METODE KULTUR ORGAN HEWAN
Media Metode Alami Buatan: Keseimbangan garam pH Tekanan osmotik Serum (sumber nutrisi, mengandung protein, Na, K, Fe. Zn, dll) Hormon (pertumbuhan sel, mis: insulin, kortisol, testosteron Growth factor Protease inhibitor Metode
PERBANDINGAN METODE KULTUR
Kultur organ di atas stainless stell yang berada di atas cawan kultur Tergantung teknik dan kegunaan analisis secara biokimia atau molekuler Analisis biolimiawi memerlukan reproduksi sel yang cepat, sehingga kurang sesuai jika menggunakan kultur organ Kultur organ sulit digunakan untuk memperbanyak sel line Kultur organ pada dasarnya untuk mempelajari perilaku integrasi antar sel dalam jaringan Kultur organ memberikan informasi penting tentang biologi perkembangan dan interaksi jaringan
Metode kultur ginjal Metode kultur volume media rendah Metode kultur volume media tinggi
Fragmen prostat yang dikultur menggunakan metode perendaman Fragmen dikultur menggunakan metoda grid yaitu dikultur di media agar atau lens paper yang didukung oleh logam grid Fragmen dikultur menggunakan metode spons, yaitu diletakkan di atas spons yang terbuat dari gelatin atau kolagen
Tersedianya gas dan nutrisi menunjang terbentuknya sistem vaskularisasi Ketika organ dikultur, gas dan nutrisi berdifusi masuk ke sel mulai dari bagian tepi ke tengah Sebagian besar sel di bagian tengah nekrosis, dapat diatasi dengan meletakkan kultur di atas filter yang diletakkan di fase gas dan cair atau kultur digoyang (diseker)
Integritas struktur organ: penting dalam kultur organ (in vitro), jadi asosiasi sel dalam jaringan ditertahankan Pertumbuhan dan diferensiasi: sangat tergantung pada media sebagai induser terhadap interaksi seluler dan diferensiasi sel
Kultur histotipik: kultur dari cell line dengan tinggkat kepadatan yang tinggi menyerupai jaringan in-vivo Sebagai upaya untuk menumbuhkan jaringan dari kultur monolayer
Kultur organotipik: kultur yang melibatkan garis keturunan sel yang berbeda Tujuan dari teknik ini untuk menghasilkan jaringan yang berasal dari interaksi antar sel
Histotypic and Organotypic Culture Teknik membuat jaringan, membutuhkan interaksi sel yang berbeda Misalnya: Sistem vaskularisasi: interaksi antara sel endotel dan sel otot polos
Skema diagram dari prosedur eksperimental, dari pembentukan sel GS in vitro spermatogenesis menggunakan metode kultur organ.
Propagasi in vitro dari spermatogonium tikus untuk memproduksi spermatozoa fungsional dari spermatogonium primitif dalam jaringan testis tikus neonatal explanted. Melalui metode kultur organ. sel GS ditransplantasikan dalam testis dan berdiferensiasi menjadi spermatozoa secara in-vitro. Ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu untuk mendapatkan spermatozoa dari sel GS. Sperma yang layak, menghasilkan keturunan yang sehat melalui micro- inseminasi.
Metode kultur organ (tulang)
Metode kultur embrio mamalia Embrio mamalia isolasi dari blastomer Preimplantasi embrio sering menyebabkan kerusakan sel embrio, mengapa?
EKSPERIMEN: Desain: Pengamatan: Embrio tikus tahap 2 sel yang beku untuk kontrol Embrio tahap 2 sel, 4 sel, 6 sel dan 8 sel sebagai perlakuan Pengamatan: Perkembangan embrio dalam zona pelusida (ex-vivo) Perkembangan embrio di luar zona pelusida (in-vitro)
Blastomere biopsy of 2-, 4-, 6- and 8-cells mouse donor embryos (A, C, E, G) and reinjection into empty recipient zonae pellucidae (B, D, F, H).
Blastocysts derived from mouse embryo splitting at 2-cell (A and B), 4-cell (C and D), 6-cell (E and F) and 8-cell stage (G and H). Donor blastocysts on the left and recipient blastocysts on the right.
Outgrowths of hatched blastocysts derived from mouse embryo splitting at 2-cell (A and B), 4-cell (C and D), 6-cell (E and F) and 8-cell stage (G and H). Donor outgrowths on the left and recipient outgrowths on the right