B y : k e l o m p o k d u a b e l a s ™ FILSAFAT ILMU B y : k e l o m p o k d u a b e l a s ™
Filsafat ilmu Filsafat yang obyeknya adalah ilmu. Filsafat itu adalah suatu kegiatan berkesinambungan , bukan sesuatu yang di dalamnya kita dapat mencapai kesempurnaan final untuk selama – lamanya. Filsafat itu sama halnya dengan ilmu – ilmu positif, hanya saja filsafat mendasarkan mendasarkan diri pada pembuktian – pembuktian yang dapat diterima oleh akal manusia.
Dalam karya Ayn Rand “PHILOSOPHY : WHO NEEDS IT ?” : Politik adalah kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kondisi sosial yang memungkinkan tiap manusia mengembangkan kepribadian dengan segala potensinya secara utuh. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berpolitik Berpolitik sama halnya berfilsafat
Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk memperoleh kebenaran yang baru. Kegiatan politik merupakan salah satu dari bukti keberadaan manusia yang diwujudkan dengan tindakan manusia. Pemikiran kefilsafatan merupakan salah satu faktor yang membentuk pola-pola sosial politik tertentu. Dan sebaliknya, kondisi sosial politik tertentu juga mempengaruhi pemikiran kefilsafatan
ilmu berperan penting dalam kehidupan manusia, di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Kehidupan manusia pun semakin mengilmiah. Maksudnya : ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Filsafat ilmu pada dasarnya adalah karya permenungan yang sedalam-dalamnya mengenai ilmu itu sendiri. Filsafat ilmu mempersoalkan, antara lain, berbagai metode yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan tertentu secara ilmiah dan mengukur sejauh mana pengetahuan yang demikian itu dimungkinkan dan dapat dicapai akal manusia.
Apakah Ilmu Itu? Ilmu menurut Julian Huxley kegiatan memperoleh sejumlah besar pengetahuan dan kemampuan mengendalikan fakta-fakta alamiah
Ciri pokok pada pengertian ilmu: Bersifat rasional Proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus tunduk pada ilmu-ilmu logika. Bersifat empirikal Kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dapat ditundukkan pada pemeriksaan atau verifikasi pancaindra manusia. Bersifat sistematikal Cara kerja ilmu runtut berdasarkan patokan tertentu (metodikal), yang secara rasional dapat dipertanggungjawabkan dan hasilnya berupa fakta-fakta yang relevan dalam bidang yang ditelaahnya serta harus disusun dalam kebulatan yang konsisten.
Bersifat umum dan terbuka Ilmu harus dapat dipelajari ollehh setiap orang, tidak bersifat esoterik (terbatas hanya bagi sekelompok orang tertentu). Bersifat akumulatif Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk memperoleh kebenaran yang baru.
Simpulan Ilmu Ilmu adalah kegiatan intelektual dalam bidang tertentu yang secara rasional berargumentasi dengan menggunakan metode, yang hasilnya dirumuskan dalam proposisi-proposisi tertentu
Metode Ilmu MENURUT PARA AHLI : # ROTHWELL & KAZANAS Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi # WIRADI Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis) # DRS. AGUS M. HARDJANA Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai
Metode ilmu seperangkat langkah – langkah yang harus dikerjakan, yang tersusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
Pengumpulan dan klasifikasi fakta Pengujian dan verifikasi Metode Ilmu Observasi Perumusan masalah Pengumpulan dan klasifikasi fakta Generalisasi Perumusan hipotesis Pengujian dan verifikasi
Sikap Ilmiah Ada 6 Sikap ilmiah menurut Prof. Harsoyo: Obyektivitas Jauh dari sifat mutlak Sikap skeptif Kesabaran dan keuletan intelektual Kesederhanaan Tidak memihak kepada etik
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Klasifikasi klasik dari Aristoteles Klasifikasi modern Klasifikasi Berdasar Tujuan Penyelidikan
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Klasifikasi klasik dari Aristoteles Terbagi menjadi : Ilmu Teoretikal : Ilmu alam mendekati fakta dari segi Material dan kuantatif Ilmu matematika pendekatan dari segi kwantitatif Metafisika menyelidiki segi-segi paling umum dan fundamental dari keseluruhan yang ada. Ilmu praktikal : Etika cara bersikap dan berperilaku yang tepat Estetika cara mencipta yang tepat Logika cara menjalankan proses berpikir yang tepat
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Berdasarkan Klasifikasi modern : Ilmu Empirik : Ilmu yang bertujuan mempelajari data-data empirik secara sistematikal . Obyek dari ilmu empirik fakta-fakta yang terjadi dalam pengalaman atau dengan tata hukumnya. Empirik terbagi : Ilmu –ilmu alam Ilmu-ilmu sejarah Ilmu- imu manusia Ilmu non Non empirik : Ilmu yang tidak dimaksudkan untuk menyelidiki data empirik Terdiri atas : Matematika Filsafat
Ilmu alam Ciri Ilmu Alam Ilmu yang mencoba mempelajari aspek-aspek dari kenyataan yang secara langsung dapat ditangkap oleh pancaindera. Ciri Ilmu Alam Objektivitas pada ilmu-ilmu alam adalah objektivitas dari data sebagai objek. Ilmu – ilmu alam berlaku asas Kausalitas deterministik. Cara kerjanya analitikal dan bersifat eksak.
Ilmu sejarah Ciri Ilmu Sejarah Ilmu yang mempelajari sejarah manusiawi, yakni sejarah yang menyangkut kehidupan manusia sebagai manusia atau yang secara sadar dilakukan atau dijalankan oleh manusia. Ciri Ilmu Sejarah Objek formal Ilmu sejarah adalah segala hal yang dipandang dari sudut kegiatan manusiawi sebagaimana yang terjadi dalam dimensi waktu. Titik pusat perhatian Ilmu Sejarah adalah hal yang unik.
Ilmu manusia Ilmu yang mempelajari tindakan dan perilaku manusia dan peristiwa yang berulang atau dapat diulangi. Jadi, subjek dan objek studi dalam Ilmu Manusia yakni manusia itu sendiri.
Klasifikasi ilmu berdasarkan tujuan penyelidikan Ilmu yang memajukan ilmu itu sendiri dengan memperkaya dan memperdalam pengetahuan dalam bidang yang menjadi pusat perhatiannya. Ilmu murni Ilmu yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktikal, yang hasil usahanya secara langsung dapat dirasakan kegunaan dan kemanfaatannya oleh atau bagi manusia dan masyarakat. Ilmu Terpakai
Masalah Bebas Nilai dari Ilmu Pendirian ilmu berdasarkan pada suatu nilai yakni nilai kebenaran yang murni. Untuk mencapai kebenaran yang murni, ilmu harus bebas dari nilai-nilai non ilmiah. Ilmu juga mensyaratkan kebebasan (otonomi). Pengertian “bebas” disini menyangkut dua segi yakni kemungkinan untuk memilih teori dan kemampuan atau hak pada subjek yang bersangkutan untuk memilih sendiri teorinya.
Suatu karya ilmiah dapat diasumsikan dapat menghasilkan ilmu jika memenuhi syarat-syarat antara lain: Harus berdasarkan hanya pada sifat ilmu itu sendiri Adanya kebebasan dari setiap prasangka
Syarat-syarat tersebut tidak berlaku mutlak sebab secara filosofikal, ilmu-ilmu selalu berpangkal pada asumsi-asumsi atau postulat-postulat tertentu. Jika asumsi-asumsi atau postulat-postulat tersebut dikesampingkan maka juga akan mengesampingkan cara-cara pendekatan metodikal, dimana cara-cara pendekatan metodikal ini justru menjadi ciri pokok karya ilmiah.
Pertanggungjawaban ilmu dan Etika Perkembangan ilmu, khususnya ilmu ilmu alam menjadi ilmu teoretik-praktikal “bertanggung jawab” atas perubahan-perubahan kemasyarakatan yang terjadi dalam zaman baru. Yang dimaksud “bertanggungjawab” adalah menunjukkan hubungan sebab-musabab. Subyek dari pertanggungjawaban dianggap sebab dari akibat yang sudah terjadi
Ilmu tidak hanya bertanggungjawab atas perubahan yang terjadi, namun juga atas perkembangan selanjutnya (masa depan) Pertanggung jawaban ilmu terhadap hari depan biasanya menyangkut memperbaiki kembali apa yang oleh campur tangan ilmu telah terganggu. Misalnya : gangguan terhadap keseimbangan dalam alam (pemberantasan penyakit tanaman secara kimiawi, pengairan)
Titik berat pertanggungjawaban tidak hanya pada perbaikan, namun mengusahakan terwujudnya kemungkinan tertib yang terbaik. Karena ilmu telah menemukan bahwa tertib alam dan masyarakat terbuka bagi perubahan. Karena itu, pertanggung jawaban ilmu menimbulkan masalah etikal sekitar “tegangan”antara kenyataan yang ada dan yang seharusnya ada.