CHAPTER 6 Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi (Penyebab, Konsekuensi, dan Kontroversi)
Review chapter 5 kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Mengukur ketimpangan dan kemiskinan Distribusi ukuran pendapatan perseorangan (kuintil dan desil) Kurva lorenz Koefisien gini Dsitribusi fungsional Mengukur Kemiskinan Absolut Indeks per kepala (headcount index) Jurang kemiskinan total (Total Poverty gap=TPG) Pembangunan dualistik dan pergeseran kurva lorenz Hipotesis kurva U terbalik Kuznets Cakupan dan ukuran kemiskinan Absolut
Review lanjutan ... Karakteristik ekonomi kelompok masyarakat miskin Kemiskinan di pedesaan Kaum wanita dan kemiskinan Etnik minoritas, penduduk pribumi dan kemiskinan Cakupan pemilihan kebijakan Bidang-bidang intervensi : Mengubah distribusi fungsional Mmeratakn distribusi ukuran Maratakan (mengurangi) distribusi ukuran golongan penduduk berpenghasilan tinggi
Review lanjutan ... Pilihan-pilihan kebijakan : Perbaikan distribusi pendapatan fungsional melalui serangkaian kebijakan untuk mengubah harga-harga relatif faktor-faktor produksi Perbaikan Distribusi ukuran melalui redistribus progresif kepemilikan aset Pengrangan distribusi golongan atas melalui pajak progresif Transfer langsung dan penyediaan barang dan jasa publik
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi OUTLINE Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Sejarah pertumbuhan penduduk dunia Penyebaran penduduk Momentum pertumbuhan penduduk tersembunyi Piramida penduduk Transisi demografis Model malthus dan Model Rumah Tangga Konsekuensi pertumbuhan penduduk Masalah lain dibalik pertumbuhan penduduk Pendekatan kebijakan pertumbuhan penduduk Studi kasus
Sudah berhasilkah pembangunan ekonomi? 6 poin untuk mengetahuinya Peningkatan taraf hidup kini dan nanti dengan laju pertumbuhan yang tinggi Antisipasi lapangan pekerjaan masa depan Implikasi dari tingginya laju pertumbuhan terhadap kecukupan gizi masyarakat Kualitas kesehatan meningkat atau tidak? Hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan taraf hidup Sejauhmana pengaruh peningkatan kemakmuran dari negara-negara maju menjadi faktor yang menghambat effort negara berkembang dalam mengatasi lonjakan penduduk
Pertumbuhan pendudukan dunia sepanjang sejarah analisis jumlah penduduk Analisis jumlah penduduk 12.000 tahun yang lalu ------> kurang dari 5 juta 2000 tahun yang lalu --- > 250 juta Tahun 1750 ---- > 728 juta Tahun 1950 ----- > 1,7 milliar Tahun 1990 ----- > 5,3 milliar Abad 21 ----- > 6,1 milliar
Analisis Persentase 300 tahun yang lalu -> laju pertumbuhan 0,002% Tahun 1750 --- > laju pertumbuhan 0,3% Tahun 1950 - 1% Tahun 1970 -- > 2,35% Abad 21 --- > 1, 3 % Penyebab meningkatnya jumlah penduduk salah satunya disebabkan oleh perkembangan teknologi
Penyebaran penduduk Per wilayah geografi : ¾ di negara berkembang ¼ di negara maju
Menghitung pertambahan penduduk Angka pertumbuhan alami: Angka fertilitas - angka mortalitas Migrasi penduduk dikesampingkan
Perbedaan pertumbuhan penduduk Di negara berkembang Tingkat kematian dan kelahiran tinggi tetapi selisih antara keduanya lebih rendah di negara berkembang Pertumbuhan dinegara berkembang 20-40% dari 1000 jumlah penduduk Dinegara maju kurang dari 15 % dari jumlah 1000 penduduk
Momentum pertumbuhan penduduk tersembunyi 2 alasan yang melatarbelakangi Tingkat kelahiran itu sendiri tidak mungkin diturunkan hanya dalam waktu singkat Adanya momentum yang tersembunyi tersebut erat kaitannya dengan struktur usia penduduk di negara-negara berkembang. Struktur usia penduduk dapat digambarkan dengan piramida penduduk
Piramida penduduk
Transisi demografis TRANSISI DEMOGRAFIS Proses penurunan tingkat fertilitas sampai terciptanya tingkat penggantian penduduk (replacement) dengan program keluarga berencana. Tahapan dalam transisi demografis: A. Negara maju (eropa barat) Terbagi dalam 3 tahapan : 1. Tahapan pertama (sebelum modernisasi) : Tingkat kelahiran tinggi dan kematian tinggi (dengan tingkat yang hampir sama) Pertumbuhan penduduk rendah dan lambat. 2. Tahapan kedua (mulai ada modernisasi) : Tingkat kematian rendah tetapi kelahiran tetap tinggi pelayanan kesehatan baik, makanan bergizi, pendidikan tinggi. Usia harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi >60 tahun . Pertumbuhan penduduk tinggi. 3. Tahapan ketiga (modernisasi) : Tingkat kelahiran dapat ditekan sampai serendah tingkat kematian. Laju pertumbuhan sangat rendah atau bahkan nol.
B. Negara dunia ketiga Tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi dari Negara eropa barat sebelum revolusi industri. Terbagi dalam 3 tahapan : 1. Tahapan pertama : Menikah pada usia muda. Periode subur menjadi panjang. Laju pertumbuhan penduduk tinggi. 2. Tahapan kedua : Penggunaan teknologi kesehatan dan pengobatan impor. Tingkat kematian turun drastic (lebih cepat dari eropa barat). Tingkat kelahiran tinggi (lebih dari 2% per tahun). Pertumbuhan penduduk masih tinggi. 3. Tahapan ketiga Terbagi dalam 2 pola besar kelompok Negara-negara berkembang, A dan B 1. Kelompok A (berhasil) : Dengan metode modern dapat menaikkan taraf hidup dan menurunkan kematian 10 /1000 per tahun dan menurunkan tingkat kelahiran 20-30/1000 per tahun. Sudah berada pada tahapan ketiga. Taiwan, Korea Selatan, Kosta Rika, RRC, Kuba, Cili, dan Sri Lanka. Tahun 1980-1990an Kolombia, Indonesia, Republik Dominika, Thailand, Meksiko, Malaysia, Kenya, Afrika Selatan, dan Brasil. 2. Kelompok B (gagal) : Tidak kunjung teratasinya kemiskinan absolute. Rendahnya taraf hidup. Mewabahnya HIV AIDS. Masih berada pada tahapan kedua. Kawasan Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah.
SEBAB-SEBAB TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG : MODEL MALTHUS DAN MODEL EKONOMI MIKRO RUMAH TANGGA 1. Teori Jebakan Populasi Malthus Jumlah populasi di suatu Negara akan meningkat sangat cepat menurut deret ukur atau tingkat geometric setiap 30 atau 40 tahun, kecuali jika diredam oleh bencana kelaparan. Sementara itu, karena adanya proses pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu factor produksi yang jumlahnya tetap,yaitu tanah , maka persediaan pangan hanya akan meningkatmenurut deret hitung atau tingkat aritmetik. Karena lahan yang dimiliki semakin sempit akibat pertambahan penduduk, maka pendapatan perkapita akan semakin menurun akibat lahan yang seharusnya dipakai untuk memproduksi pangan menjadi sempit. 2. Kelemahan-kelemahan Model Malthus 2 alasan pokok kritik terhadap model Malthus : 1. Tidak memperhitungkan begitu besarnya kemajuan teknologi untuk mengimbangi ledakan penduduk. Cth : Tanah yang luasnya tetap bisa memperoleh hasil yang lebih banyak berkat kemajuan teknologi. Dapat dilihat dengan bergesernya kurva tingkat pertumbuhan pendapatan agregat (total produk) ke atas, sehingga pada semua tingkat pendapatan per kapita posisinya secara vertical akan selalu lebih tinggi dari kurva pertumbuhan penduduk. 2. Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu Negara berkorelasi langsung (positif) dengan tingkat pendapatan per kapita dari Negara yang bersangkutan, maka setiap kenaikan pendapatan per kapita di suatu Negara masih relatif rendah , maka setiap kenaikan pendapatan perkapita akan berjalan beriringan dengan kenaikan jumlah penduduk.
3. Teori Mikroekonomi Fertilitas Rumah tangga Penentuan tingkat fertilitas keluarga atau tingkat permintaan anak merupakan bentuk pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan tersebut, harus diperoleh dengan mengorbankan barang lain. Efek pendapatan atau efek substitusi juga berlaku. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut : Cd = f (Y, PC, PX, tx), x = 1,…., n Cd = permintaan untuk mempertahankan kehidupan anak Y = tingkat pendapatan rumah tangga Pc = pertimbangan harga (manfaat ) anak dibandingkan biaya yg dikorbankan Px = harga barang-barang lain tx = besar kecilnya preferensi terhadap barang-barang selain anak Dalam kondisi yang normal,kita dapat mengharapkan bahwa : 1. ∂Cd/∂Y >0 artinya semakin tinggi penghasilan rumah tangga,semakin besar permintaan anak. 2. ∂Cd/∂Pc <0 artinya semakin tinggi harga neto anak,semakin kecil kuantitas anak yang diminta. 3. ∂Cd/∂Px >0 artinya semakin tinggi harga-harga relative dari barang-barang lain, semakin tinggi kuantitas anak yang diminta. 4. ∂Cd/∂tx <0 artinya semakin besar preferensi terhadap barang-barang lain ,jumlah anak yang diminta akan semakin kecil. Seberapa banyak keluarga ingin mempunyai anak dapat digambarkan dengan kurva indiferren, yang menggambarkan kombinasi antara jumlah anak dan barang-barang yang dikonsumsi.
4. Permintaan akan anak di Negara-negara berkembang Di banyak Negara berkembang,dijumpai adanya factor penentu yang bersifat cultural dan psikologis yang sangat mempengaruhi keputusan keluarga dalam menentukan jumlah anak,sehingga dua atau tiga anak pertama harus dianggap sebagai “barang konsumsi” yang permintaannya tidak begitu responsive terhadap perubahan harga relative,sedangkan anak keempat dan seterusnya dianggap sebagai investasi. Ada 2 biaya oportunitas: 1. Jatah waktu sang ibu memelihara anak sehingga tidak dapat melakukan hal yang produktif. 2. Biaya pendidikan, jika anak sedikit tidak terlalu bisa membantu pekerjaan orang tua,tetapi bisa disekolahkan ke jenjang yang tinggi dan nantinya bisa berpenghasilan tinggi, sedangkan jika anak banyak mereka bisa membantu kerja orang tua,tetapi pendidikan tidak bisa terlalu tinggi karna masalah biaya dan untuk masa depan nantinya sulit berpenghasilan tinggi. Salah satu cara untuk mendorong para keluarga agar memiliki anak sedikit adalah dengan memperbesar kesempatan di bidang pendidikan dan membuka lapangan kerja untuk para wanita muda.
Sejumlah Bukti Empiris Dengan semakin baiknya tingkat pendidikan pada wanita yang menjadikan wanita ikut bekerja untuk mendapatkan penghasilan bagi keluarga, maka permintaan akan anak menurun dengan sendirinya, karena waktu untuk membesarkan anak semakin terbatas. Hubungan antara rendahnya tingkat fertilitas dan berkurangnya kematian bayi,dengan pendidikan yang baik dan tingkat pendapatan yang tinggi, sehingga pemeliharaan anak semakin baik.
Berbagai implikasi bagi pembangunan dan fertilitas Tingat kelahiran di kalangan penduduk miskin akan menurun apabila : Taraf pendidikan kaum wanita meningkat sehingga peranan dan status mereka pun menjadi lebih baik. Kesempatan kerja wanita di sector non pertanian meningkat. Pendapatan keluarga meningkat karena adanya kenaikan upah dan kesempatan kerja suami dan istri. Tingkat mortalitas bayi menurun berkat adanya pelayanan kesehatan dan gizi yang baik. System jaminan hari tua diluar cakupan keluarga telah tercipta karena orangtua tidak terlalu bergantung pada keturunannya. Perluasan kesempatan mendapat pendidikan sehingga para oangtua dapat mensubstitusi keinginan mempunyai anak yang banyak atau kualitas anak tersebut.
Konsekuensi-konsekuensi Tingginya Tingkat Fertilitas: Sejumlah Pendapat yang saling Bertentangan Pertumbuhan Penduduk Bukanlah Masalah yang Sebenarnya Pertumbuhan Penduduk adalah Masalah yang Sebenarnya
Pertumbuhan Penduduk Bukanlah Masalah yang Sebenarnya Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain Perumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau masalah palsu yang sengaja diciptakan oleh badan-badan dan lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan dengan tujuan menjadikan negara-negara berkembang tetap terbelakang dan bergantung pada negara maju Bagi kebanyakan negara dan kawasan berkembang, pertumbuhan penduduk justru merupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan
Masalah Lain di Balik Perumbuhan Penduduk Keterbelakangan Penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan Penyebaran penduduk Rendahnya posisi dan status kaum wanita
Pelemparan persoalan palsu secara sengaja “ Gagasan yang menempatkan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga sebagai masalah utama pembangunan adalah suatu rekayasa negatif yang dilontarkan oleh negara-negara kaya yang ingin menghambat kemajuan pembangunan negara-negara Dunia Ketiga dalam rangka mempertahankan status quo internasional yang sangat menguntungkan mereka”
Pertumbuhan Penduduk itu Perlu “Pertumbuhan penduduk itu bukanlah merupakan suatu masalah,melainkan justru merupakan unsur penting yang akan memacu pembangunan ekonomi”
Pertumbuhan Penduduk adalah Masalah yang Sebenarnya Argumentasi Garis Keras : Populasi dan Krisis Global Argumentasi Teoritis : Siklus Populasi-Kemiskinan dan Pentingnya Program Keluarga Berencana Argumen Empiris : Tujuh Konsekuensi Negatif dari Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
Argumen Empiris : Tujuh Konsekuensi Negatif dari Pertumbuhan Penduduk yang Pesat Pertumbuhan Ekonomi Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan Pendidikan Kesehatan Ketersediaan Bahan Pangan Lingkungan Hidup Migrasi Internasional
Pertumbuhan Penduduk Tahun 1971,1980,1990,1995,2000
Angka kematian bayi tahun 1971,1980,1994,1997,1998,1999
Beberapa Pendekatan Kebijakan Kebijakan ekonomi dan sosial yang tepat. 3 kebijakan yang berpengaruh penting. Kebijakan-kebijakan umum dan khusus oleh negara-negara berkembang Kebijakan-kebijakan umum dan khusus oleh negara-negara maju Kebijakan-kebijakan umum dan khusus dari negara maju dan badan-badan internasional 30
Kebijakan umum dan khusus negara-negara berkembang Kebijakan khusus (jangka panjang) untuk : kemiskinan absolut, ketimpangan pendapatan, gender, lapangan pekerjaan, layanan sosial dan sebagainya. 31
Kebijakan umum (jangka pendek) pengendalian fertilitas : Mempengaruhi masyarakat melalui media (formal &informal) Melancarkan program keluarga berencana Memanipulasi insentif dan disinsentif ekonomi Memaksa langsung melalui undang-undang (pembatasan dan sterilisasi pria) Menaikkan status sosial dan ekonomi kaum wanita 32
Negara-negara yang telah menerapkan program keluarga berencana 33
Kebijakan negara-negara maju Penyeimbangan dan penyederhanaan pola konsumsi Pengenduran atau liberalisasi peraturan keimigrasian 34
Kebijakan negara maju berkaitan dengan badan-badan bantuan internasional Bantuan keuangan sektor publik dan swasta Kerjasama perdagangan Keringanan cukai dan tarif Perbaikan harga barang mentah 35
Dua tindakan nyata yang penting dari negara-negara kaya, LSM, dan badan-badan bantuan internasional : Bantuan riset pengembangan metode dan teknologi pengendalian fertilitas Bantuan keuangan untuk program KB, sarana pendidikan dan penelitian untuk kebiajakan kependudukan. 36
Studi kasus : Cina Dampak : Urbanisasi ke kota Kebijakan satu anak per keluarga (1982 dan 1983) untuk perkotaan Insentif ekonomi, sosial, dan denda Kebijakan satu anak per keluarga pedesaan dan perkotaan (1988) Dampak : Urbanisasi ke kota Anak laki-laki lebih diharapkan jumlah laki-laki lebih banyak aborsi selektif diskriminasi perawatan anak.
Studi kasus : India Pelaksana program KB pertama Pelaksanaan sterilisasi pria dengan paksa oleh Indira Ghandi Keinginan memiliki anak laki- laki lebih besar Kerala (negara bagian barat daya) adalah negara bagian yang paling sukses menekan laju pertumbuhan penduduk dengan program pemberdayaan wanita.
Kesimpulan Distribusi populasi penduduk dunia terbanyak pada negara-negara berkembang Dunia dalam transisi demografis Teori belum tentu sejalan dengan kenyataan Pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan masalah jangka panjang Pertumbuhan penduduk yang tinggi menimbulkan konsekuensi negatif (ada yang menentang) Perlunya kebijakan dan program-program kependudukan
TERIMA KASIH