Proposal Penelitian Dosen Muda

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UKURAN NILAI PUSAT UKURAN NILAI PUSAT ADALAH UKURAN YG DAPAT MEWAKILI DATA SECARA KESELURUHAN JENIS UKURAN NILAI PUSAT : MEAN , MEDIAN, MODUS KUARTIL,
Advertisements

Teori Graf.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
(Matematika Al-Quran)
Kuswanto, Uji Normalitas  Untuk keperluan analisis selanjutnya, dalam statistika induktif harus diketahui model distribusinya  Dalam uji.
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
PERCOBAAN FAKTORIAL DENGAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK Prof. Kusriningrum
START.
Wido Hanggoro ` Research and Development Department Indonesia Meteorological Climatological and Geophysical Agency.
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
PENYAJIAN DATA DAFTAR TUNGGAL DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI No. Nama
Tugas: Perangkat Keras Komputer Versi:1.0.0 Materi: Installing Windows 98 Penyaji: Zulkarnaen NS 1.

Apakah anda yakin sebelum pelajaran
TENDENSI SENTRAL.
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata, Median, Modus Oleh: ENDANG LISTYANI.
1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
Korelasi dan Regresi Ganda
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Interval Prediksi 1. Digunakan untuk melakukan estimasi nilai X secara individu 2. Tidak digunakan untuk melakukan estimasi parameter populasi yang tidak.
PEMBANDINGAN BERGANDA (Prof. Dr. Kusriningrum)
Bab 11B
Uji Non Parametrik Dua Sampel Independen
BOROBUDUR (4) FAHMI BASYA
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Statistika Deskriptif
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
DISTRIBUSI FREKUENSI By. Raharjo
Hubungan Sumber dan Lubuk
Contoh DAFTAR Subjek Frekuensi (f) a – b 1 c – d 2 e – f 3 .. Jumlah.
UKURAN PENYEBARAN DATA
Median Lambangnya: Mdn, Me atau Mn
METODE Statistika BAB 1. PENDAHULUAN.
Uji Normalitas.
Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PERANCANGAN PERCOBAAN MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA PENANGGUNG.
: : Sisa Waktu.
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
Rancangan Acak Lengkap
NILAI RATA-RATA (CENTRAL TENDENCY)
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Bab 16 Sekor Komposit dan Seleksi Sekor Komposi dan Seleksi
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
Bab 10 Struktur Sekor Struktur Sekor
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
Bab 13A Nonparametrik: Data Peringkat I Bab 13A
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Graf.
PENYAJIAN DATA.
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Bersyukur.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Nilai Ujian Statistik 80 orang mahasiswa Fapet UNHAS adalah sebagai berikut:
Teknik Numeris (Numerical Technique)
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
BAB2 QUEUE 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Bab 7 Nilai Acuan Norma.
UKURAN PEMUSATAN DAN LETAK DATA
Korelasi dan Regresi Ganda
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Transcript presentasi:

Proposal Penelitian Dosen Muda Uji Virulensi Beberapa Isolat Bakteri Pantoea stewartii subsp. Penyebab Penyakit Stewart Terhadap Bibit jagung (Zea mays) HALIATUR RAHMA. S.Si, MP Ir. YENNY LISWARNI, MP DELLA PUSPITA PEMBIMBING: Dr. Ir. NURBAILIS, MS

Pendahuluan Pertama kali dilaporkan tahun 1897 di New York Menimbulkan kerugian besar selama ± 100 tahun 1999 – di 41 lokasi (14 negara) 2000 – di 149 lokasi (27 negara) Penyebaran: Eropa (Austria) Amerika (Bolivia, Brazil, Canada, Costa Rica, Guyana, Mexico, Peru, Puerto Rica, USA) Asia (Cina, India, India, Malaysia, Thailand, Vietnam). INDONESIA ????.............. Sampai tahun 2006 Pantoea stewartii termasuk dalam daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPT) A1

Penyakit stewart Merupakan penyakit tular benih yang sangat penting pada jagung (Neergaard, 1977). Menyebabkan: Layu, tanaman seperti menderita kekeringan, kekurangan nutrisi atau rusak karena serangga. Kerugian akibat penyakit stewart: Data perkiraan kehilangan hasil akibat penyakit stewart berkisar 40- 100%, Dampak yang paling serius adalah pada ekspor benih. Beberapa negara memasukkan penyakit stewart dalam Karantina Hama Penyakit, dengan menetapkan benih yang akan di ekspor terlebih dahulu dilakukan uji laboratorium dan diberi setifikat benih bebas patogen (Stack et al, 2006). - Dengan meningkatnya lalu lintas perdagangan benih dewasa ini dan belum memadainya perangkat pengujian kesehatan benih di Indonesia, menyebabkan penyakit ini telah masuk dan tersebar.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat Pantoea stewartii yang paling virulen dalam menimbulkan penyakit stewart pada tanaman jagung dengan hipotesis awal adalah isolat yang berbeda akan menunjukkan tingkat virulensi yang berbeda dalam menimbulkan gejala setelah di inokulasikan ke bibit tanaman jagung.

METODOLOGI PENELITIAN Peremajaan isolat terpilih Pantoea stewartii 4 isolat dari Korong Gadang KG 2.2; KG 5.4; KG 2.1; KG 2.3), 3 isolat dari Lubuk Alung (LA 1; LA 8.2; LA 8.3) dan 8 isolat dari Pasaman Barat 12.1; PSM 2.7; PSM 17.1; PSM 6B2; PSM 14.2; PSM 3.3; PSM 3.1; PSM 10C3). . Identifikasi Pantoea stewartii serta Uji hipersensitivitas dan Patogenisitas Uji Virulensi Pantoea stewartii

PELAKSANAAN PENELITIAN Kegiatan Proses/Metode Keluaran/hasil Peremajaan isolat Pantoea stewartii, identifikasi dan uji HR dan patogenisitas Agar dilution plating Uji Gram Uji pectinase HR & Patho test Isolat Pantoea stewartii Gejala penyakit stewart Bibit jagung var. pioneer Virulensi dan agresiveness Pantoea stewartii Uji virulensi Pantoea stewartii Isolat Pantoea stewartii virulen

PELAKSANAAN PENELITIAN Kegiatan Proses/Metode Keluaran/hasil Peremajaan isolat Pantoea stewartii, identifikasi dan uji HR Agar dilution plating Uji Gram Uji pectinase HR & Patho test Isolat Pantoea stewartii Gejala penyakit stewart Uji virulensi Pantoea stewartii Virulensi dan agresiveness Pantoea stewartii Isolat Pantoea stewartii virulen

Prosedur Kerja 1. Peremajaan dan identifikasi Pantoea stewartii Uji Gram KoH 3% Sumber inokulum Pantoea stewartii Di gores pd NA Uji pektinase Uji patogenisitas Uji HR pd Tembakau Uji pigmen kuning YDC

Prosedur Kerja 2. Perbanyakan lsolat Pantoea stewartii Isolat pada Nutrien Agar (NA) 4 x 24 Jam Nutrien Bloth (NB) 1 Koloni Tunggal (Preculture) Preculture Rotary Shaker 2 x 24 jam 1 ml Uji virulensi Main culture haker 3 x 24 jam 200 rpm Mc Farland 108 sel /ml Perbandingan kekeruhan

VIRULENSI, AGRESIVENESS Injeksikan pada jar pembuluh daun sebanyak 3 ml 108 sel/ml Isolat Pantoea stewartii Derajat virulensi dan agresiveness ditandai kecepatan isolat memberi gejala penyakit kanker bakteri pada tomat dengan kategori isolat (sangat virulen, virulen, kurang virulen dan avirulen)

Pengamatan Saat muncul gejala pertama (virulensi dan agresivnes isolat) Kepadatan populasi bakteri (3 hsi, 6 hsi, 9 hsi, 12 hsi, 15 hsi dan tahap kedua, setelah munculnya gejala nekrotik pertama dg interval waktu 3 hari x 4 pengamatan Persentase tanaman terserang) Persentase daun terserang Intensitas serangan Berat tanaman

Parameter yang diamati

Skala intesitas serangan 1 2

2-3 3 3 4 4 4-5 5 5-6 5-6

6-7 6-7 8

1. Muncul gejala pertama (hsi) Munculnya gejala pertama (hsi) Tabel 2. Muncul gejala pertama Pantoea stewartii subsp.stewartii pada bibit tanaman jagung. Isolat Munculnya gejala pertama (hsi) Gunting Titik tumbuh Pangkal batang Kontrol PSM 3.3 13.6 C cd 6.6 B ab 3.6 A ab PSM 2.7 18.0 C d 9.0 B bc 4.3 A ab PSM 17.1 9.0 C ab 6.0 B ab 4.6 A abc PSM 6B2 7.3 C a 7.0 B ab LA 5.6 8.0 C ab 9.6 B bc 5.0 A bc LA 8.3 11.0 C c 4.6 B a 5.3 A bc KG 2.2 12.3 B c 10.0 A c KG 5.4 11.3 C c 8.3 B bc KG 2.1 5.0 B a 2.6 A a Angka-angka yang diikuti oleh huruf besar pada baris yang sama dan angka-angka yang di ikuti oleh huruf kecil pada kolom yang sama adalah berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

2. Persentase daun terserang (%) Tabel 3. Persentase daun terserang bakteri Pantoea stewartii subsp.stewartii Isolat Persentase daun terserang (%) Gunting Titik tumbuh Pangkal batang Kontrol PSM 3.3 12.99 C c 16.04 B ab 54.83 A bc PSM 2.7 4.12 C a 24.67 B bc 48.86 A bc PSM 17.1 7.12 C ab 27.58 B bc 58.83 A bc PSM 6B2 10.38 C bc 21.32 B bc 78.55 A d LA 5.6 6.69 C ab 12.49 B a 43.24 A bc LA 8.3 2.79 C a 17.76 B ab 40.09 A bc KG 2.2 9.38 C bc 13.46 B a 19.92 A a KG 5.4 14.34 C c 15.01 B ab 32.82 A b KG 2.1 7.69 C ab 21.21 B bc 67.78 A cd Angka-angka yang diikuti oleh huruf besar pada baris yang sama dan angka-angka yang di ikuti oleh huruf kecil pada kolom yang sama adalah berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

3 Intensitas serangan (%) Tabel 4. Intensitas serangan Pantoea stewartii pada bibit tanaman jagung. Isolat Intensitas serangan (%) Gunting Titik tumbuh Pangkal batang Kontrol PSM 3.3 4.70 B a 4.74 B ab 26.31 A cd PSM 2.7 5.81 B ab 5.31 B bc 36.06 A de PSM 17.1 4.07 B a 12.50 B cd 40.36 A e PSM 6B2 2.83 B a 3.75 B ab 55.65 A f LA 5.6 1.40 B a 4.51 B ab 28.23 A cd LA 8.3 1.06 B a 2.71 B a 21.88 A c KG 2.2 2.03 B a 4.20 B ab 6.56 A a KG 5.4 4.57 B a 2.86 B a 14.39 A b KG 2.1 1.80 B a 5.23 B bc 31.03 A d Angka-angka yang diikuti oleh huruf besar pada baris yang sama dan angka-angka yang di ikuti oleh huruf kecil pada kolom yang sama adalah berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Kriteria tingkatan virulensi isolat Pantoea stewartii subsp.stewartii Intensitas serangan Kriteria serangan Tingkat virulensi KG 2.2 1 – 4 % Sangat ringan Avirulen LA 8.3 KG 5.4 5 – 25 % Ringan Kurang Virulen PSM 3.3 LA 5.6 KG 2.1 PSM 2.7 PSM 17.1 25 – 50 % Sedang Virulen PSM 6B2 50 – 90 % Berat Sangat virulen

KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Metoda inokulasi yang paling baik untuk isolat Pantoea stewartii subsp.stewartii adalah dengan penyuntikan suspensi bakteri ke pangkal batang. Adanya perbedaan kemampuan dari bakteri dalam menimbulkan gejala pertama berhubungan dengan aggressiveness dari masing-masing isolat, isolat yang paling agresif adalah KG 2.1, dengan masa inkubasi 2,6 hari setelah inokulasi. Perbedaan intensitas serangan berhubugan dengan tingkat virulensi dari masing-masing isolat, isolat yang sangat virulen adalah PSM 6B2 dengan intensitas serangan 55,56 %.