Mekanisme Pasar: Permintaan dan Penawaran Yeni Puspita, SE., ME
Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti halnya alam semesta. Sebagai sistem perekonomian memiliki kemampuan penstabil otomatis untuk menjaga keseimbangan. Masalah ekonomi merupakan gangguan keseimbangan sistem, masalah akan pulih jika keseimbangan dipulihkan. Kekuatan yang mampu mengendalikan sistem ekonomi, disebutnya sebagai tangan gaib (invisible hand)
Permintaan Adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain yang terkait 3. Tingkat pendapatan per kapita 4. Selera dan kebiasaan 5. Jumlah penduduk 6. Perkiraan harga di masa mendatang 7. Distribusi Pendapatan 8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
Fungsi permintaan Fungsi permintaan adalah: permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan kita dapat mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat. Dx = F{Px, Py,Y, sel, pen, Pp, Ydist,prom} Di mana: Dx = Permintaan barang x Px = harga x Py = harga y (barang subsitusi atau komplement) Y = Pendapatan per kapita sel = selera atau kebiasaan pen = jumlah penduduk Pp = perkiraan harga x periode mendatang Ydist = distribusi pendapatan prom = upaya produsen meningkatkan penjualan (promosi)
Dx adalah variabel terikat (Dependent variable) karena besaran nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lainnya. Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan, biasanya yang diperlukan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung Dalam kasus barang inferior, jika pendapatan naik maka permintaan terhadap barang menurun. Barang giffen adalah juga barang inferior, namun barang inferior belum tentu barang giffen Contoh: ilustrasi
Kurva permintaan Qd= 100- 10P Harga Beras per kilogram (Rp) Permintaan Beras per bulan (ribu ton) 2000 4000 6000 8000 10000 100 80 60 40 20
Qd= 100- 10P Harga (Rp) 10 Kuantitas Beras 100
Perubahan Jumlah yang dimintadan perubahan permintaan Harga (Rp) Pendapatan Naik Pendapatn turun D1 D2 D0 Kuantitas Beras
Kasus pengecualian Barang yang memiliki unsur spekulasi Seseorang akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik, karena ada unsur spekulasi (misal: emas, saham, dan tanah) Barang Prestise barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya, umumnya berharga mahal. Apabila barang tersebut naik harganya, boleh jadi menyebabkan permintaan thd barang tsb meningkat Barang Giffen apabila harga nya turun, menyebabkan jumlah barang yang diminta akan berkurang
Penawaran Adalah jumlah barang yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran: Harga barang itu sendiri Harga barang lain yang terkait Harga faktor produksi Biaya produksi Tekhnologi produksi Jumlah pedagang / penjual Tujuan perusahaan Kebijakan pemerintah
Fungsi Penawaran Penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sx = f{Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij).......... (1) Dimana : Sx = penawaran barang x Px = harga x Py = harga y (barang subsitusi, komplemen) Pi = harga input C = biaya produksi tek = tekhnologi produksi ped = jumlah pedagang / penjual tuj = tujuan perusahaan kebij = kebijakan pemerintah
Contoh Fungsi Penawaran mobil adalah: Qs = -40 + 5P Dimana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun P = harga mobil per unit (puluh juta rupiah per unit) Harga (Rp juta) S0 S1 Kemajuan Tekhnologi Kuantitas Mobil (ribu unit)
Kasus Pengecualian Kurva tenaga kerja berbentuk melengkung terbalik (backward bending labour supply curve) misalnya, seorang pekerja yang dibayar berdasarkan jumlah jam kerja, seperti tabel berikut: Upah per jam (dalam rupiah) Jumlah jam kerja per minggu 2000 4000 8000 12000 14000 16000 18000 4 12 20 24 25 23 Gambar 1
Bentuk kurva penawaran tenaga kerja melengkung dan berbalik arah ke arah yang berlawanan, atau kurvanya memiliki kemiringan negatif. Contoh: profesi dokter, bagi seorang dokter spesialis yang tarifnya sudah tinggi (misalnya diatas Rp 100.000 untuk sekali periksa pasien), ia cenderung akan mengurangi jam praktiknya, dan menambah leisure time nya.
Harga Keseimbangan Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen dan produsen sama-sama tidak ingin menambah dan mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual, permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di bawah harga keseimbangan , terjadi kelebihan permintaan, sebab permintaan akan meningkatdan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun Kasus pasar mobil: permintaan : Qd = 200 – 10P penawaran : Qs = -40 + 5P Keseimbangan pasar : Qd = Qs 200-10P = -40 + 5P 240 = 15P P = 16 Qd = 200 – 10(16) = 40 Qs = -50 + (5)16 = 40 Gambar 2
Surplus Ekonomi Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar adalah marjinalitasyang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi atau mengonsumsi ditentukan oleh berapa besar tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau dikonsumsi. Pada saat keseimbangan, konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih sedikit dibanding kesediaan membayar. Sebaliknya, produsen menerima uang lebih banyak daripada pemakaian mobil telah menurun Apa yang dialami konsumen disebut surplus konsumen, yaitu selisih antara jumlah yang konsumen bayarkan dengan yang harus dibayar. Untuk produsen disebut surplus produsen, yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar.
Kegagalan Pasar Pasar menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi nya terpenuhi, antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempuna, pasar berbentuk persaingan sempurna, dan barang bersifat privat. Proses pertukaran tidak dibatasi dimensi waktu dan tempat, namun pada kenyataan nya banyak asumsi yang tidak sesuai sehingga terjadi kegagalan pasar Informasi tidak sempurna (incomplete information) Monopoly Eksternalitas ditaggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost) Barang Publik Barang altruisme barang yang ketersediaan nya berdasarkan suka rela karena rasa kemanusiaan (darah)
Intervensi pemerintah Kegagalan pasar seringkali menuntut campur tangan pemerintah, namun yang harus diperhatikan adalah tidak semua campur tangan pemerintah memberikan hasil yang baik, walaupun tujuan nya baik. Salah satu masalah yang dihadapi pemerintah adalah adanya trade off (konflik) contohnya subsidi terhadap perumahan, ada konflik antara tujuan pemerataan dan efisiensi. Tujuan dilakukan nya campur tangan pemerintah adalah sbb: Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil
c. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar tidak menjalankan praktek monopoli d. Menyediakan barang publik, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat e. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi
Bentuk Intervensi pemerintah Kontrol Harga Harga dasar (floor price) Harga tertinggi (Ceiling Price) Kuota Pajak dan Subsidi Pajak Subsidi Tarif dan Kuota
Tujuan Kontrol harga adalah melindungi konsumen atau produsen, bentuk kontrol harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga maksimum (ceilling price) Contoh: Bila pemerintah menetapkan upah minimum tenaga kerja Rp 15.000/hari, maka majikan harus membayar tenaga kerja paling tidak Rp 15.000 per hari.
Qd = 2000 – 3P; Qs = -500 + 2P Dimana Qd, Qs = Ribu ton per musim P = Ratus Ribu Rupiah per ton Keseimbangan pasar terjadi pada harga gabah Rp 500.000 per ton, sedangkan jumlah gabah yang tersedia 500.000 ton per musim. Andaikan pemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit, dan berniat menambah pada musim tanam mendatang dengan menetapkan harga dasar gabah menjadi Rp 600.000 per ton, akan terjadi kelebihan penawaran 500.000 ton, sebab penawaran naik menjadi 700 ton sedangkan permintaan menurun menjadi 200.000 ton. Keputusan ini merugikan konsumen dan produsen karena total surplus ekonomi yang hilang (consumer surplus dan producer surplus) besarnya seluas segitiga B+C
Qs = -500 + 2P Qd2 = Qd + Qdp Qd = 2000 – 3P Harga (Rp ratus ribu ton) Harga Dasar 200 500 600 Qs = -500 + 2P Qd2 = Qd + Qdp C B Qd = 2000 – 3P Ribu ton per musim
Agar harga gabar tetap pada tingkat Rp 600 Agar harga gabar tetap pada tingkat Rp 600.000 per ton, pemerintah harus membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar permintaan yang kita sebut saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibatnya kurva permintaan bergeser ke ke Qd 2 yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar anggaran yang disediakan adalah 500.000 ton dikalikan Rp 600.000
Harga Tertinggi (Ceilling Price) Adalah batas maksimum harga penjualan ole produsen. Di Indonesia yang paling terkenal misalnya penetapan harga patokan setempat (HPS) untuk semen. Tujuan penetapan harga tertinggi umumnya adalah agar harga produk dapat terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang. Namun kebijakan ini tidak bermanfaat apabila produsen memiliki kekuatan oligopoli apalagi daya monopoli.
Kasus pasar mie instan di Indonesia Qd = 20 Kasus pasar mie instan di Indonesia Qd = 20.000 – 5P; Qs = -5000 + 20P Dimana Qd, Qs = Ribu bungkus per bulan P = Harga per bungkus Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instan Rp 1000 per bungkus, dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan, skrg pemerintah merasa harga mie terlalu tinggi dan menetapkan harga Rp 750 per bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan sebesar 6.250.000 bungkus per bulan (16.250.000 – 10.000.000). Secara ekonomis keputusan ini merugikan, karena terjadi kehilangan surplus ekonomi (deadweight loss) sebesar luas segitiga A+B
Qd = 2000 – 5P Qs = -5000 + 20P Harga tertinggi Harga 1000 750 15000 16500 Qs = -5000 + 20P Harga tertinggi B A Kuantitas (ribu bungkus)
kuota Pemerintah juga mempengaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijakan kuota (pembatasan produksi), misal: pemerintah ingin menolong petani jagung dengan cara membatasi jumlah produksi (kuota) untuk meningkatkan harga. Diagram berikut menunjukkan tanpa campur tangan pemerintah, keseimbangan pasar jagung terjadi di titik E1 dengan jumlah jagung Q0 dan harga P0. Jika pemerintah ingin menjaga agar harga jagung minimal P1 untuk itu jumlah produksi dibatasi hanya samai Q1. Kurva penawaran jagunf yang relevan adalah S1. keputusan ini mengurangi surplus konsumen sebesar A+B. Produsen mengalami kehilangan surplus sebesar C, tetapi memperolah tambahan surplus seluas A ditambah insentif tidak memproduksi seluas F. Agar produsen jagung mau mengurangi produksinya sampai tingkat Q1, maka insentif finansial yang harus diberikan setidak-tidaknya seluas B+C+F
Kurva Penawaran akibat Kuota Produksi Harga Kuantitas P1 P0 Q0 Q1 B F E1 S0 D S1 A C Kurva Penawaran akibat Kuota Produksi
Pajak dan Subsidi Dilihat dari satu sisi, pajak memberatkan karena membuat harga barang menjadi lebih mahal, namun di sisi lain, pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai fungsi-fungsinya, khususnya redistribusi pendapatan dan sebagai alat stabilisasi ekonomi. Hanya saja keputusan penentuan pajak harus mempertimbangkan elastisitas permintaan dan penawaran, jika tidak maka tujuan yang ditargetkan tidak tercapai.
Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan membebankan pajak sebesar T per unit. Pajak itu dibebankan kepada produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari S0 ke S1, sehingga harga keseimbangan menjadi P1, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi Q1. kebijakan ini sebenarnya menyebabkan konsumen kehilangan surplus konsumen sebanyak A+B. Sedangkan produsen kehilangan surplus produsen sebanyak A+F sama dengan 0Q1x(P1-P2). Sepintas pemerintah tampaknya senang dengan penerimaan itu, tetapi konsumen dirugikan karena beban pajak yang harusnya ditanggung produsen, sebagian (A) ditanggung oleh konsumen. Ini disebut pergeseran beban pajak (tax incidence). Besarnya tax incidence sangat tergantung pada elatisitas permintaan dan penawaran
Harga Kuantitas D F C B A P1 P0 P2 Q0 Q1 S0 S1 Pajak T/unit
Subsidi Subsidi dapat dipandang sebagai pajak negatif (negative tax), karena subsidi menambah pendapatan nyata. Sebagaimana halnya pajak, manfaat pemberian subsidi terbagi-bagi antara produsen dan konsumen, tergantung elastisitas permintaan dan penawaran
Keseimbangan pasar susu bayi di jakarta, agar makin banyak keluarga yang mampu membeli susu, pemerintah bermaksud menurunkan harga susu ke P1. dengan harga setingkat P1 permintaan meningkat menjadi Q1, sementara penawaran berkurang menjadi Q2. sadar bila menempuh kebijakan harga tertinggi akan menimbulkan deadweight loss, pemerintah menempuh kebijakan subsidi (negative tax). Besarnya subsidi yang diberikan adalah (P1-P2). Bila subsidi diberikan kepada konsumen, akan menggeser kurva permintaan ke D1, sehingga keseimbangan baru terjadi di titik E2. Bila subsidi diberikan kepada produsen, akan menggeser kurva penawaran ke S1. keseimbangan baru terjadi di titik E1
Harga Kuantitas P2 P0 P1 Q1 Q0 Q2 E0 E1 D1 D0 S1 S0 E2 Subsidi / Unit
Tarif dan Kuota Dalam sistem perekonomian yang terbuka (perekonomian luar), maka harga barang yang berlaku adalah harga internasional, yang menjadi persoalan adalah bila harga domestik lebih tinggi daripada harga dunia. Sebab dengan mekanisme pasar bebas, terpaksa dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Walaupun dari sudut konsumen hal ini menguntungkan, tetapi demi melindungi industri dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan protektif dengan memberlakukan tarif (pajak impor) dan kuota impor (pembatasan jumlah impor)
Dengan harga internasional setingkat Pw, tingkat impor mencapai sejumlah Qd0-Qs0. untuk melindungi industri dalam negeri pemerintah menetapkan tarif sebesar T per unit impor. Harga dalam negeri meningkat menjadi P*, impor pun berkurang menjadi Qd1-Qs1 unit. Bagi produsen domestik, kebijakan ini menambah keuntungan mereka sebesar luas trapesium A. Tetapi konsumen domestik mengalami kerugian sebesar A+B+C+F. Sedangkan F merupakan penerimaan pajak pemerintah. Jika pemerintah memberlakukan kuota impor, F merupakan keuntungan yang diperoleh produsen asing. Sehingga kerugian domestik neto adalah B+C+F
Harga P* Pw Qd0 Qd1 QS1 QS0 A B F C D S Tarif / unit Kuantitas
Terima Kasih