak dimunculkan di permukaan. Misalnya Pembina merokok, membentak-bentak, berkata agak jorok, dsb. Materi pembinaan banyak dibungkus, sehingga menarik (misalnya menceriterakan sifat-sifat kepahlawanan yang perlu dicontoh, dengan sosio drama). Oleh: Joko Mursitho
Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”. Sesuatu yg khayal, baik untuk mempuk imajinasi S, ttp jgn dilebih-lebihkan. Ceritera ttg fabel, farabel baik untuk S. Dlm abad modern ini baik apabila imajinasi tsb dipadukan dgn teknologi. Permainan perang-perangan tdk cocok untuk jiwa S. S harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bgmn setiap hari berbuat kebaikan. Baik dlm latihan, maupun melalui pesan Pembina untuk melaksanakannya di rumah. Untuk melatih kreativitas S (otak belahan kanan), maka akan sangat baik mrk ditugasi membuat lagu sederhana (jinggle), tarian, menulis pengalaman, atau mengarang, atau membuat yel-yel yg menyemarakkan kasih sayang. Kehidupan Siaga itu ada di Perindukan. Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”. Oleh: Joko Mursitho
4. Sifat-sifat Pramuka Penggalang Sebagian sifat-sifat Siaga masih ada pada G (variatif masing-masing anak). Senang bergerak, senang mengembara Usil, lincah, senang mencoba-coba Mulai menyukai lawan jenis Suka dengan sifat-sifat kepahlawanan Suara sudah mulai pecah/ parau bagi penggalang putra. Oleh: Joko Mursitho
PRAMUKA JAYA BARUNG, REGU, SANGGA, & REKA. BUKAN SEPERTI BIANGLALA BANYAK WARNA MENUJU CITA DALAM PRAJA MUDA KARANA SATU JANJI SERIBU BAKTI. MENUJU INDONESIA JAYA Oleh: Joko Mursitho
Cara Membina Penggalang Dpt menggunakan sebagian cara-cara membina S (sifatnya situasional) Kegiatan yg menantang, pengembaraan (hiking, climbing, camping, ) paling disukai G. Namun demikian harus dipersiapkan dg teliti faktor keamanannya. Kegiatan yg mengacu kedisiplinan sangat penting diberikan (misalnya berjenis-jenis PBB dan upacara). Rewards dan punishment mutlak harus dilakukan, dan ditegakkan. Kehidupan G ada di Regu, oleh karena itu kekompakan, kreativitas, dan disiplin beregu harus dipelihara. Pembina lebih banyak “ing madyo mangun karso” (di tengah-tengah membangkitkan kehendak & semangat belajar/ bekerja). Oleh: Joko Mursitho
Sifat-sifat Penegak Masa sosial (Kohnstamn) Mencari identitas/ jati diri Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah) Gemar pada kenyataan Mengenal Cinta - agresif Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya Oleh: Joko Mursitho
Memberikan kondisi lingkungan yang baik. 7. Cara membina Penegak Perangkat struktur kepenegakan harus tertib lebih dahulu, bila belum dibentuk lebih dahulu. Dewan Ambalan, dibentuk dg benar, tidak main tunjuk. Dimulai bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan keputusan Dewan Ambalan. Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track). Memberikan kondisi lingkungan yang baik. Oleh: Joko Mursitho
Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang kurang baik, semampunya. Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan lingkungan ke arah yang lebih baik. Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning to earn”; “Learning to serve”. Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap mengkontrol. Oleh: Joko Mursitho
Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”. Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN, kpd T diupayakan hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas program atau kegiatan yg telah dilakukan – kemudian di “Interpretasikan” secara detail program atau kegiatan tersebut secara rasional, biasanya T sudah tahu kelemahannya. Namun bila T terpaksa belum tahu kelemahannya baru dikemukakan “Negatif” nya. Contoh kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap adalah: Perkemahan Wirakarya. Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”. Oleh: Joko Mursitho
8. Sifat-sifat Pandega Sebagian besar sifat T ada pada D. D lebih terkonsentrasi pada kelompok dyadic atau triadic (kelompok duaan, atau tigaan). Jarang sekali (hampir tidak pernah ada) mereka secara bersama-sama melakukan kegiatan kemana-mana dalam jumlah 5 orang sampai 10 orang secara bersama-sama. Oleh karena itu “Reka” itu dibentuk cukup dengan 2 atau 3 orang sudah bisa. Dlm berhubungan dg lain jenis D tidak seagresif T, tetapi lebih terbuka. Oleh: Joko Mursitho
Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan Pembina cukup menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan penyadaran umum dalam apel pagi, atau apel malam menjelang tidur. Biasanya mereka sudah saling mengkontrol, tapi sering terjadi kalau ada penyimpangan di antara mereka saling melindungi – pada norma atau nilai yang dianggap sebagai nilai baru. Oleh: Joko Mursitho
CARA MEMBINA PANDEGA Cara yg paling baik dalam membina D adalah tidak bersifat menggurui, semua keputusan Racana baik yang menyangkut visi, misi, strategi, program kerja, rencana kerja, ataupun rencana kegiatan latihan dilaksanakan secara musyawarah, dan komitmen untuk patuh terhadap keputusan-keputusan yang telah ditetapkan sungguhpun tadinya ia tidak menyepakati. Oleh: Joko Mursitho
Pembina bertindak sebagai ”penghubung antar sistem”, artinya apabila ada materi-materi latihan yang diinginkan oleh Pandega yang tidak dikuasai oleh Pembinanya, maka Pembina mencari keluar (out sourcing), sungguhpun bisa saja meminta kepada anggota Pandega untuk mencarinya sendiri, sekaligus bertindak sebagai penghubung antar sistem Oleh: Joko Mursitho
Pembina 90% bertindak tut wuri handayani. Evaluasi kegiatan dapat dilakukan secara bersama-sama antara Pembina dan anggota Racana secara questioning. Apabila kegiatan di Racana sudah mapan maka Pembina lebih banyak bertindak sebagai motivator, mentor dan konsultan. Pembina 90% bertindak tut wuri handayani. Oleh: Joko Mursitho
Pramuka harus dibina sesuai dengan MINATnya untuk MENGABDI dan BERKARYA melalui proses: Learning by doing Learning to earn Earning to live Living to serve Learning by teaching Oleh: Joko Mursitho
HAKEKAT MEMBINA ADALAH MENGUBAH MENJADI BAIK Oleh: Joko Mursitho
Sukron katsiron Mercy Kam Sya Tse-tse Maraming Salamat Arigato, Thank You Apeng Gawang Matur Nuwun Oleh: Joko Mursitho
SESUDAH KETEMU KAK JOKO SEBELUM KETEMU KAK JOKO Oleh: Joko Mursitho