Menulis Rapor Sendiri Sekiranya anda akan mengisi rapor sendiri, nilai apa yang akan anda beri untuk dirimu sendiri saat ini? Paulus mengakui nilainya belum sempurna (ay. 12), namun ia berupaya hidup dan berperilaku sebagai orang yang sempurna (ay. 15). Dua sisi ekstrim: memberi penilaian yang melebihi kenyataan, atau sebaliknya lebih rendah dari keadaan sesungguhnya (Sardis, Why. 3:1; Laodikea, Why 3:17; bdk. Smirna, 2:9).
Ketidakpuasan Ilahi (12, 13a) Paulus sangat puas dengan karya Tuhan baginya (ay. 8), tetapi ia belum puas pencapaian hidupnya saat ini. standar Kristus Paulus tidak membandingkan dirinya dengan orang lain, melainkan antara diri sendiri dengan standar Kristus. Kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain –terutama yang melakukan kesalahan atau yang lebih lemah- untuk alasan dan pembenaran diri. “Ketidak puasan ilahi” dibutuhkan untuk kemajuan rohani.
Latihan Rohani (13) Paulus menggambarkan hidupnya di masa lalu, kini dan nanti sebagai suatu perlombaan olah raga yang membutuhkan pelatihan pikiran. Dia melatih diri untuk melihat perkara-perkara dari sudut pandang Tuhan, sehingga perkara apapun yang ada di belakang, sekitar dan depannya tidak mengalihkan perhatiannya dan menghilangkan sukacitanya.
Masa Lalu yang Menghalangi (13) “Melupakan” (ay.13) bukan berarti menghilangkan dari memori, melainkan tidak lagi dipengaruhi olehnya. Ini adalah masalah pilihan, bukan “faktor alam” yang tak dapat dikendalikan. Contoh: Yusuf, melihat masa lalu dengan saudara-saudaranya dari perspektif Tuhan. Menjadikan masa lalu sebagai patokan --baik kegagalan maupun keberhasilan-- hanya akan melemahkan efektifitas saat ini.
Spesialisasi (13, 14) Atlit harus fokus hanya pada target yang dia kejar. Tidak ada atlit yang menjadi juara di semua bidang olah raga! “Mengarahkan diri” menunjukkan tindakan intensif, mengerahkan segenap upaya untuk menjadi yang terbaik di bidang dan karunia yang ada padanya. Fokus Paulus hanya satu: mendapat panggilan sebagai juara dengan cara yang mulia!
Disiplin Pribadi (15, 16) Atlit tidak membuat aturan main sendiri, melainkan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Penilaian pelanggaran dan penentuan pemenang hanya ditentukan oleh hakim, BUKAN oleh penonton. Setiap latihan dan pertandingan seharusnya menghasilkan kemajuan (progress) ke tingkat yang lebih tinggi, tidak mandeg di masalah yang sama lagi.
Committed to Excellency Nilai excellent tidak didapat dari standar performance duniawi, tetapi keserupaan dengan Kristus. Untuk mendapatkan nilai tertinggi tersebut, harus diawali dari “ketidakpuasan ilahi,” dilanjutkan dengan latihan rohani, mengabaikan masa lalu yang menghalangi, dipertajam dengan spesialisasi, dan disempurnakan dalam disiplin pribadi. Nilai apa yang akan anda dapatkan saat menerima rapor dari Tuhan?