PROJECT KARAMA HYDRO POWER PLANT IN WEST SULAWESI PROVINCE REPUBLIC OF INDONESIA Akbar Tahir Head of Regional Development Planning Board, West Sulawesi Province Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition Jakarta , 13-15 November 2013 1 1
PROVINSI SULAWESI BARAT KONDISI UMUM Population : 1.312.651 People Population Density : 79 People/Km² Economic Grwoth (‘12) : 9.64 % Income per-capita (‘12) : USD 1,346 Region Profile : 6 Regencies, 66 Districts, 602 Villages Land Area : 16.990,77 Km² Coastal Area : 20.342,00 Km² Length of Coastal line : 677 Km Number of Island : 40 Islands 2 2
INTRODUCTION Tahun 2009, beban puncak (maximum load) di Provinsi Sulawesi Barat adalah 30 MW dengan kapasitas terpasang hanya 5 MW (PLTD) sehingga terdapat kekurangan daya sebesar 25 MW. Menurut perkiraan stakeholders, termasuk PLN, Power Grid dari empat Provinsi di Sulawesi: Selatan, Barat, Tengah dan Tenggara akan menyatu di tahun 2103-2014. Total enerji listrik ke-empat provinsi ini, menurut rencana PLN hingga tahun 2020 akan mampu menanggung beban puncak sebesar 2.536 MW. Jumlah pembangkit beroperasi maupun under-construction, saat ini, hanya mampu menghasilkan daya adalah 1.371,4 MW, terdapat kekurangan sekitar 1.164,6 MW. Untuk menutupi kekurangan terhadap kebutuhan daya listrik ini maka perlu untuk mengembangkan PLTA Karama.
KARAMA RIVER (cascade) Sungai Karama berada di bagian utara Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, panjang total 175 Km dengan head sekitar 600 m. Sungai ini mengalir dari pegunungan di bagian Timur ke arah Barat, dan Sungai Bonehau mengalir ke dalamnya, tepat di bagian tengahnya. Rasio vegetasi DAS lebih dari 96%. Muara sungai terletak sekitar 60 Km di sebelah utara Kota Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barat. Hasil Studi Tim Universitas Hasanuddin menyimpulkan Sungai Karama memiliki potensi untuk menghasilkan daya sebesar ± 2,200 MW.
KARAMA HYDRO POWER PLANT PROJECT Proyek PLTA Karama diawali dengan pertemuan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dengan Misi Bisnis Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dilanjutkan dengan presentasi Gubernur Sulawesi Barat pada International Infrastructure Investment Construction Forum di Beijing, 11-12 May 2010. Pemerintah RRT kemudian setuju untuk mendanai beberapa proyek infrastruktur di Sulawesi Barat, termasuk PLTA Karama yang tahap pertamanya (Karama No.1) direncanakan sebesar 1.35 Miliar USD. Studi AMDAL, FS dan masuk ke dalam Blue Book Bappenas sebagai Project KPS (Private Public Partnership) semuanya selesai pada Tahun 2011.
KARAMA HYDRO POWER PLANT PROJECT (MP3EI)
KARAMA NO. 1 HYDRO POWER PLANT PROJECT Reservoir Inundation Area of Karama No.1 Hydropower Project
KARAMA No. 1 HYDRO POWER PLANT PROJECT
KARAMA HYDRO POWER PLANT PROJECT Karama No.1 Hydropower Plant semula direncanakan untuk dilaksanakan oleh konsorsium CGGC (Ghezouba Group) dengan total daya sebesar 450 MW (untuk beban puncak) dengan target pembangunannya (konstruksi) pada tahun 2013. Namun pada pelaksanaan Studi LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan) oleh Tim Universitas Hasanuddin pada Tahun 2012, rencana pembangunan Bendungan PLTA Tahap I (head 120 m) akan menenggelamkan luas wilayah yang cukup signifikan, terdiri dari: 59 Dusun dari 12 Desa dan 2 Kecamatan, > 9.500 jiwa (2.200 KK) dan lahan produktif milik masyarakat. Terlebih lagi, bendungan ini akan menenggelamkan 47 km jalan Desa/Kecamatan, 10 jembatan dan situs budaya masyarakat lokal yang bernilai spiritual-budaya lokal yang tinggi. Rencana awal sesuai hasil FS dari CGGC secara aklamasi ditolak oleh masyarakat Kecamatan Kalumpang dan Kec. Bonehau yang menjadi lokasi Project Karama Hydropower Plant No.1.
KARAMA HYDRO POWER PLANT PROJECT (REVISION) Penolakan terhadap rencana cakupan wilayah bendungan (dam) yang terlalu luas dan berdampak sangat signifikan, disepakati untuk diperkecil luasannya dan meminimalkan dampak pada masyarakat di sekitar lokasi Karama No. 1 Hydropower Plant. Oleh PLN-Pemprov Sulawesi Barat-China disepakati untuk membangun 3-5 buah dam yang lebih kecil dengan total produksi daya 300 – 500 MW. Namun dengan kapasitas ini jelas bukan ditujukan untuk Beban Puncak untuk Sulbar-Sulsel-Sultra. Saat ini hasil kajian yang dilakukan oleh pihak China belum kami terima.
TERIMA KASIH THANK YOU