THE TOYOTA WAY Part II
FILOSOFI JANGKA PANJANG BAGIAN I FILOSOFI JANGKA PANJANG
Prinsip I : Ambil Keputusan berdasarkan filosofi jangka panjang walaupun mengorbankan Tujuan keuangan jangka pendek Harus mempunyai sasaran yang jelas jauh kedepan agar tidak ketinggalan dengan pesaing Sudah ada road map Ciptakan : Misi yang lebih besar dari sekedar mendapatkan gaji Membangun kepercayaan pada masyarakat
Prinsip I : Ambil Keputusan berdasarkan filosofi jangka panjang walaupun mengorbankan Tujuan keuangan jangka pendek Jangan biarkan keputusan bisnis merusak kepercayan dan rasa hormat antar sesama Gunakan kemampuan diri sendiri dantanggung jawab untuk menentukan nasib sendiri Dipandu oleh misi dan prinsip
PROSES YANG BENAR AKAN MEMBERIKAN HASIL YANG BENAR BAGIAN II PROSES YANG BENAR AKAN MEMBERIKAN HASIL YANG BENAR
Prinsip 2 : Ciptakan proses yang mengalir secara kontinue untuk mengangkat permasalahan kepermukaan Perlu diciptakan proses mengalir yang ditarik Proses bisnis dapat dibagi proses yang menambah nilai dan proses yang tidak menambah nilai Proses mengalir memaksa setiap proses agar berjalan dengan baik
Prinsip 2 : Ciptakan proses yang mengalir secara kontinue untuk mengangkat permasalahan kepermukaan Perlu dibuat sel one piece flow Sel-sel pemrosesan dikelompokan bukan berdasarkan proses tetapi berdasarkan produk Dari segi kualitas, lebih terbangun (jidoka) karena tahap selanjutnya akan mengontrol hasil kerja tahap sebelumnya
Prinsip 2 : Ciptakan proses yang mengalir secara kontinue untuk mengangkat permasalahan kepermukaan Personel harus bisa multi tasking Waktu takt adalah jantung one piece flow Manfaat One Piece flow : 1. Kualitas yang inheren 2. Menciptakan flexibilitas yang sebenarnya 3. Menciptakan produktifitas yang tinggi 4. Mengosongkan Ruang kerja 5. Meningkatkan keselamatan kerja
Prinsip 2 : Ciptakan proses yang mengalir secara kontinue untuk mengangkat permasalahan kepermukaan 6. Semangat kerja yang meningkat 7. Mengurangi biaya persediaan
Contoh proses batch
Contoh proses one-piece flow
Prinsip 2 : Ciptakan proses yang mengalir secara kontinue untuk mengangkat permasalahan kepermukaan Tantangan untuk menciptakan proses one-piece flow : - Change over perlu lama - Jika ada satu mesin yang rusak seluruh sel terhenti - kadang-kadang diperlukan investasi
Prinsip 3 : Gunakan sistem tarik untuk mengindari produksi berlebih Sistem mengalir harus ditarik oleh pelanggan System Pull-repleacement atau kanban jika terpaksa harus menumpuk persediaan Kadang-kadang masih diperlukn system penjadwalan, misalnya untuk material import.
Prinsip 4 : Meratakan beban kerja (heijunka) Permintaan pelanggan biasanya bervariasi/fluktuatif dari waktu-kewaktu Kita tidak bisa membuat barang murni berdasarkan pesanan (built t order) Permintaan yang fluktuatif harus diratakan pejadwalannya agar beban kerja merata
Prinsip 4 : Meratakan beban kerja (heijunka) 3 M yang perlu dihindari dalam TPS : Muda : aktifitas yang tidak menambah nilai Muri : memberikan beban berlebih kepada orang atau peralatan Mura : Ketidak seimbangan akibat dari muda dan muri
Prinsip 4 : Meratakan beban kerja (heijunka) Jadwal yang tidak merata : Pembelian pelanggan biasanya tidak dapat diprediksi Ada resiko barang tidak terjual Penggunaan sumber daya tidak seimbang Menempatkan permintaan yang tidak seimbang ke proses hulu “bullwhip effect”
Prinsip 4 : Meratakan beban kerja (heijunka) Keuntungan jadwal campur merata sbb : Flexibilitas Mengurangi resiko barang tidak terjual Penggunaan tenaga kerja dan mesin yang seimbang Permintaan yang teratur pada proses hulu dan pemasok
Prinsip 5 : Membangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah dengan tujuan memperoleh kualitas yang baik sejak awal Diawali oleh pendiri oleh Sakichi Toyoda dengan membuat mesin tenun “pintar” Perlu metode mendeteksi kesalahan dengan cepat Segera menghentikan proses dan meperbaiki kesalahan sebelum mengalir ke proses selanjutnya.
Prinsip 5 : Membangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah dengan tujuan memperoleh kualitas yang baik sejak awal Setiap operator berwenang untuk menarik andon yang bisa menghentikan seluruh jalur proses Sehingga ada tanggung jawab bersama Hal ini akan memaksa kepala tim dan seluruh anggota tim untuk membantu memecahkan masalah.
Prinsip 5 : Membangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah dengan tujuan memperoleh kualitas yang baik sejak awal Autonomation, peralatan berintelegnsia manusia Gunakan tindakan pencegahan dan anti kesalahan (poka yoke) untuk memperbaiki masalah Sederhanakan pengendalian kualitas ndan libatkan anggota tim
Prinsip 5 : Membangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah dengan tujuan memperoleh kualitas yang baik sejak awal Di TPS selalu dijaga agar semua hal sederhana dan hanya sedikit menggunakan alat statistik yang komplex Alat Utama jidoka : Pergi dan lihat Analisa situasi
Prinsip 5 : Membangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah dengan tujuan memperoleh kualitas yang baik sejak awal Alat Utama jidoka : Gunakan one piece flow dan andon untuk mengungkap masalah Bertanya mengapa sebanyak 5 kali
Hanya proses yang sudah terstandarisasi yang bisa ditingkatkan Prinsip 6 : Standar kerja merupakan fondasi bagi kaizen dan pemberdayaan karyawan Ada 3 elemen : Waktu takt Urutan kerja Berapa banyak persediaan yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut Hanya proses yang sudah terstandarisasi yang bisa ditingkatkan
Prinsip 6 : Standar kerja merupakan fondasi bagi kaizen dan pemberdayaan karyawan Standar kerja harus sederhana dan praktis agar mudah digunakan Semua Tim selalu dilibatkan untuk membuat standar kerja dan untuk kaizen Birokrasi yang memampukan-memberdayakan karyawan Standar harus selalu ditingkatkan, dasar dari kaizen
Prinsip 7 : Gunakan Pengendalian visual agar tidak ada maslah yang tersembunyi Prinsip 5S : Seiri (Ringkas : memilah) - pilahlah barang dan simpan hanya yang diperlukan. Pisahkan barang yang rusak. dll Seiton (Rapi : Menata) - setiap barang memiliki tempat dan setiap barang ada ditempatnya Saeiso (Resik : membersihkan) - pembersihan mengungkap abnormalitas dan kondisi sebelum terjadi kesalahan
Prinsip 7 : Gunakan Pengendalian visual agar tidak ada maslah yang tersembunyi Seiketsu (Rawat : menciptakan aturan) – kembangkan sistem untuk mempertahankan dan memonitor ketiga S Shitsuke (Rajin : mendisilinkan diri) – membangun kesadaran diri setiap individu untuk secara konsisten menjalankan keempat S.
Prinsip 7 : Gunakan Pengendalian visual agar tidak ada maslah yang tersembunyi Manfaat 4 S : - meningkatkan image perusahaan - pengingkatan sense of belonging karyawan - Effisiensi - mengurangi waste
Prinsip 7 : Gunakan Pengendalian visual agar tidak ada maslah yang tersembunyi Gunakan sistem pengendalian visual Sistem tersebut harus dapat secara visual menunjukan bila terjadi gangguan terhadap aliran proses Memudahkan pimpinan mengendalikan proses yang sedang berjalan tanpa harus membuka komputer atau membuka catatan
Prinsip 7 : Gunakan Pengendalian visual agar tidak ada maslah yang tersembunyi Visual kontrol tidak harus dengan teknologi mahal Yang penting harus mudah dilihat oleh semua tim dan pemimpin tim A3 report : laporan dalam selembar kertas A3 yang merangkum semua yang perlu diketahui.
Prinsip 8 : Gunakan hanya teknologi handal yang sudah benar benar teruji untuk membantu orang-orang dan proses Teknologi hanya membantu orang bukan menggantikan orang Teknologi harus terbukti membantu orang dan meningkatkan proses Jika memang terbukti, lakukan analisa apakah tidak bertentangan dengan folosofi dan prinsip TPS
Prinsip 8 : Gunakan hanya teknologi handal yang sudah benar benar teruji untuk membantu orang-orang dan proses Teknologi tersebut harus sangat visual dan intuitif Idealnya tidak memerlukan tambahan pekerjaan misalnya untuk entry data Tetap mempertahankan flexibilitas Contohnya di Toyota : Global body line jalur perakitan yang bisa running change
Prinsip 8 : Gunakan hanya teknologi handal yang sudah benar benar teruji untuk membantu orang-orang dan proses Pemanfaatan teknologi di Toyota murni didorong oleh kebutuhan setiap departemen (sitem tarik) bukan atas paksaan (sistem dorong) dari departemen riset & teknologi
Bersampung ke Part III