INFLASI
Dasar Perhitungan inflasi Penyebab terjadinya inflasi Topik Bahasan : Pengertian inflasi Dasar Perhitungan inflasi Penyebab terjadinya inflasi
INFLASI Inflasi merupakan penyakit perekonomian karena inflasi menyebabkan kemampuan daya beli masyarakat menjadi berkurang. Inflasi juga berpengaruh terhadap agregat makro ekonomi, yaitu : pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat suku bunga dan distribusi pendapatan. Tingkat harga merupakan opportunity cost bagi masyarakat dalam memegang aset finansial. Semakin tinggi perubahan harga, maka semakin tinggi pula opportunity cost dalam memegang aset finansial. Artinya masyarakat akan lebih beruntung jika memegang aset dalam bentuk riil dibandingkan dalam bentuk finansial, jika harga tetap tinggi.
INFLASI Pengertian Inflasi (inflation) Inflasi adalah persentase perubahan tingkat harga sekelompok barang/jasa pada suatu periode tertentu [ t ] terhadap harga periode sebelumnya [ t-1 ]..
PERHITUNGAN INFLASI Ada 3 (tiga) dasar perhitungan Inflansi yaitu : CPI (consumer Price Index) atau Indeks Harga Konsumen yaitu perhitungan indeks harga sejumlah barang/jasa untuk hidup (the living cost) berdasarkan harga konsumen. WPI (wholesale Price Index) yaitu indeks dari harga atau biaya sejumlah barang/jasa berdasarkan harga pasar grosir. PPI (Produer Price Index) yaitu indeks dari harga jumlah barang dan jasa untuk hidup berdasarkan harga pada produsen.
PERHITUNGAN INFLASI Consumer Price Indeks atau Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan dasar perhitungan yang paling sering dijadikan acuan oleh karena IHK merupakan indeks yang berhubungan langsung dengan konsumen. Perhitungan inflasi dapat dilakukan dengan cara menghitung perubahan harga pada satu periode (harian, bulanan, tahunan) dibandingkan dengan periode sebelumnya, seperti rumus berikut: CPIt – CPI t-1 % CPI = -------------------- X 100 CPIt Jika nilai yang dihasilkan adalah positif maka terjadi inflasi sedangkan jika negatif maka disebut deflasi yaitu suatu kondisi di mana perubahan tingkat harga ( % CPI) adalah negatif.
PENYEBAB INFLASI - keynesian Demand Pull Inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kondisi di mana aggregate demand lebih besar dari pada aggregate supply sehingga mendorong peningkatan harga. Contoh: Harga sepotong baju bulan nopember Rp. 200.000,- pada bulan Desember harganya menjadi Rp.250.000,-, sementara persediaan kurang. (perubahan harga ini terjadi karena banyaknya permintaan karena menjelang tahun baru atau karena trend)
PENYEBAB INFLASI - Keynesian Cost Push Inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kondisi di mana terjadi kenaikan harga faktor produksi seperti upah, biaya produksi dan bahan baku. Contoh: Harga sepotong baju bulan nopember Rp. 200.000,- pada bulan Desember harganya menjadi Rp.250.000,-, (perubahan harga ini terjadi karena naiknya harga bahan baku pembuatan baju, atau karena adanya kenaikan harga listrik, atau kenaikan upah buruh konveksi)
PENYEBAB INFLASI - keynesian Inertial Inflation : terjadi karena meningkatnya secara bersamaan (mantap) baik AD maupun AS. Contoh: Harga sepotong baju bulan nopember Rp. 200.000,- pada bulan Desember harganya menjadi Rp.250.000,-, (perubahan harga ini mungkin terjadi karena naiknya harga bahan baku pembuatan baju, atau karena adanya kenaikan harga listrik, atau kenaikan upah buruh konveksi disertai dengan naiknya jumlah permintan)
PENYEBAB INFLASI - monetarist Milton friedman: “Inflation is always and everywhere a monetary phenomenon” MV = PQ → identity M : Money supply V : Velocity (unaffected by monetary policy, change by the evolution of the payments mechanism) P : General price level Q: level of economic activity nominal expenditure
DAMPAK INFLASI Inflasi merupakan penyakit dalam perekonomian karena inflasi berarti menurunnya daya beli masyarakat (karena meningkatnya harga-harga barang). Akibat dari menurunnya daya beli masyarakat tersebut maka akan berpengaruh kepada kekuatan pendapatan masyarakat. Beberapa unsur didalam masyarakat yang paling merasakan dampak dari inflasi diantaranya adalah pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap, penabung, debitur dan kreditur dan produsen. Inflation has been an enforced tax upon all players of economy, taxed at the same rate for either rich and poor, old and young, able and disable
DAMPAK INFLASI Masyarakat berpendapatan tetap Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan karena dengan pendapatan yang sama, jumlah barang yang dapat diperoleh semakin berkurang. Sedangkan bagi masyarakat yang berpendapatan tidak tetap, seperti produsen, atau pengusaha, inflasi tidak terlalu dirasakan terutama bagi mereka yang pendapatannya berdasarkan keuntungan yang diperoleh. Jika karyawan bergaji tetap memperoleh kenaikan gaji secara otomatis setiap tahunnya mengikuti inflasi, maka dampak inflasi bagi mereka tidaklah terlalu besar.
DAMPAK INFLASI Penabung Inflasi juga berpengaruh kepada tabungan masyarakat hal ini disebabkan karena nilai tabungan masyarakat akan mengalami pengurangan atau penurunan. Kondisi ini akan menyebabkan jumlah tabungan akan berkurang, yang berdampak pada ketersediaan modal untuk investasi. Akibat lebih jauh akan mengurangi produktivitas dalam masyarakat.
DAMPAK INFLASI Produsen Inflasi juga berpengaruh kepada produsen, terutama kepada meningkatnya biaya bahan baku. Yang mendorong tingginya penetapan harga pokok penjualan (cost push inflation). Harga pokok penjualan yang semakin meningkat akan mengurangi permintaan barang dan jasa, yang pada akhirnya akan mengurangi pendapatan dan keuntungan para produsen.
CARA MENGATASI INFLASI Berbagai cara dapat dilakukanuntuk mengatasi atau menekan tingkat inflasi. Diantaranya adalah kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan non-meneter atau kebijakan riil.
KEBIJAKAN MONETER Penetapan cadangan minimum (GWM) – Kontraksi Cadangan minimum adalah sejumlah dana yang wajib di simpan oleh bank umum di bank sentral yang diatur dalam suatu kebijakan bank sentral. Dalam bentuk persentase. Bank sentral dapat menggunakan cadangan minimum tersebut untuk memperkecil atau mengurangi jumlah uang beredar. Bila bank sentral ingin memperkecil jumlah uang beredar di masyarakat, bank sentral bisa menaikkan tingkat cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank umum. Dengan demikian, dana yang dapat disalurkan oleh bank umum semakin kecil, yang pada akhirnya dapata mengurangi jumlah uang beredar.
KEBIJAKAN MONETER Operasi pasar terbuka (kontraksi) Operasi pasar terbuka adalah upaya bank sentral untuk melakukan intervensi terhadap pasar keuangan. Intervensi ini antara lain dilakukan dengan penjualan berbagai surat berharga, seperti obligasi, SBI dan SBPU, dengan demikian, uang masyarakatakan tersedot ke bank sentral sehingga jumlah uang beredar akan berkurang. Demikian pula sebaliknya.
KEBIJAKAN MONETER Kebijakan diskonto Kebijakan diskonto merupakan suatu tindakan bank sentral untuk menjaga tingkat likuiditas bank-bank umum yang mengalami kesulitan. Tindakan ini dapat dilakukan karena bank sentral merupakan the lender of the last resort. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menaikkan tingkat bunga peminjaman yang dikenakan kepada bank umum. Sebagai akibatnya, bank umum akan mengurangi pinjaman uang dari bank sentral sehingga jumlah uang yang beredar semakin sedikit.
KEBIJAKAN FISKAL Efisiensi pengeluaran pemerintah Pengeluaran pemerintah dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat sebagai upaya untuk mengurangi tingkat inflasi. Untuk mengurangi jumlah uang beredar pemerintah dapat menunda pengeluaran yang bersifat temporer dan tidak mendesak. Hanya pengeluaran yang bersifat rutin yang dapat dilakukan. Kegiatan ini dapat mengurangi jumlah pengeluaran pemerintah yang pada akhirnya dapat menekan tingkat inflasi.
KEBIJAKAN FISKAL Menaikkan pajak Kebijakan pemerintah untuk menekan inflasi dapat dilakukan dengan peningkatan tarif pajak (intensifikasi) atau melakukan diversifikasi jenis pajak (ekstensifikasi). Dengan intensifikasi dan ekstensifikasi maka jumlah uang beredar akan berkurang. Kebijakan fiskal kontraksi, efisiensi pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak memiliki tujuan mengurangi konsumsi masyarakat dan permintaan agregat. Kurangnya permintaan agregat diharapkan dapat mendorong turun tingkat harga keseluruhan
KEBIJAKAN Riil Meningkatkan jumlah produksi Inflasi dapat terjadi karena permintaan yang lebih tinggi daripada jumlah supply barang jasa yang tersedia, akibatnya terjadi kenaikan harga. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan dengan mendorong jumlah produksi barang dan jasa sehingga permintaan akan terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan menurunnya harga barang dan jasa.
KEBIJAKAN RIIL Mengendalikan harga Inflasi dapat juga ditekan atau dihindari melalui pengawasan yang lebih ketat terhadap produsen (ex: pedagang yang menimbun barang sehingga ketersediaan barang di pasar menjadi langka), hal ini bertujuan untuk mengendalikan harga yang terjadi di pasar. Tindakan seperti ini biasanya dilakukan melalui operasi pasar dimana pemerintah menyediakan sejumlah barang yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui penetapan harga dasar atau turun langsung menjual barang (ex: operasi pasar bulog pada beras, dll ketika ketersediaan beras kurang di pasar).
inflasi di inDonesia World Bank
Perbandingan laju inflasi : 6 negara asean World Bank
PENGANGGURAN
Pengertian unemployment Jenis unemployment Topik Bahasan : Pengertian unemployment Jenis unemployment Hubungan antara tingkat upah dengan tingkat permintaan dan penawaran tenaga kerja
UNEMPLOYMENT Unemployment atau penganggur adalah orang yang tidak dipekerjakan (unemployed), tapi sedang mencari pekerjaan atau sedang menunggu untuk dipekerjakan.
JENIS-JENIS UNEMPLOYMENT Frictional Unemployment Mereka yang tidak bekerja karena pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Pencatatan atau sensus dilaksanakan setiap periode tertentu, pada saat pencatatan seringkali seseorang sedang menunggu pekerjaan baru atau sedang pindah dari satu tempat ke tempat lainnya pada saat pencatan (sensus) dilakukan.
JENIS-JENIS UNEMPLOYMENT Structural unemployment Mereka yang tidak bekerja karena permintaan lebih rendah dari penwaran baik untuk satu jenis pekerjaan maupun pada sektor – sektor tertentu. Dalam pasar tenaga kerja sering terjadi adanya excess supply dan excess demand, baik pada satu jenis pekerjaan maupun pada sektor-sektor tertentu. Bisa juga disebabkan karena mismatch antara skill tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
JENIS-JENIS UNEMPLOYMENT Excess Supply adalah suatu kondisi di mana terdapat kelebihan penawaran tenaga kerja dibandingkan dengan permintaan terhadap tenaga kerja. Jenis pekerjaan yang sering mengalami kondisi ini biasanya pekerjaan yang tidak memerlukan sutu keahlian atau spesifikasi—buruh tani, dll. Excess Demand adalah suatu kondisi di mana permintaan terhadap tenaga kerja lebih besar dari penawarn tenaga kerja pada tingkat upah yang berlaku dipasar. Jenis pekerjaan yang sering mengalami kondisi ini adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, atau pekerjaan yang mengandung resiko tinggi—ex: penjaga kubur, pemadam kebakaran
JENIS-JENIS UNEMPLOYMENT Gaji yang lebih tinggi akan menimbulkan terjadinya excess supply atau kelebihan penawaran tenaga kerja (S) dibanding permintaan tenaga kerja dari perusahaan (D) demikian sebaliknya pada kondisi gaji rendah sering terjadi excess demand dalam pasar tenaga kerja
JENIS-JENIS UNEMPLOYMENT Cyclical Unemployment Mereka yang tidak bekerja karena siklus bisnis perekonomian (resesi) sehingga terjadi penurunan kegiatan produksi. Pada saat resesi, kegiatan produksi barang/jasa turun yang mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah tenaga kerja (PHK pada berbagai perusahaan atau sektor-sektor tertentu. Ex: krisis moneter pada tahun 1998 menimbulkan banyak pengangguran jenis ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya perusahaan yang gulung tikar akibat tingginya biaya bahan baku terutama bahan baku impor, yang disebabkan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap sejumlah mata uang asing.
Tingkat pengangguran indonesia World Bank
BPS: Data Strategis
Tingkat pengangguran indonesia: berdasarkan jenis kelamin World Bank
Tingkat pengangguran indonesia: berdasarkan tingkat pendidikan BPS
BPS: Data Strategis
BPS: Data Strategis
BPS: Data Strategis