Disampaikan dalam Rapat Finalisasi Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkumpulan Sawit Watch Desember 2013
Advertisements

Perkeretaapian Khusus Tahap III Tahapan Menuju Perubahan Regulasi Jakarta 21 Juni 2011.
NOKEGIATANWAKTUTEMPATPENYELENGGARA 1WORKSHOP, SEMINAR & MEETING a)Rapat Evaluasi Kegiatan FRHLBT Thn 2011 & Program Kerja Tahun 2012) 12 Januari 2012.
Pengelolaan Keuangan Pribadi tahun Frans Krisnardi Terah
Strategi Nasional Literasi Keuangan
P E L A B U H A N.
Baseline Sektor Energi
/ / MARKETING PLAN / /
PENGANTAR KEPALA BKKBN KONFERENSI PERS
Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
KESIAPAN SDM INDONESIA DALAM PELAKSANAAN INTEGRASI LOGISTIK ASEAN 2013
ANGGOTA DPD HASIL PEMILU 2009 Jumlah Anggota DPD132 orang Jumlah Anggota DPD Laki-Laki97 orang Jumlah Anggota DPD Perempuan35 orang Presentase Jumlah Anggota.
Sasaran Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
KAWASAN INDUSTRI TERPADU
Rapat Pansus III Dewan Sumber Daya Air Nasional
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Jakarta, 25 Maret BMKG PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG JUMAT, 25 MARET 2011 WARNING : 1) POTENSI HUJAN LEBAT DISERTAI PETIR BERPELUANG TERJADI DI : 2)
VISASIA POIN SYSTEM CONCEPT
Jakarta, 17 Maret BMKG PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG WARNING : POTENSI HUJAN LEBAT DISERTAI PETIR BERPELUANG TERJADI DI : Selat Malaka Perairan Utara.
TINJAUAN ASPEK GEOTEKNIK
TATA TERTIB WORKSHOP TATA CARA PENANGANAN HASIL SAMPLING DAN PELAPORAN KTD MELALUI E-WATCH ALKES BANDUNG, 28 NOVEMBER 2014.
B A N G U N R U A N G K U B U S B A L O K T A B U N G.
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk.
Pertemuan 4 Perencanaan Pelabuhan
FOCUS GROUP DISCUSSION DALAM RANGKA RIPN
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
ANUITAS BERTUMBUH DAN ANUITAS VARIABEL
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
TRANSPORTASI LAUT.
JENIS TARIF ANGKUTAN.
PEMASARAN JASA KEPELABUHANAN
Sekilas Tentang Tariff Adjustment pada Tarif Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 12 Januari 2015.
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
DISAMPAIKAN PADA RAPAT DENGAR PENDAPAT DENGAN KOMISI VI DPR RI JAKARTA, JUNI 2012 BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN SABANG, BPKS JAKARTA, 23 APRIL 2013.
BIAYA, TARIF ANGKUTAN DAN PEMBENTUKAN HARGA
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DEPUTI BIDANG PERUMAHAN FORMAL
FASILITAS PELABUHAN.
JUMLAH DATA PENGHULU DAN KUA
STATISTIK PERTAMBANGAN NON MIGAS
Andri Wijanarko,SE,ME Teori Konsumsi Andri Wijanarko,SE,ME
PT ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
RAPAT KOORDINASI TEKNIS BADAN LITBANG HUKUM DAN HAM
SOSIALISASI PENGOPERASIAN ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA BAGI PANDU
TRANSPORTASI INDONESIA 2045
DATA KELULUSAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2007 S.D 2010
KEBIJAKAN PENINGKATAN KUALITAS TENAGA KERJA MUDA
DATA KEBUTUHAN GURU (NASIONAL) TAHUN
PENGEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN
I. PENGERTIAN PELABUHAN
DATA KEBUTUHAN GURU SD NEGERI (NASIONAL) TAHUN
DEFINISI PELABUHAN MACAM – MACAM PELABUHAN JENIS MUATAN PELABUHAN
DATA KEBUTUHAN GURU SMK NEGERI (NASIONAL) TAHUN
FGD Menko Perekonomian 25 Mei 2015 di Hotel Aryaduta – Jakarta
Port of Teluk Bayur FASILITAS PERALATAN 1. Luas Lahan
DIKLAT TEKNIS METEOROLOGI MARITIM
IDENTIFIKASI 24 PELABUHAN PENDUKUNG TOL LAUT
PERENCANAAN TATA RUANG NASIONAL, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
I. PENGERTIAN PELABUHAN
Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan yang khusus dipergunakan untuk angkutan penyeberangan dengan menggunakan Kapal Ro-Ro. Memuat atau membongkar.
SUMMARY MPDP WPS 2 dan KWS 2.2 WPS 2 : Kawasan di WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro Medan – Tebing Tinggi – Dumai - Pekanbaru 2.2 Kawasan Pertumbuhan.
Transcript presentasi:

Disampaikan dalam Rapat Finalisasi Rencana Induk Pelabuhan Nasional Strategi Pengembangan Pelabuhan di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Disampaikan dalam Rapat Finalisasi Rencana Induk Pelabuhan Nasional Jakarta, 9 Agustus 2011

Daftar Isi Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Kebijakan Pemerintah Terkait Kondisi Hinterland dan Dinamika Bisnis Daerah Pola Pengembangan Cabang/Unit Bisnis Arah Pengembangan Pelabuhan Strategis

GAMBARAN UMUM Pelindo I memiliki 12 Cabang Pelabuhan, 13 Pelabuhan Perwakilan, 4 Unit Bisnis, Tersebar di 4 Propinsi NAD, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau 1 2 3 3 3 1 ,TC 1 2 3 2 1 1 Pelabuhan Utama 2 3 2 Pelabuhan Pengumpul 3 2 2 3 Pelabuhan Pengumpan Perawang 1 2 Cabang Pelabuhan 1 Pelabuhan Perwakilan 3 3 3

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT Overview Terdiri dari 7 hub: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, Jakarta Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~3.4x dari $139 milyar di 2010 ke $473 milyar di 2030 dengan laju pertumbuhan koridor sebesar 6.3% dibandingkan estimasi baseline 4.5% Koridor Ekonomi Sumatera "Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional" Klaster industri karet dan sawit, KEK Sektor Fokus dan Strateginya 1. Minyak Kelapa Sawit/CPO  Fokus pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation. 2. Karet  Meningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir 3. Batubara  Meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api. FTZ Klaster industri sawit, KEK Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan Pelabuhan: Metro Medan, Dumai, Palembang Rel Kereta/Jalan: Trans Sumatera (Rel kereta/Jalan), termasuk rel kereta untuk CPO di Riau. Pembangkit Listrik di Sumatera Pembangkit Listrik di Sumatera untuk menumbuhkan industri hilir Mine-mouth dan processing plant untuk batubara di Sumatera Selatan Terdiri dari 7 hub: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, Jakarta Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~3.4x dari $139 milyar di 2010 ke $473 milyar di 2030 dengan laju pertumbuhan koridor sebesar 6.3% dibandingkan estimasi baseline 4.5% Sektor Fokus dan Strateginya: 1. Minyak Kelapa Sawit/CPO  Fokus pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation. 2. Karet  Meningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir 3. Batubara  Meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api. Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan Pelabuhan: Metro Medan, Dumai, Palembang Rel Kereta/Jalan: Trans Sumatera (Rel kereta/Jalan), termasuk rel kereta untuk CPO di Riau. Pembangkit Listrik di Sumatera Pembangkit Listrik di Sumatera untuk menumbuhkan industri hilir Mine-mouth dan processing plant untuk batubara di Sumatera Selatan 4

TG. PRIOK - TG. EMAS – TG. PERAK AUSTRALIA & NEW ZEALAND KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT Tatanan Kepelabuhanan Nasional EUROPEAN COUNTRIES ASIAN COUNTRIES AMERICAN COUNTRIES SINGAPURA – MALAYSIA PELABUHAN PERBATASAN MALAYSIA – FILIPINA PELABUHAN PERBATASAN F E D R S U M A T M A J O R BATAM BELAWAN DUMAI K. TANJUNG PERAWANG MALAHAYATI K. ENOK PALEMBANG PANJANG HUB INTERNASIONAL MAJOR F E D R KALIMANTAN PONTIANAK B.MASIN BALIKPAPAN SULAWESI MAKASSAR BITUNG MALUKU/ PAPUA AMBON SORONG ? MAJOR MALUKU, PAPUA, NTT, NTB KALIMANTAN & BALI TG. PRIOK - TG. EMAS – TG. PERAK HUB INT. FEEDER JAWA` MAJOR AUSTRALIA & NEW ZEALAND FEEDER

7 TERMINAL KHUSUS BATUBARA & CPO KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT ARAH PENGEMBANGAN PELABUHAN Lokasi Pelabuhan Untuk Kelancaran Arus Barang 25 PELABUHAN UTAMA 7 TERMINAL KHUSUS BATUBARA & CPO Plb. Lhoukseumawe Pelabuhan Belawan Pelabuhan Dumai Pelabuhan Tj. Pinang Pelabuhan Pekanbaru Pelabuhan Batam Pelabuhan Teluk Bayur Pelabuhan Panjang Pelabuhan Palembang Pelabuhan Banten Pelabuhan Tj. Priok Pelabuhan Pontianak Pelabuhan Tj. Emas Pelabuhan Tj.Perak Pelabuhan Banjarmasin Pelabuhan Kupang Pelabuhan Benoa Pelabuhan Samarinda Pelabuhan Makassar Pelabuhan Balikpapan Pelabuhan Bitung Pelabuhan Biak Pelabuhan Jayapura Pelabuhan Ambon Pelabuhan Sorong Balikpapan Samarinda Banjarmasin Kotabaru Belawan Dumai Pekanbaru Keterangan : Kuala Tanjung, Malahayati dan Perawang, K. Enok diusulkan utk masuk sbg pelabuhan Utama Sumber : Paparan Wamenhub pada Disampaikan Pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan Menuju Feed The World Jakarta, 28 - 29 Januari 2010

POTENSI HINTERLAND DAN DINAMIKA BISNIS DI DAERAH Pemerintah secara resmi mencanangkan pengembangan klaster industri berbasis pertanian dan oleochemical di Kuala Enok dan Dumai di Kawasan Industri Dumai (KID), Pelintung, Dumai. (Kompas, 28 Januari 2010) Pemerintah menargetkan pengurangan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sehingga hanya menjadi 30 persen saja pada satu dekade mendatang. Pada masa itu produksi minyak sawit mentah diprediksi mencapai 40 juta ton. (Kompas, 28 Januari 2010) Rencana Pengembangan Kawasan Industri Sei Mangke oleh PTPN III di Simalungun - Sumatera Utara sebagai salah satu proyek prioritas nasional.

POTENSI HINTERLAND DAN DINAMIKA BISNIS DI DAERAH Hinterland Belawan

POTENSI HINTERLAND DAN DINAMIKA BISNIS DI DAERAH Hinterland Dumai, Pekanbaru dan Perawang

Throughput Petikemas Batam dan Proyeksi POTENSI HINTERLAND DAN DINAMIKA BISNIS DI DAERAH Throughput Peti Kemas Pelabuhan Belawan Throughput Petikemas Batam dan Proyeksi

POTENSI HINTERLAND DAN DINAMIKA BISNIS DI DAERAH Trafik CPO dan Turunannya di Belawan & K. Tanjung

POLA PENGEMBANGAN CABANG PELABUHAN/UNIT BISNIS ARAH PENGEMBANGAN Belawan Pengembangan Multi Purpose Terminal di Pelabuhan Belawan sebagai pusat logistik agribisnis Sumatera bagian Utara Pengembangan TPK Belawan / BICT Pengembangan Terminal Curah Cair Pengembangan jasa logistic operator Batam Pengembangan TPK di pelabuhan Batu Ampar Pembangunan shore base untuk industri tambang/ migas Pengembangan jasa marine services (pemanduan dan penundaan) Dumai Pengembangan pelabuhan Dumai sebagai Pusat Logistik Agribisnis Sumatera bagian Timur Pengembangan Terminal Curah Cair Malahayati/ Lhokseumawe Pembangunan terminal petikemas Pengembangan logistic center untuk agribisnis Tanjung Pinang Terminal Penumpang Perawang Kuala Tanjung Terminal Curah Cair Terminal Peti Kemas

Tanjung Balai Karimun/Sei Pakning POLA PENGEMBANGAN CABANG PELABUHAN/UNIT BISNIS PELABUHAN ARAH PENGEMBANGAN Kuala Enok Pengembangan Pelabuhan Kuala Enok sebagai Terminal Curah Cair untuk wilayah Riau bagian Selatan dan Propinsi Jambi Tanjung Balai Karimun/Sei Pakning Pengembangan jasa marine services (Pemanduan dan Penundaan) Ship to Ship (STS) Service Sibolga Terminal Multi Purpose Terminal Peti Kemas Tanjung Pinang Terminal Penumpang Tanjung Balai Asahan Kuala Langsa Supply Base

ARAH PENGEMBANGAN PELABUHAN STRATEGIS PELABUHAN BELAWAN Terminal Peti Kemas Terminal Curah Cair Terminal Curah Kering Multi Purpose Terminal Relokasi Alur PELABUHAN DUMAI Logistic Support PELABUHAN PERAWANG PELABUHAN KUALA TANJUNG PELABUHAN K. ENOK PELABUHAN BATU AMPAR BATAM Termina Peti Kemas

1. Pelabuhan Belawan Keterangan : Kapasitas Pasca Pengembangan Tahap II 1.700.000 Teus Kapasitas Pasca Pengembangan Tahap I - 1.300.000 Teus Kapasitas Pasca Penambahan 100 m 950.000 Teus Kapasitas Existing 850.000 Teus Keterangan : Kapasitas maksimum Pelabuhan Belawan sebesar 1,7 Juta Teus Untuk selanjutnya pengembangan diarahkan ke pelabuhan Kuala Tanjung

Alur Pelayaran yang Baru Alur Pelayaran Eksisting Pelabuhan Belawan – Rencana Pengembangan (Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan) Alur Pelayaran yang Baru Alur Pelayaran Eksisting Eksisting Rencana Pengembangan Panjang: ± 13.5 km Lebar : -9.50 m LWS Kedalaman: 100 meter (SatuJalur-Dua Arah) Dibentuk pada arah 238o, 220o, 205o & 187o Fasilitas Buoy 1 to 11 Kecepatan angin rata-rata 10 knots,angin muson dari barat daya bertiup dari Juni hingga September dan angin muson timur laut sepanjang bulan November hingga Maret Tinggi gelombang maksimal ± 2.5 m Tingkat Sedimentasi : ± 1.5 m / tahun Panjang : 11.8 km Lebar : -14 m LWS Kedalaman : 140 m (one lane two-way) Dibentuk pada arah 238o, 220o, 205o & 187o Fasilitas Buoy 1 to 11 Kapal yang dapat dilayani : Kapal Generasi ke-5 dengan kapasitas muatan 5000 s/d 6000 Teus Keselamatan pelayaran lebih terjamin karena alur yang berbentuk lurus dan kapal tidak banyak berbelok ketika masuk dan keluar. Kemiringan Alur 1: 6 Perawatan : Volume Pengerukan = 3,760,700 m3/tahun; Biaya = Rp.94,02 milyar / tahun Investasi / Pengerukan Awal= Volume Pengerukan: 22,039,700 m3; Biaya: USD 120 Juta Alur Pelayaran Belawan adalah akses utama ke Pelabuhan Belawan

Pelabuhan Belawan – Rencana Pengembangan (Pengembangan Terminal Peti Kemas Belawan) Penambahan Dermaga 100 m (2011) Penambahan Peralatan (2010-2011) Container Crane Total 5 Unit : 2 unit delivery pada Juni 2011 3 unit dalam proses pabrikasi Rubber Tired Gantry Crane Total 15 unit : 5 unit delivery Mei 2011 10 unit dalam proses pabrikasi MHC : 1 unit (delivery Mei 2011 ) Reachstacker : 4 unit (Delivery Agt 2011) HT & Chassis : 28 unit (delivery Maret 2011) Side Loader : 2 unit (delivery April 2011) Rencana Pengembangan (2011-2015) Tahap I (dengan dana internal Pelindo I) Dermaga : 350 m CC : 3 unit RTG : 9 unit Tahap II (dengan dana IDB) RTG : 18 unit Eksisting Pengembangan

2. Pelabuhan Dumai Rencana Pengembangan Pelabuhan Dumai Terminal Curah Cair Rencana 1000 m dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas sistem pipa terpadu. Eksisting 400 m Tambahan : 400 m (2011-2012) 200 m (2013-2014) Terminal Curah Kering Conveyor Sistem (2011-2012)

Areal Patra Dock Pertamina Dumai 2. Pelabuhan Dumai Rencana Pengembangan Terminal Peti Kemas di Dumai Areal Patra Dock Pertamina Dumai 2.017,98 M 763,70 M 2.002,65 M 1.010,53 M Terminal Peti Kemas Dermaga : 1200 m Container Yard : 450.000 m2 Perkantoran : 10.000 m2 Workshop : 40.000 m2 CFS : 2500 m2 Trestle : : 650 m Kedalaman : -14 m LWS Fasilitas Logistik Pendukung Warehousing : 810.000 m2

3. Pelabuhan Kuala Tanjung Rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung Rencana Pengembangan Terminal Curah Cair (2011-2015) Tahapan Deskripsi Kapasitas Maksimal 2,4 Juta Ton Dermaga 200 m Trestle 2800 m Kedalaman Kolam Pelabuhan -13 m LWS Kapasitas Tangki Timbun 60,000 ton Loading point 5 unit Tahap I (Jangka Pendek) Pengembangan Lahan 60-100 Ha. Rencana penambahan lahan dari Otoritas Asahan yang terletak di sebelah timur lahan yang dimiliki PT Pelindo I (melalui mekanisme dan prosedur yang berlaku Rencana akuisisi lahan milik masyarakat di sebelah Barat lahan milik PT Pelindo I Rencana Pengembangan Terminal Multi Purpose (2015-2019) Kapasitas Maksimal 2 Juta ton Dermaga 300 m Gudang @ 4000 m2 2 Unit Konveyor Pengadaan Suprastruktur Tahap II (Jangka Panjang) Ekspansi lahan termasuk pengembangan area seluas 1000 Ha. Dalam proses koordinasi dengan Pemerintah Daerah Sumatera Utara yang akan dituangkan di dalam RT/RW.

3. Pelabuhan Kuala Tanjung Rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung Pengembangan Jk. Pendek dan Menengah Terminal Curah Cair Kapasitas Maksimal 2,4 Juta Ton Dermaga 200 m Trestle 2800 m Kedalaman Kolam Pelabuhan -13 m LWS Kapasitas Tangki Timbun 60,000 ton Loading point 5 unit Terminal Multi Purpose Kapasitas Maksimal 2 Juta ton Dermaga 300 m Gudang @ 4000 m2 2 Unit Konveyor Pengadaan Suprastruktur

3. Pelabuhan Kuala Tanjung Rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung Pengembangan Jk. Panjang Panjang dermaga 8 Km, Luas CY 400 Ha Kapasitas 10-12 Juta Teus/tahun

4. Pelabuhan Perawang Rencana Pengembangan Perawang INVESTASI 2010-2013 INFRASTRUKTUR   Pembangunan Jalan 4 km Dermaga 220 m Lapangan Penumpukan 19,000 m2 SUPRASTRUKTUR Harbour Mobile Crane 1 Unit Reachstacker 3 Head Truck + Chasis 5 INVESTASI 2015

Supporting Facilities 5. Pelabuhan Batu Ampar Batam Rencana Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar Batam Kapasitas Terminal Kapasitas terpasang terminal maksimum didesain sebesar 600.000 Teus. Infrastruktur Dermaga : 500 m’ Reklamasi : 200.000 m2 Container Yard : 94.500 m2 Yard Capacity : 14.850 Teus CFS : 5.000 m2 Suprastruktur Container Crane : 4 Unit Rubber Tired Gantry Crane : 10 Unit Reachstacker : 2 Unit Headtruck + Chassis : 20 Unit Areal Reklamasi Supporting Facilities Offices : 3.000 m2 Workshop : 1.000 m2 Truck Yard : 11.000 m2

6. Pelabuhan Kuala Enok Rencana Pengembangan Kuala Enok Lay Out Lahan Eksisiting Dry Bulk Terminal Development Plan Dermaga : 275’ m Trestle : 768 m2 Stockpile Area : 95.000 m2 Conveyor System : 1 unit Liquid Bulk Terminal Development Plan Dermaga : 440’ m Trestle :346 m2 Tank Storage Area : 40.000 m2 Tank Storage : 100.000 Ton Loading Point : 8 unit Physical Condition Multi Purpose Terminal Development Plan Dermaga : 400’ m Trestle : 1410 m2 Warehousing : 15.000 m2 Open Storage : 30.000 m2 Supporting Facilities Development Plan Offices : 36.500 m2 Workshop : 1800 m2 Truck Yard : 11.000 m2

Pelabuhan Kuala Enok Terletak di pantai Timur bagian Selatan Provinsi Riau, Lokasinya berada di muara Sungai Sapat Dalam, memiliki akses ke Selat Malaka melalui alur dengan kedalaman alami mencapai – 11 m LWS.

Terima Kasih