Class ARACHNIDA PHYLUM : ARTHROPODA CLASS : ARACHNIDA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGANTAR Parasitologi Kedokteran
Advertisements

P3K OFF. OLIVIA CHRISTINE M. OFF. RAYMOND SIAGIAN STAGE 3.
VEKTOR PENYAKIT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada :
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
BAB 12 KERACUNAN Tujuan instruksional :
PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
Sistem Ekskrsei (Hati)
PENGOBATAN TOKSISITAS LOGAM
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Demam Berdarah Dengue (DBD)
ARTHROPODA Ciri – ciri :
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
OLEH NISWAN ISKANDAR ALAM
Kenali dan Waspadai Demam Berdarah
SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI MANUSIA)
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
 TEMPAT KERJA  TERUTAMA PADA MEMBRAN SEL  MENCEGAH PEMBENTUKAN DAN KONDUKSI SARAF (BILA DIKENAKAN SECARA LOKAL PADA JARINGAN SARAF PADA DOSIS YANG.
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
LUKA BAKAR.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
EFEK BAHAN KIMIA & PENYAKIT AKIBAT KERJA
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
Pisang Raja Penyembuh Gangguan Pencernaan
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis)
PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA
DEPARTMENT OF PARASITOLOGY
Program Pengendalian Penyakit ANTHRAX
GIGITAN DAN SENGATAN BINATANG
Alat Pernapasan Penyerapan Gas Mekanisme Bernapas Gangguan Pernapasan
PENYAKIT PADA SISTEM EKSRESI
INFEKSI CACING TAMBANG
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
FILUM ARTHROPODA KELAS ARACHNIDA
Jakarta, 19 Mei 2015 “BANGKITKAN ENERGI NEGERI”.
KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN
Dhf (Dengue hemoragic fever)
Pestisida Tabitha Maudy C. XII IPA 4.
Kelompok 3 PARU - PARU.
EFEK KESEHATAN DAN TOKSIK
Obat Darurat yang Dapat Digunakan
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Dr.Yuliani M Lubis, SpTHT-KL
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
Universitas Advent Indonesia JURUSAN Biologi TA.2014/2015
BAB 5 ASFIKSIA.
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
ARTHROPODA ( hewan kaki berbuku-buku )
1. Radioaktif 2. Bahan kimia 3. Bahan yang bersifat biologis 4. Bahan yang mudah terbakar (flamable) 5. Bahan yang mudah meledak (explosive)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB 1/25/20191DHF_Sunardi.
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
LUKA BAKAR. Penyebab : -Termal ( suhu > 60 C ) -Kimia ( asam / basa kuat ) -Listrik -Radiasi.
Vector Control (Pengendalian Vektor)
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
 Menyelamatkan jiwa  Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban.  Mempertahankan daya tahan korban sampai mendapatkan pertolongan lebih baik.
Pengantar Vektor dan Reservoir Penyakit
ANAFILAKSIS IMTIHANAH AMRI.
DAMPAK FOGGING BY : GLOBAL MEDIC TEAM. Banyak Polutan yang dihasilkan oleh mesin Fogging, karena bahan yang digunakan terdiri dari Pestisida dan Solar.
Transcript presentasi:

Class ARACHNIDA PHYLUM : ARTHROPODA CLASS : ARACHNIDA ORDO : 1. ACARINA (TICKS : CAPLAK & MITES: TUNGAU) 2. ARANEIDA (Laba-laba)) 3. SCORPIONIDA(Scorpion)

ORDO ACARINA TICKS (CAPLAK) & MITES (TUNGAU)

DIFERENSIASI TICKS - MITES

TICKS-MITES PENULAR/PENYEBAB PENYAKIT PENULAR: Arbovirus grup B (Kyasanur forest disease,Omsk hemorrhagic fever), Riketsiosis (Rocky Mountain spotted fever,Epidemic typhus), Bakteri (Relapsing Fever,Tularemia). PENYEBAB: dermatosis, TOKSINtick paralysis MITES PENULAR: Rickettsial Pox, Scrub Typhus, Epidemic Hemorrrhagic Fever. PENYEBAB: Alergi, Akariasis (infestasi tungau di saluran napas, paru,sinus, rongga telinga,dll.), DERMATITIS (Sarcoptes scabieiskabies; larva Trombicula, Demodex)

Poisonous Arthropods ACARINA (ticks & mites) ARANEIDA (spider) SCORPIONIDA (scorpion) CHILOPODA (centipedes) HYMENOPTERA (bees) LEPIDOPTERA ( kupu) COLEOPTERA (beetles) HEMIPTERA (reduviidae)

ARTHROPODS TOXINS Gigitan Sengatan Kontak lengsung (kulit,respirasi) SIFAT : TOKSIK / IRITANS GEJALA SISTEMIK/ LOKAL tergantung pada: * KEPEKAAN INDIVIDU * SIFAT/JENIS TOKSIN HEMOLITIK hemolisis RBC HEMORAGIKperdarahan NEUROTOKSIK CNS/Perifer LOKAL :dermatitis, iritasi * CARA MASUK TOKSIN Gigitan Sengatan Kontak lengsung (kulit,respirasi) Semprotan (whip scorpion) * LINGKUNGAN (temp. MASUK TOKSIN, kondisi penderita)

TICKS (Caplak) 1. Hard ticks (famili IXODIDAE) 2. Soft ticks (fam TICKS (Caplak) 1.Hard ticks (famili IXODIDAE) 2. Soft ticks (fam. ARGASIDAE) HARD TICKSIXOVOTOXIN (neurotoxin)  CNS & neuromuscular junction GEJALA : sakit kepala, kejang, ticks paralyse bisa fatal TINDAKAN: LEPASKAN GIGITAN : menetesi ticks dengan Eter, Chloroform, Jodium KORTIKOSTEROID lokal SIMTOMATIK: kompres DINGIN, calamine lotion

Mites (tungau) terutama tungau unggas “Chigger” GEJALA: gatal hebat, perdarahan lokal, demam PENGOBATAN: simtomatik acaricides (bensilbensoat, dimetilptalat) PENCEGAHAN: repellent

Scorpion ordo Scorpionida Toxin : hemolitik, neurotoksik Gejala: * paralisis otot respirasi,lidah, tenggorok. Balita dapat fatal * kejang otot perut * konvulsi * mual, muntah * sianosis * hiperhidrosis,hipersalivasi Terapi: * torniquet * kompres dingin (cryotherapy): etil klorid, kompres es * Jika perlu: infus glukose/ insulin, napas buatan

Ordo HYMENOPTERA SENGAT: adalah ovipositor (saluran telur) yang berubah fungsi menjadi kelenjar racun, menghasilkan cairan basa dan cairan asam. TOXIN: APITOXIN terdiri dari: asam formiat , saponin , histamin , melittin (hemolitik) dehidrogenase inhibitor (menghambat mobilisasi sel hidrogen. lebih kuat dari kobra) hyaluronidase (memudahkan menembus jaringan) SIFAT TOXIN : Hemolitik  melena, hemoglobinuri Hemoragik perdarahan Neurotoksik paralisis otot Histaminik  alergi, urtikaria, edema, asma, sianosis, syok TINDAKAN: Ambil sengat Terapi: ringan (antihistamin, kortikosteroid lokal), berat: (adrenalin, glukonas kalsikus i.v.) Bila perlu: oksigen & trakeotomi. Desensitasi ekstrak toksin pada pekerja perlebahan.

ARANEIDA Latrodectus mactans , Loxosceles, Tarantula Latrodectes mactans (Blackwidow spider) gigitan tak sakit TOXALBUMIN Arachnidisme: NEUROTOXIN : kejang otot perut, dada, kaki, Gangguan respirasi, gangguan bicara, hiperhidrosis Aktivasi: ulkus peptikum, apendisitis, pankreatitis, kolik batu ginjal / empedu. TERAPI: * Glukonas kalsikus, atropin, fisostigmin, adrenalin, kortison. * Antivenin (risiko hipersensitif) * Hidroterapi / kompres panas Loxosceles  Necrotic arachnidism (gangren) Tarantula  gejala lokal

VECTOR CONTROL Arthropods Control PEMUSNAHAN SERANGGA PATOGEN PENGENDALIAN SERANGGGA: PEMBERANTASAN SEHINGGA JUMLAHNYA TIDAK MENYEBABKAN TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT.

VECTOR CONTROL Arthropods control * Mechanical control: *musnahkan breeding places (keringkan lagun, PSN, bakar sampah) * kawat nyamuk *Biological control: *ikan, katak di sawah *sterilisasi nyamuk jantan *Bacillus thuringiensis *Entomopathogenic nematoda ( Heterorhabditis) *Chemical control : *insektisida *repellent FILE: ARTHROPODS CONTROL

INSECTICIDES INSEKTISIDA DASAR PEMBAGIAN * STADIUM serangga target +Imagosida + Larvisida + Ovisida *TEMPAT MASUK insektisida: Stomach poison (racun perut) Contact poison (racun kontak) Fumigans (per inhalasi) *SUSUNAN KIMIA insektisida: Inorganik ( arsen, sulfur, merkuri, fluorine) Botanical (pyrethrum-bunga chrysanth, rotenon, nikotin) Chlorinated hydrocarbon Organophosphor Carbamate

MEMILIH INSEKTISIDA tepat sasaran memperkecil efek samping FAKTOR yg harus diperhatikan: SPESIES SERANGGA TARGET STADIUM SERANGGA LINGKUNGAN / SIKLUS HIDUP SIFAT BIOLOGI

KEMASAN INSEKTISIDA SPRAYING = Space spraying kontak langsung terhadap serangga terbang = Residual spraying: kontak serangga dg endapan insektisida pada dinding. AEROSOL, partikel sangat halus (asap, gas, kabut) DEBU (terikat bedak / pyrophylliteconc.<10%) GRANUL(conc.rendah dlm larutan inorganik, mis.attapulgit UMPAN (bait)

CHLORINATED HYDROCARBON INSECTICIDES SIFAT: STABIL: thd iklim, hujan, sinar matahari  RESIDUAL INSECTICIDE TEMPAT MASUK : : KULIT, MULUT, RESPIRASI AKUMULASI : LIVER & JARINGAN ORGAN TEMPAT KERJA :  CNS INTOXICATION : cephalgia, insomnia, convulsi, depresi, pingsan, mati.  TIDAK ADA ANTIDOTE / penawar racun) CONTOH: DDT ( DICHLORODIPHGENYL TRICHLOROETHAN) , BHC (BENZENE HEXA CHLORIDE), CHLORDANE, DIELDRIN, ENDRIN, etc.

ORGANOPHOSPHOR INSECTICIDES SIFAT: Kurang stabil ABSORPSI : Kulit, Gastrointestinal, Respirasi Tempat Kerja : NEUROMUSCULAR JUNCTION INTOKSIKASI : AKUT, BERAT,FATAL (hiperhidrosis, hipersalivasi, cephalgia, diare, kejang perut, konvulsi, koma, respiratory failure  mati). PUPIL MATA : MIOSIS ANTIDOTE: ATROPIN SULFAT CONTOH: parathion, malathion, diazinon, dichlorvos

TATALAKSANA INTOKSIKASI INSEKTISIDA *ORGANOPHOSPHOR *ORGANOCHLORIN 1. ATROPINISASI 2-4 mg i.v. 1. DEKONTAMINASI REAKTIVATOR : + KUMBAH LAMBUNG pyridine-aldoxime (PAM) / diacetylmonoxime (DAM) + DEKONTAMINASI 2. OKSIGEN 2. OKSIGEN 3. RESPIRASI BUATAN 3.ANTIKONVULSI 4. ANTIKONVULSI 4. RESPIRASI BUATAN *CARBAMAT : OXIME KONTRAINDIKASI

RESISTENSI INSEKTISIDA 1. RESISTEN BAWAAN (Natural resistant) Induk Sensitif  keturunan sensitif Induk Resistenresisten Induk Sensitif– MUTASIRESISTEN 2. RESISTEN DIDAPAT (Acquired resistant): artropoda sensitif  insektisida SUBLETHALRESISTEN ----------------------------------------------------- JENIS RESISTENSI CROSS RESISTANCE RESISTEN terhadap Insektisida yang SAMA Golongan (Diazinon+Malathion) ( DDT+ENDRIN ) organophosphat organoklrorin DOUBLE RESISTANCE : BEDA Golongan ( DDT+ MALATHION)

FAKTOR MEMPENGARUHI RESISTENSI Jika terjadi resistensi naikkan dosis/ganti insektisida  intoksikasi/ pencemaran lingkungan FAKTOR MEMPENGARUHI RESISTENSI ENZIM penetralisir insektisida LEMAK penyerap insektisida KULIT TEBAL menghambat kontak STADIUM serangga: insektisida yg bekerja pada semua stadium cepat resisten PANJANG SIKLUS HIDUP serangga: makin pendek siklus  cepat resisten (LC nyamuk<LC kecoa ) 6. GENE pengatur resistensi: gene pengatur sedikit  cepat resisten

REPELLENT menjauhkan / mengusir serangga Digosokkan pada kulit badan Disemprotkan ke pakaian Bentuk: cairan, pasta, sabun SYARAT: Tidak lengket, tidak iritasi kulit, tidak beracun, tidak merusak pakaian, tahan lama, bau enak Contoh: DEET (diethyl toluamide), Ethylhexanediol

REFERENCES Brown,H.W. Basic Clinical Parasitology, Latest Edition.Appleton-Century-Crofts,New York. Faust and Russel:Craig &Faust ‘s Clinical Parasitology, Seventh Ed.Lea and Febiger,Philadelphia. James and Harwood:Herm’s Medical Entomology, Sixth Ed. The Macmillan Company, London. Soedarto(1989).Entomologi Kedokteran, EGC.Jakarta. Soedarto(1992).Atlas Entomologi Kedokteran, EGC, Jakarta. 6. Soedarto(2008). Parasitologi Klinik, Airlangga University Press,Surabaya. 7. Soedarto(2011). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Sagungseto, Jakarta