UNIVERSITAS SILIWANGI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Burhan Nurgiyantoro Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Advertisements

ANTIKA DEWI INDRIA PUSPITA program SARJANA KEPERAWATAN STIkes Kendedes Malang.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PENGGERAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) & KESEHATAN IBU dan ANAK DI RUMAH TANGGA 4/3/2017 KKN 89 Dsn. Banjarsari, Ds. Bareng, Kec. Bareng-Kab.
Pembuatan Program Kerja KKN
Heris Hendriana Hotel Situ Buleud Purwakarta, 28 Februari 2013
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
Data-Data, Tata Cara Pendataan, dan Pemetaan Keluarga
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT
SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
PENYELENGGARAAN LOKAKARYA MINI
OBSERVASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN TAHUN 2008
PRESENTASI KEGIATAN DOKCIL
Diskusi Forum Kesehatan Masyarakat Kecamatan Ungaran Timur
PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT )
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CILACAP
kelompok 3  Mahinggar Syapna Y. ( )  Lintang D. C. B. ( )  Luky A. ( )  Marlilis ( )  Marlina ( )  Linda ( )
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
PENGGERAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI RUMAH TANGGA
PEMBENTUKAN POSDAYA LPM UNIVERSITAS JEMBER Disampaikan pada
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI RUMAH TANGGA
PERAN KADER DALAM MENINGKATKAN BKB
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
Promosi Kesehatan dalam Berbagai Tatanan
KEBIJAKAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
STRATEGI PENGEMBANGAN PHBS DI SEKOLAH
PHBS DI TEMPAT-TEMPAT UMUM(TTU)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN
MEDIA DAN TEKNIK PENYULUHAN DALAM PELAKSANAAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA Asrin, S.Kep., MM Kasi Gizi, Promosi Kesehatan dan PM Dinas Kesehatan Kabuapten.
KASI GIZI, PROMOSI DAN PM DINAS KESEHATAN KABUPATEN PRINGSEWU
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Pembinaan kader Elvira Harmia, SST.
IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH PUSAT PROMOSI KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Oleh Tim Promosi Kesehatan.
Dr. Jum’atil Fajar, MHlthSc
KW - SPM PROMOSI KESEHATAN
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
FASILITASI PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Apa itu PHBS ? PHBS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dimana semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran. sehingga anggota keluarga.
12 PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA KKN
UPTD YANKES NAGREG. Tahu, mau, mampu, berperan aktif SEKOLAH SEHAT SEKOLAH SEHAT.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.  PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu.
KRIDA BINA PHBS. TUJUAN SKK PHBS DI RUMAH TANGGA Untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus (TKK) PHBS di Rumah Tangga, maka ditetapkan syarat kecakapan.
1. cara murah menuju sehat Mengapa kita harus BER-PHBS ???
PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DINKES KPB. KRUI 2016.
IMPLEMENTASI APLIKASI SPM BERBASIS WEB
EVALUASI DAN IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIWARUGA TAHUN 2018.
PHBS PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT. PENGERTIAN PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat.
SOSIALISASI GERMAS SEKERTARIS DAERAH KABUPATEN LANGKAT RENCANA AKSI DAERAH PENANGANAN STUNTING DI KAB. LANGKAT.
PHBS di Institusi Kesehatan. Institusi Kesehatan Institusi Kesehatan adalah : sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yg digunakan.
Apa itu PHBS? Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kebiasaan seseorang untuk mencegah penyakit dan menjaga lingkungan sekitarnya agar sehat.
DOKTER MUDA UKRIDA PUSKESMAS TEMPURAN DOKTER MUDA UKRIDA PUSKESMAS TEMPURAN PEMBINAAN.
1 PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT ) O l e h : RAMLI.
SURVEY MAWAS DIRI. PENGERTIAN SURVEY MAWAS DIRI (SMD) Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat,
1 PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT ) O l e h : RAMLI.
BAHAN PAPARAN : SOSIALISASI PERBUP. NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG PHBS PERILAKU HIDUP “ BERSIH & SEHAT(PHBS) “ PROMOSI KESEHATAN Puskesmas Delang Kec. Delang.
P erilaku H idup B ersih S ehat Pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) UPT Puskesmas Kasiyan 2019.
PHBS RUMAH TANGGA (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Oleh : Almayda Anastasia,SKM Puskesmas Cipadu.
STRATEGI PENGEMBANGAN PHBS DI SEKOLAH Asrin, S.Kep., MM Gizi, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat DINAS KESEHATAN KABUPATEN PRINGSEWU.
PEN DAHULU AN MENGAPA UPAYA KESEHATAN KERJA PENTING ? Pekerja kemungkinan akan mendapat masalah terkait pekerjaan dan lingkungan pekerjaan disamping masalah.
PERAN KADER DALAM MENINGKATKAN BKB OLEH : Ns. I Gede Dedy Artho, S.Kep., M.Kes.
Transcript presentasi:

UNIVERSITAS SILIWANGI PROGRAM KKN 2015 UNIVERSITAS SILIWANGI

TAHAPAN PERSIAPAN KKN No Kegiatan 1 2 3-5 6 7 8 9 10 11-13 14 15-38 Atur tempat tinggal masing-masing anggota   Kenali anggota, pembagian tugas sementara, lakukan absensi oleh ketua kelompok 3 Persiapan melakukan sosialisasi kelompok KKN dengan cara berkunjung ke kantor desa, dusun, sekolah, puskesmas. Perkenalan anggota KKN Maksud dan tujuan KKN Sosialisasi manajemen sampah Observasi lapangan dengan cara menanyakan potensi lokasi, masalah yang berkaitan dengan IPM (daya beli, pendidikan dan kesehatan). 4 Menentukan program kelompok dan pembagian tugas anggota 5 Melakukan observasi dan diskusi program Pelaksanaan program melalui (pelatihan, seminar, workshop) Evaluasi program dan hasil Mulai pembuatan laporan dengan aturan penulisan sesuai dengan pedoman Dokumentasi

PROGRAM KKN 3 program tema utama yaitu : 1. ) Peningkatan Kualitas Pendidikan, 2) Peningkatan Kualitas Kesehatan, 3) Peningkatan Daya Beli

Program KKN Tematik Bidang Pendidikan A. Wajar Dikdas Sembilan Tahun Tujuan Umum: Wajib belajar sembilan tahun Meningkatkan peran dan fungsi stakeholders Membantu pemerintah kabupaten,. Tujuan khusus pemetaan terhadap penduduk usia dasar (7 – 15 tahun) Mengidentifikasi permasalahan dan kendala. Mendorong tingkat kesadaran masyarakat dan institusi terkait. Merencanakan dan melaksanakan program penuntasan wajar dikdas sembilan tahun Memantapkan program tindak lanjut pasca KKN Tujuan Umum Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Meningkatkan peran dan fungsi stakeholders Membantu pemerintah kabupaten, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam mempertajam umpan balik program penuntasan wajar sembilan tahun yang sedang dijalankan. Tujuan Khusus: pemetaan terhadap penduduk usia dasar (7 – 15 tahun) Mengidentifikasi permasalahan dan kendala sebagai faktor penyebab banyaknya penduduk usia SMP yang tidak sekolah ke SLTP/sederajat. Mendorong tingkat kesadaran masyarakat dan institusi terkait untuk mendukung penuntasan wajar sembilan tahun. Merencanakan dan melaksanakan program penuntasan wajar dikdas sembilan tahun yang dapat dilaksanakan selama KKN berlangsung Memantapkan program tindak lanjut pasca KKN

Pelaksanaan Sosialisasi program KKN wajar dikdas sembilan tahun Melakukan pendataan terhadap Melakukan analisis data yang dihasilkan dari poin 2) untuk mengetahui: Pelaksanaan: Sosialisasi program KKN wajar dikdas sembilan tahun melalui rapat mingguan desa, rembug desa, anjang sono, temu kader, pengajian, atau kegiatan lainnya. Sasaran sosialisasi meliputi camat, kepala desa, ketua RW/RT/kampung, kader PKK, posyandu, dan atau tokoh masyarakat Melakukan pendataan terhadap: Penduduk usia SD (7 – 12 tahun), Siswa SD/MI/sederajat, Lulusan SD yang melanjutkan ke SMP/M.Ts/ sederajat, Lulusan SD/MI/sederajat yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat, Penduduk usia SMP/M.Ts/sederajat, Kondisi orang tua yang anaknya tidak melanjutkan ke SMP/M.Ts/sederajat, Kondisi geografi dan budaya masyarakat setempat, Kondisi SMP/M.Ts/ sederajat, Lulusan SD yang melanjutkan ke SMP/M.Ts/ sederajat Melakukan analisis data yang dihasilkan dari poin b) untuk mengetahui: Jumlah penduduk usia SD dan SMP, Jumlah siswa SD dan SMP, Jumlah lulusan SD yang melanjutkan ke SMP/M.Ts/ sederajat, Jumlah lulusan SD/MI/sederajat yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat (by name by address), Faktor-faktor penyebab banyaknya lulusan SD/MI/sederajat yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat, Merumuskan rekomendasi program untuk mengatasi banyaknya lulusan, SD/MI/sederajat yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat, Melaksanakan program yang mungkin dapat dilaksanakan selama KKN berlangsung, Lokakarya hasil KKN.

Indikator Keberhasilan: Terpetakannya data yang akurat tentang anak usia pendidikan dasar Jumlah penduduk usia SD (7 – 12 tahun) Jumlah dan identitas anak putus sekolah SLTP/sederajat Jumlah dan identitas anak SD kelas 6 baik yang akan melanjutkan maupun yang tidak melanjutkan ke SLTP/sederajat Jumlah anak usia SMP (13-15 taun) yang sedang sekolah di SLTP/sederajat Jumlah dan identitas anak usia SMP (13-15 tahun / lulusan SD/MI/sederajat yang tidak sekolah di SLTP/sederajat Tereviewnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP untuk dijadikan APK pembanding dengan APK yang sudah dihitung oleh dinas pendidikan setempat Meningkatnya APK SMP/M.Ts. Mengurangi angka DO SMP/M.Ts

Mendukung program pemberantasan buta aksara B. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) Tujuan Umum : Mendukung program pemberantasan buta aksara Meningkatkan peran dan fungsi stakeholders Membantu pemerintah kabupaten, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam mempertajam umpan balik program pemberantasan buta aksara Tujuan khusus : Melakukan pemetaan usia produktif yang tergolong buta aksara Mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan buta aksara Menganalisis hasil pemetaan dan identifikasi Meningkatkan dan memotivasi kesadaran masyarakat dan institusi terkait Mendorong peningkatan gerakan percepatan pemberantasan buta aksara Terselenggaranya kegiatan pembelajaran PBA tingkat dasar /lanjutan Terdapatnya sejumlah para belajar yang memperoleh Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) tingkat Dasar / Lanjutan Tujuan Khusus: Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia produktif yang tergolong buta aksara Mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan buta aksara Menganalisis hasil pemetaan dan identifikasi untuk menentukan jenis program pemberantasan buta aksara Meningkatkan dan memotivasi kesadaran masyarakat dan institusi terkait akan pentingnya program pemberantasan buta aksara yang berkelanjutan Mendorong peningkatan gerakan percepatan pemberantasan buta aksara Terselenggaranya kegiatan pembelajaran PBA tingkat dasar /lanjutan Terdapatnya sejumlah para belajar yang memperoleh Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) tingkat Dasar / Lanjutan

Sosialisasi program PBA Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara (PBA) wilayah tertentu yang sama sekali belum ada kegiatan atau pembelajaran buta : Sosialisasi program PBA Melakukan pendataan terhadap penduduk usia produktif Melakukan pemetaan terhadap penduduk yang tergolong buta aksara berdasarkan wilayah Melakukan musyawarah dengan pihak terkait lainnya untuk menentukan langkah-langkah menangani PBA. Membentuk kelompok-kelompok belajar. Merumuskan kurikulum dan bahan ajar pembelajaran PBA. Menentukan tempat belajar. Menentukan dan menyepakati jadwal pembelajaran dengan warga belajar. Menyiapkan alat-alat belajar Merekrut dan membina kader calon tutor dari masyarakat setempat Melakukan pembelajaran PBA secara rutin Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melakukan evaluasi SUKMA. Pemberian SUKMA bagi mereka yang dinyatakan lulus Sosialisasi program PBA melalui rapat mingguan desa, rembug desa, anjang sono, temu kader, pengajian, atau kegiatan lainnya. Sasaran sosialisasi meliputi camat, kepala desa, pihak sekolah, penilik kecamatan, ketua RW/RT/Kampung, kader PKK, posyandu, dan atau tokoh masyaraka Melakukan pendataan terhadap penduduk usia produktif yang tergolong buta aksara Melakukan pemetaan terhadap penduduk yang tergolong buta aksara berdasarkan wilayah (seperti setiap RT/RW/dukuh/kampong dan seterusnya) Melakukan musyawarah dengan penilik, kepala desa, pihak sekolah, tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya untuk menentukan langkah-langkah menangani PBA. Membentuk kelompok-kelompok belajar (setiap kelompok dipandang efektif jumlahnya antara 10 sampai 15 orang). Merumuskan kurikulum dan bahan ajar pembelajaran PBA. Menentukan tempat belajar (seperti di rumah, masjid, madrasah, sekolah, balai desa, tempat pertemuan warga, atau tempat lainnya yang dipandang cocok untuk pembelajaran buta aksara. Menentukan dan menyepakati jadwal pembelajaran dengan warga belajar (waktu belajar yang sesuai dengan kondisi penduduk, biasanya sore hari atau malam hari). Menyiapkan alat-alat belajar seperti papan tulis, buku tulis, pensil/ballpoint, modul/buku PBA dan lainnya yang diperlukan. Merekrut dan membina kader calon tutor dari masyarakat setempat Melakukan pembelajaran PBA secara rutin Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melakukan evaluasi SUKMA. Pemberian SUKMA bagi mereka yang dinyatakan lulus

Berkoordinasi dengan pengelola yang sedang melakukan program PBA. wilayah sudah ada kegiatan pembelajaran buta aksara, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Berkoordinasi dengan pengelola yang sedang melakukan program PBA. Membantu menguatkan kelembagaan pengolah. Membantu meningkatkan kuantitas dan kualitas pembelajaran buta aksara. Membantu meningkatkan sosialisasi dan gerakan PBA bagi masyarakat. Mendorong dilakukannya evaluasi untuk mendapatkan SUKMA bagi warga belajar yang lulus

Indikator Keberhasilan : Terpetakannya data yang akurat tentang penduduk usia produktif yang tergolong buta aksara. Terbentuknya kelompok-kelompok belajar PBA. Terjadinya proses pembelajaran PBA secara rutin. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pembelajaran PBA. Terdapat tutor/kader yang diyakini akan terus melaksanakan program PBA. Sedikit warga belajar yang DO dalam pembelajaran PBA. Terlaksananya evaluasi untuk mendapatkan SUKMA. Terdapatnya sejumlah warga belajar yang dinyatakan lulus dan memperoleh SUKMA dari dinas pendidikan kabupaten/kota.

Mendukung program pemberantasan buta aksara C. Pendidikan Usia Dini (PAUD) Tujuan Umum : Mendukung program pemberantasan buta aksara Meningkakan peran dan fungsi stakeholders terkait Membantu pemerintah kabupaten, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam mempertajam umpan balik program pemebantasan buta aksara Mendukung program pemberantasan buta aksara di wilayah Kabupaten Tasikmalaya Meningkakan peran dan fungsi stakeholders terkait dalam pemberantasan buta aksara Membantu pemerintah kabupaten, baik pada tahap perencanaan, peeksanaan, evauasi maupun dalam mempertajam umpan balik program pemebarntasan buta aksara

Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia dini. Tujuan Khusus: Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia dini. Mengidentifikasi factor penyebab orang tua tidak bersedia memberikan pengalaman belajar pada anak usia dini. Mengidentifikasi factor penyebab tidak terselenggaranya PAUD. Menganalisis hasil pemetaan dan identifikasi sebagai dasar untuk menentukan jenis program PAUD. Meningkatkan dan memotivasi kesadaran masyarakat dan institusi terkait akan pentingnya program PAUD. Meningkatkan kuantitas dan kualitas program PAUD yang diselenggarakan oleh lembaga yang ada di lokasi KKN. Membentuk kelompok belajar PAUD. Terselenggaranya kegiatan pembelajaran PAUD dan evaluasi hasil belajar. Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia dini. Mengidentifikasi factor penyebab orang tua tidak bersedia memberikan pengalaman belajar pada anak usia dini. Mengidentifikasi factor penyebab tidak terselenggaranya PAUD. Menganalisis hasil pemetaan dan identifikasi sebagai dasar untuk menentukan jenis program PAUD. Meningkatkan dan memotivasi kesadaran masyarakat dan institusi terkait akan pentingnya program PAUD. Meningkatkan kuantitas dan kualitas program PAUD yang diselengggarakan oleh lembaga yang ada di lokasi KKN. Membentuk kelompok belajar PAUD. Terselenggaranya kegiatan pembelajaran PAUD dan evaluasi hasil belajar.

Sosialisasi program PBA. Pelaksanaan : wilayah tertentu yang sama sekali belum ada kegiatan atau pembelajaran PAUD Sosialisasi program PBA. Melakukan pendataan terhadap penduduk usia PAUD. Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia PAUD berdasarkan wilayah Melakukan musyawarah dengan pihak terkait lainnya untuk merumuskan program PAUD. Merumuskan kurikulum dan materi pembelajaran PAUD. Membentuk kelompok-kelompok PAUD. Menentukan tempat belajar PAUD. Menyiapkan alat-alat pembelajaran PAUD. Merekrut dan membina kader calon guru PAUD dari masyarakat setempat. Melakukan pembelajaran PAUD secara rutin. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menentukan tindak lanjut program PAUD setelah KKN tematik berakhir Sosialisasi Program Buta Aksara (PBA) melalui rapat mingguan desa, rembug desa, anjang sono, temu kader, pengajian, atau kegiatan lainnya. Sasaran sosialisasi melputi camat, kepala desa, pihak sekolah, penilik kecamatan, ketua RW/RT/Kampung, kader PKK, posyandu, dan atau tokoh masyarakat. Melakukan pendataan terhadap penduduk usia PAUD. Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia PAUD berdasarkan wilayah (seperti RT/RW/dukuh/kampong dan seterusnya) Melakukan musyawarah dengan penilik/pengawas, kepala desa, pihak sekolah, tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya untuk merumuskan program PAUD. Merumuskan kurikulum dan materi pembelajaran PAUD. Membentuk kelompok-kelompok PAUD. Menentukan tempat belajar PAUD (seperti di rumah, mesjid, madrasah, sekolah, balai desa tempat pertemuan warga, atau tempat lainnya yang dipandang cocok untuk pembelajaran PAUD. Menyiapkan alat-alat pembeajaran PAUD. Merekrut dan membina kader calon guru PAUD dari masyarakat setempat. Melakukan pembelajaran PAUD secara rutin. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menentukan tindak lanjut program PAUD setelah KKN tematik berakhir

Berkoordinasi dengan pengelola yang sedang melakukan program PAUD. wilayah sudah ada kegiatan pembelajaran buta aksara, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Berkoordinasi dengan pengelola yang sedang melakukan program PAUD. Membantu menguatkan kelembagaan penyelenggara PAUD. Membantu meningkatkan kuantitas dan kualitas program PAUD. Membantu meningkatkan sosialisasi dan gerakan program PAUD.

Terpetakannya data akurat tentang penduduk usia PAUD. Indikator Keberhasilan Terpetakannya data akurat tentang penduduk usia PAUD. Tersusunnya program PAUD. Terjadinya proses pembinaan PAUD secara rutin. Meningkatkan kelembagaan/pengelola PAUD. Meningkataknya kesadaran keluarga yang memiliki anak usia PAUD untuk mendukung program PAUD di lingkungannya. Bertambahnya anak usia dini yang mengikuti program pembinaan PAUD.

Program KKN Tematik Bidang Kesehatan Tujuan : Menanamkan pemahaman Memberikan masukan perilaku hidup bersih dan sehat Merubah perilaku masyarakat yang tidak sesuai persyaratan kesehatan agar mau dan mampu mengadopsi PHBS. Menanamkan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat agar masyarakat berperilaku sesuai standar kesehatan yang dapat mendukung derajat kesehatannya Memberikan masukan perilaku hidup bersih dan sehat yang sesuai persyaratan kesehatan kepada masyarakat agar menjadi bagian menentukan sikap terutama sikap positif sebagai landasan untuk berperilaku yang sesuai persyaratan kesehatan Merubah perilaku masyarakat yang tidak sesuai persyaratan kesehatan agar mau dan mampu mengadopsi PHBS.

Melakukan pendekatan kepada tokoh formal dan tokoh informal. Strategi Pelaksanaan Melakukan pendekatan kepada tokoh formal dan tokoh informal. Melibatkan tokoh masyarakat formal dan informal dalam penyusunan rencana program kerja. Menyusun program kerja yang didasarkan hasil survei di masyarakat serta hasil wawancara dengan tokoh formal/informal Komunikasi-kan program kerja hari kepada pembimbing KKN. Melakukan pendekatan kepada tokoh formal (Kepala desa, RW, RT, Kepala Puskesmas, Kepala Puskesmas Pembantu/Pustu, Bidan desa, Kepala sekolah, pemilik usaha) dan tokoh informal (ulama, ketua/tokoh karangtaruna, kader kesehatan dan lainnya). Melibatkan tokoh masyarakat formal dan informal dalam penyusunan rencana program kerja. Menyusun program kerja yang didasarkan hasil survei di masyarakat serta hasil wawancara dengan tokoh formal/informal Mengkomunikasikan program kerja hari kepada pembimbing KKN.

Promosi kesehatan pada tatanan rumah tangga: Promosi kesehatan di sekolah : Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah Menggunakan jamban yang bersih dan sehat Olah raga yang teratur dan terukur Memberantas jentik nyamuk Tidak merokok di sekolah Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan Membuang sampah pada tempatnya Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Memberi bayi ASI eksklusif Menimbang bayi dan balita setiap bulan Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Menggunakan air bersih Menggunakan jamban sehat Memberantas jentik nyamuk di rumah Makan sayur dan buah setiap hari Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak merokok di dalam rumah

Promosi kesehatan di institusi kesehatan Promosi kesehatan di tempat-tempat umum Menggunakan air bersih Menggunakan jamban Membuang sampah pada tempatnya Tidak merokok di institusi kesehatan Tidak meludah sembarangan Memberantas jentik nyamuk Menggunakan air bersih 2) Mengunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di tempat umum 5) Tidak meludah sembarangan. 6) Memberantas jentik nyamuk

Promosi kesehatan di tempat kerja Tidak merokok di tempat kerja Membeli dan mengkonsumsi makanan di tempat kerja Melakukan olah raga/aktivitas fisik secara teratur Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar atau buang air kecil Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja Menggunakan air bersih Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar Membuang sampah pada tempatnya Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaannya

Indikator keberhasilan program PHBS: Terlaksananya program PHBS untuk tiap kelompok sasaran (rumah tangga dan sekolah institusi kesehatan atau tempat-tempat umum atau tempat kerja). Dibuktikan berita acara kegiatan yang diketahui pejabat setempat (Kepala desa/Kepala sekolah/Kepala puskesmas/Pemilik usaha), bahan program PHBS, dokumentasi, absen peserta program PHBS

Program KKN Tematik Daya Beli Tujuan Program Mendukung unsur pengentasan kemiskinan melalui penguatan kelembagaan ekonomi yang dapat membantu pelaku ekonomi lemah untuk mengakses pembiayaan usaha. Meningkatkan peran dan fungsi stakeholder dan masyarakat terkait dalam pemberdayaan ekonomi melalui pola swadaya. Membantu pemerintah kabupaten, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam mempertajam umpan balik program pengentasan kemiskinan yang sdang dijalankan pada saat ini. Tujuan Program Mendukung unsur pengentasan kemiskinan melalui penguatan kelembagaan ekonomi yang dapat membantu pelaku ekonomi lemah untuk mengakses pembiayaan usaha. Meningkatkan peran dan fungsi stakeholder dan masyarakat terkait dalam pemberdayaan ekonomi melalui pola swadaya. Membantu pemerintah kabupaten, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam mempertajam umpan balik program pengentasan kemiskinan yang sdang dijalankan pada saat ini.

Untuk mengembangkan kegiatan ini mahasiswa diharapkan: Strategi Pelaksanaan Untuk mengembangkan kegiatan ini mahasiswa diharapkan: Melibatkan semua unsur masyarakat yang potensial termasuk kelembagaan yang sudah ada dalam masyarakat saat ini seperti BKM dan dibangun komitmen bersama. Melakukan lokakarya mini untuk menjaring aspirasi dan kebutuhan yang diharapkan masyarakat. Menyusun Rencana Kerja Riil

pendekatan yang bersifat Enabling, menciptakan suasana/iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Empowering, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Protecting, mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. (contoh: daerah ciawi dan manonjaya dapat diusahakan pengurusan HAKI tentang : kerajinan bambu, dll)

Membentuk Kelembagaan Ekonomi di Tingkat Masyarakat Program/Kegiatan Membentuk Kelembagaan Ekonomi di Tingkat Masyarakat Misalnya: Pembentukan Koperasi Warga atau Kelompok Usaha Bersama, Pembentukan Lembaga Keuangan baik konvensional maupun Syariah, Kelompok Tani, Kelompok Usaha. Pengembangan Industri Kreatif dan Wirausaha Muda Kreatif

Sosialisasi Program KKN Tematik, melalui lokakarya sederhana. Uraian Kegiatan: Sosialisasi Program KKN Tematik, melalui lokakarya sederhana. Melakukan Pendataan Terhadap potensi ekonomi dan kelembagaan ekonomi (Jumlah Koperasi, Jumlah BMT, Jenis Usaha yang dikembangkan masyarakat, Jumlah Kelompok Tani, Potensi Ekonomi dan usaha yang dapat dikembangkan sesuai dengan daya dukung wilayah) Melakukan Analisis Data dan Potensi Wilayah Merumuskan rekomendasi program penguatan dan revitalisasi kelembagan ekonomi masyarakat. Pelatihan Penguatan Manajemen Kelembagaan; Dinamika Kelompok Rencana Bisnis Manajemen Kelembagaan Ekonomi Pelatihan ketrampilan sesuai potensi kemampuan SDM dan SDA lokal: Terbentuknya Kelembagan Hasil Penguatan: Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah potensi sumberdaya lokal. Sosialisasi Program KKN Tematik, melalui lokakarya sederhana. Melakukan Pendataan Terhadap potensi ekonomi dan kelembagaan ekonomi (Jumlah Koperasi, Jumlah BMT, Jenis Usaha yang dikembangkan masyarakat, Jumlah Kelompok Tani, Potensi Ekonomi dan usaha yang dapat dikembangkan sesuai dengan daya dukung wilayah) Melakukan Analisis Data dan Potensi Wilayah Merumuskan rekomendasi program penguatan dan revitalisasi kelembagan ekonomi masyarakat. Pelatihan Penguatan Manajemen Kelembagaan; Dinamika Kelompok Rencana Bisnis Manajemen Kelembagaan Ekonomi Pelatihan ketrampilan sesuai potensi kemampuan SDM dan SDA lokal: Terbentuknya Kelembagan Hasil Penguatan: Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah potensi sumberdaya lokal.

Terbentuknya Kelembagaan yang diprogramkan Indikator Capaian Terbentuknya Kelembagaan yang diprogramkan Mengembangkan dan memaksimalkkan fungsi sumberdaya manusia dan sumberdaya lokal agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Terdapatnya masukan program dari para tokoh masyarakat melalui rembug desa Tersedianya data riil jumlah lembaga ekonomi di lokasi KKN Tersedianya Informasi Potensi yang dapat dikembangkan pada lokasi KKN Hasil rekomendasi penguatan atau pembentukan kelembagaan yg disetujui Desa. Terlaksananya berbagai kegiatan pelatihan yang akan memperkuat manajemen pengelolaan kelembagaan ekonomi, dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan masyarakat. Terbetuknya lembaga ekonomi baru atau lembaga hasil penguatan Dihasilkannya SDM yang memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk dengan nilai ekonomi dan manfaat yang lebih tinggi.