ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
Dalam agama islam, kedudukan Ilmu sangatlah penting dan sentral. Menurut al-Quran, ilmu adalah suatu keistimewaan pada manusia yg menyebabkan manusia unggul terhadap makhluk2 lain.
A. Kedudukan Akal Dan Wahyu Dalam Islam Yang dimaksud kedudukan disini adalah tempat akal dan wahyu dalam sistem agama islam. Kedudukan ini tidak dapat dipisahkan dengan peranannya karena peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Kata Akal dalam bahasa arab al-’aql. Yang artinya pikiran atau intelek (daya atau proses pikiran yg lebih tinggi berkenaan dengan ilmu pengetahuan). Para ahli filsafat dan ahli ilmu kalam mengertikan akal sebagai daya (kekuatan, tenaga).
Kedudukan akal dalam islam sangatlah penting, karena akallah wadah yg menampung akidah, syari’ah serta akhlak yg menjelaskannya. Kedudukan dan peranan akal dlm ajaran Islam tidak boleh bergerak dan berjalan tanpa bimbingan wahyu, Karena wahyu yg berfungsi meluruskan akal (jika salah). Karena itulah Allah menurunkan petunjuknya berupa wahyu.
Wahyu berasal dari kata Arab al-wahy, yg artinya suara, api dan kecepatan. Wahyu juga mengandung makna bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Wahyu ini juga yg kita jadikan sebagai pegangan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Wahyu/ sabda Tuhan yg disampaikan kpd Nabi Muhammad, tersimpan di dalam Al-Quran. Kebenaran wahyu ini adalah mutlak (susunan dan kata-kataNya tidak dapat diubah-ubah).
Kedudukan akal dan wahyu dalam ajaran Islam, merupakan sokoguru dalam ajaran Islam. Namun segera harus di tegaskan bahwa dalam ajaran Islam wahyulah yang pertama dan utama, dan akal adalah yg kedua. Dan akal inilah yg kita gunakan untuk memahami wahyu-wahyuNya.
B. Klasifikasi dan Karakteristik Ilmu dalam Islam Klasifikasi ini terdapat pada buku Clasiification of Knowledge in Islam karya Osman Bakar yg telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Hierarki Ilmu, Membangun Rangka Pikir Islamisasi Ilmu menurut al-Farabi, al-Ghazali dan Quthb al-Din al Syirazi.
Klasifikasi ilmu menurut al-Farabi sbb: I. Ilmu bahasa II. Logika III. Ilmu-ilmu matematis IV. Ilmu Politik, Ilmu fikih, dan Ilmu kalam Karakteristik klasifikasi ini: Dimaksudkan sebagai petunjuk umum ke arah berbagai ilmu, sehingga para pengkaji dapat memilih subyek-subyek yg benar2 membawa manfaat bagi dirinya. Klasifikasi tersebut memungkinkan seorang belajar tentang hierarki (urutan tingkatan) ilmu.
3. Berbagai bagian dan sub bagiannya memberikan sarana yg bermanfaat dalam menentukan sejauh mana spesialisasi dapat ditentukan secara benar. 4. Klasifikasi itu menginformasikan kepada para pengkaji tentang apa yg seharusnya dipelajari sebelum seorang dapat mengklaim (menuntut pengkuan) diri ahli dalam suatu ilmu tertentu.
2. klasifikasi Ilmu Menurut al-Ghazali 1. Ilmu-ilmu teoretis dan Praktis ilmu teoretis adalah ilmu yg menjadikan keadaan2 yg wujudnya diketahui sebagaimana adanya. Sedangkan ilmu Praktis berkenaan dengan tindakan2 manusia untuk memperoleh kesejahteraan didunia maupun akhirat. 2. Ilmu yg dihadirkan dan ilmu yg dicapai Bersifat langsung,serta merta, suprarasional(diatas/diluar jangkauan akal), intuitif (secara instuisi,berdasar bisikan hati) dan kontemplatif (bersifat renungan). Al-Ghazali menyebut ilmu ini dengan sebutan ilmu ladunni. Ilmu yg dicapai ialah ilmu yg dapat dijangkau oleh akal manusia (ilmu insani).
3. Ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu intelektual Ilmu keagamaan ialah ilmu2 yg diperoleh dari para nabi,tidak hadir melalui akal manusia biasa. Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yg dicapai melalui intelek (kecerdasan berpikir). 4. Ilmu fardu’ain dan Ilmu fardu kifayah. Fardu’ain merujuk pada kewajiban agama yg mengikat setiap muslim dan muslimah(perseorang). Fardu’kifayah merujuk pada hal hal yg merupakan perintah ilahi yg bersifat mengikat (kelompok orang) muslim dan muslimat sbg satu kesatuan(bermasyarakat).
Pembagian menurut Al-Gazali ilmu keagamaan (religius) dan ilmu kecerdasan pikiran (intelektual) fardu’ain dan fardu’kifayah. Ilmu religius (keagamaan) Ilmu tentang prinsip dasar (al-usul) Ilmu tentang cabang (furu’) atau prinsip turunan Yg dibagi lebih lanjut kedalam 3 bagian Ilmu pengantar Atau Ilmu2 alat Ilmu pelengkap
Ilmu-ilmu Intelektual (kecerdasan pikiran) Matematika Logika Fisika dan Ilmu alam Metafisika (ilmu tentang wujud diluar alam) Yg dibagi menjadi empat bagian Yg dibagi menjadi empat bagian Yg dibagi menjadi enam butir
3. klasifikasi Ilmu Menurut Qutubuddin al-Syirazi a. Ilmu-ilmu filosofis b. Ilmu-ilmu nonfilosofis, ilmu ini diistilahkan sbg ilmu religius jika termasuk dalam ajaran2 wahyu. Jika sebaliknya maka nonreligius. Ilmu religius dapat diklasifikasikan menurut 2 cara yg berbeda: 1) Ilmu-ilmu naqli(keagamaan) dan ilmu intelektual(akal). 2) Ilmu tentang pokok2(usul) dan ilmu tentang cabang (furu’).
Cara Memperoleh Ilmu Menurut al-Quran 1 Cara Memperoleh Ilmu Menurut al-Quran 1. Ilmu ladunni merupakan ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia. Terdapat dalam surat al-Kahfi yg terjemahannya “Lalu mereka bertemu dengan hamba diantara hamba-hamba kami, yg telah kami anugerahkan kepadanya (sesuatu) dari sisi kami, dan telah kami ajarkan ilmu dari sisi kami”. Ilmu ini disebut ilmu ilahi. 2. Ilmu insani / ilmu kasbi, adalah ilmu yg diperoleh karena usaha manusia. Pembagian ini, karena menurut al-Quran terdapat hal-hal yang ‘ada’ tetapi tidak diketahui manusia.
Sifat dan ciri-ciri alam semesta menurut al-Qur’an: 1. Segala sesuatu di alam semesta ini mempunyai sifat, ciri, dan hukum yang didalam al-Quran surat al-Ra’ad(13) ayat 8 yg disebut ukuran. 2. Semua yg berada di alam semesta ini tunduk kepada-NYA. “hanya kepada Allah lah tunduk segala(yang ada) dilangit dan yg ada di Bumi, baik secara sukarela maupun karena terpaksa”. Firman Allah pada awal ayat 15 surat ar-Ra’ad(13). 3. Benda2 alam, apalagi yg tidak bernyawa, tidak diberikan kemampuan untuk memilih , sepenuhnya tunduk kepada Allah melalui hukum2-Nya. Firman Allah surat al-Fussilat(41) ayat 11 “kemudian, Dia menuju penciptaan langit dan langit itu masih merupaka asap. Lalu Dia (Allah) berkata padanya dan kepada Bumi:’datanglah (tunduklah) kamu berdua kepada perintah2-KU dengan sukarela dan terpaksa’. Langit dan Bumi berkata ‘kami datang (tunduk) dengan sukarela’.”
Hubungan Islam dengan Ilmu pengetahuan Dalam pengembangan ilmu dan penerapan teknologi, agama islam, mampu menjadi pemandu dan pemadu agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu memadukan wahyu dengan rakyu (akal pikiran manusia). Mampu memadukan agama yg diistilahkan dengan iman dan takwa(imtak) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam pembendaharaan bahasa Indonesia kontemporer.
C. Kewajiban Menuntut Ilmu Kepada nabi Muhammad Allah memberi berbagai ilmu. Ilmu yg diberikan-Nya tercermin dalam kehidupannya sebagai Rasulullah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kehidupan Rasullullah adalah contoh hidup al-Quran dalam praktik. 1. Orang yg berilmu (‘alim) Menurut sunnah Nabi Muhammad, manusia, dalam hubungannya dgn ilmu dpt dikelompokkan mnjadi 3 yaitu : 2. Pencari Ilmu (muta’alim) 3. Orang awam
Islam mengenai kewajiban dalam menuntut ilmu pengetahuan Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan, Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu. Dalam surat ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah pengajar (Allamahu al bayan) bagi umat Islam.
Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Bahkan Allah sendiri lewat al-Qur’an meninggikan orang-orang yang berilmu beberapa derajat (al Mujadilah: 11). Allah juga menyatakan bahwa hanya dengan ilmu orang bisa memahami perumpamaan yang diberikan Allah untuk manusia (al-‘Ankabut: 43). Jelas Islam menghargai ilmu pengetahuan dan mewajibkan seluruh umat Islam untuk mempelajarinya.
Ilmu itu wajib di tuntut, dicari setiap orang selama hayat dikandung badan dan dimanapun ilmu itu pun berada. Pesan rasulullah “carilah ilmu” karena orang yg mencari ilmu itu berjalan dijalan Allah, melalukan ibadah. Ilmu yg bermanfaat yg diajarkan kepada orang lain, akan mendaangkan pahala terus menerus bagi yang mengajarkannya. Sabda Rasulullah: “Barang siapa menginginkan kebaikan di dunia, Kebaikan di akhirat, hendklah mencari ilmu”. Sebab kedua-dua nya ini dapat diperoleh dengan ilmu.
D. Studi Kasus Islam dalam Disiplin Ilmu Beberapa Buku Daras islam untuk Disiplin Ilmu (IDI) Islam untuk Disiplin Ilmu Filsafat Islam untuk Ilmu Disiplin hukum, sosial, dan politik Islam untuk ilmu disiplin kedokteran dan kesehatan Islam untuk disiplin ilmu gizi Islam untuk disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi Islma untuk disiplin Ilmu Bahasa Islam untuk disiplin ilmu ekonomi Islam untuk disiplin ilmu pertanian Islam untuk disiplin ilmu pendidikan Islam untuk disiplin ilmu sosiologi Islam untuk didiplin ilmu sejarah.
Kerangka pikir yg digunakan oleh para konseptor IDI itu adalah al-Quran dan al-Hadis yg memuat prinsip2 atau benih2 ilmu pengetahuan yg wajib dipelajari oleh setiap pemeluk agama Islam. Karena ilmu itu bersumber dari Allah dan Rasul-Nya, sifatnya abadi dan tidak berubah-ubahsepanjang masa disetiap zaman Karena itu disebut perenial knowledge oleh Konperensi Pendidikan Islam Sedunia di Mekkah tahun 1977. Dalam kepustakaan, Ilmu yg berasal dari Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya disebut ilmu ilahi, ladunni, ilmu wahyu, ilmu naql, (yg bersifat tidak berubah, kekal, abadi) dan ilmu ini dijadikan asas / dasar, fundamen ilmu-ilmu yg berasal dari pikiran manusia.
Ilmu yg berasal dari pikiran manusia, disebut acquired knowledge yg sifatnya berubah, berkembang terus menerus selaras dengan pemikiran manusia dan masyarakat. Ilmu ini disebut pula ilmu insani, kisbi, ilmu rakyu, ilmu akal, dll.
Semoga Bermanfaat