Toleransi dan Gotong Royong

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MAKNA 4 PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Advertisements

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA
Pancasila sebagai Sistem Etika
By : Diyana Rahmawati Pend. Sosiologi dan Antropologi.
KONSEP AGAMA DAN NEGARA
Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Sejarah Kejayaan Nasional CPE 101 Pendidikan Pancasila Disusun: Imam Syafei, Drs, MSi.
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
Krisis Multidimensi Krisis multidimensi merupakan istilah yang populer pada dewasa ini sebagaimana terbaca di dunia.
Struktur Masyarakat Indonesia dan Maslah Integrasi Nasional
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
geografi budaya agus sudarsono nurhadi 2014
FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Sistem Sosial dan Budaya Indonesia
Agama dan Evolusi Drs. H. Nur Syahid, MPdI
MPK PEND AGAMA ISLAM UNIV BRAWIJAYA PERT 10
MAKNA SILA-SILA PANCASILA
SELAMAT DATANG DIKLAT TOT DD/CT DI LPMP SULTENG DYAH SRIWILUJENG.
1. Sbg besar anggota masyarakat itu menyadari bhw mereka mrpk warga
SERTA KEGUNAAN SEJARAH
Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila
36 Butir Pedoman Penghayatan & Pengamalan Pancasila
KERAGAMAN DAN KESETARAAN
ANTROPOLOGI Minggu ke 3.
120 menit Sejarah / program: IPA 1.
TIPOLOGI PERDESAAN NUR ENDAH JANUARTI.
Masyarakat dan perubahan sosial
Worldview: Cultural Explanations
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
BAB 6 Keragaman dalam Bhinneka Tunggal Ika
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
4 PILAR KEHIDUPAN SEBAGAI LANDASAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Ilmu Sosial Dasar.
BERBAGAI ANCAMAN TERHADAP KEUTUHAN NKRI
ASAS-ASAS DALAM HUKUM TANAH
Istilah Antropologi Hukum
Masyarakat dan perubahan sosial
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
KEBHINEKAAN: SEBUAH RETORIKA ? Oleh: Dewa Agung
GEREJA YANG KONTEKSTUAL
Kerukunan Antar Umat Beragama
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB V
TRADISI SURAN SENDANG SIDUKUN DAN NILAI GOTONG-ROYONG PADA MASYARAKAT DESA TRAJI, KECAMATAN PARAKAN, KABUPATEN TEMANGGUNG (Kajian Antropologi-Sosiologi)
WUJUD KETAHANAN NASIONAL
DISUSUN OLEH : RAHAYU SETIYANINGSIH
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
PANCASILA NILAI KARAKTER BANGSA
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
Nilai persatuan dalam bermasyarakat dan bernegara
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA Mata kuliah : Pendidikan Pancasila Bahan Tayang Modul 2.
KONSEP PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN
3 INDENTITAS NASIONAL Pendidikan kewarganegaraan
MAKNA 4 PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA NICO GARA Disajikan pada Seminar Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Manado, 8 September 2012.
Makna Bhinneka Tunggal Ika
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. INDONESIA MASA KINI PANCASILA MASA GITU DISUSUNO L E H : 1. DISUSUNO L E H :
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Keberagaman Budaya - SMA 71 Jakarta // Muatan Lokal
Oleh Paulus Wirutomo Sistem Sosial Indonesia (2015)
Pendidikan Multikultur
PROGRAM PENATAAN KEPENDUDUKAN
Kasus penyimpangan pancasila sila pertama Disusun oleh: Adi Prasetyo (K ) Agung Nugroho (K ) Alvian Novitasari (K ) Andysty Andryaningrum.
Transcript presentasi:

Toleransi dan Gotong Royong 1. Pendahuluan : a. Realita (sosial) menunjukkan bahwa masyarakat kita bersifat majemuk (dari berbagai aspek) b. Kemajemukan ini tidak bisa dilawan (disamakan) tetapi harus diakui dan dilihat secara positif (selama ini dilihat sebagai hal yang negatif – SARA) c. Ada fenomena yang harus dikaji terus yaitu : “Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat besar yang belum selesai”, hal ini antara lain menyangkut (lihat Budiono, Bab I) beberap hal : * Masyarakat tidak bisa lepas dari kebudayaannya. Sedangkan kebudayaan selalu berubah. * Komunikasi (ingat luas dan besarnya jml penduduk) * Persatuan dan Kesatuan : Disatu sisi paling tidak mulai Boedi Oetomo (1908) dan Sumpah Pemuda (1928) masyarakat menghendaki persatuan dan kesatuan. Disisi lain ada aktivitas yang menggambarkan keadaan yang mengarah pada perpecahan.

* Pada masa pemerintahan “orde baru”, Persatuan dan kesatuan dikumandangkan dimana- mana. Tetapi dilain pihak muncul berbagai macam konflik (“SARA”) : # Cina – Pribumi # Bekerjasama dengan sebagian kecil orang cina (konglomerat), dipihak lain membuat kebijakan anti orang Cina (dg berbagai pembatasan). # Krinten – Islam. Agama sering dijadikan “alat” atau “kendaraan” bagi orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan atau kepentingan (politik). “Tuhan sudah mati” (Nietszche) “Agama menjadi candu masyarakat” (Weber) * “Orde Reformasi” juga tidak menyediakan peluang masyarakat yang lebih baik. Oleh Bakker digambarkan sebagai berikut : “born between two worlds, the one dead, the other not yet alive”

d. Sejarah membuktikan bahwa proses integrasi bangsa ini tidak mulus d. Sejarah membuktikan bahwa proses integrasi bangsa ini tidak mulus. Sering terjadi gejolak (konflik) dengan korban yang tidak sedikit. Coba ingat, Peristiwa “solo” Peristiwa “Kalimantan” Kerusuhan Mei 98 Berbagai kasus penggusuran dsb. (dikembangkan di kelas) e. Perubahan sosial yang begitu cepat, “globalisasi” semakin menambah kompleksitas kemajemukan masyarakat kita (agama, nilai-nilai baru, sosial dan ekonomi) Dalam situasi seperti di atas, “toleransi” menjadi relevan untuk diangkat (kembali) dalam sistem sosial budaya kita.

2. Apa Toleransi itu ? Toleransi pada dasarnya adalah : sikap yang mengakui dan menghargai adanya berbagai perbedaan. Ada dua interpretasi tentang toleransi : Negatif, yaitu cukup hanya sekedar membiarkan dan tidak menyakiti orang/kelompok lain. Positif, tidak sekedar itu tetapi membutuhkan bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang/kelompok lain.

3. Bagimana toleransi dijalankan di dalam masyarakat kita ? Untuk menjawab pertanyaan di atas, paling tidak harus diketahui : apa yang menjadi persoalan dalam masyarakat plural ? Secara garis besar ada 3 persoalan (lihat, Hartomo, 274-284) yaitu : - Pembauran bangsa - Kerukunan antar umat beragama dan aliran kepercayaan. - Perubahan nilai-nilai

4. Gotong Royong (Baca Koentjaraningrat, Bab 11) - Istilah “gotong royong” dipengaruhi oleh bahasa Jawa. - Tidak ditemukan dalam karya sastra kuno. - Tetapi bukan berarti realitasnya tidak ada. - Gotong royong memiliki beberapa pengertian - Di Jawa Timur, istilah gotong royong ditemukan dalam tulisan tentang hukun adat dan aspek sosial masyarakat desa seperti kehidupan bertani. - Dalam kontek pertanian, gotong royong merupakan “sistem pengerahan tenaga” untuk mempersiapkan lahan bercocok tanam. - Dengan masuknya “sistem uang” maka kemudian gotong royong dianggap menjadi tidak praktis lagi. - Para petani (pemilik tanah) kemudian beralih ke sewa tenaga (mengupah) baik laki-laki maupun perempuan. - Di daerah lain gotong royong disebut “sambatan” - Meskipun kurang praktis, realitanya masih ada yang tetap menggunakannya.

5. Makna lain dari Gotong Royong - Selain makna di atas (poin 4) gotong royong juga dimaknai sebagai aktivitas “tolong menolong” -

Bahan diskusi : - Menurut Anda mengapa toleransi sangat diperlukan di Indonesia ? - Menurut Anda bagaimana seharusnya toleransi dijalankan dalam kehidupan masyarakat ? - Identifikasikan berbagai bentuk gotong royong yang ada dalam masyarakat disekitar Anda ?