REVOLUSI HIJAU Julian Adam Ridjal, SP., MP. Disampaikan pada Kuliah Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian
Revolusi Hijau Dimulai pada permulaan tahun 1970-an Pemerintah Indonesia meluncurkan program pembangunan pertanian yang dikenal dengan program BIMAS. Tujuan revolusi hijau di Indonesia adalah untuk menaikkan produktivitas sektor pertanian, khususnya sub-sektor pertanian pangan, melalui penerapan paket teknologi pertanian modern.
Paket tersebut terdiri atas : pupuk non-organik, obat-obatan pelindung tanaman dan bibit padi unggul. Selain itu juga, Pemerintah menyediakan prasarana kredit dan prasarana penunjang lain seperti rehabilitasi pembangunan prasarana irigasi.
Program BIMAS membutuhkan waktu 20 tahun untuk merubah sikap petani, khususnya petani sub-sektor pangan; dari sikap “anti teknologi” ke sikap yang mau memanfaatkan teknologi pertanian modern (pupuk kimia, obat-obatan pelindung dan bibit padi unggul). Perubahan sikap petani tersebut sangat berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas sub-sektor pertanian pangan, sehingga Indonesia mampu mencapai swasembada pangan.
Revolusi hijau pada tujuan makronya telah berhasil, yakni meningkatkan produktivitas sub- sektor pertanian pangan. Tetapi, pada tujuan mikronya, revolusi hijau telah menimbulkan permasalahan tersendiri. Salah satunya adalah terjadinya uniformitas bibit padi di Indonesia. Bibit padi yang boleh ditanam adalah bibit padi unggul yang disediakan oleh Pemerintah, sementara bibit lokal yang semula banyak ditanam petani dilarang penggunaannya.
Kelemahan Uniformitas Bibit Padi Sub-sektor pertanian pangan rentan terhadap serangan berbagai hama. Revolusi hijau membuat petani Indonesia menjadi malas.
Dampak secara Tidak Langsung Revolusi Hijau Revolusi hijau membuat lumbung padi di petani tidak berfungsi optimal. Revolusi hijau banyak dilakukan di dataran rendah (daerah kawasan petani padi), sehingga pembangunan prasarana penunjang program swasembada pangan terfokus di kawasan ini. Menimbulkan keterbelakangan pada pembangunan sub-sektor pertanian hortikultura.
Pertanian Indonesia Pertanian Indonesia tidak hanya terdiri atas sub-sektor pertanian dan sub-sektor pangan, tetapi juga sub-sektor perkebunan, sub-sektor peternakan dan sub-sektor perikanan.