Bab 1 b Masalah Suhardjono 2014
4 masalah Berkurangnya lahan subur bagi pertanian Meningkatnya kebutuhan beras Menurunnya produktivitas lahan sawah (akibat faktor lingkungan dan intensivitas pemanfaatan masa lalu), dan Berkurangnya minat generasi muda di sektor pertanian. Suhardjono 2014
Indonesia dapat mengalami defisit beras di masa datang lahan pertanian subur yang berubah fungsi ke penggunaan non pertanian, sekitar 200 ribu ha/tahun Suhardjono 2014
luasan lahan sawah produktif, berkurang produksi beras, menurun jumlah penduduk , meningkat kebutuhan beras, meningkat Suhardjono 2014
Kita Pernah…. Kurang beras, th 1977 importir beras utama dunia 2 juta ton Swasembada 1984 -1989 Impor lagi rata-rata 2 juta ton/th, th 1998 hampir 5 ton Impor besar melemahkan ketahanan petani Suhardjono 2014
Meningkatkan produksi beras Intensifikasi : sistem pengairan, varitas tanaman, pupuk, teknologi pasca panen, proteksi hama, dll yang lebih baik. Ekstensifikasi : menambah luas lahan persawahan Suhardjono 2014
Mengapa Reklamasi Rawa? Swamp is our future Budidaya rawa memberi dukungan pada Pengembangan produksi pertanian Mendukung transmigrasi Pengembangan wilayah produktif Mendukung Hankamnas Suhardjono 2014
Jeruk dan Padi Suhardjono 2014
Suhardjono 2014
alternatif : memanfaatkan lahan rawa, baik rawa lebak maupun rawa pasang surut sebagai areal produksi pertanian. luasan lahan rawa yang begitu banyak, mencapai 13.316 juta ha rawa lebak, belum termasuk rawa pasang surut (Data Bank Dunia, 1998) Suhardjono 2014
Peraturan Pemerintah No. 27/1991 tentang Rawa Reklamasi rawa yaitu upaya untuk meningkatkan fungsi dan manfaat rawa guna kepentingan masyarakat luas Reklamasi rawa hanya dilakukan di rawa-rawa yang ditetapkan sebagai rawa yang dapat ditingkatkan fungsi dan manfaatnya Suhardjono 2014
Mengapa rawa sebagai pilihan? Ketersediaan air yang melimpah Topografi datar Dekat sungai yang dapat sebagai sarana transportasi Pemilihan lahan luas, dapat mekanisasi Budi daya lain : perikanan, perkebunan, dll Suhardjono 2014
Intensifikasi atau ekstensifikasi? Pilihan Intensifikasi atau ekstensifikasi? Suhardjono 2014
bila tidak ada? membuka rawa dapat menjadi pilihan Sawah baru, dibuka pada lahan yang “kurang” produktif. Lahan kering: mutu tanah baik, air kurang, tenaga, pasar, tranportasi, oke Lahan basah (Rawa): mutu tanah buruk, Air berlebih, tenaga kerja kurang, pasar, transportasi, dukungan sarana prasarana terbatas bila tidak ada? membuka rawa dapat menjadi pilihan Suhardjono 2014
Risiko Jangan dilakukan, bila ada pilihan lain (intensifikasi) Masih adalah lahan lain? Desain yang cermat Mahal Kegagalan relatif tinggi Produksi rendah Risiko Lingkungan Suhardjono 2014
Permasalahan Reklamasi Rawa rendahnya hasil pertanian yang diperoleh, karena…… keadaan tanahnya yang relatif belum matang (belum cocok/sesuai ) untuk tanaman tertentu, keadaan tata air yang belum stabil, dan gangguan hama dan penyakit pada tanaman kesiapan tenaga Suhardjono 2014
Syarat Utama Sistem Tata Air: Keadaan tata air di daerah rawa biasanya kurang baik -> harus dirancang dengan baik Kualitas tanah, rendahnya tingkat keasaman : Kualitas tanah perlu perbaikan Suhardjono 2014
Lahan Rawa INDONESIA Suhardjono 2014
Lahan rawa pasang surut (puluhan juta ha) = asset yang luar biasa tidak diperlukan pengadaan air, karena air sudah tersedia di tempat, tinggal ditata dan pencukupan produksi beras merupakan tindakan strategis. Suhardjono 2014
betapa luasnya lahan rawa di Indonesia.... yang cocok untuk pertanian saja mencapai sekitar 33 juta Ha! bandingkan dengan luas pertanian di seluruh Indonesia yang hanya berkisar 13 juta ha. kata Dr Haryono MSc, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian, Kementerian Pertanian Suhardjono 2014
Sejarah (1) Sejak ratusan tahun, petani Bugis (Sulsel) dan Banjar (Kalsel) telah memanfaatkan lahan rawa Dengan cara tradisional, hamparan terbatas, tata pengairan berupa parit (handil) sepanjang 1 km sampai 2 km berhubungan langsung dengan sungai yang dipengaruhi pasang surut Suhardjono 2014
Sejarah (2) 1924 – 1934 dibangun proyek rawa pasang surut Sisir Gunting (Sumut) dan Purwasari (Kalsel) dengan sistem POLDER 1950 – 1960 mulai upaya reklamasi rawa pasang surut: Polder Alabio, Kalsel (6 ribu Ha) dan Mentaren Kalteng (2,3 ribu Ha) Program kanalisasi : Anjir Tamban, Serapat, Besarang, Kelampan dan Marabahan (Kalsel dan Kalteng) : sarana transportasi air dan mendorong pemanfaatan rawa di sekitarnya Suhardjono 2014
Sejarah (3) PELITA I : 1,2 juta Ha rawa pasut kalimantan dan sumatera. Kombinasi sistem kanalisasai dan sistem parit/handil skala kecil (5-30 ribu Ha) masing-masing unit terpisah. PELITA 2: pengembangan rawa terpadu lintas sektoral, di Riau, Jambi, Sumsel, dan Kalbar. Menerapkan pendekatan zona pengelolaan air (water management zone) Suhardjono 2014
Sejarah (4) 1996 dimulai Proyek Pengembangan Lahan Gambut 1 juta Ha di Kalteng, sistem jaringan pengairan yang mengintegrasikan fungsi drainasi, suplisi, dan pengamanan banjir s/d 2007 1,5 juta Ha rawa pasut dan 0,3 juta Ha rawa lebak telah dibangun pemerintah Projek PLG Sejuta Ha dihentikan, lemah konsep, dukungan kurang, kebijakan politik, hanya sebagian yang dilanjutkan. Suhardjono 2014
Keberhasilan Pengembangan Rawa Dukungan kebijakan pemerintah pusat/daerah Program kerja dan wewenang yang jelas Ketepatan pengelolaan tata air dan lahan Dukungan teknologi usaha tani Dukungan infra structrure SDM yang mencukupi Kondisi sosial/ekonomi/budaya yang memungkinkan Suhardjono 2014
Contoh Pengembangan Rawa di Indonesia Sumber Tugas Kelompok Mahasiswa 2012 Suhardjono 2014
Tujuan dan Manfaat Melestarikan sebagai sumberdaya air, meningkatkan produksi pangan, dan pengembangan wilayah berbasis pertanian. Menghasilkan rancangan sistem tata air yang sesuai pada irigasi rawa. Menambah produktifitas pertanian dengan perluasan lahan irigasi rawa. Suhardjono 2014
Kegiatannya membuka, membersihkan, mengolah lahan sampai kondisi siap tanam memperbaiki kesuburan lahan, perbaikan sarana dan prasarana, mengatur tanggul pengaman membuat saluran irigasi/drainasi dan pola tata air melaksanakan Operasi dan Pemeliharaan Suhardjono 2014
1. Lahan dibersihkan Saluran disiapkan Suhardjono 2014
2. Pembuatan tanggul pelindung (Polder) Mengontrol Air di Polder Drainase Isolasi kawasan dari regim hidrologi sekitarnya. Suhardjono 2014
Saluran Primer dan Saluran Pembuang 3. Sistem sistem sisir Saluran Primer dan Saluran Pembuang saluran primer di ambil dari sungai dan dilengkapi dengan pintu pengatur Suhardjono 2014
4. Pengaturan tata air Pintu pengatur di saluran sekunder Saluran Primer Suhardjono 2014
Reklamasi Rawa : Bagaimana? Suhardjono Suhardjono 2014
Reklamasi Rawa Pasang Surut Suhardjono 2014
Berdasar PermenPU no 05/PRT/M/2010 tentang Pedoman dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut .... Reklamasi rawa pasang surut adalah metode pengembangan rawa melalui teknologi hidrolika dalam bentuk jaringan reklamasi pasang surut (yang berupa saluran, bangunan air, bangunan pelengkap, tanggul, dll) Pengelolaan jaringan reklamasi rawa pasang surut adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi Suhardjono 2014
Manfaatkan Pasang Surut Mekanisme pasang dan surut digunakan untuk: Membuang air waktu air surut. Mengairi dengan air pasang yang berasal dari sungai Suhardjono 2014
Sasaran Operasi Jaringan Reklamasi Pasut Pematangan tanah dan kualitas air Memenuhi kebutuhan air Menghindari over drainage Tercipta keseimbangan air Menghidari pengaruh air asin Navigasi (bila ada) Menghidari longsor tebing Suhardjono 2014
Klasifikasi Reklamasi Rawa Sederhana Saluran drainasi saja Pembagian air belum ada Tidak ada bangunan tata air permanen Setengah teknis Pembagian dan pemberian air kurang akurat Ada tanggul-tanggul di sekeliling atau sebagian Ada saluran dan bangunan air permanen Teknis Polder Pembagian dan pemberian air akurat Ada pompa, pintu, saluran dan bangunan air permanen yang lengkap Pemasukan dan pengeluaran debit dapat diatur Saluran pembuang terpisah dengan pembawa Ada tanggul keliling yang mengisolasi daerah Rawa Pasang Surut Terletak di daerah rawa dipengaruhi pasut Pemberian / pembuangan air memanfaatkan mekanisme pasut Saluran pembawa pembuang dapat terpisah atau menjadi satu. Suhardjono 2014
Teknologi Reklamasi Rawa Teknologi Hidrolika Membangun jaringan saluran agar terjadi proses pematangan serta konsolidasi tanah Teknologi Fisika / Mekanis Mengeringkan dan menimbung tanah Teknologi Kimia Memberikan zat-zat kimia tambahan untuk proses pematangan tanah Teknologi Biologi Memilih tanaman dengan varitas yang cocok dan yang dapat mempercepat pematangan tanah Suhardjono 2014
Bahan Diskusi (1) di Indonesia, beras = makanan pokok. produksi beras dunia (2007) sekitar 645 juta ton, 90% dihasilkan di Asia, terutama di India dan China. luas lahan pertanian Indonesia keenam terendah di Asia Tenggara, 531m2/kapita (tahun 2002) Thailand 1.606 , Vietnam 929 dan Kamboja 1.783 m2/kapita. Suhardjono 2014
Bahan Diskusi (2) lahan pertanian Indonesia makin berkurang alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis 80 ribu hektar per tahun . kemampuan cetak sawah nasional di bawah laju alih fungsi tersebut. di jawa kepemilikan hanya 0,3 hektar/KK, di luar Jawa 1 hektar/KK. padalah, luas lahan ekonomis minimal 2 hektar di Jawa dan lebih dari 10 hektar di luar Jawa Suhardjono 2014
Bahan Diskusi (3) Indonesia konsumen beras tertinggi dunia ( tahun 2007 mencapai 139,15 kg/kapita/tahun). konsumsi (kapita/tahun) di Jepang hanya 60kg, Malaysia 80 kg, Thailand 90 kg, rata-rata konsumsi beras dunia sekitar 60 kg/kapita/tahun. Menurut ”pola pangan harapan PPH” angka ideal konsumsi beras Indonesia 87 kg/kapita/tahun. Suhardjono 2014
Bahan Diskusi (1) Jika tidak ada koreksi terhadap perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, maka akan mengorbankan lahan sawah subur 3,1 juta hektar, di antaranya 1,67 juta hektar terjadi di Jawa dan Bali. kontribusi produksi padi yang saat ini mencapai 60% dipastikan akan terganggu. Suhardjono 2014
Tantangan.. BUMI bertambah TUA = POPULASI penduduk Bertambah PESAT Kebutuhan Pangan Meningkat Sumber Daya Tetap, Keinginan mempertahankan warisan kepada anak cucu Suhardjono 2014
Pertanyaan Mengapa memilih mengoptimalkan lahan rawa untuk peningkatan produksi padi dan bukannya mengembangkan lahan sawah yang telah beririgasi ? Suhardjono 2014
Mengapa baru sedikit lahan rawa yang dikembangkan sementara potensinya cukup besar untuk peningkatan produksi padi ? Suhardjono 2014
Apakah mekanisasi pertanian lebih cocok diterapkan pada lahan pertanian di daerah rawa dibandingkan pada lahan beririgasi gravitasi ? Suhardjono 2014
Diskusikan dalam kelompok dan kerjakan tugas kelompok dengan baik Terima kasih Diskusikan dalam kelompok dan kerjakan tugas kelompok dengan baik Suhardjono 2014