Mengapresiasi Karya Seni Tari SMA Kelas XI Semester 2 psb-psma Ikhlas berbagi rela memberi
15. Mengapresiasi Karya Seni Tari 15.2. Mendeskripsikan unsur estetis tari kelompok Nusantara dari hasil pengamatan pertunjukan
Mendeskripsikan sikap,alur gerak, dan pola lantai tari kelompok Nusantara Mengidetifikasi keunikan kostum dan iringan yang digunakan dalam tari kelompok Nusantara Membuat laporan analisis unsur estetis tari kelompok
analisis sikap tari analisis gerak tari analisis pola lantai analisis rias analisis kostum analisis irigan tari
Penyajian Tari Kreasi Dalam penyajian gerak tari kreasi, kita perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Iringan Iringan untuk tata gerak tari dapat diambil dari musik tradisional, musik asing, dan tata bunyi yang telah disusun dengan aransemen sendiri, atau aplikasi penggabungan musik-musik tertentu. Kostum Kostum atau pakaian yang digunakan sebaiknya memperhatikan materi gerak yang disajikan sehingga penampilan tidak mengganggu jalannya gerak tari yang diharapkan.
Materi Tari Pola Panggung Dalam kematangan dan keberhasilan penyajian tari, hal yang paling menentukan adalah penguasaan gerak tari yang sesuai dengan ide sehingga tidak kelihatan kejanggalannya. Pada tari kreasi berkelompok akan lebih jelas kelihatan kekurangkompakan apabila salah satu penari ada yang kurang menguasai materi. Pola Panggung Penataan panggung perlu diperhatikan karena dalam tari kreasi yang berkelompok terdapat banyak gerak yang ekspresif sehingga panggung jangan sampai menjadi penghalang dalam mengekspresikan gerak-gerak tari.
Pengorganisasian Pergelaran Pergelaran merupakan suguhan atau sajian dari hasil kegiatan berolah seni. Dalam acara pergelaran, waktu harus di manfaatkan seefisien mungkin. Pengaturan waktu harus tepat, dan diperhitungkan terlebih dahulu berapa waktu yang dibutuhkan dalam penampilan. Hal tersebut dapat dilihat dalam acara gladi bersih. Apabila dalam acara pergelaran terdapat selingan acara selingan tersebut tidak boleh menggangu unit sajian pergelaran. Supaya penyajian berjalan dengan urut tiap-tiap seksi harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk saling menunjang dan saling mendukung.
Kelengkapan Pergelaran Kelengkapan pergelaran merupakan hal yang paling mendukung keberhasilan penyelenggaraan pergelaran. Kelengkapan pergelaran tersebut ialah: tempat pergelaran; hasil karya tari kreasi yang disajikan ; publikasi; pengorganisasian.
Prinsip Penyelenggaraan Pergelaran Prinsip Interaksi Penyelenggaraan pergelaran harus berorientasi pada kepentingan kedua belah pihak, yaitu kepentingan penyelenggaraan dan pemirsa. Oleh karena itu pergelaran perlu dipersiapkan agar benar-benar menarik pengunjung untuk menyaksikan dan memberi respon terhadap penyelenggaraan pergelaran. Prinsip Inisiatif Penyelenggara harus mengambil inisiatif dan menentukan langkah-langkah yang sistematis dan terencana kearah pendekatan masyarakat sehingga masyarakat mengetahui bahwa sedang diadakan pergelaran dan sejenisnya. Sebagai contoh, pameran musium yang berlangsung terus menerus perlu publikasi yang jelas agar musium selalu didatangi pengunjung. Prinsip Repetisi Prinsip repetisi adalah penyelenggaraan pameran atau pergelaran yang dilakukan berulang-ulang. Hal tersebut dilakukan agar pameran atau pergelaran dapat dikenal dengan benar oleh publik sehingga didapat pemahaman tentang materi pergelaran.
Prinsip Integritas Prinsip integritas dilaksanakan jika penyelenggara ingin menampilkan banyak materi. Penyelenggaraan seni tari dan kreasi dari berbagai daerah serta tari modern dengan nama yang sedikit megah seperti “ Indonesia Menari “. Dalam hal ini , materi pergelaran harus disusun menjadi satu totalitas yang integral dengan satu tema sentral. Prinsip Efisien Pergelaran yang dilakukan harus jelas kepentingan dan arahnya. Penyelenggaraan harus sistematis agar tidak merepotkan penyelenggara dan pengunjung. Prinsip Estetika Estetika (keindahan ) menjadi prasyarat penyelenggaraan pameran. Lingkungan yang indah dan menarik akan sangat membantu jalannya pergelaran karena dalam prinsip estetika, pesona visual sangan dipentingkan. Prinsip estetika dapat diterapkan dengan cara penataan warna panggung, efek suara, serta komposisi materi pergelaran sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan mempesona.
Penataan Ruang Pergelaran Tata Cahaya ( Lighting ) Sumber cahaya sangat mempengaruhi penampilan gerak dan perwatakan penari. Warna-warna lampu dapat membuat lebih menarik dan mendukung suasana pentas. Sifat warna cahaya lampu yang berhubungan dengan kepentingan penggung antara lain : 1. warna hijau memiliki sifat senang, sejuk, akrab dan segar; 2. warna jingga memiliki sifat lincah dan dinamis; 3. warna ungu memiliki sifat susah, berkabung, dan romantis; 4. warna kuning memiliki sifat riang, kesatria dan gembira; 5. warna biru memiliki sifat tenang, agung dan dingin; 6. warna merah memiliki sifat panas, marah, dan gairah.
c. Perkengkapan Panggung b. Dekorasi Penataan pangung secara keseluruhan dapat mendukung pementasan karya yang disajikan. c. Perkengkapan Panggung Perlengkapan pangung adalah alat atau barang-barang yang diperlukan dalam pementasan karya seni yang bersangkutan. Sound System atau Pengeras Suara Soun System sangat membentu dalam suatu pementasan pergelaran. Penataan suara yang baik, dapat menghidupkan suasana pergelaran. Selama pergelaran, diusahakan supaya tidak terjadi gangguan efek suara.
Komposisi Tari Desain Atas : Desain lantai adalah pola yang dilintasi oleh gerakan-gerakan dari komposisi tari di atas lantai dari suatu ruang. Variasi pada pola lantai tergantung pada motivasi dari komposisi tari. Garis lurus misalnya mempunyai kekuatan yang mengandung kesederhanaan. Bergerak down-stage memiliki kesan lebih kuat dari pada bergerak up-stage atau serong. Desain Atas : Desain atas adalah desain yang membentuk pola di atas lantai ( biasanya terbentuk oleh penari itu sendiri ) dan terlihat oleh penonton. Ada 16 unsur dasar yang masing-masing dapat digabungkan/dimodifikasi.
1. Datar Postur tubuh penari yang dilihat oleh penonton (bukan yang dirasakan penari) hampir tanpa perspektif. Desain ini dapat berbentuk vertikal, horizontal, kontras (berlawanan), murni, statis, lengkung, tinggi, medium, rendah, lukisan, garis lanjutan, dan garis tertunda. Jika diberi putaran seperempat saja, akan menjadi ‘desain dalam’.Desain yang secara konstruktif dangkal ini justru memberikan kesan keterbukaan, kejujuran dan ketenangan.
2. Dalam Penonton melihat penari perspektif yang dalam. Hampir semua unsur desain di bawah ini (dari vertikal sampai garis tertunda) lebih mudah digarap dengan desain dalam. Terutama untuk desain lengkung, lukisan, dan tertunda. Desain ini lebih memberikan kedalaman emosi/perasaan daripada desain datar.
3. Vertikal Penari membentuk garis ke atas dan kebawah. Desain ini dapat diterapkan pada semua unsur ( kecuali horisontal ). Ia memberi rasa menjangkau ke atas dan/atau ke bawah ( lihat desain tinggi dan desain rendah ), egosentris, dan cocok untuk suasana menarik atau pasrah.
4. Murni 5. Lengkung Murni dan Lengkung Postur tanpa garis-garis yang kontras. Garis-garis murni dapat mengubah setiap unsur yang ada (kecuali garis berlawanan). Garis yang paling sederhana ini dapat memberikan sentuhan ketenangan. 5. Lengkung Postur dengan badan atau anggota badan yang dilengkungan. Garis lengkung (dalam semua unsur kecuali bersudut) dapat memberi kesan penonton dekat dengan penari atau perubahan dinamis dapat memberikan rasa egosentris.
6. Kontras 7. Bersudut Kontras dan Bersudut Postur yang mengarap garis-garis bersilang pada lekukan-lekukan yang berlawanan dan mengandung suatu kontinuitas garis dalam oposisi. Merupakan garis-garis kontras yang bisa berupa berbagai unsur (kecuali murni) dan dapat memberi sugesti kekuatan atau kebingungan. Jika digarap sebagai pengembangan desain murni yang mendahului, akan tercapai sugesti pengembangan intelektual dan emosional. 7. Bersudut Postur dengan badan atau anggota badan di tekuk membentuk sudut.Garis bersudut dapat digunakan dengan setiap unsur kecuali lengkung, spiral, garis lanjutan, dan tertunda. Garis ini dapat memberi sugesti penggunaan kekuatan secara sadar.
8. Spiral Postur dengan badan dan anggota badan berputar. Spiral merupakan seri lingkaran naik-turun yang tak dapat digunakan pada garis datar, kontras, atau bersudut. Penari yang berputar mengikuti alunan naik-turun dapat merasa dekat dengan penonton.
9. Tinggi Menekankan ruang tari dibagian dada ke atas. Sesuai dengan sifatnya, aksen gerak yang dibuat pada bagian ini dapat menghasilkan sentuhan intelektual dan spiritual. Tarian pemujaan sedikit menggunakan anggota badan bagian bawah, tapi efek dapat diatur atau dimanusiakan dengan memberikan tekanan gerak pada tubuh bagian atas ini
10. Medium Medium Menekankan ruang tari antara bagian dada hingga pinggang. Aksen gerak pada bagian tubuh ini dapat menimbulkan sentuhan emosi dan motivasi.
11. Rendah Menekankan ruang tari di bagian pinggang ke bawah. Aksen gerak pada tubuh bagian bawah ini dapat memberikan gairah. 12. Horisontal Postur dengan anggota badan membentuk garis melintang. Desain ini dapat diterapkan pada semua unsur ( kecuali vertikal ). Ia memberi rasa menjengkau ke luar dan kesadaran terhadap lingkungan. Cocok untuk suasana ekspresif/mencurahkan.
13. Garis Lanjutan Kesan garis yang terlukis diudara di luar jangkauan tubuh penari. 14. Statis Pose statis tapi bergerak. Garis statis dapat digunakan dalam semua desain, kecuali desain lukisan, garis lanjutan, dan tertunda. Garis ini memberi rasa teratur dan berisi. Kebanyakan tarian daerah timur digarap atas garis statis berupa seri dari pose-pose yang mengalir disisipi garis lukisan dan kualitas dinamis. Tekanan dinamika tersebut dapat mengimbaskan kesan ambisi atau nafsu.
15. Garis tertunda Garis yang terlukis di udara oleh busana, rambut, atau properti, karena imbas gerak diluar motorik tapi terkontrol oleh kesadaran penari.
16. Terlukis Garis atau bentuk di udara yang terlukis lebih berkesan dari pada anggota badan atau properti yang melukisnya.
Gerak dasar Gerak dasar adalah gerak murni yang berkembang sesuai kebutuhan. Gerak ini dipengaruhi oleh materi, energi, ruang, dan waktu. Dalam tari tradisi, pegertian gerak memiliki pemahaman bentuk statis dan dinamis. Keduanya dibedakan oleh pendekatan waktu dalam bentuknya. Kelima gambat tersebut adalah gerak statis yang jika dirangkaikan menjadi gerak dinamis.
Teknik Tari Gerak Kaki Fungsi Penahan gerakan tubuh. Alat berpindah tempat ( bergeser, melangkah, meloncat ). Posisi Rapat-renggang Diangkat salah satu Menapak, tincak, engke, jinjit. Bergerak/bergeser salah satu, (depan, belakang, samping, serong). Dimensi gerak memanjang ( lurus/jinjit ) Melebar ( terbuka ke samping atau ke depan-belakang ). Meninggi ( diangkat ).
Eksplorasi arah Melangkah maju-mundur Bergerak ke samping kiri-kanan. Melangkah/bergerak serong. Gerak Tangan /Lengan Fungsi Membentuk gerakan indah tari. Melakukan gerak isyarat/makna. Posisi Kedua Tangan Terbuka ke samping Searah Berbeda arah.
C. Tari Kelompok Sifat : Bentuk : Homogen : Menari bersama dengan gerakan yang sama Heterogen :Menari bersama dengan gerakan atau tugas yang berbeda. Bentuk : Berjejer, bagian depan semua penari terlihat utuh oleh penonton. Berbaris, bagian samping semua penari terlihat oleh penonton. Berderet ke belakang, hanya penari terdepan yang terlihat utuh. Diagonal, menyilang panggung baik berjejer, berberis, atau berderet. Membentuk lingkaran penuh atau setengah. Membentuk berbagai bentuk persegi tiga (tiga, empat, dan seterusnya baik tunggal atau berpasangan). Menyebar, saling menjauh dan terpisah dengan jarak yang ideal. Menghimpun saling mendekat dan bersatu. Kombinasi berbagai bentuk.
D. Tata rias Rias wajah untuk tari lebih tegas baik garis atau warnanya, sedangkan rias sehari-hari lebih tipis. Busana, aksesoris, dan properti penari pun harus dipilih yang mendukung ekspresi dan penampilan tari, bukan malah mempersulit gerak. E. Iringan Musik Iringan musik untuk tari harus mencerminkan fungsinya. Iringan musik pada tarian memiliki fungsi: membimbing hitungan atau irama gerak. Mendukung ekspresi dan gairah tari.
Apresiasi Seni Tari
Nursantara, Yayat. Seni Budaya untuk KMA Kelas X. Penerbit Erlangga Nursantara, Yayat. Seni Budaya untuk KMA Kelas X. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2007 Nursantara, Yayat. Seni Budaya untuk KMA Kelas XI. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2007 Nursantara, Yayat. Seni Budaya untuk KMA Kelas XII. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2007 Kusuma Recording, Lomba Tari Kreasi Baru Kembang Sore. Kusuma Record 2004 Harry D Fauzi, Seni Budaya untuk SMK Kelas X. Penerbit Armico, Bandung 2007 Situs Internet
Nama : MIFTAKODIN Instansi : SMA Negeri 11 Yogyakarta Email : miftakodin@yahoo.com
Anda yakin akan keluar ? YA TIDAK