MENGENAL KRITERIA RHI, FORMULASI DAN IMPLEMENTASINYA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Statistika dan Aplikasi Komputer Sesi 2: Ukuran Sentral dan Persebaran
Advertisements

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (PP 71 TAHUN 2010)
Penentuan waktu dan kondisi gerhana
Prediksi Awal Bulan Syawwal 1432 Hijriyah
FM-UII-AM- Rincian Pokok Bahasan NOTULEN RAPAT FSM-01-05/RO
KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut. Penyebab gerak yang sering.
Latar Belakang Responden
Pengantar Gambar: Ambro | FreeDigitalPhotos.net Bagian 1 Latar Belakang Responden.
Sugeng RIANTO Seri: Smart learning in digital era Astronomi Dasar (Waktu)
WAKTU SIDERIS WIDIANA ( ).
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
Perhitungan dan Penentuan Arah Kiblat
KAIDAH-KAIDAH FALAKIYAH SIMULASI PEREDARAN BENDA LANGIT
TATA KOORDINAT BENDA LANGIT
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Pengantar Gambar: David Castillo Dominici / FreeDigitalPhotos.net m Bagian 1 Pedoman WUS: Hal. 57.
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Metoda Syar’i Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan
Aplikasi Ru’yah Global
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
Curriculum Vitae Nama : Hartanto Saryono, Lc
PROF. DR. ABDUL KADIR SALAM UNIVERSITY OF LAMPUNG CHAPTER 3…  METODE ILMIAH…
SEJARAH PERJALANAN KETATANEGARAAN RI
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN Oleh MUH. YUNANTO, SE., MM.
1suhardjono waktu 1Keterkatian PKB dengan Karya Inovatif, Macam dan Angka Kredit Karya Inovatif (buku 4 halaman ) 3 Jp 3Menilai Karya Inovatif.
Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Selasa, 24 Januari Dr. B.S. Kusmuljono, MBA Chairman CPR- Indonesia Komisaris.
Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal 1430 H Penentuan awal masa shaum dan Idul Fitri biasanya ditentukan oleh pengamatan Hilal, sabit Bulan tipis yang nampak.
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
/ / MARKETING PLAN / /
Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Korelasi dan Regresi Ganda
Website sebagai sarana penyampaian informasi
Kajian Rutin Bulanan Wali Santri Pesantren Sabtu-Kamis 2 s/d 14
The Group of Twenty Afrika Selatan Amerika Serikat Arab Saudi
BAB 1 BUNGA SEDERHANA Matematika Keuangan Edisi bab 1.
Integral Lipat-Tiga.
MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Kalender Hijriah/Islam
Bahan Kuliah IF3051 Strategi Algoritma Oleh: Rinaldi Munir
INTEGRASI NUMERIK.
SUNSET POLICY.
Matakuliah : D0564/Fisika Dasar Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Probabilitas & Distribusi Probabilitas
TATA SURYA 3. Satelit Anggota Tata Surya: Planet Asteroid 4. Meteorid
Turunan Numerik Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I
Peluang.
Kuliah ke 12 DISTRIBUSI SAMPLING
Cara Mencari Arah Kiblat
DISTRIBUSI NORMAL.
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Bulan Satelit Bumi T. Djamaluddin
Waniwatining II. HIMPUNAN 1. Definisi
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
HIPOTESIS DAN UJI RATA-RATA
HIPOTESIS & UJI VARIANS
Analisis Sensitivitas
IX - E Kelompok 4 Adysti Niken Febrianti 01 Afifah Ayu Puspita D. 02
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
NOTASI SIGMA BARISAN DAN DERET 0leh: Drs. Markaban, M.Si Widyaiswara PPPPTK Matematika disampaikan pada Diklat Guru Matematika SMK se propinsi DIY DI.
Nama Kegiatan Pendampingan Sosial Sub Sektor Agama Di Wilayah Pasca Bencana Tahun 2014 Pemberi Pekerjaan = BNPB Pelaksana Pekerjaan = PT. Nadhira Multi.
BAB X INDEKS MUSIMAN DAN GERAKAN SIKLIS
Oleh H. Ahmad Izzuddin, M.Ag
Metode Hisab dan Ruqiyat Dalam Penentuan Satu Syawal
KRITERIA VISIBILITAS HILAAL DI INDONESIA
Mengenal Hilal Penentuan awal bulan Puasa dan Idul Fitri ditentukan oleh adanya pengamatan Hilal, yaitu sesaat ketika Bulan melewati fase konjungsi (dalam.
Pengantar ILMU FALAK Oleh KHOBIBAH, S.Ag, MA, M.Hum 1.
NAMA KELOMPOK: DAFI RAFIF WAHYU AFNAN
A S T R O N O M I DALAM PENENTUAN BULAN HIJRIAH
Transcript presentasi:

MENGENAL KRITERIA RHI, FORMULASI DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada Silaturahmi Nasional RHI Yogyakarta, Sabtu 29 September 2012 Oleh: Muh. Ma’rufin Sudibyo ============================================================================= Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak Rukyatul Hilal Indonesia 2012

LATAR BELAKANG Penentuan awal bulan kalender Hijriyyah di Indonesia terbagi ke dalam kelompok hisab dan rukyatul hilaal. Dalam hisab  belum ada definisi bersama tentang hilaal secara empirik yang dinyatakan dalam sebuah kriteria. Terdapat dua “kutub” definisi asumtif : Wujudul Hilaal Imkan Rukyat Imkan Rukyat sedianya adalah kriteria penengah antara kelompok hisab dan rukyatul hilaal.

LATAR BELAKANG Keputusan Cisarua 1998 : Imkan Rukyat adalah kriteria darurat sampai tersusun kriteria baru yang lebih obyektif berdasarkan data penelitian. Keputusan Cisarua 2011 : Imkan Rukyat adalah kriteria darurat (penegasan dengan sedikit modifikasi). Kriteria Imkan Rukyat sampai saat ini belum diterima oleh seluruh komponen Umat Islam di Indonesia. Implikasi: selalu terbuka peluang terjadinya perbedaan penentuan awal Ramadhan dan dua hari raya.

LATAR BELAKANG Bentuk kriteria Imkan Rukyat (1998 s/d 2011) : Terdiri dari 3 syarat : Tinggi Bulan > 2o DAN Umur Bulan > 8 jam pasca konjungsi Elongasi Bulan > 3o

LATAR BELAKANG Bentuk kriteria Imkan Rukyat (pasca 2011) : Terdiri dua syarat : Tinggi Bulan > 2o dan umur Bulan > 8 jam pasca konjungsi ATAU Tinggi Bulan > 2o dan elongasi Bulan > 3o Dasar : laporan terlihatnya hilaal pada Jumat 29 Juni 1984 untuk penentuan Idul Fitri 1404 H dari Jakarta, Pelabuhan Ratu dan Pare-Pare. Problem: kemungkinan besar kasus hilaal palsu (salah identifikasi) Problem: di dekat posisi Bulan saat itu ada Merkurius dan Venus

LATAR BELAKANG Posisi Bulan, Venus dan Merkurius pada 29 Juni 1984 ghurub dari Jakarta

LATAR BELAKANG Posisi Bulan, Venus dan Merkurius pada 29 Juni 1984 ghurub dari Jakarta

LATAR BELAKANG Perbandingan intensitas cahaya Bulan & langit senja serta kontras Bulan & langit senja pada 29 Juni 1984 setelah ghurub

LATAR BELAKANG Perbandingan intensitas cahaya Bulan & Venus serta kontras Bulan & Venus terhadap langit senja pada 29 Juni 1984 setelah ghurub

LATAR BELAKANG Usulan perbaikan kriteria Imkan Rukyat dengan kriteria LAPAN 2000 (Djamaluddin, 2000). Bentuk : aD  0,14 DAz2 – 1,83 DAz + 9,11 Keberatan : Jumlah data sangat terbatas (11 data) 3 data diantaranya meragukan (berada di bawah limit Danjon) Usulan perbaikan kedua dengan membangun kriteria LAPAN 2009 (Djamaluddin, 2009). Bentuk : aD  4o dan aL  6,4o. Hanya menggabungkan nilai batas dari Ilyas (1988) dan Odeh (2004)

TUJUAN Membentuk basis data visibilitas hilaal Indonesia Menyusun kriteria baru sebagai perbaikan terhadap “kriteria” Imkan Rukyat Merumuskan definisi hilaal Menguji variasi lokal visibilitas hilaal

METODE Jejaring titik observasi : LHK CRB PAB LOL JAK DPK PLR KBM PWR 950BT 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400 +100 + 50 00 - 50 - 100 950 BT JAK DPK PLR KBM PWR PRG PAB GRE CRB LHK LOL

METODE Data yang diperlukan (3 butir pertama harus ada) : Jam berapa sabit Bulan mulai terlihat? Sabit Bulan terlihat dengan menggunakan apa? Bagaimana situasi langit barat/timur saat rukyat? Ada rekaman foto/video ?

METODE Target observasi : Hilaal tua Hilaal

CONTOH CITRA HILAAL Hilaal, Sumber : Mutoha, 2009

CONTOH CITRA HILAAL Hilaal, Sumber : Syamsulaksana, 2009

CONTOH CITRA HILAAL Hilaal, Sumber : Moeid Zahid, 2008

CONTOH CITRA HILAAL Hilaal tua, Sumber : Sudibyo, 2008

CONTOH CITRA HILAAL Hilaal, Sumber : Sugeng Riyadi, 2012

DATA periode observasi : Januari 2007 – Desember 2009 Visibilitas positif  diolah berdasarkan best time (Yallop, 1997) Visibilitas negatif  diolah berdasarkan jam sunrise/set Pengolahan  Moon Calculator v6.0 Visibilitas positif : 107 data, Visibilitas negatif : 67 data, Total data : 174 data Basis data ICOP = 737 data dalam 6 tahun Basis data Depag RI = 38 data dalam 30 tahun

DATA Data Pembanding : 54 data ICOP yang dibatasi hanya yang berasal dari daerah tropis. 21 data Schaefer yang dibatasi hanya yang berasal dari daerah tropis. 6 data visibilitas dari Malaysia tahun 2006.

Persamaan batas : Tb  – 0,420 Lag + 16,941 FORMULASI Visibilitas positif Persamaan batas : Tb  – 0,420 Lag + 16,941

FORMULASI Definisi hilaal : Persamaan : Tb  – 0,420 Lag + 16,941 Hilaal adalah : Bulan sabit termuda dengan 24 menit < Lag < 40 menit. Memenuhi persamaan batas visibilitas aD  0,099 DAz2 – 1,490 DAz + 10,382 Pembanding dari ICOP : Lag minimum 21 menit

Persamaan batas visibilitas : aD  0,099 DAz2 – 1,490 DAz + 10,382 FORMULASI Visibilitas positif Persamaan batas visibilitas : aD  0,099 DAz2 – 1,490 DAz + 10,382

FORMULASI Persamaan visibilitas : aD  0,099 DAz2 – 1,490 DAz + 10,382 Berbentuk mirip kriteria LAPAN 2000, namun lebih pesimistik (LAPAN : aD  0,14 DAz2 – 1,83 DAz + 9,11) aD minimum = 4,605o  sangat dekat dengan aD minimum Ilyas = 4o (Ilyas, 1988) aD minimum empirik = 5,792o DAz saat aD minimum = 7,482o elongasi minimum = 7,234o (empirik)

FORMULASI Bentuk persamaan batas visibilitas berbeda dengan persamaan visibilitas global dengan variabel yang sama

FORMULASI Perbandingan dengan basis data global yang telah diseleksi hanya untuk daerah tropis

FORMULASI Perbandingan dengan basis data Malaysia 2006

FORMULASI Perbandingan ILDL (International Lunar Date Line) Syawwal 1432 H

FORMULASI Perbandingan ILDL (International Lunar Date Line) Zulhijjah 1432 H

IMPLEMENTASI Tabel nilai selisih tinggi Bulan-Matahari (aD) minimum terhadap selisih azimuth Bulan-Matahari (DAz) dalam kriteria RHI

IMPLEMENTASI Tabel nilai tinggi Bulan mar’i (h) minimum terhadap selisih azimuth Bulan-Matahari (DAz) dalam kriteria RHI, untuk elevasi 0 m dpl

IMPLEMENTASI Contoh implementasi : bentuk hilaal berbanding posisi Bulan pada Sabtu 18 Agustus 2012 saat ghurub

IMPLEMENTASI Hilaal 18 Agustus 2012, Sumber : Sugeng Riyadi, 2012

IMPLEMENTASI Konsekuensi pada fase-fase Bulan Sabit Bulan tepat pada saat konjungsi 14 April 2010 TU, sebagai hasil observasi khusus. Apakah ini hilaal ? Sumber : Legault, 2010

IMPLEMENTASI Penggunaan parameter kontras Lingkaran A memiliki kontras lebih kecil dibanding lingkungan sekitar Lingkaran B memiliki kontras lebih besar dibanding lingkungan sekitar

IMPLEMENTASI Usulan batasan fase Bulan

IMPLEMENTASI Reinterpretasi teks ……. fain ghumma…….dalam teks hadits Nabi SAW: Selama ini diterjemahkan terhalangi (karena mendung atau hujan) Faktanya geografi Arab Saudi amat sangat bertolak belakang dengan Indonesia dan negara maritim lainnya Reinterpretasi yang diusulkan: cahaya (Bulan) yang tertutupi cahaya (senja)

IMPLEMENTASI Perbandingan karakter iklim Jakarta (Indonesia) dan Makkah – Madinah (Saudi Arabia) sebagai rerata 10 tahun

IMPLEMENTASI Perbandingan Hilaal dengan Fajar Shadiq/Syafaq Ahmar

Antara fajar shadiq (kiri) dengan hilaal( kanan) sebenarnya analog IMPLEMENTASI Antara fajar shadiq (kiri) dengan hilaal( kanan) sebenarnya analog

PUBLIKASI Sudibyo, Arkanuddin & Sugeng Riyadi. 2009. Observasi Hilaal 1427–1430 H (2007–2009 M) dan Implikasinya untuk Kriteria Visibilitas di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Mencari Solusi kriteria Visibilitas Hilal dan Penyatuan Kalender Islam dalam Perspektif Sains dan Syariah, Observatorium Bosscha (Lembang), 19 Desember 2009. Sudibyo. 2010. Evaluation of the Danjon’s and Sulthan’s Crescent Length Models with the 1427–1430 AH (2007–2009 CE) Young/Old Crescent Observations from Indonesia. Prosiding The 2010 Conference of Earth and Space Sciences, ITB (Bandung), 9–10 Januari 2010.

PUBLIKASI Sudibyo. 2011a. Variasi Lokal dalam Visibilitas Hilaal : Observasi Hilaal di Indonesia pada 2007–2009. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XXV Himpunan Fisika Indonesia Jateng–DIY 2011, Unsoed (Purwokerto), 9 April 2009. Sudibyo. 2011b. Visibilitas Hilaal di Daerah Tropis. Seminar Himpunan Astronomi Indonesia 2011 dalam rangka 60 tahun Pendidikan Astronomi, ITB (Bandung), 27 Oktober 2011. Beberapa artikel di suratkabar

KESIMPULAN Terbentuk basis data visibilitas hilaal Indonesia Hilaal adalah : Bulan pasca konjungsi yang memiliki 24 menit  Lag  40 menit dan memenuhi persamaan visibilitas : aD  0,099 DAz2 – 1,490 DAz + 10,382 Kriteria tersebut hanya berlaku untuk daerah tropis

UCAPAN TERIMA KASIH Jejaring perukyat RHI Jejaring perukyat LFNU Jejaring perukyat Kementerian Agama – Badan Hisab dan Rukyat PPMI as-Salam Pabelan Surakarta Jejaring Crescent Moon Sighting Malaysia