Class ARACHNIDA PHYLUM : ARTHROPODA CLASS : ARACHNIDA ORDO : 1. ACARINA (TICKS : CAPLAK & MITES: TUNGAU) 2. ARANEIDA (Laba-laba)) 3. SCORPIONIDA(Scorpion)
ORDO ACARINA TICKS (CAPLAK) & MITES (TUNGAU)
DIFERENSIASI TICKS - MITES
TICKS-MITES PENULAR/PENYEBAB PENYAKIT PENULAR: Arbovirus grup B (Kyasanur forest disease,Omsk hemorrhagic fever), Riketsiosis (Rocky Mountain spotted fever,Epidemic typhus), Bakteri (Relapsing Fever,Tularemia). PENYEBAB: dermatosis, TOKSINtick paralysis MITES PENULAR: Rickettsial Pox, Scrub Typhus, Epidemic Hemorrrhagic Fever. PENYEBAB: Alergi, Akariasis (infestasi tungau di saluran napas, paru,sinus, rongga telinga,dll.), DERMATITIS (Sarcoptes scabieiskabies; larva Trombicula, Demodex)
Poisonous Arthropods ACARINA (ticks & mites) ARANEIDA (spider) SCORPIONIDA (scorpion) CHILOPODA (centipedes) HYMENOPTERA (bees) LEPIDOPTERA ( kupu) COLEOPTERA (beetles) HEMIPTERA (reduviidae)
ARTHROPODS TOXINS Gigitan Sengatan Kontak lengsung (kulit,respirasi) SIFAT : TOKSIK / IRITANS GEJALA SISTEMIK/ LOKAL tergantung pada: * KEPEKAAN INDIVIDU * SIFAT/JENIS TOKSIN HEMOLITIK hemolisis RBC HEMORAGIKperdarahan NEUROTOKSIK CNS/Perifer LOKAL :dermatitis, iritasi * CARA MASUK TOKSIN Gigitan Sengatan Kontak lengsung (kulit,respirasi) Semprotan (whip scorpion) * LINGKUNGAN (temp. MASUK TOKSIN, kondisi penderita)
TICKS (Caplak) 1. Hard ticks (famili IXODIDAE) 2. Soft ticks (fam TICKS (Caplak) 1.Hard ticks (famili IXODIDAE) 2. Soft ticks (fam. ARGASIDAE) HARD TICKSIXOVOTOXIN (neurotoxin) CNS & neuromuscular junction GEJALA : sakit kepala, kejang, ticks paralyse bisa fatal TINDAKAN: LEPASKAN GIGITAN : menetesi ticks dengan Eter, Chloroform, Jodium KORTIKOSTEROID lokal SIMTOMATIK: kompres DINGIN, calamine lotion
Mites (tungau) terutama tungau unggas “Chigger” GEJALA: gatal hebat, perdarahan lokal, demam PENGOBATAN: simtomatik acaricides (bensilbensoat, dimetilptalat) PENCEGAHAN: repellent
Scorpion ordo Scorpionida Toxin : hemolitik, neurotoksik Gejala: * paralisis otot respirasi,lidah, tenggorok. Balita dapat fatal * kejang otot perut * konvulsi * mual, muntah * sianosis * hiperhidrosis,hipersalivasi Terapi: * torniquet * kompres dingin (cryotherapy): etil klorid, kompres es * Jika perlu: infus glukose/ insulin, napas buatan
Ordo HYMENOPTERA SENGAT: adalah ovipositor (saluran telur) yang berubah fungsi menjadi kelenjar racun, menghasilkan cairan basa dan cairan asam. TOXIN: APITOXIN terdiri dari: asam formiat , saponin , histamin , melittin (hemolitik) dehidrogenase inhibitor (menghambat mobilisasi sel hidrogen. lebih kuat dari kobra) hyaluronidase (memudahkan menembus jaringan) SIFAT TOXIN : Hemolitik melena, hemoglobinuri Hemoragik perdarahan Neurotoksik paralisis otot Histaminik alergi, urtikaria, edema, asma, sianosis, syok TINDAKAN: Ambil sengat Terapi: ringan (antihistamin, kortikosteroid lokal), berat: (adrenalin, glukonas kalsikus i.v.) Bila perlu: oksigen & trakeotomi. Desensitasi ekstrak toksin pada pekerja perlebahan.
ARANEIDA Latrodectus mactans , Loxosceles, Tarantula Latrodectes mactans (Blackwidow spider) gigitan tak sakit TOXALBUMIN Arachnidisme: NEUROTOXIN : kejang otot perut, dada, kaki, Gangguan respirasi, gangguan bicara, hiperhidrosis Aktivasi: ulkus peptikum, apendisitis, pankreatitis, kolik batu ginjal / empedu. TERAPI: * Glukonas kalsikus, atropin, fisostigmin, adrenalin, kortison. * Antivenin (risiko hipersensitif) * Hidroterapi / kompres panas Loxosceles Necrotic arachnidism (gangren) Tarantula gejala lokal
VECTOR CONTROL Arthropods Control PEMUSNAHAN SERANGGA PATOGEN PENGENDALIAN SERANGGGA: PEMBERANTASAN SEHINGGA JUMLAHNYA TIDAK MENYEBABKAN TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT.
VECTOR CONTROL Arthropods control * Mechanical control: *musnahkan breeding places (keringkan lagun, PSN, bakar sampah) * kawat nyamuk *Biological control: *ikan, katak di sawah *sterilisasi nyamuk jantan *Bacillus thuringiensis *Entomopathogenic nematoda ( Heterorhabditis) *Chemical control : *insektisida *repellent FILE: ARTHROPODS CONTROL
INSECTICIDES INSEKTISIDA DASAR PEMBAGIAN * STADIUM serangga target +Imagosida + Larvisida + Ovisida *TEMPAT MASUK insektisida: Stomach poison (racun perut) Contact poison (racun kontak) Fumigans (per inhalasi) *SUSUNAN KIMIA insektisida: Inorganik ( arsen, sulfur, merkuri, fluorine) Botanical (pyrethrum-bunga chrysanth, rotenon, nikotin) Chlorinated hydrocarbon Organophosphor Carbamate
MEMILIH INSEKTISIDA tepat sasaran memperkecil efek samping FAKTOR yg harus diperhatikan: SPESIES SERANGGA TARGET STADIUM SERANGGA LINGKUNGAN / SIKLUS HIDUP SIFAT BIOLOGI
KEMASAN INSEKTISIDA SPRAYING = Space spraying kontak langsung terhadap serangga terbang = Residual spraying: kontak serangga dg endapan insektisida pada dinding. AEROSOL, partikel sangat halus (asap, gas, kabut) DEBU (terikat bedak / pyrophylliteconc.<10%) GRANUL(conc.rendah dlm larutan inorganik, mis.attapulgit UMPAN (bait)
CHLORINATED HYDROCARBON INSECTICIDES SIFAT: STABIL: thd iklim, hujan, sinar matahari RESIDUAL INSECTICIDE TEMPAT MASUK : : KULIT, MULUT, RESPIRASI AKUMULASI : LIVER & JARINGAN ORGAN TEMPAT KERJA : CNS INTOXICATION : cephalgia, insomnia, convulsi, depresi, pingsan, mati. TIDAK ADA ANTIDOTE / penawar racun) CONTOH: DDT ( DICHLORODIPHGENYL TRICHLOROETHAN) , BHC (BENZENE HEXA CHLORIDE), CHLORDANE, DIELDRIN, ENDRIN, etc.
ORGANOPHOSPHOR INSECTICIDES SIFAT: Kurang stabil ABSORPSI : Kulit, Gastrointestinal, Respirasi Tempat Kerja : NEUROMUSCULAR JUNCTION INTOKSIKASI : AKUT, BERAT,FATAL (hiperhidrosis, hipersalivasi, cephalgia, diare, kejang perut, konvulsi, koma, respiratory failure mati). PUPIL MATA : MIOSIS ANTIDOTE: ATROPIN SULFAT CONTOH: parathion, malathion, diazinon, dichlorvos
TATALAKSANA INTOKSIKASI INSEKTISIDA *ORGANOPHOSPHOR *ORGANOCHLORIN 1. ATROPINISASI 2-4 mg i.v. 1. DEKONTAMINASI REAKTIVATOR : + KUMBAH LAMBUNG pyridine-aldoxime (PAM) / diacetylmonoxime (DAM) + DEKONTAMINASI 2. OKSIGEN 2. OKSIGEN 3. RESPIRASI BUATAN 3.ANTIKONVULSI 4. ANTIKONVULSI 4. RESPIRASI BUATAN *CARBAMAT : OXIME KONTRAINDIKASI
RESISTENSI INSEKTISIDA 1. RESISTEN BAWAAN (Natural resistant) Induk Sensitif keturunan sensitif Induk Resistenresisten Induk Sensitif– MUTASIRESISTEN 2. RESISTEN DIDAPAT (Acquired resistant): artropoda sensitif insektisida SUBLETHALRESISTEN ----------------------------------------------------- JENIS RESISTENSI CROSS RESISTANCE RESISTEN terhadap Insektisida yang SAMA Golongan (Diazinon+Malathion) ( DDT+ENDRIN ) organophosphat organoklrorin DOUBLE RESISTANCE : BEDA Golongan ( DDT+ MALATHION)
FAKTOR MEMPENGARUHI RESISTENSI Jika terjadi resistensi naikkan dosis/ganti insektisida intoksikasi/ pencemaran lingkungan FAKTOR MEMPENGARUHI RESISTENSI ENZIM penetralisir insektisida LEMAK penyerap insektisida KULIT TEBAL menghambat kontak STADIUM serangga: insektisida yg bekerja pada semua stadium cepat resisten PANJANG SIKLUS HIDUP serangga: makin pendek siklus cepat resisten (LC nyamuk<LC kecoa ) 6. GENE pengatur resistensi: gene pengatur sedikit cepat resisten
REPELLENT menjauhkan / mengusir serangga Digosokkan pada kulit badan Disemprotkan ke pakaian Bentuk: cairan, pasta, sabun SYARAT: Tidak lengket, tidak iritasi kulit, tidak beracun, tidak merusak pakaian, tahan lama, bau enak Contoh: DEET (diethyl toluamide), Ethylhexanediol
REFERENCES Brown,H.W. Basic Clinical Parasitology, Latest Edition.Appleton-Century-Crofts,New York. Faust and Russel:Craig &Faust ‘s Clinical Parasitology, Seventh Ed.Lea and Febiger,Philadelphia. James and Harwood:Herm’s Medical Entomology, Sixth Ed. The Macmillan Company, London. Soedarto(1989).Entomologi Kedokteran, EGC.Jakarta. Soedarto(1992).Atlas Entomologi Kedokteran, EGC, Jakarta. 6. Soedarto(2008). Parasitologi Klinik, Airlangga University Press,Surabaya. 7. Soedarto(2011). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Sagungseto, Jakarta