METODE PENENTUAN UKURAN PARTIKEL 1. Mikroskopi optik Ukuran partikel : 0,2 – 100 m Sediaan emulsi/suspensi Prinsip : sediaan diencerkan/tidak, ditempatkan di bawah mikroskop yang telah dikalibrasi (dengan mikrometer). Dapat diproyeksikan ke layar / difoto. Martin (mikroskop double image) Bayangan partikel dipisah, sehingga dapat memberikan garis tengah partikel. Diukur dengan electronic scanner.
Keuntungan : kerugian : adanya gumpalan dapat terdeteksi metode langsung kerugian : diameter hanya 2 dimensi jumlah partikel yang harus dihitung (300-500) makan waktu dan tenaga variasi antar operator besar, tetapi dapat diatasi dengan : fotomikrograf, proyeksi, scanner otomatis.
2. Pengayakan Menggunakan 1 seri ayakan standar yang telah dikalibrasi oleh National Bureau of Standards Ukuran partikel > 44 m Ayakan mikromesh : 5 m Prinsip : penggoyangan sampel secara mekanis melalui suatu seri urutan ke ayakan yang lebih halus dan penimbangan bagian sampel yang tertinggal pada masing masing ayakan.
Keuntungan : Murah, sederhana, cepat, variasi antar operator kecil Kerugian : Harus distandarisasi : tipe gerakan, waktu dan beban. Analisis data : Dihitung dg’ dan g’
3. Sedimentasi (pengendapan) Ukuran partikel : 1 –200 m Prinsip : ketergantungan laju sedimentasi partikel pada ukurannya. Hukum stokes : Syarat : konsentrasi suspensi < 2% Alat : pipet Andreasen
4. Pengukuran volume partikel Alat : Coulter-Counter Prinsip : Jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit, kmd dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada elektroda. Saat partikel melewati lubang akan memindahkan sejumlah ttt elektrolit sesuai dengan volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik. Laju penghitungan : 4000 partikel/detik Guna : menyelidiki disolusi menyelidiki efek zat antibakteri thd pertumbuhan mikroorganisme
A spherical particle passing through the orifice.