MODUL-6 PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSYARATAN HYGIENE SANITASI TPM
Advertisements

KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
RODENTA HAMA GUDANG (RHG)
LIMBAH RUMAH SAKIT KELOMPOK XII ERWIN MASARUHI
Perancangan sistem pembuangan dan vent
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS
Sanitasi dan Keamanan.
Good Manufactory Practices
PENYAKIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUNGAI SALAK
Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan
JAMBAN SEHAT Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan.
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
OLEH NISWAN ISKANDAR ALAM
Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
II. MEMENUHI KEBUTUHAN PSYCHOLOGIS
PERSYARATAN KESEHATAN PERUMAHAN
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
RUMAH SEHAT.
Deteksi Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
SANITASI MAKANAN & MINUMAN
SURVEiLANs VEKTOR PENGAMATAN YG SISTEMATIS DAN TERUS MENERUS
BAGIAN-BAGIN RUMAH YG PERLU DIPERHATIKAN A. LANTAI
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
dr. Suri Dwi Lesmana,M.Biomed
Daur Hidup Makhluk Hidup
PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA
SANITASI DAN KEAMANAN.
Demam Berdarah Dengue Kelompok
SEMARANG “PERANGI” DBD
KESEHATAN LINGKUNGAN.
Achmad Ramdani Ardiya Regita Pramesti Arina Dwi Saputri Agus Setiawan
PEMANTAUAN VEKTOR.
OM SWASTIASTU Gusti Ayu Made Indah Setiawati G/II.
Pentingnya Menjaga Kebersihan
PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN
Dhf (Dengue hemoragic fever)
PROPOSAL PENELITIAN   PENERAPAN SANITASI DI tempat rekreasi PANTAI TAMBAK REJO KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PROGRAM.
Disusun oleh: Hemanath Sinnathamby ( )
PERUNDANG-UNDANGAN SANITASI PERMUKIMAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
Teknik PENGAMBILAN SAMPEL BINATANG PENGGANGGU (vektor DAN TIKUS)
PENYULUHAN GERAKAN 3MPLUS
HIGIENE ? SANITASI ? INDUSTRI ?
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
KESEHATAN KODAM JAYA JAYAKARTA
SANITASI PASAR Pasar sehat.
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PROPOSAL TUGAS AKHIR GAMBARAN PRILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MENGENDALIKAN ANGKA BEBAS JENTIK DI PUSKESMAS TEBAS TAHUN 2018 Disusun Oleh H.MARADI NIM
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.  PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu.
PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DINKES KPB. KRUI 2016.
PENGELOLAAN SAMPAH.
Demam Berdarah Dengue (DBD) KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA.
Bionomik Vektor : Nyamuk
J AMBAN S EHAT F AKULTAS KEDOKTERAN U NIVERSITAS TRISAKTI.
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Assalmmualikum Wr.Wb Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
Keamanan Pangan. – Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang.
PHBS RUMAH TANGGA (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Oleh : Almayda Anastasia,SKM Puskesmas Cipadu.
Vilda Ana VS PENGELOLAAN PANGAN SANITASI MAKANAN & MINUMAN PERTEMUAN KE-2.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

MODUL-6 PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

Pengertian Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit.

Persyaratan 1. Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks kontainer harus 0 (nol). 2. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk ke dalam ruangan, terutama di ruanganperawatan. 3. Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutana pada dapur, gudang makanan, dan ruangan steril. 4. Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus terutana pada daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit. 5. Tidak ditemukannya lalat di dalam bangunan tertutup (core) di rumah sakit. 6. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing.

Serangga dan tikus Serangga dan tikus merupakan makhluk hidup yg sukses dlm mengembangkan keturunan. Serangga dan tikus menimbulkan kerugian bg manusia krn menyukai lingkungan hidup manusia terutama yg kotor. Kerugian utama adalah menimbulkan penyakit dan kematian. Penggulangan Serangga dan Tikus. Karakteristik serangga dan tikus. Habitat kehidupan Penyakit yang ditularkan Cara pengawasan

LALAT Lalat banyak jenisnya, jenis yg merugikan manusia : Lalat rumah (Musca domestica) Lalat hijau (lucilia seritica) Lalat biru (calliphora vomituria) Lalat latrine (fannia canicularis) Lalat rumah sudah lama dikenal sebagai pembawa penyakit (diare, disentri, kolera).

Sifat lalat : Lalat dewasa memp panjang + ½ inchi, warna abu-abu Lalat jantan lebih kecil daripada lalat betina Hidup di tempat kotor, lembab dan gelap, tahan panas (30-35ºC) Lalat dapat terbang mencapai 1 km, namun tidak kuat terbang menentang angin.

Siklus hidup Lalat: Lalat berkembang biak dengan bertelur, setiap kali bertelur @ 100-300 btr dan menetas dalam 12 jam Telur putih dengan panjang + 1 mm, tidak menetas pada suhu rendah (<12-13ºC) Telur menetas—larva (pindah ke tempat dingin)—kepompong (tidak bergerak) 3-4 hari –lalat muda (dapat terbang 450-900 m) Siklus dari telur s/d lalat dewasa berlangsung 8-22 hari Masa hidup lalat umumnya 1 bulan.

Pola hidup lalat. Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari (pagi—sore) Lalat tertarik pada makanan manusia (gula, susu), kotoran manusia, hewan, darah Makanan yang dimakan dalam bentuk cairan, sehingga makanan keras harus dibasahi dengan ludahnya baru diisap. Air merupakan hal penting, tanpa air lalat hanya ber tahan hidup 48 jam

Habitat kehidupan lalat Habitat kehidupan lalat sering dijumpai pada : Kotoran kuda yg masih segar, kotoran manusia, sampah basah, buah dan sayur busuk, tanah lunak dengan cairan kotor, bangkai binatang.

Tempat istirahat Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja (titik2 hitam) tanda untuk mengenali tempat, tempat istirahat adalah di dekat makanan dan tempat berbiak, pada saat hinggap lalat dewasa dapat langsung meletakkan telurnya berwarna putih menyerupai butiran nasi berbentuk bintang. Lalat sering hinggap pada tempat yang terlindung dari sinar terik matahari. Lalat menyukai cahaya (fototropik), pada malam hari tidak aktif, tetapi dapat aktif dengan sinar buatan.

CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEBERSIHAN Lingkungan tempat pengolahan makanan harus bebas dari adanya kotoran manusia, hewan, sampah busuk, sampah basah dan tempat yg mengundang lalat dan menciptakan lingkungan yg tidak mendukung karena dapat menimbulkan bentuk kehidupan larva lalat (kering, sejuk, bersih) Upayakan membuat suhu makanan yg tidak dapat digunakan larva lalat untuk hidup (> 46ºC), Intinya ciptakan lingkungan kerja yang tidak disukai lalat atau terlindung dari lalat, yang penting bersih, tidak ada bau merangsang, gunakan cahaya biru / ultra violet untuk memancing lalat kepada jebakan. Hindari adanya barang yang bergantungan pada dinding dapur. Lindungi ruangan dengan kasa khususnya pada proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan makanan.

PENANGKAPAN LALAT DEWASA Memasang kertas/ lidi yang diberi lem, atau menggunakan lampu eletronik (mosquito / insect killer). Pasangkan kawat kasa pada pintu, jendela, lubang angin, Pintu ruangan dengan dua lapis, daun pintu pertama ke arah luar dan pintu kedua merupakan pintu kassa yang otomatis dapat membuka dan menutup sendiri. Pasangkan trai angin yang kencang mengalir kebawah pintu, sehingga lalat/ serangga terjatuh bila masuk ke dalam ruangan, Racun lalat juga efektif untuk menjebak lalat , hindari makanan dan air harus ditutup / dipindahkan).

Mengukur kepadatan lalat Mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan menggunakan fly grill pada daerah core dan pada daerah yang biasa dihinggapi lalat, terutama di tempat yang diduga sebagai tempat perindukan lalat seperti tempat sampah, saluran pembuangan limbah padat dan cair, kantin rumah sakit, dan dapur. Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 (dua) ekor per block grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia.

TIKUS

Kehidupan Tikus Lingkungan manusia disukai tikus karena : tersedia makanan dan tempat Tikus merupakan binatang penular secara biologis maupun mekanis. Secara biologis tikus merupakan tuan rumah pinjal yg menularkan penyakit pes. Gigitan tikus menyebabkan demam (rat Bite Fever), dan tikus dapat menularkan Salmonellosis, leptospirosis melalui tinja dan urine tikus. Secara mekanis tikus dari tempat kotor mencemari makanan yang dimakan/diinjak.

Aktivitas tikus Tikus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yg baru, saat anak-anak tikus dibimbing induknya untuk mengenali lingkungan dan setelah 3-4 bulan menjadi sangat aktif, memuncak pada 8 bulan. Umur tikus dapat mencapai 1 tahun. Tikus sangat sensitif tehadap rangsangan, perubahan kondisi lingkungan akan menyebabkan tikus berpindah tempat. Tikus mempunyai kebiasaan memanjat dan mampu memanjat pohon, bangunan dan tempat tinggal, pipa dengan mudah. Dia juga mempunyai kemampuan meloncat dan merambat , bahkan merambat di permukaan licin, halus, vertikal sejauh 40 cm, Kemampuan melompat vertikal setinggi 60 cm, melompat ke bawah dari ketinggian 5 m.

Kepandaian berenang Dalam air, tikus dapat berenang dan tikus got dapat menyelam 30 detik. Tempat sarang tikus di tempat aman dari gangguan musuh, dekat dengan sumber makanan , berbentuk mangkuk dengan diameter 20 cm, terbuat dari sobekan kertas, jerami. Lubang tikus, di dalam tanah tikus membuat lubang dan lorong untuk sembunyi dan berkembang biak (terutama tikus got).

Gigitan Tikus Tikus mempunyai kebiasaan menggigit –gigit kayu, papan, bahan makanan, pembungkus barang, dll; dengan tujuan agar giginya tidak terlalu panjang.

Tanda-tanda keberadaan tikus. Adanya tinja tikus berceceran, jalan tikus, bekas gigitan, lubang tikus, Bau (bau tubuh/ urine) yang khas dan tidak sedap, adanya suara tikus hidup, dan bisa juga adanya bangkai tikus.

Cara pengawasan dan pengendalian tikus. Pencegahan Di setiap sudut bangunan perlu dilakukan pemeliharaan rutin, yang merupakan sasaran tempat tikus Pintu tempat penyimpanan makanan harus tertutup rapat dan dapat menutup sendiri Sisa makanan dan sampah harus dikelola dengan baik, dibuang ke tempat sampah yang tertutup, dan tidak memberi kemungkinan tikus dapat bersarang dan bersembunyi. Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di tempat-tempat yang biasanya menjadi tempat perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan adanya keberadaan tikus, antara lain : kotoran, bekas gigitan, bekas jalan, dan tikus hidup. Ruang-ruang tersebut antara lain di daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit, antara lain dapur, ruang perawatan, laboratorium, ICU, radiologi, UGD, ruang operasi, ruang genset/panel, ruang administrasi, kantin, ruang bersalin, dan ruang lainnya.

Penangkapan Menangkap dengan perangkap, perekat, penjepit Menangkap dengan racun/pestisida (perlu perhatian agar tidak mencemari makanan).

Kecoa

Kecoa Kecoa merupakan serangga dengan tubuh tertutup dari atas ke bawah dengan 2 pasang sayap, banyak ditemui pada saluran pembuangan limbah dapur, kamar mandi, dan tempat-tempat lembab lainnya. Kecoa dapat terbang/berjalan dengan cepat. Sayapnya berwarna coklat / hitam 3500 jenis. Jenis kecoa yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia ada beberapa : Periplaneta Americana, berasal dari Amerika, ditemukan dimana-mana, panjang 35-40 mm, warna terang kecoklatan.

Periplanea australisae Periplanea australisae dari Australia, panjang 32-35 mm, warna lebih hitam, tedapat garis kuning pucat, bertelur 22-24 butir. Periplaneta germanica, dari Jerman, kuning coklat terang, p 10-15 mm, betina membawa telurnya supaya menetas, telur berwarna terang, p 7-9 mm sebanyak 40 btr.  

Siklus kehidupan kecoa. Serangga dengan 3 tingkatan siklus hidup yaitu telur, kepompong, dewasa. Telur telur terkumpul dalam satu kapsul (ootheca) dan beberapa kecoa membawanya di belakang tubuhnya siap menetas (1-3 bln). Kocoa muda berwarna putih dan dalam beberapa jam akan menghitam. Perkembangan akan sempurna setelah beberapa bulan sampai lebih dari 1 tahun.

Kehidupan Kecoa Kecoa adalah suka di tempat yang hangat, air, banyak makanan Hidup berkelompok dan aktif pada malam hari, pada siang hari bersembunyi di tempat2 yang nyaman (kamar mandi, lemari, cerobong uap, TV, radio, sistem saluran pembuangan dapur/kamar mandi). Makanan kecoa segala macam, termasuk makanan manusia (keju, daging, susu, kue,dll), buku, dan kotoran lainnya. Perpindahan kecoa bisa karena terbang, tetapi lebih sering karena terbawa oleh alat transportasi seperti troly, kereta dorong, keranjang makanan, kotak minuman, pesawat, kapal, kendaraan mobil).  

Media penularan penyakit. Sebagai pembawa penyakit dan menjadi salah satu bagian dalam penyebaran beberapa penyakit (diare, disentri, kolera, pes, typhus).

Pengendalian dan pengawasan. Kebersihan dapur, tempat sampah, bagian-bagian sulit pada rumah makan/jasaboga Kebersihan dan sanitasi lingkungan Pemeriksaan bahan yang akan masuk ke TPM Saluran air, selokan, peralatan hrs tertuutup Pengawasan adanya kecoa dg adanya kepompong. Insectisida diikuti kebersihan lingkungan

Umpan dan Perangkap Kecoa. Perangkap dengan racun sangat efektif untuk jasaboga karena terhindar dari pencemaran insectisida Perangkap berisi umpan yang mengandung insectisida dan bahan daya tarik yg menarik kecoa untuk memakan dan kembali keluar ke tempat persembunyiannya. Kecoa mengeluarkan kotoran dan bila dimakan kecoa lain akan mati.

Pemberantasan Kecoa Penyemprotan dengan bahan insectisida harus dilakukan dengan takaran yang tepat, karena kalau tidak dilakukan dengan hati-hati dan dapat terjadi kekebalan pada kecoa.

NYAMUK http://haryati-1992.blogspot.com/2011/12/daur-hidup-nyamuk.html

Nyamuk Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm, (wikipedia).

siklus hidup Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya, telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang. jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.

Aedes spp Spesies nyamuk yang terdiri dari Aedes aegypti dan Aedes albopiktus yang hidup di daerah tropis dan merupakan vektor utama penyakit demam berdarah yang hidup aktif di siang hari dan lebih senang mengisap darah manusia. Suka bertelur di air yang bersih seperti di tempayan, bak mandi, vas bunga segar yang berisi air dan lain nya dan menetas di dinding bejana air, telur ( jentik ) nyamuk Aedes aegypti bisa bertahan 2-3 bulan.

Pengamatan Jentik Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara berkala di setiap sarana penampungan air, sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) minggu untuk mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk, dilakukan secara teratur. Juga pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya di tempat-tempat yang potensial sebagai tempat perindukan vektor penyakit malaria di sekitar lingkungan rumah sakit seperti saluran pembuangan air limbah.

Pengamanan & Pemberantasan Nyamuk Pengamanan lubang dengan kawat kasa Setiap lubang di dinding harus ditutup dengan kawat kasa untuk mencegah nyamuk masuk.   Pemberantasan Nyamuk.  1) Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk Aedes sp. > 0 dengan abatisasi. 2) Melakukan pemberantasan larva/jentik dengan menggunakan predator. 3) Melakukan oiling untuk memberantas culex. 4) Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit, maka perlu dilakukan pengasapan (fogging) di rumah sakit.

Sumber: 1. KepMenKes. RI.No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 2. http://en.wikipedia.org/wiki/Fly: Fly 3. indosiar.com/ragam/nyamuk-serangga-yang-tangguh 3. wikipedia.org/wiki/Nyamuk.

Terimakasih