Pemanfatan Model-Model Evaluasi
Model-Model Evaluasi 1. Model Tyler Dua dasar pemikiran : Evaluasi ditujukan pada tingkah laku peserta didik. Evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan sesudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Memerlukan informasi perubahan tingkah laku terutama pada saat sebelum dan sesudah terjadinya pembelajaran Model Tyler disebut jugamodel black box.
Model-Model Evaluasi 1. Model Tyler ... Tiga langkah pokok yang harus dilakukan, yaitu Menentukan tujuan pembelajaran yang akan di evaluasi Menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan Menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik
Model-Model Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan progrm pelajaran selesai diberikan. Evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono. 2007)
Manfaat Evaluasi Sumatif Untuk menentukan nilai Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidak mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya Untuk mengisi catatan kemampuan siswa (Arikunto. 1996)
Model-Model Evaluasi Formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pembelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan (Sudijono, 2007)
Manfaat Evaluasi Formatif 1) Manfaat bagi siswa: a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh atau belum b) Merupakan penguatan bagi siswa dan memperbesar motivasi siswa untuk belajar giat c) Untuk perbaikan belajar siswa d) Sebagai diagnosa kekurangan dan kelebihan siswa 2) Manfaat bagi guru: a) Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa b) Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum dikuasai siswa
Manfaat Evaluasi Formatif 3) Manfaat bagi program sekolah: a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat atau tidak b) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan c) Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai atau tidak d) Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat atau tidak (Arikunto, 1996)
Countenance Evaluation Model Model ini juga disebut model evaluasi pertimbangan. Evaluator mempertimbangkan program dengan memperbandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan yang terjadi di program lain, dengan objek sasaran yang sama dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan oleh program tersebut
GoalFree Evaluation Model Model evaluasi bebas tujuan dikembangkan oleh Scrieven(1972) Seorang evaluator harus menghindari tujuan dan mengambil setiap tindak pencegahan Evaluasi ini dapat dilakukan tanpa mengetahui tujuan itu sendiri, oleh karena itu evaluasi perlu menilai pengaruh nyata tentang profil kebutuhan yang dilanjutkan dengan tindakan dalam pendidikan Bagaimana kerjanya program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif, maupun hal-hal yang negatif (Sukardi. 2008)
Model Evaluasi CIPP Model evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield (1985) Adalah sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada pengambil keputusan (a decision oriented evaluation approach structured) untuk memberikan bantuan kepada administrator atau leader pengambil keputusan. Stufflebeam mengemukakan bahwa hasil evaluasi akan memberikan alternatif pemecahan masalah bagi para pengambil keputusan
Model evaluasi CIPP a. Contect evaluation to serve planning decision. Seorang evaluator harus cermat dan tajam memahami konteks evaluasi yang berkaitan dengan merencanakan keputusan, mengidentifikasi kebutuhan, dan merumuskan tujuan program b. Input Evaluation structuring decision. Segala sesuatu yang berpengaruh terhadap proses pelaksanaan evaluasi harus disiapkan dengan benar. Input evaluasi ini akan memberikan bantuan agar dapat menata keputusan, menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan, mencari berbagai alternatif yang akan dilakukan, menentukan rencana yang matang, membuat strategi yang akan dilakukan dan memperhatikan prosedur kerja dalam mencapainya.
Model evaluasi CIPP ... c. Process evaluation to serve implementing decision. Pada evaluasi proses ini berkaitan dengan implementasi suatu program. Ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dalam proses pelaksanaan evaluasi ini. Misalnya, apakah rencana yang telah dibuat sesuai dengan pelaksanaan di lapangan? Dalam proses pelaksanaan program adakah yang harus diperbaiki? Dengan demikian proses pelaksanaan program dapat dimonitor, diawasi, atau bahkan diperbaiki. d. Product evaluation to serve recycling decision. Evaluasi hasil digunakan untuk menentukan keputusan apa yang akan dikerjakan berikutnya.
Model Connoisseurship atau Model Ahli Esner pada tahun 1975. Karakteristik : Model pengambilan keputusan yang menggunakan manusia sebagai instrumen pengukuran. Diturunkan dari modelmetaphoric atau perumpamaan dan menggunakan kiasan kritik artistik untuk menghasilkan konsep-konsep dasar evaluasi.
Model Connoisseurship atau Model Ahli ... Model connoisseurship ini juga menggunakan pengumpulan data, analisis, penafsiran atau interpretasi data yang berlangsung di dalam pikiran si pembuat keputusan Proses ini terjadi, ketika keputusan berjalan di dalam otak pembuat keputusan berdasar pada model organisator bahwa ia telah menginternalisasi berdasarkan pada pelatihan dan pengalaman Formulasi Esner berawal dari dua konsep kembar, yaitu a) konsep ahli pendidikan, dan b) konsep kritik pendidikan Kedua konsep kembar tersebut merupakan batasan yang dipinjam dari domain kritik artis yang menyamakan antara praktik pendidikan dengan kerja seorang seniman
Model Evaluasi Lain? Alkim Brinkerhoff Illuminative Responsif dll
Menurut Anda Dasar memilih model evaluasi?
Pustaka Arifin, Zainal, 2010, Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur, Remaja Rosdakarya, Bandung. Arikunto, Suharsimi. Juli 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Cet 12. Jakarta: Bumi Aksara. Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Edisi 7. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukardi, 2008, Evaluasi Pendidilkan Prinsip dan Operasionalnya, Bumi Aksara, Jakarta,