NASIONALISME ASIA-AFRIKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DEKOLONISASI DI ASIA DAN AFRIKA PASCA PERANG DUNIA II
Advertisements

PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
MASA DEMOKRASI LIBERAL
MEDIA PEMBELAJARAN BERKOMITMEN TERHADAP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
PERANG DUNIA II Sebab Umum
PANCASILA 2 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA UNTUK MENCAPAI CITA-CITA TELAH BERJALAN BERABAD-ABAD, DENGAN BERMACAM-MACAM CARA DAN TAHAPAN. SEJARAHNYA MEMILIKI.
POLITIK LUAR NEGERI A. KAIDAH-KAIDAH POLITIK LUAR NEGERI
Memahami Prinsip Kebijakan Luar Negeri India dan Pakistan
PERANG VIETNAM A. NASIONALISME DI VIETNAM PENJAJAHAN PERANCIS
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KELAS IX SEMESTER I
A. Pengertian Pergerakan Nasional
Peran Dunia Internasional dalam Penyelesaian Konflik Indonesia-Belanda
BAB I IDEOLOGI PANCASILA.
Liberalisme Demokrasi Sosialisme Pan Islamisme
PENGUNDURAN DIRI (PENARIKAN DIRI) INDONESIA DARI KEANGGOTAAN PBB
IDENTITAS NASIONAL.
British Empire Dominasi politik Inggris mengenalkan budaya Barat, bahasa, cara-cara pemerintahan dan teknologi menjadi pusat urban.
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Demokrasi liberal 1950 – Prestasi Politik . Kemelut politik
Arti Strategis Konferensi Asia Afrika (1955) bagi Politik Luar Negeri RI Pengaruh Konferensi Asia Afrika terhadap Situasi Internasional Situasi internasional.
DUNIA PADA AKHIR PERANG DUNIA II
Konferensi asia afrika (KAA)
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Mempersembahkan MD ENTERTAINTMENT.
Konsep dasar Politik dan pemerintahan
Sejarah dan Diplomasi Budaya Tiongkok
HUKUM INTERNASIONAL.
KERJA SAMA BIDANG POLITIK
menjalin hUBUNGAN INTERNASIONAL
Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8)
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
PERANG DUNIA II Disusun oleh : Rudi Irawan, S.Pd SMPN 1 Sungai Keruh
TH 3.
A. Bangsa Indonesia B. Negara dan terjadinya Negara
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Nasionalisme di Filipina
Pembebasan Irian Barat
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT
YANG TERPECAH DAN YANG BERSATU
STRATEGI POLITIK NU MASA PENJAJAHAN JEPANG
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PERANG DUNIA II Tujuan pembelajaran 1.Menggambarkan secara kronologis Perang Dunia II 2.Mengidentifikasi Perang Dunia II di Asia Pasifik 3.Menjelaskan.
Dwiky Muhammad Sheila Shine L
RESTORASI MEIJI.
WAWASAN KEBANGSAAN KELOMPOK 3.
Hartanto, S.IP.,MA Kelas PLNRI-2015
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
COLD WAR.
NASIONALISME CHINA.
REVOLUSI AMERIKA SERIKAT
Pelaksanaan Politik Etis
Presented By: Lailatul Hikmah
KABINET NATSIR.
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
Assalamualaykum.
PANCASILA Sebagai PANDANGAN HIDUP BANGSA
Militer dan Budaya Politik Indonesia
Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
YANG TERPECAH DAN YANG BERSATU
Ayo Kita Kenali ASEAN Titan sadewo. Apa ASEAN itu? ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia.
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Oleh : Johannes Sidabalok, S.Pd.
Peran Politik Luar Negeri dalam Hubungan Internasional Kelompok 6 1.DINDA APRILLA PRATIWI 2.DESI ERIKA 3.EDO SUSANTO 4.QOLBIYAH KHOIRUNNISA 5.SAHVIRAH.
UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945 Pembukaan
Sejarah Tahun 6 UNIT 10: MALAYSIA DAN DUNIA
Konferensi Asia Afrika (KAA)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
KONFERENSI ASIA-AFRIKA Cahya Muhammad Thonthowi Qoriroh Nailur Raniah Martin Tetamki
KONTRIBUSI BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA
Agama Bahá’i.
Transcript presentasi:

NASIONALISME ASIA-AFRIKA Faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya nasionalisme Asia dan Afrika adalah: Penjajahan bangsa Barat yang menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan. Kenangan kejayaan masa lampau sebagai negara yang pernah mengalamai kejayaan, seperti Indonesia masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit. Munculnya kaum intelektual, yang kemudian menjadi penggerak dan pemimpin pergerakan nasional. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, yang mendorong bangsa-bangsa Asia dan Afrika bangkit untuk melawan penjajahan bangsa Barat. -Sikap Zealotisme -Sikap Herodianisme

Nasionalisme Jepang

Tokugawa Iyeyashu Kastil Nijo

Kaisar Mutsuhito (Meiji Tenno) 1852-1912 -Semua jabatan terbuka untuk siapa saja. -Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan negara. -Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan. -Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa. -Akan dibentuk parlemen Sumpah Setia (6 April 1868): Militer: Pembaharuan Angkatan Darat (meniru Jerman) dan Angkatan Laut (Meniru Inggris) dengan semangat Bushido Pendidikan: Ala barat dasar moral Shintoisme dan Budhisme Ekonomi: Dumping Policy, Muncul golongan baru Zaibatsu (Keluarga Mitsui, Mitsubishi, Sumimoto, Jassuda. Politik: Pemindahan Ibukota dari Kyoto ke Yedo, Hinomoru (Bendera), Kimigayo (Lagu Kebangsaan), Shintoisme agama nasional, penghapusan jabatan Shogun dan Daimyo.

Iwakura Tomomi 1871-1873 Kereta Uap

Nasionalisme Cina Latar belakang timbulnya nasionalisme Cina: Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasti Manchu. Adanya pemerintahan Mancu yang dianggap kolot dan telah bobrok. Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela terutama di kalangan Istana Manchu. Kekalahan Cina dalam perang Cina-Jepang. Munculnya kaum intelektual Cina, salah satunya adalah Sun Yat Sen.

Pu Yi (Raja Terakhir Dinasti Manchu) 1908 1932 1959 1906-1967 Raja menjadi tukang kebun

Dr. Sun Yat Sen Partai Kuo Min Tang (Nasionalis) Chiang Kai Shek San Min Chu I (Tiga Asas Kerakyatan) : Min T`sen (Kebangsaan) Min Tsu (Kerakyatan) Min Sheng (Kesejahteraan)

Partai Kung Cang Tang (Komunis) Mao Tse Tung 80.000 orang Long March 9600 km dari Kiang Shi ke Yen An (1 Tahun) 10 Oktober 1911

Rute Long March 1934-1935

Nasionalisme India Latar belakang timbulnya nasionalisme di India: Perbaikan nasib rakyat oleh pemerintah Inggris setelah pemberontakan sepoy tidak kunjung datang, maka rakyat India yang harus bergerak sendiri. Hanya orang-orang Inggrislah yang duduk di pemerintahan, sedangkan orang-orang India tidak di perkenankan ikut serta. Munculnya kaum terpelajar yang telah mengenyam pendidikan Barat, mereka telah mengetahui apa itu liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme. Pemberian status dominion Canada tahun 1867, jelas menimbulkan keinginan bangsa India untuk status yang sama.

Orang Asia pertama yang mendapat anugrah Nobel bidang sastra (1913) Santiniketan (Gerakan menanamkan rasa cinta tanah air, bangsa, dan kebudayaan India). Tokoh: Rabindranath Tagore 7 Mei 1861 - 7 Agustus 1941 Orang Asia pertama yang mendapat anugrah Nobel bidang sastra (1913) Pendiri sekolah Shiriniketan bersama Leonard Elmhist di daerah Shantiniketan (Benggala Barat) Contoh Karya: Lagu kebangsaan Bangsaldesh (Amar Shonar Bangsa) Lagu Kebangsaan India (Jana Maha Gana)

Tokoh spiritual Hindu dalam ajaran Vedanta dan Yoga Rama Krisna (Menghendaki kembali kepada ajaran agama Hindu yang Murni). Tokoh: Swami Vivekananda 12 Januari 1863 - 4 Juli 1902 Tokoh spiritual Hindu dalam ajaran Vedanta dan Yoga Mengenalkan Hindu pada Worlds Parliament of Religions di Chicago Menuntut ilmu pada Ramakrishna Paramahamsa kemudian mendirikan Ramakrishna Mission Orang India pertama yang diundang menjadi Profesor filsafat oriental Universitas Harvad

Gerakan Gandhi: Ahimsa (Anti Kekerasan) Satyagraha (Tidak bekerjasama dengan penjajah) Hartal (Mogok Kerja) Swadesi (Hidup dengan usaha sendiri)

Nasionalisme Turki Latar belakang timbulnya nasionalisme Turki: Kekuasaan Turki Usmani yang semakin merosot Adanya pengaruh Revolusi Perancis, dengan semboyan liberte, egalite, dan fraternite. Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern, yang mendorong timbulnya semangat nasionalisme diantaranya Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha. Adanya kegiatan bangsa barat yang semakin gencar untuk merebutkan daerah-daerah jajahan Turki dan siap menghancurkan Turki.

3 Maret 1924 Sultan Abdul Majid II Refet Pasha Kemal Pasha Ismet Pasha

Nasionalisme Mesir Latar belakang timbunya nasionalisme Mesir: Adanya gerakan wahabi. Adanya pengaruh revolusi Perancis Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern. Adanya gerakan Pan-Arab yang dirintis oleh Amir Chetib Arslan yang menganjurkan persatuan semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.

Saad Zaghlul Pasha Khedive Isma'il Pasha Arabi Pasha

NASIONALISME DI FILIPINA Filipina menjadi salah satu daerah jajahan Spanyol di Asia Tenggara sejak tahun 1565. Dibawah jajahan Spanyol, bangsa Filipina mengalami penderitaan dan kesengsaran karena pemerintah jajahan tidak menaruh perhatian untuk memperbaiki kehidupan rakyat Filipina. Dalam situasi politik yang semakin buruk, bangsa Filipina bersatu untuk mengadakan pergerakan nasional melawan Spanyol. Berbagai golongan dalam masyarakat bersatu untuk mengahadapi Eropanisasi diberbagai bidang sangat merugikan penduduk asli pribumi, namun ada juga manfaatnya bagi mereka antara lain di Filipina muncul golongan terpelajar sebagai hasil dari pendidikan barat, yang pada akhirnya menjadi pemimpin pergerakan nasional Filipina. Karena mereka inilah yang mampu melihat berbagai kepincangan dan keburukan yang timbul sebagai akibat dari penjajahan.

Pada tahun 1892 salah seorang dari golongan terpelajar, yakni Dr Pada tahun 1892 salah seorang dari golongan terpelajar, yakni Dr. Jose Rizal membentuk partai Filipina Muda. Partai ini merupakan organisasi politik yang memegang peranan penting dalam pergerakan nasional Filipina yang menuntut pemerintahan sendiri. Young Filipina (Filipina Muda) bangkit menentang pemerintahan Spanyol pada tahun 1896. Perlawanan ini dapat dipadamkan oleh pemerintah Spanyol dengan menggunakan kekerasan senjata yang banyak menimbulkan korban, termasuk Yose Rizal (dihukum mati)

Karena kegiatan partai Filipina Muda ini dianggap membahayakan pemerintah kolonial Spanyol, maka penguasa Spanyol menindas gerakan ini, dan menyatakan sebagai partai terlarang. Di samping itu, terdapat gerakan Katipunan. Gerakan ini mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah penjajah Spanyol, tetapi dapat dipadamkan. Emilio Aquinaldo melanjutkan gerakan tersebut dengan bantuan Amerika Serikat berhasil mendekati golongan nasionalis Filipina dan manjanjikan pemberian kemerdekaan kepada negeri ini pada tahun 1946 yang dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1946 dengan Manuel Roxas sebagai Presiden pertama.

Walaupun Filipina telah merdeka, namun pengaruh Amerika Serikat masih kuat. Amerika Serikat mendirikan pangkalan militernya untuk kawasan Asia Tenggara di Filipina (Subick).

KONFERENSI ASIA-AFRIKA Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KTT Asia-Afrika; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah Konferensi tingkat tinggi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KTT ini diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Birma), Sri Lanka (dahulu Ceylon) India dan Pakistan serta dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani. Pertemuan ini berlangsung antara 18-24 april 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang mempengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara RRC dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non Blok pada 1961.

Dasar-dasar penyebab konferensi asia afrika. Dasar-dasar penyebab konferensi asia afrika yaitu: 1.letak benua asia dan afrika yang berdekatan dan mampunyai kesamaan geografis. 2.kedua benua memiliki kesamaan yang kuat bukan hanya faktor keturunan, akan tetapi juga faktor agama dan sejarah. 3.kedua benua juga memiliki kesamaan nasib, yaitu sama-sama dijajah oleh negara-negara eropa. 4.setelah merdeka kedua beua juga memiliki persoalan yang harus dihadapi bersama. Sebelum diadakan konferensi asia afrika pemuda asia mengadakan ”Kongres Liga Internasional Anti Penjajahan dan Penindasan” di Brussel (Belgia) pada tanggal 15 Januari 1927. Selain itu para peuda arab berkumpul di Bludan untuk membentuk Pan-Arabisme pada tanggal 18 september 1937. pada tanggal 2 april 1947 Sri Pandhit Jawaharlal Nehru mengadakan Konferensi Hubungan Antar Asia di New Delhi.

Konferensi pendahuluan : a. Konferensi kolombo. Konferensi Kolombo dilaksanakan di Sri Langka pada tanggal 28 April sampai sengan 2 Mei 1954. Tujuannya adalah membahas masalah Vietnam dalam menghadapi Konferensi Jenewa pada tahun 1954. Kemudian berkembang gagasan baru, setelah Indonesia melontarkan pentingnya menyelenggarakan KAA. Meskipun diwarnai sikap yang agak ragu-ragu, konferensi berhasil memutuskan hal-hal sebagai berikut: --Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan perancis. --Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Marroko. --Menyetujui dilaksanakannya KAA dan memilih Indonesia sebagai tuan rumah. b. Konferensi Bogor (Pancanegara) Sesuai hasil putusan Konferensi Kolombo, Indonesia kemudian melakukan pendekatan diplomatik kepada 18 negara Asia dan Afrika. Pemerintah Indonesia ingin mengetahui tanggapan negara-negara tersebut terhadap ide penyelenggaraan KAA. Ternyata, negara-negara yang dihubungi menyambut baik dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya. Sebagai tindak lanjut, Indonesia mengadakan Konferensi Bogor pada 28-29 Desember 1954 dengan mengundang peserta Konferensi Kolombo. Konferensi Bogor dihadiri tokoh-tokoh penting, yaitu: --Mr. Ali Sastroamidjojo (PM Indonesia), --Pandit Jawaharlal Nehru (PM India), --Mohammad Ali (PM Pakistan), --U Nu (PM Birma/Myanmar), dan --Sir John Kotelawala (PM Sri Langka). Konferensi tersebut membicarakan persiapan-persiapan terakhir pelaksanaan KAA. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Konferensi Bogor adalah sebagai berikut: --KAA akan diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955. --KAA akan diikuti oleh 30 negara sebagai peserta. --Menetapkan rancangan agenda KAA. --Merumuskan tujuan-tujuan pokok KAA.

Tujuan KAA. Adapun tujuan dilaksanakan KAA adalah sebagai berikut: 1 Tujuan KAA. Adapun tujuan dilaksanakan KAA adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan kehendak baik, kerjasama, persahabatan, dan hubungan antar bangsa Asia dan Afrika. 2. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan bangsa-bangsa Asia dan Afrika. 3. Mempertimbangkan masalah-masalah khusus, seperti kedaulatan nasionalisme, rasialisme, dan kolonialisme. 4. Meningkatkan peran Asia dan Afrika dalam memajukan kerjasama dan perdamaian dunia

Jalannya konferensi. Secara umum, KAA berjalan lancar, meskipun ada beberapa kendala yang telah diduga sebelumnya. Kendala itu sebagai akibat perbedaan sistem politik masing-masing peserta. Filipina, Thailand, Pakistan, dan Turki adalah negara-negara yang pro Barat. Cina dan Vietnam Utara adalah negara-negara yang pro komunis. Sedangkan Indonesia, India, Mesir, dan Birma adalah negara-negara yang bersikap netral.

Hasil KAA : 1) Kerjasama di bidang ekonomi, 2) Kerjasama di bidang kebudayaan, 3) Hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri, 4) Masalah segenap rakyat terjajah, serta 5) Masalah perdamaian dan kerjasama dunia.

Dasasila Bandung Sepuluh (10) inti sari / isi yang terkandung dalam Bandung Declaration / Dasasila Bandung : 1. Menghormati hak-hak dasar manusia seperti yang tercantum pada Piagam PBB. 2. Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa. 3. Menghormati dan menghargai perbedaan ras serta mengakui persamaan semua ras dan bangsa di dunia. 4. Tidak ikut campur dan intervensi persoalan negara lain. 5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri baik sendiri maupun kolektif sesuai dengan piagam pbb. 6. Tidak menggunakan peraturan dari pertahanan kolektif dalam bertindak untuk kepentingan suatu negara besar. 7. Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. 8. Mengatasi dan menyelesaikan segala bentuk perselisihan internasional secara jalan damai dengan persetujuan PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama. 10. Menghormati hukum dan juga kewajiban internasional.

23 Agustus 1953- Perdana Menteri Ali Sastroamijoyo (Indonesia) di DPRS mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia. 25 April-2 Mei 1954 Berlangsung Persidangan Kolombodi Sri Lanka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia-Afrika. 28-29 Desember 1954 - Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang. 18-24 April 1955 Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini dirasmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung.

Pelopor Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika NAMA JABATAN ASAL NEGARA Ali Sastroamijoyo Perdana Menteri Indonesia Jawaharlal Nehru India Sir John Kotelawala Sri Lanka Muhammad Ali Bogra Pakistan U Nu Myanmar

GNB(Non-Aligned Movement/NAM) Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali oleh PM Nehru dalam pidatonya tahun 1954 di Kolombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-Indiay ang disebut dengan Panchsheel lima pengendali). Prinsip ini kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut adalah: Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan. Perjanjian non-agresi Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain Kesetaraan dan keuntungan bersama Menjaga perdamaian Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari sebuah KTT Asia Afrika sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955.Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Joseph Bros Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Jawaharlal Nehru perdana menteri India dan Kwame Nkrumah dari Ghana.

Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialism, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik.

GNB berdiri saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd, Yugoslavia, 1-6 September 1961. KTT I GNB dihadiri oleh 25 negara yakni Afghanistan, Algeria, Yeman, Myanmar, Cambodia, Srilanka, Congo, Cuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Indonesia, Iraq, Lebanon, Mali, Morocco, Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia dan Yugoslavia. Dalam KTT I tersebut, negara-negara pendiri GNB ini berketetapan untuk mendirikan suatu gerakan dan bukan suatu organisasi untuk menghindarkan diri dari implikasi birokratik dalam membangun upaya kerjasama di antara mereka. Pada KTT I juga ditegaskan bahwa GNB tidak diarahkan pada suatu peran pasif dalam politik internasional, tetapi untuk memformulasikan posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan negara-negara anggotanya.

Tujuan utama GNB semula difokuskan pada upaya dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan dan integritas nasional negara-negara anggota. Tujuan penting lainnya adalah penentangan terhadap apartheid; tidak memihak pada pakta militer multilateral; perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme; perjuangan menentang kolonialisme,  neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan dan dominasi asing; perlucutan senjata; tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai; penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional; pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional; serta kerjasama internasional berdasarkan persamaan hak.

Catatan: Cermati kembali peristiwa yg mendorong nasionalisme di negara-negara tersebut, baik tokoh maupun pergerakan mereka masing-masing Review lahirnya GNB dan KAA

TERIMA KASIH