RUANG LINGKUP ESTETIKA Wisnu Adisukma, M.Sn
Efek refleksi individual itu tidak hanya bersifat rohaniah, Minggu lalu: kegiatan menanggapi atau menghayati gejala bentuk/peristiwa, baik alam maupun karya seni, dapat memunculkan berbagai refleksi pribadi pada seseorang Efek refleksi individual itu tidak hanya bersifat rohaniah, melainkan dapat meluas hingga ke tataran jasmaniah
dalam konteks khusus tanggapan terhadap seni, refleksi individual itu kadangkala berlangsung sangat singkat dan kadang tak tersadari Refleksi itulah yang disebut “momen estetis” atau “pengalaman estetis”
Pengalaman estetis semacam itu berlaku secara universal dan sudah berlangsung sejak puluhan ribu tahun yang lalu pengalaman estetis selalu berkait dengan keberadaan bentuk di antaranya bentuk ekspresi artistik (karya seni) Hasil penelitian lintas budaya dan prasejarah menunjukkan bukti tidak adanya kebudayaan yang tidak menampung bentuk ekspresi estetik (sekaligus juga menampung pengalaman estetik)
berbagai habitat atau lokasi hunian manusia berbagai zaman/masa ekspresi artistik dan pengalaman estetis semacam itu dapat muncul pada: berbagai tingkat kehidupan manusia berbagai habitat atau lokasi hunian manusia berbagai zaman/masa
Pengalaman estetis dan artistik itu merupakan refleksi manusia terhadap kondisi lingkungannya (alam & sosial), Juga terhadap berbagai segi kehidupan, baik yang fisik (sandang, papan, peralatan) maupun nonfisik (sikap batin, harapan, makna, dsb) Sekaligus merupakan refleksi manusia terhadap hakikat fenomenal alam dan kebudayaan (bahan asal, kebutuhan dan fungsi, teknologi garap, dan tingkat pikir).