Pertemuan Kedua Manusia dan Agama
Manusia adalah makhluk multi dimensi Manusia adalah makhluk multi dimensi. Dimensi pertama, secara pisik manusia hampir sama dengan hewan membutuhkan, minum, dan kawin. Dimensi kedua manusia memiliki sejumlah emosi. Dimensi ketiga, manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan. Dimensi keempat, manusia memiliki naluri untuk menyebah kepada Tuhan. Dimensi kelima, manusia di karunia akal, pikiran dan kehendak. Dimensi keenam, manusia mampu mengenal dirinya sehingga ia menyadari siapa pencipta dirinya, bagaimana penciptaanya, mengapa ia diciptakan dan untuk apa ia diciptakan.
Sadar Lingkungan Secara umum, agama-agama samawi memiliki pandangan yang sama mengenai perlindungan terhadap alam semesta. Agama-agama samawi menyatakan bahwa bumi dan segala sesuatu yang tersimpan di dalamnya diciptakan Tuhan untuk manusia.
Selain berhak memanfaatkan alam semesta, manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga agar alam semesta tidak mengalami kerusakan. Allah SWT berfirman (QS. Ar-Ruum: 41) “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki supaya mereka merasakan sebagian dari perilaku mereka itu supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Hubungan Manusia dan Agama Hubungan manusia dan agama adalah agama sangat penting bagi manusia dan dijadikan sebagai kepercayaan terutama bagi orang yg berilmu, apapun disiplin ilmunya, karena dengan agama ilmunya akan lebih bermanfaat serta dengan agama akan selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya dalam memahami sunnatullah
Di dalam al’qur’an manusia disebut dengan beberapa istilah: 1. Bani Adam (al-isra, 17:70) Dilihat dari aspek historis penciptaan nya 2. Basyar (al-kahfi, 18:110) Sesuai dengan sifat biologis manusia 3. Al-Insan (al-insan, 76:1) Memiliki sifat psikologis dan kecerdasan 4. An-Nas (114:1) Dilihat dari aspek sosiologis
Peran Manusia Menurut Islam Berpedoman kepada QS Al Baqaroh : 30-36, maka peran yang dilakukan sebagai berikut: 1. Sebagai pelaku ajaran Allah dan pelopor dalam membudayakan ajaran Allah 2. Belajar (Q.S An naml 15-16, Q.S Al Mukmin : 54) 3. Mengajarkan ilmu (al Baqaroh : 31-39) 4. Membudayakan ilmu (Q.S al Mukmin: 35 ). Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Hakekat penciptaan manusia menurut versi Islam terdapat dalam surat al-mukminun ayat 12-14 manusia diciptakan dari saripati tanah, kemudian dijadikan air mani dan disimpan dlm rahim kemudian menjadi segumpal darah menjadi tulang benulang dibungkus dengan daging dan ditiupkan ruh ke dlm janin setelah berumur 4 bln lalu jadilah makhluk yang berbentuk yaitu manusia.
Hakekat penciptaan manusia menurut versi Islam terdapat dalam Q Hakekat penciptaan manusia menurut versi Islam terdapat dalam Q.S Shad: 71 yang artinya “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” surat Ash Shaffat ayat 11 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”
Manusia Menurut Agama Islam 1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. 2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) 3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepadaNya. Tugas manusia untuk mengabdi kepada Allah dengan tegas dinyatakan-Nya dalam al-Qur'an surat az-Zariyat : 56. "Tidak Kujadikan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku."
4. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifahNya di bumi. 5. Disamping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak 6. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. 7. Berakhlak. Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Artinya, manusia adalah makhluk yang diberi Allah kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk.
Agama Islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Namun, jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajad manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179.
SEKIAN