Proses Belajar Mengajar dan Media Pembelajaran

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Selamat Datang pada sesi ini
Advertisements

MAKALAH MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANJARMASIN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dra. Istiyati Catharina, M.Pd.
MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH/IPS
MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN
ALAT BANTU ATAU MEDIA PROMOSI KESEHATAN
PERKEMBANGAN DAN PENGENALAN BEBERAPA MEDIA
Keterampilan Dasar Mengajar
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
GUNTUR SUMILIH, M.App.Sc. Widyaiswara Matematika LPMP Jawa Timur
KONSEPSI MEDIA PEMBELAJARAN
Media = Perantara/pengantar,
Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran
Matematika Word Media Pembelajaran Tujuan Materi Refrensi Profil
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika
Welcome Nama : Suliza NPM : MK : MEDIA PEMBELAJARAN.
MEDIA PEMBELAJARAN.
MEDIA PEMBELAJARAN 1 2 Latar Belakang Pengertian Manfaat Jenis Media
Media Pembelajaran Matematika
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pengembangan Media pembelajaran Matematika
MEDIA PEMBELAJARAN Sri Wanty Ridwan ( ) Mata Kuliah :
STKIP-PGRI Banjarmasin
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran OLEH : RATNASARI
“MEDIA PEMBELAJARAN” Disusun Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
NAMA : JOEL NPM : FKIP MATEMATIKA 2012 MEDIA PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KEEMPAT PERILAKU KOMUNIKASI : ASERTIF DAN MENGATASI MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
MEDIA PEMBELAJARAN HAKIKAT.
MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO DAN VISUAL
KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR
NAMA KELOMPOK 1.Leli Mahfiroh ( ) 2.Raswan ( )
Penyusunan SAP DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran Pemilihan, Penggunaan dan Perawatan Media Pembelajaran Sederhana  
Media Pembelajaran Hasnita ( ).
JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
MEDIA PEMBELAJARAN By: Durinda Puspasari.
MEMILIH DAN MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR
Channel (Media Komunikasi).
2. KEDUDUKAN BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN
Keterampilan Dasar Mengajar
Media Pembelajaran Media Pembelajaran Disusun Oleh: Azaz Riyadi
Pengertian Strategi Pembelajaran pkn Dick dan carey mengatakan “strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu materi pembelajaran yang akan digunakan.
PENGGOLONGAN KOMUNIKASI
KONSEPSI MEDIA PEMBELAJARAN
KONSEPSI MEDIA PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran.
MEDIA PEMBELAJARAN.
MEDIA PEMBELAJARAN Drs. YUSUF AFENDY, M.Pd.I.
Kuliah Pertama MPK HAKIKAT MEDIA DAN MEDIA PEMBELAJARAN 11/9/2018.
Pengertian media pembelajaran
Keterampilan Dasar Mengajar
MEDIA AUDIO Disusun Oleh: Angga Fabrian Hidayat Febrika Suci Andriani
Konsep dasar sumber belajar. DEFINISI SUMBER BELAJAR sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Nama kelompok Fetty afrianti Kinayom warih hidayat Lulu’ul jannah
MEDIA PEMBELAJARAN.
REVIEW MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN PAI
KONSEPSI MEDIA PEMBELAJARAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb Kelompok 6 : Nadia Trisnawati ( ) Risa Firda Atriani ( )
KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh : Marsianus Pendidikan Bahasa dan Sastra STKIP PK.
Transcript presentasi:

Proses Belajar Mengajar dan Media Pembelajaran

Kedudukan PBM

Prinsip Tujuan Pendidikan (baik formal, non formal maupun informal) adalah adanya Perubahan Perilaku Perubahan Perilaku melingkupi aspek: Kognitif/Intelektual Afektif/Moral Psikomotorik/sosial/ketrampilan

Contoh: Ali mjd tau ttg Rukun Islam dan Iman. Kemudian dia mulai bisa melafadzkan syahadat dengan fasih, bisa sholat dengan khusu’, lalu disiplin waktu dan rajin berjamaah. Rahman mjd tau ttg sosok K.Ahmad Dahlan stlh membaca buku sejarah dan mendengar materi AIK. Dia memberikan penghargaan setinggi-tingginya pada sosoknya, dan berkomitmen untuk melanjutkan perjuangannya. Ahmad mulai bisa membaca dan menulis arab dengan lancar

Bagaimana dengan perubahan perilaku berikut, apakah termasuk dalam proses belajar? A sblmnya adalah sosok pendiam, tdk banyak bicara.Stlh beberapa jam kumpul dengan teman-temannya dia menjadi banyak bicara dan tertawa terbahak-bahak,ternyata dia habis berpesta Miras. B sbnrnya anak ceria dan periang. Beberapa hari ini dia menjadi pendiam, sensitif dan mudah uring-uringan, ternyata dia sngt pusing karena sakit giginya mengganggu, seminggu tdk sembuh-sembuh

Setahun kemarin, si C tampak sbg ank yg cuek,mdh bergaul dg siapa saja baik laki maupun perempuan, suaranya lantang shg banyak bicara. Sekarang dia menjadi pemalu, apalagi dengan lawan jenis, tdk banyak bicara, membatasi bergaul, krn suaranya jadi berat, banyak perubahan dlm tubuhnya, penampilannya jadi dewasa.

Prinsip perubahan perilaku sebagai proses belajar: Sbg akibat interaksinya dengan lingkungan baik bersifat positif maupun negatif. Bukan karena proses pertumbuhan organ fisik, kelelahan, atau sakit. Bukan karena pengaruh zat-zat kimia atau adiktif lain. Perubahan tersebut bersifat relatif lama dan permanen/menetap, tdk sesaat saja.

Apakah proses belajar selalu membutuhkan tenaga pengajar? Proses belajar dlm lembaga pendidikan formal dan non formal hal ini bisa dibenarkan karena ada tujuan pembelajaran dan atau kurikulum. Alat untuk mencapai tujuan pengajaran dan melaksanakan kurikulum dinamakan komponen pembelajaran.Inilah yg mjd wlyh kerja pengajar. Komponen Pembelajaran: standart kompetensi, bahan ajar, metodologi pengajaran dan evaluasi.

Dapat disimpulkan kedudukan media pembelajaran dalam komponen pembelajaran adlh: Media Pembelajaran merupakan sumber belajar eksternal yang menjadi bagian dari Metodologi Pembelajaran yang diatur oleh pengajar.

Jenis sumber belajar: Sumber belajar external: adlh jenis sumber belajar yang kedudukannya diluar diri kita dan berinteraksi baik langsung maupun tidak langsung dengan kita; orang lain, buku, informasi atau pesan-pesan lain, setting tempat/lingkungan maupun makhluk lain, software maupun hardware. Sumber belajar internal: adlh jenis sumber belajar yang ada dalam diri kita; pengalaman pribadi, perubahan dan perkembangan dalam diri.

Sumber belajar external: Jenis orang: guru, orang tua, keluarga, instruktur, pelatih, informan, teman, orang dekat dan orang asing, sekumpulan orang, masyarakat secara luas. Jenis materi dan perangkat lunak (software): buku, selebaran, modul, tansparansi OH, soft film, gambar/foto, audio. Jenis Alat (hardware):poyektor film,proyektor overhead,VCD,TV, video tape, casette recorder, tape, radio, kamera foto&shooting, dan papan tulis. Setting/lingkungan:makhluk hidup lain, gedung sekolah, perpustakaan, taman, pusat keramaian, RS

Definisi media pembelajaran: Media: jamak dari medium (latin:perantara/pengantar) AECT Amerika: segala bentuk saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi. Gagne (1970): berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk beljar. Birggs(1970): alat fisik yang dapat menyajikan pesan dan meangsang siswa untuk belajar. NEA: bentuk komunikasi baik cetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Kesimpulan konsep Media Pembelajaran: Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa yang menghasilkan proses belajar (perubahan perilaku).

Perkembangan proses belajar mengajar dan Media Pembelajaran Dahulu ada anggapan bahwa Fasilitator/Pengajar adalah orang yang paling tahu,shg menjadi sumber utama dan mutlak dlm proses belajar. Paradigma itu berkembang menjadi Fasilitator/Pengajar lebih dahulu tahu. Sekarang bukan saja pengetahuan Fasilitator/Pengajar bisa sama dengan murid, bahkan murid bisa lebih dulu tahu dari Fasilitator/Pengajarnya.

Saat ini Fasilitator/Pengajar bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Itu semua dapat terjadi akibat perkembangan media informasi di sekitar kita Siswa dapat lebih dahulu mengakses informasi dari media masa seperti surat kabar, televisi, bahkan internet. Bagaimana Fasilitator/Pengajar menyikapi perkembangan ini?

Ada tiga kelompok Fasilitator/Pengajar dalam menyikapi hal ini, yaitu tidak peduli, menunggu petunjuk, atau cepat menyesuaikan diri.

Kelompok pertama yaitu mereka yang tidak peduli Seorang Pengajar yang mempunyai rasa percaya diri berlebihan (over confidence) barangkali akan berpegang kepada anggapan bahwa sampai kapanpun posisi Pengajar tidak akan tergantikan. Dalam setiap proses pembelajaran tetap diperlukan sentuhan manusiawi. Teknologi tidak bisa menggantikan manusia. Bagaimanapun teknologi berkembang, Pengajar tetap berperan menyampaikan pesan, harus digugu dan ditiru.

Media memang tidak dapat menggantikan Pengajar, namun sikap tidak peduli terhadap perkembangan, bukanlah sikap yang tepat karena keduanya saling menunjang dan melengkapi. Lingkungan kita terus berkembang, tuntutan masyarakat terhadap kualitas Pengajar semakin meningkat, persaingan kompetensi pengajar semakin ketat.

Kelompok kedua adalah yang menunggu petunjuk Kelompok inilah yang paling banyak ditemukan. Salah satu akibat kebijakan selama ini, di mana Pengajar dalam system pendidikan nasional hanya dianggap sebagai “tukang” melaksanakan kurikulum yang demikian rinci dan kaku. Kurikulum yang sangat lengkap dengan berbagai petunjuk pelaksanaannya, sehingga Pengajar tinggal melaksanakan, tanpa boleh menyimpang dari pedoman baku.

Sejalan dengan perubahan kurikulum dan otonomi pendidikan, bukan lagi masanya bagi Pengajar untuk selalu menunggu petunjuk, tetapi memberikan inovasi model pembelajaran selama materi dan pokok bahasan adalah ilmiah dan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran. Pengajar adalah tenaga profesional, bukan “tukang” pelaksana kurikulum. Dia adalah peran yang “dinilai” mempunyai kompetensi untuk mengembangkan proses belajar mengajar, bukan robot dan mesin fotocopy.

cepat menyesuaikan diri. Oleh karena itu, sikap yang tepat untuk kita sebagai calon pengajar adalah cepat menyesuaikan diri.

Ada enam alasan mengapa sampai saat ini masih ada Fasilitator/Pengajar yang enggan menggunakan/mengembangkan media dalam pembelajaran (baik software/hardware maupun jenis media lain)

Pertama, menggunakan media itu repot. Mengajar dengan menggunakan media perlu persiapan. Apalagi kalau media itu semacam OHP atau video. Perlu listrik lagi. Pengajar sudah repot dengan menulis persiapan mengajar. Jadwal padat, urusan di rumah dan lain-lain. Boro-boro sempat memikirkan media.

Harus bisa melihat aspek lain, bahwa dengan media pembelajaran akan lebih efektif, dan hasil optimal, maka alasan repot itu akan hilang. Media juga relatif awet, sekali menyiapkan dapat dipakai beberapa kali sajian. Selanjutnya tidak repot lagi.

kedua, media itu canggih dan mahal Tidak selalu media itu harus canggih dan mahal. Nilai penting dari sebuah media bukan terletak pada kecanggihannya (apalagi harganya mahal) tetapi pada efektivitas dan efisiensinya dalam membantu proses pembelajaran.

Banyak media sederhana yang dapat dikembangkan sendiri oleh Pengajar dengan harga murah. Kalaupun dibutuhkan media canggih semacam audio visual atau multimedia, itu cost-nya akan menjadi murah apabila dapat digunakan oleh lebih banyak siswa

ketiga, tidak bisa menggunakan Demam teknologi ternyata menyerang sebagian dari Pengajar kita. Ada beberapa Pengajar yang “takut” dengan peralatan elektronik, takut kesetrum, takut salah pijit, sehingga berpikir lebih baik tidak menggunakan.

Alasan ini menjadi lebih parah kalau ditambah dengan takut rusak, “eman”, sehingga media audio visual sejak beli baru tetap tersimpan rapih di ruang kepala sekolah. Dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk latihan dan mengembangkan kualitas pembelajaran dapat mengubah mindset, sikap ketrampilan bahwa menggunakan media itu mudah, menyenangkan dan efektif.

keempat, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius; Alasan ini jarang ditemui, namun ada. Menurut pendapat orang-orang terdahulu belajar itu sesuatu yang serius. Belajar harus mengerutkan dahi. Media itu identik dengan hiburan. Hiburan adalah hal yang berbeda dengan belajar. Tidak mungkin belajar sambil santai. Paradigma belajar kini sudah berubah. Kalau bisa dilakukan dengan menyenangkan, mengapa harus dengan menderita. Kalau bisa dilakukan dengan mudah, mengapa harus menyusahkan diri?

kelima, tidak tersedia media di sekolah Tidak tersedia media di sekolah, mungkin ini adalah alasan yang masuk akal. Tapi seorang Pengajar tidak boleh berhenti sampai disitu. Pengajar adalah seorang profesional yang harus penuh inisiatif. Seperti telah disebutkan di atas, media tidak harus selalu canggih, namun dapat juga dikembangkan sendiri oleh Pengajar. Namun demikian, dalam hal ini pimpinan sekolah juga hendaklah cepat tanggap. Jangan biarkan suasana kelas itu gersang, hanya ada papan tulis dan kapur.

keenam, kebiasaan menikmati bicara Berbicara itu memang nikmat. Ini kebiasaan yang sulit diubah. Seorang Pengajar cenderung mengikuti cara Pengajarnya yang difigurkan terdahulu. Mengajar dengan mengandalkan verbal lebih mudah, tidak memerlukan persiapan yang banyak, jadi lebih enak untuk Pengajar.

Hal penting yang harus dipertimbangkan adalah kepentingan murid yang belajar, bukan kepuasan Pengajar semata.

Untuk mengatasi keenam alasan tersebut hanya sedikit yang diperlukan, yaitu perubahan maindset dan sikap pengajar terhadap keberadaan media pembelajaran.

Namun ia harus mampu menjadi fasilitator belajar. Pengajar perlu segera mereposisi perannya. Pada saat ini Pengajar tidak lagi harus menjadi orang yang paling tahu di kelas. Namun ia harus mampu menjadi fasilitator belajar. Pengajar yang baik akan merasa senang kalau muridnya lebih pandai dari dirinya.

Ada banyak sumber belajar yang tersedia di lingkungan kita, apakah sumber belajar yang dirancang untuk belajar ataukah yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar.