DIKSI DAN TATA KALIMAT Burhan Nurgiyantoro Program Pascasarjana

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
POKOK BAHASAN 2 RISHE PURNAMA DEWI.
Advertisements

Kalimat Efektif Selasa, 16 Oktober 2012.
D I K S I Diksi : ketepatan pilihan kata
GAYA SELINGKUNG PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Hj. Ilas Sulasiah, S.Pd. NIM : NIP :
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH
KEGIATAN MENULIS DI PERGURUAN TINGGI
PENGERTIAN KARYA ILMIAH
BAB 2 KARYA TULIS ILMIAH Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah
TEKNIK PENULISAN ILMIAH BAHASA PENULISAN ILMIAH.  Bahasa penulisan Ilmiah, sama halnya dengan yang terpakai dalam ilmu, mempunyai ragam yang bersifat.
BAB 10 KALIMAT EFEKTIF Kesepadanan dan Kesatuan Keparalelan
Kalimat Efektif.
Hal Ihwal Bahasa Baku.
JURNALISTIK STYLISTIK
KALIMAT EFEKTIF.
Kalimat Efektif BAHASA INDONESIA
Dosen: Drs. Mariman HRC, MM, MPd.
PEMAKAIAN KALIMAT.
Teknik Penulisan Ilmiah 2
KALIMAT EFEKTIF Yanti Trianita S.I.Kom.
Penulisan Topik Khusus
Kunci #1: Utamakan Pembaca
TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA
BAHASA TATA TULIS ILMIAH
PERTEMUAN 3 DAN 4.
Klasifikasi Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final (kalimat lisan), dan secara aktual ataupun.
KESALAHAN DALAM PENULISAN
RAGAM BAHASA PIPIT FITRIYAH BI/Ragam 11/25/2017.
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
Bahasa Indonesia yang baik dan Benar
Ragam dan Laras Bahasa Indonesia
BAHASA indonesia Pertemuan 2.
RAGAM BAHASA.
Danang Wahyu Utomo TATA KALIMAT Danang Wahyu Utomo
RAGAM BAHASA.
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DAN RAGAM BAHASA
Sintaksis Dewi Puspitasari.
Penulisan Karangan Ilmiah II : Penyusunan Karangan Ilmiah Pertemuan 12
Kesantunan Kalimat Kehematan Kecermatan Kesejajaran Keharmonisan
KALIMAT EFEKTIF Felicia N. Utorodewo.
KALIMAT Pertemuan Ke-6.
KALIMAT EFEKTIF.
Pertemuan 2 Karakteristik Studi Pragmatik
DIKSI DALAM TULISAN AKADEMIK
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
Ragam,bentuk, dan makna bahasa
KALIMAT Kalimat: rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku/bagian teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh.
Mengenal Jurnalistik.
FUNGSI & RAGAM BAHASA.
DIKSI DALAM TULISAN AKADEMIK
Penggunaan Aspek Kebahasaan dalam Penulisan Karya Ilmiah
DIKSI DAN TATA KALIMAT.
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
Dischia Adbilla Axeleana (A
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Membuat Resume.
Apa yang anda banyangkan ketika mendengar kata “menulis”?
Ringkasan, Abstrak dan Sintesis
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
Kalimat efektif Persentase Mata Kuliah Bahasa Indonesia
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
MENYUNTING KARANGAN DENGAN PERBEDAAN PADA KETEPATAN EJAAN PILIHAN KATA, KEEFEKTIFKAN KALIMAT,KETERPAFUAN PARAGFAF DAN KEBULATAN WACANA.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada.
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
KALIMAT EFEKTIF Kesepadanan dan Kesatuan Keparalelan
RAGAM BAHASA.
KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti.
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH Burhan Nurgiyantoro FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta Juli 2009.
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH. Pengetahuan dan kemampuan juga terkait deng an cara mengungkapkan gagasan: aspek bahasa Kemampuan mengungkapkan ide dalam.
Transcript presentasi:

DIKSI DAN TATA KALIMAT Burhan Nurgiyantoro Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Juli 2010

PENDAHULUAN(1) Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis Jadi, syarat pertama untuk bisa menulis dan menjadi penulis adalah kemauan Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan menghasilkan karya tulis terus menghantui kita, kita harus memotivasi diri sendiri Jadi, syarat kedua untuk jadi penulis adalah kemampuan memotivasi diri sendiri Bagaimana cara memotivasi diri sendiri? Tergantung diri sendiri, tetapi keinginan-keinginan tertentu sering manjur untuk maksud itu Misalnya, karena ingin cepat selesai kuliah, namanya dikenal orang (terkenal), pendapatnya diketahui orang, membuat tulisan karena masalah seperti itu belum ditulis orang, menanggapi tulisan, pendapat, atau mereaksi suatu keadaan, menambah penghasilan, dll

PENDAHULUAN(2) Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi karena memiliki pengetahuan dan kemampuan Pengetahuan dan kemampuan adalah syarat berikutnya untuk menjadi penulis Tetapi, jika kita telah mempunyai kemauan dan motivasi, pengetahuan dan kemampuan lebih mudah untuk dikembangakan Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi tulisan, apa yang diuraikan dalam karyatulis Namun, ia juga berkaitan dengan cara dan tatacara mengungkapnya Yang terakhir itu berkaitan dengan kemampuan membahasakan apa yang ingin diungkapakan dan format penulisan Jadi, pada intinya, untuk menjadi penulis atau menghasilkan karya tulis orang harus memiliki kemauan, motivasi, pengetahuan, dan kemampuan

PENDAHULUAN(3) Pengetahuan dan kemampuan juga terkait dengan cara mengungkapkan gagasan: aspek bahasa Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang benar dan komunikatif adalah kunci keberhasilan seeseorang untuk menjadi penulis Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan & kemampuan yang harus dimiliki: apa yang akan diungkapkan (isi) dan bagaimana cara mengungkapkan (bentuk) Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang mendukung eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling terkait dan saling melengkapi Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi tidak meyakinkan, orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai tambah Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan karakter penulis) Berlatih menulis karya ilmiah mesti melibatkan kedua unsur itu

BENTUK FORMAL KARYA ILMIAH Bentuk formal karya ilmiah (tulisan): bahasa Secara konkret ditandai oleh: Diksi (diction, choice of words) Kalimat (sentence structure and syntax) Ejaan dan tanda baca (aturan penulisan, sebenarnya di luar struktur bahasa)

Keindahan Bahasa dalam Teks Tulisan yang baik mesti diprasyarati oleh bahasa yang indah Tiap jenis teks memiliki keindahan, dan hal inilah antara lain yang membedakannya dengan teks-teks lain Dalam banyak hal kriteria keindahan dimaknai sebagai ketepatan, ketepatan secara kontekstual Karena bahasa dalam suatu teks tepat, stile itu menjadi indah, atau memenuhi tuntutan kriteria keindahan Kriteria keindahan suatu teks tergantung pada ragam bahasa Misalnya, kriteria keindahan ragam bahasa ilmiah tidak sama dengan ragam bahasa sastra atau iklan Ragam ilmiah seperti karya ilmiah: bahasa harus baku

Keindahan Teks Karya Ilmiah Tunduk pada kaidah bahasa Kegramatikalan struktur (morfologi dan sintaksis) terjaga Kata-kata formal, tidak memakai kata-kata kolokial Koherensitas dan kohesitas jelas dan terjaga Singkat, sederhana, padat, tidak berbelit-belit Kreativitas pengucapan juga penting (misal: lewat variasi struktur atau cara lain, penuturan tidak monoton) Komunikatif dan tidak ambigu Penggunaan makna konotatif terbatas pada yang telah lazim digunakan untuk memercepat pemahaman Tunduk pada aturan penulisan, misal: ejaan dan tanda baca Jika disuarakan: tunduk pada ucapan baku

Kebakuan Bahasa Kosakata Struktur kalimat Lafal (pengucapan) jika disuarakan Ejaan dan tata tulis jika dituliskan

KEBAKUAN KOSAKATA Tidak memergunakan kata-kata koloqial, kata-kata tidak baku seperti yang banyak dipakai dalam bahasa lisan Kata koloqial dari bahasa daerah: lho, kok, mbok, wong (orang) Kata koloqial dari dialek tertentu: gue, ngapain, diberiin, atau akhiran in pada hampir semua kata Kata koloqial bahasa Indonesia: gak, tak, gitu, nampak, kayaknya, kamunya, Tidak memergunakan kosakata bahasa Indonesia kurang baku: membikin, nampaknya, bisa (dapat), Tidak memergunakan gabungan kata semu: bikin lebar (melebarkan), bikin baik (memerbaiki)

Saran Pemilihan Kosakata(1) Pemilihan kosakata dalam tulisan ilmiah harus tepat Ketepatan kosakata dapat dilihat dari aspek: Bentuk: harus baku, tidak menghilangkan afik tertentu di tengah kalimat; misal: Presiden resmikan projek .... Arti: kata yang secara makna paling tepat, paling mewaikili apa yang dimaksud; hindari kata bermakna ambigu; misal: kalau maksudnya harus pakailah kata diwajibkan dan bukan dihimbau Konteks: kata yang tepat secara konteks/wacana; misal: kata perempuan, wanita, betina, perawan, gadis, dara, mana yang paling tepat dalam konteks Nilai sosial, nilai rasa: nilai kelaziman dan nuansa makna bagi komunitas (ragam) tertentu; hal ini juga perlu dipertimbangkan (kalau ada)

Saran Pemilihan Kosakata(2) Tidak memergunakan kata/istilah dari bahasa lain jika dalam bahasa Indonesia sudah ada kata yang tepat, misal: peragaan busana untuk fashion show Penggunaan kata/istilah dari bahasa lain (daerah dan asing) dapat dibenarkan jika: Kata/istilah teknis yang belum ada kata/istilah Indonesia, atau jika diindonesiakan menjadi panjang; misal: sandang pangan, gladi resik, peragaan busana (Jawa), komputer, analisis, internet. Kata/istilah teknis yang tepat benar dan sudah mendunia; misal cum laude, way of live, l’art pour l’art. Kata/istilah yang jika diindonesiakan dapat menimbulkan konotasi lain; misal:

Saran Pemilihan Kosakata(3) Penggunaan kata/istilah dari bahasa asing, jika dimungkinkan, diadaptasikan ke dalam ejaan bahasa Indonesia; misal: sampel (sample), komunikatif (communicative), morfologi (morphology), komoditas (commodity), reliabilitas (reliability), variabilitas (variability). Penggunaan kata Indonesia diikuti kata/istilah asingnya dalam kurung sebaiknya dihindari kalau tidak terpaksa/penting benar. Contoh: Reliabilitas (reliability), pendekatan (approach), pendekatan komunikatif (communicative approach), Hal itu berarti menjelaskan Indonesia dengan kata/istilah asing padahal kita menulis dalam bahasa Indonesia. Atau, kadang-kadang kita tergoda untuk menyombongkan diri karena tahu istilah asingnya.

Saran Pemilihan Kosakata(4) Pemilihan kosakata haruslah sesuai dengan dan sejalan dengan pemilihan struktur kalimat. Diksi dan kalimat secara langsung membangun stile penuturan, dan karenanya memberikan kesan keindahan yang tercipta. Kata-kata paralel Kata-kata beredundan bermakna jamak Kata-kata beredundan bermakna mirip Contoh di belakang Judul karangan (judul, subjudul, sub-subjudul) sebaiknya tidak memergunakan bentuk verbal, melaiankan nominal. Contoh: Usaha Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ... Sebaiknya: Usaha Peningkatan Kualitas Pembelajaran ...

KEBAKUAN KALIMAT Kalimat dalam karya ilmiah harus formal-baku. Kebakuan kalimat terutama ditandai oleh adanya kelengkapan unsur: subjek-predikat: Pola: subjek-predikat Pola: subjek-predikat-objek Pola: subjek-predikat-objek-keterangan. Kejelasan koherensi (kejelasan fungsi unsur) baik dalam intrakalimat maupun antarkalimat. Kejelasan kohesi (hubungan makna) baik dalam intrakalimat maupun antarkalimat. Kalimat komunikatif dan tidak ambigu.

Saran Pemilihan Kalimat(1) Pastikan kalimat yang dibuat memenuhi kelengkapan unsur minimal subjek-predikat atau subjek-predikat-objek. Hal itu berlaku baik untuk kalimat tunggal maupun gabung, pendek maupun panjang. Jika membuat kalimat gabung dengan memergunakan kata tugas di awal klosa, di awal atau di tengah kalimat, hati-hati karena kalimat sering menjadi salah. Contoh: Walaupun sampel kecil, tetapi data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Jika sampel tidak memenuhi tuntutan minimal, maka data yang diperoleh juga tidak memenuhi syarat. Kedua kalimat di atas salah karena kalimat menjadi tanpa subjek; kata tugas harus dihilangkan salah satu.

Saran Pemilihan Kalimat(2) Masalah paralelisme diksi dan kalimat dalam sebuah penuturan harus mendapat perhatian untuk diikuti. Paralelisme menunjukkan bahwa gagasan yang dikemukakan sejajar dan sekaligus memerindah bahasa. Contoh paralelisme diksi dalam sebuah kalimat: Sastra berfungsi untuk menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan keindahan dalam diri anak. Data kualitatif yang diperoleh haruslah diseleksi untuk dipilih yang akan dipergunakan dan sebaliknya dibuang yang tidak dipakai serta kemudian ditempatkan ke dalam kategori yang sesuai. Lihat, bagaimana kesejajaran kata kerja bentuk aktif dalam contoh pertama dan pasif dalam contoh kedua.

Saran Pemilihan Kalimat(3) Paralelisme juga terdapat pada penggunaan subjek dan kata tugas di awal dengan bentuk verbal (predikat). Contoh: Perkuliahan kali ini akan membicarakan teknik analisis data kualitatif. Dalam perkuliahan ini akan membicarakan teknik analisis data kualitatif. Penggunaan predikat bentuk verba aktif-transitif pada contoh pertama benar, tetapi pada contoh kedua salah; kalimat yang diawali kata tugas harus diikuti oleh bentuk verba pasif, jadi kalimat kedua seharusnya: Dalam perkuliahan ini akan dibicarakan teknik analisis data kualitatif.

Saran Pemilihan Kalimat(4) Contoh paralelisme antarkalimat: Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan .... (2) Mendeskripsikan .... (3) Menjelaskan .... (4) Menunjukkan .... Bentuk paralelisme kalimat amat jelas terlihat pada bentuk kata di awal kalimat: contoh di atas bentuk kata kerja aktif transitif semua. Jadi, bentuk kata di awal kalimat jangan berubah-ubah, misalnya dengan bentuk verbal dan nominal. Namun, paralelisme juga terlihat pada susunan struktur kalimat.

Saran Pemilihan Kalimat(5) Hindari penggunaan struktur kalimat dan kosakata yang terlihat terpengaruh struktur dan diksi bahasa asing (Inggris): where, whom, when, which. Contoh: Berbagai teknik analisis data di mana kita semua telah mengetahuinya haruslah dipergunakan sesuai dengan data yang diperoleh. Terima kasih kepada Saudara Pengacara yang mana telah memberikan waktu kepada saya .... Pada pukul 20.30 WIB saat mana akan dilakukan siaran langsung dialog interaktif di TV jangan kita lewatkan. Kata di mana, yang mana, dan saat mana pada kalimat di atas salah, maka harus diganti atau bahkan diganti struktur kalimatnya.

Saran Pemilihan Kalimat(6) Hindari adanya makna redundan (berulang, kembar) dalam sebuah kalimat, misalnya yang menyangkut penjamakan, kesamaan makna, maupun yang lain. Contoh: Banyak data-data yang diperoleh yang ternyata tidak signifikan dengan tujuan penelitian. Saudara-saudara sekalian yang saya hormati. Sampel harus dipilih secara cermat agar supaya data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan pembuatan kesimpulan disebabkan oleh karena kekurangcermatan analisis data yang dilakukan. Kalimat-kalimat di atas salah karena terdapat redundansi pada kata-kata yang bermakna kembar.

Saran Pemilihan Kalimat(7) Usahakan dalam satu kalimat hanya ada satu gagasan. Jika kalimat menjadi panjang, ada kemungkinan karena ada lebih dari satu atau beberapa gagasan atau fokus, mungkin karena erat berkaitan. Jika demikian halnya, sebaiknya kalimat dipecah menjadi dua atau lebih tergantung banyaknya gagasan atau kompleksitas kalimat. Contoh: Instrumen penelitian memiliki peran yang signifikan dalam perolehan data yang dapat dipertanggungjawabkan, maka ia harus dikembangkan yang sebaik-baiknya dan selain itu harus juga diujicobakan terlebih dahulu agar dapat dipastikan sebagai instrumen yang baik. Kalimat itu dapat dipecah menjadi dua: Instrumen penelitian memiliki peran yang signifikan dalam perolehan data yang dapat dipertanggungjawabkan, maka ia harus dikembangkan yang sebaik-baiknya. Untuk itu, instrumen penelitian harus diujicobakan terlebih dahulu agar dapat dipastikan sebagai instrumen yang baik.

Saran Pemilihan Kalimat(8) Di pihak lain, jika ada dua atau sejumlah kalimat pendek yang berkaitan, mungkin dapat digabung dijadikan satu kalimat. Hal itu dilakukan untuk menghemat bahasa (juga tenaga dan biaya). Contoh: Instrumen penelitian yang baik dapat dijadikan jaminan perolehan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Instrumen penelitian haruslah dikembangkan sebaik- baiknya. Kedua kalimat itu dapat digabung menjadi: Instrumen penelitian yang baik dapat dijadikan jaminan perolehan data yang dapat dipertanggungjawabkan, maka ia harus dikembangkan sebaik-baiknya.

CATATAN PENUTUP Pembicaraan di atas sengaja tidak teoretis, melainkan lebih bersifat praktis dan banyak menjadi permasalahan pada kegiatan menulis. Sebetulnya masih banyak masalah diksi dan kalimat lain, namun Anda dapat menemukan, memelajari, dan memergunakannya sendiri. Salah satu cara terbaik untuk menjadi penulis yang baik adalah banyak membaca dan praktik menulis. Dengan banyak membaca, selain dapat memeroleh banyak pengetahuan yang menjadi bahan baku penulisan, juga belajar bagaimana orang membahasakan secara tepat gagasannya. Dengan banyak praktik menulis kita akan menjadi terbiasa memilih gagasan dan bahasa dengan tepat dan cepat.

TERIMA KASIH Semoga Bermanfaat

DOA YATIM PIATU Tuhan Beri aku Mama Beri aku Papa Amin ….! (Sherly Malinton)

SAJAK PUTIH Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda   Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka, Antara kita mati datang tidak membelah .... (Khairil Anwar, 18 Januari 1944)