KELOMPOK A.02 Profil Orang Gagal Disusun Oleh: Sholehudin Al-Ayubi Ahmad Bambang Didik Wahyu Aditama Fauzi Akbar Dwi Sobar
Slamet Penjual Gorengan Slamet Adalah seorang pedagang gorengan. Sehari-hari Slamet bekerja sebagai pedagang gorengan di Pasar Badak, tepatnya di tepi Jalan Raya A Yani. Belakangan ini, kata istrinya, pendapatannya semakin menurun.
Slamet Penjual Gorengan Slamet tambah tertekan saat minyak tanah sulit didapat dan harganya melambung. Apalagi kenaikan harga minyak tanah bersamaan dengan melonjaknya harga sejumlah bahan pangan, seperti tepung terigu, tepung tapioka, tahu, tempe, sayuran, dan minyak goreng.
Slamet Penjual Gorengan Empat hari sebelum meninggal, Slamet pernah mengeluh kepada beberapa wartawan yang datang untuk menanyakan dampak kelangkaan minyak tanah dan kenaikan harga. Ia mengatakan terpaksa membeli minyak tanah dengan harga Rp hingga Rp per liter.
Slamet Penjual Gorengan Setiap pagi sebelum berjualan, ia mengambil 2-3 liter minyak tanah di warung milik Enjen. Slamet baru membayar minyak tanah pada malam hari, sepulang berjualan. Namun, menurut Enjen, beberapa waktu terakhir Slamet memang mulai kesulitan membayar minyak tanah.
Slamet Penjual Gorengan Kondisi itu membuat Slamet merasa berat untuk melanjutkan usaha berdagang gorengan. Keluhan serupa juga pernah disampaikan Slamet kepada Ustadz Nurdin, tokoh masyarakat setempat.
Slamet Penjual Gorengan Nurdin menceritakan, sebelum Slamet bunuh diri, ia pernah mengeluh selalu merugi. "Modal yang dikeluarkan Rp sehari, tetapi pendapatannya cuma Rp ," katanya. Bisa jadi beban pedagang gorengan itu bertambah berat karena semua harga bahan baku gorengan melonjak. Saat ini harga minyak goreng di Pasar Badak mencapai Rp per kilogram, harga tepung terigu menjadi Rp per kilogram, dan harga tepung tapioka Rp per kilogram. Harga bahan baku gorengan lain, seperti tahu dan tempe, juga naik, bahkan sulit didapat kan akibat harga kacang kedelai melonjak di pasaran. Di Pasar Badak, tempat Slamet biasa berbelanja bahan baku, tahu berukuran sedang yang sebelumnya dijual Rp 500 sekarang menjadi Rp 750 per potong. Begitu pula harga tempe berbagai ukuran, naik rata-rata Rp 500 dari harga sebelumnya.
Slamet Penjual Gorengan Dugaan bahwa Slamet bunuh diri karena tekanan ekonomi diperkuat hasil visum di Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang. "Tidak ditemukan adanya bekas kekerasan fisik sehingga kasus itu murni merupakan bunuh diri. Besar kemungkinan penyebabnya adalah tekanan ekonomi," ujar Kepala Kepolisian Resor Pandeglang Ajun Komisaris Besar Mamat Surahmat.
Slamet Penjual Gorengan KESIMPULAN Untuk dapat menjadi orang sukses tidak hanya di butuhkan modal uang, tenaga, fikiran, dan doa. Namun dibutuhkan pula mental yang kuat untuk menghadapi setiap kondisi yang tidak diinginkan.
THE END