Media Massa dan Politik
Transformasi politik dan transformasi media: Politik langsung – negara kota (polity) – komunikasi lisan, tatap muka. Warga negara berpartisipasi secara langsung dalam kehidupan politik. Communicative competence menjadi penting Perluasan wilayah negara memerlukan cara baru dalam pengendalian dan partisipasi politik. Politik perwakilan media komunikasi sebagai extension of man mediated politics Negara kota (polity) – komunikasi lisan tatap muka langsung. Genuine public sphere. Partisipasi bagi orang yang punya kemampuan public speaking (orator);
Nation state (negara bangsa dengan wilayah seluas Cina) – mediated politics melalui media cetak. Para pemimpin adalah mereka yang menguasai kemampuan tulis; Nation state – globalisasi – berkuasanya media elektronik, mediated politic melalui media elektronik (televisi)
Fungsi Media Massa dalam Politik Media menyajikan informasi politik (jujur maupun termanipulasi – pseudo event); Media sebagai pembentuk opini publik (lihat spiral of silence); Media sebagai pembentuk agenda publik (agenda-setting function of mass media); Media sebagai penyalur aspirasi masyarakat Media sebagai pembingkai isu (framing)
Media Massa sebagai Ruang Publik Public sphere adalah sebuah ruang tempat orang sebagai warga negara dapat mendiskusikan dan berdebat tentang persoalan kehidupan bersama (publik) secara bebas tanpa restriksi dari negara maupun kekuatan sosio-kultural lain; Sebagai public sphere, media harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjadi ruang publik yang sesungguhnya;
Pengelolaan media melalui pendekatan pasar cenderung mendistorsi media sebagai public sphere. Munculnya gagasan public broadcasting diilhami pemikiran Habermas tentang public sphere