Solusi Sistem Persamaan Lanjar (Bagian 2)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MATRIKS DAN DETERMINAN
Advertisements

Fungsi.
Solusi Persamaan Diferensial Biasa (Bag. 1)
IDENTIFIKASI SISWASOSIOLOGI I1 DAFTAR IDENTIFIKASI SISWA/I XC TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SEMESTER GANJIL WALI KELAS: UTAMI NUR HIDAYAH, S. Pd.
ALJABAR LINIER DAN MATRIKS
DETERMINAN MATRIKS.
BAB 3. MATRIKS 3.1 MATRIKS Definisi: [Matriks]
Sistem Persamaan Linier Penulisan Dalam Bentuk Matriks
SISTEM PERSAMAAN LINIER (SPL)
Matriks 2 1. Menentukan invers suatu matriks brordo 2x2
BAB 2 DETERMINAN.
MATRIKS DAN VEKTOR DETERMINAN 3X3 KE ATAS DENGAN RUMUS HAFIDH MUNAWIR.
Sistem Persamaan Linier
design by budi murtiyasa 2008
Aplikasi integral tentu
Integrasi Numerik (Bag. 2)
DETERMINAN.
Pertemuan I : Pengertian Matriks Operasi Jenis-jenis Matriks
INVERS MATRIKS (dengan adjoint)
VEKTOR 4/8/2017 Fisika I.
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
MATRIKS INVERS 08/04/2017.
Solusi Persamaan Linier
Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Turunan Numerik Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I
SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Pemecahan Persamaan Linier 2
Sistem Persamaan Linier
Rekayasa Komputer Mata Praktikum: Copyright © This presentation is dedicated to Laboratorium Informatika Universitas Gunadarma. This presentation.
4. TURUNAN MA1114 Kalkulus I.
DETERMINAN.
SISTEM PERSAMAAN LINIER
Solusi Sistem Persamaan Lanjar (Bagian 1)
DETERMINAN MATRIK Yulvi Zaika.
Pertemuan 25 Matriks.
DETERMINAN DAN INVERSE MATRIKS.
BAB III DETERMINAN.
Konsep – Konsep Digital
Univ. INDONUSA Esa Unggul INF-226 FEB 2006 Pertemuan 12 Tujuan Instruksional Umum : Sistem Persamaan Linier Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa mampu.
4. Model Proses Analisis Bisnis
PERMUTASI Merupakan suatu himpunan bilangan bulat {1,2,…,n} yang disusun dalam suatu urutan tanpa penghilangan atau pengulangan. Contoh : {1,2,3} ada 6.
Pemecahan Persamaan Linier 1
Solusi Persamaan Nirlanjar (Bagian 2)
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
DETERMINAN Fungsi Determinan
PERSAMAAN LINEAR DETERMINAN.
Determinan.
Matriks dan Determinan
SISTEM PERSAMAAN LINIER (SPL)
SOLUSI SPL Metode Dekomposisi LU.
PERTEMUAN 5 1. MATRIKS 2. METODE ELIMINASI GAUSS 3. METODE ITERASI GAUSS SEIDEL 4. METODE DEKOMPOSISI LU.
Metode Dekomposisi LU Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
Aljabar Linier I [Pengantar dan OBE] Pertemuan [1-2]
Metode Iterasi Gauss-Seidel Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
Sistem Persamaan Lanjar: Tiga kemungkinan solusi
METODE NUMERIK Sistem Persamaan Linier (SPL) (2)
Solusi Sistem Persamaan Linear
Solusi Sistem Persamaan Linear
Metode Eliminasi Gauss Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
Determinan ?. Determinan ? Fungsi Determinan Definisi Suatu permutasi dari bilangan-bilangan bulat {1, 2, 3, …, n} adalah penyusunan.
Sistem Persamaan Aljabar Linear
Sistem Persamaan Linear
Determinan suatu matriks A didefinisikan sebagai :
Metode Iterasi Jacobi & Iterasi Gauss Seidel
Metode Dekomposisi LU, Iterasi Jacobi & Iterasi Gauss Seidel
Eliminasi Gauss Jordan & Operasi Baris Elementer
PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN
PERTEMUAN 14 DETERMINAN LANJUT.
Operasi Baris Elementer
Transcript presentasi:

Solusi Sistem Persamaan Lanjar (Bagian 2) Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I Oleh; Rinaldi Munir (IF-STEI ITB) Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Pemfaktoran dengan Metode Reduksi Crout Meskipun metode LU Gauss dikenal paling baik untuk melakukan dekomposisi LU, terdapat metode lain yang digunakan secara luas, yaitu metode reduksi Crout Nama lain: metode reduksi Cholesky atau metode Dolittle Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Kita perhatikan ada urutan pola teratur dalam menemukan elemen-elemen L dan U, yaitu: elemen-elemen baris pertama dari U elemen-elemen baris pertama dari L elemen-elemen baris kedua dari U elemen-elemen baris kedua L … elemen-elemen baris ke-k dari U elemen-elemen baris ke-k dari L Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Contoh: Selesaikan x1 + x2 - x3 = 1 2x1 + 2x2 + x3 = 5 -x1 + x2 + 2x3 = 5 dengan metode dekomposisi LU, yang dalam hal ini L dan U dihitung dengan metode reduksi Crout. Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Jika diamati elemen segitiga bawah pada matriks U semuanya bernilai nol, sehingga ruang yang tidak terpakai itu dapat dipakai untuk menyimpan elemen matriks L. Elemen diagonal matriks L seluruhnya 1, jadi tidak perlu disimpan (default). Dengan demikian, penyimpanan elemen L dan U pada satu matriks dapat menghemat penggunaan memori. Selain itu, matriks A hanya dipakai sekali untuk memperoleh L dan U, sesudah itu tidak dipakai lagi. Dengan demikian, setelah L dan U diperoleh, elemennya dapat dipindahkan ke dalam A. Karena alasan ini, maka metode dekomposisi LU dinamakan juga metode kompaksi memori. Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Determinan Metode eliminasi Gauss dapat diterapkan untuk menghitung determinan matriks n  n. Determinannya dapat dihitung setelah ia ditransformasi menjadi matriks segitiga atas U. Dua hukum penting determinan: Hukum 1: det(BC) = det(B)  det(C) Hukum 2: det(M) = hasil kali semua elemen diagonal M jika M adalah matriks segitiga atas atau matriks segitiga bawah. Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Kasus 1: Bila eliminasi Gauss tidak menerapkan tatancang pivoting.   Jika pivoting tidak diterapkan, determinan matriks A adalah: det (A) = det (LU) = det (L)  det(U) = det(U) = u11 u22 u33 ... unn yang dalam hal ini det(L) = 1 sebab semua elemen diagonal L adalah satu. Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Kasus 2: Bila eliminasi Gauss menerapkan tatancang pivoting.   Tatancang pivoting mengakibatkan pertukaran baris. Dekomposisi LU dengan pivoting setara dengan mengerjakan dua proses terpisah berikut: Transformasikan matriks A menjadi matriks A' dengan cara permutasi baris-baris matriks (sama dengan mengalikan A dengan matriks permutasi P), A' = PA atau setara dengan A = P-1 A' Dekomposisi A' menjadi LU tanpa pivoting A' = LU Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Dari (1) dan (2), L dan U dihubungkan dengan A oleh A = P-1 A' = P-1 LU Determinan A dapat ditulis sebagai det (A) = det (P-1)  det (L)  det (U) = det (P-1)  1  det (U) = det (P-1)  det (U) =  det (U) yang dalam hal ini  = det (P-1) = -1 atau 1 bergantung pada apakah pivoting sejumlah bilangan ganjil atau genap. Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Jika pivoting dilakukan sejumlah p kali, maka  dapat ditulis sebagai:  = (-1)p  bernilai 1 untuk p genap dan -1 untuk p ganjil. Karena itu, det(A) = (-1)p det(U) = (-1)p u11 u22 u33 ... unn Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Contoh: Hitung determinan matriks A berikut: Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Contoh: Hitung determinan matriks berikut Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Metode Lelaran Untuk Menyelesaikan SPL Metode eliminasi Gauss melibatkan banyak galat pembulatan. Galat pembulatan yang terjadi pada eliminasi Gauss dapat menyebabkan solusi yang diperoleh “jauh” dari solusi sebenarnya. Gagasan metoda lelaran pada pencarian akar persamaan nirlanjar dapat juga diterapkan untuk menyelesaikan SPL. Dengan metode lelaran, galat pembulatan dapat diperkecil, karena kita dapat meneruskan lelaran sampai solusinya seteliti mungkin, sesuai dengan batas galat yang kita perbolehkan. Dengan kata lain, besar galat dapat dikendalikan sampai batas yang bisa diterima Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Jika metode eliminasi Gauss dan variasi-variasinya serta metode dekomposisi LU dinamakan metode langsung (direct) -karena solusi SPL diperoleh tanpa lelaran- maka metode lelaran dinamakan metode tidak langsung (indirect) atau metode iteratif. Tinjau kembali sistem persamaan lanjar a11x1 + a12x2 + .... + a1n xn = b1 a21x1 + a22x2 + .... + a2n xn = b2 : : an1x1 + an2x2 + .... + ann xn = bn   Dengan syarat akk  0, k = 1, 2, ..., n, maka persamaan lelarannya dapat ditulis sebagai Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Metode Lelaran Jacobi Persamaan lelarannya adalah seperti yang ditulis di atas. Misalkan diberikan tebakan awal x(0): x(0) = (x1(0) , x2(0) , ..., xn(0) )T Prosedur lelaran untuk lelaran pertama, kedua, dan seterusnya adalah sebagai berikut: Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Metode Lelaran Gauss-Seidel Kecepatan konvergen pada lelaran Jacobi dapat dipercepat bila setiap harga xi yang baru dihasilkan segera dipakai pada persamaan berikutnya untuk menentukan harga xi+1 yang lainnya.   Metode lelarannya dinamakan lelaran Gauss-Seidel Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Contoh: Tentukan solusi SPL 4x - y + z = 7 4x - 8y + z = -21 -2x + y + 5z = 15 dengan nilai awal P0 = (x0, y0, z0) = (1, 2, 2).  (Solusi sejatinya adalah (2, 4, 3) ) Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Contoh Soal Terapan Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I Penyelesaian: Arah arus dimisalkan seperti diatas. Dengan hukum Kirchoff diperoleh persamaan-persamaan berikut : i12 + i52 + i32 = 0 i65 - i52 - i54 = 0 i43 - i32 = 0 i54 - i43 = 0 Dari hukum Ohm didapat : i32 R32 - V3 + V2 = 0 i43 R43 - V4 + V3 = 0 i65 R65 + V5 = 0 i12 R12 + V2 = 0 i54 R54 - V5 + V4 = 0 i52 R52 - V5 + V2 = 0 Dengan menyusun kesepuluh persamaan diatas didapatkan SPL sbb : Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I

Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I