Penatalaksanaan Harm Reduction
Tujuan Tujuan Umum Pada akhir sesi, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction) Tujuan Khusus mahasiswa mampu menerangkan Program Pengurangan Dampak Buruk mahasiswa mampu memahami Prinsip Pengurangan Dampak Buruk mahasiswa mampu memahami 12 Program Pengurangan Dampak Buruk
Pokok Bahasan 1. Pengertian Pengurangan Dampak Buruk 2. Prinsip Program Dampak Buruk 3. Duabelas Program Dampak Buruk
Program Pengurangan Dampak Buruk Adalah Program yang bertujuan menurunkan penularan HIV pada kelompok berisiko Penularan utama, terjadi pada kelompok pengguna napza suntik dan pada kelompok perilaku seksual berisiko Data menunjukkan bahwa terjadinya perilaku berisiko ganda diantara kelompok berisiko di indonesia antara lain: Hubungan seks dengan orang-orang yang ada di luar kelompok Hubungan antara perilaku seks dan penggunaan napza Mobilitas geografis pada kelompok-kelompok berisiko
Pengurangan Dampak Buruk Dikenal dengan sebutan : Bahasa Inggris: Harm Minimization Risk Minimization Risk Reduction Bahasa Indonesia: Pengurangan Efek Mudharat Namun kebanyakan orang menyebutnya dengan Harm Reduction atau disingkat HR
Batasan dan Pengertian Harm Reduction Harm Reduction adalah pendekatan spesifik kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan kebijakan, sebagai dasar pendekatan untuk mengurangi risiko pengguna Napza dan/ atau orang yang berperilaku berisiko. HR adalah pendekatan yang realistik, pragmatik, manusiawi dan berhasil untuk memecahkan masalah individu dan komunitas
Tujuan akhir adalah abstinensia, dimulaui dengabn langkah- langkah pengurangan dampak buruk Perhatian terhadap HR meningkat sejak trasmisi HIV AIDS di kalangan adiksi Napza makin marak Timbul polemik dan debat berkepanjangan antara praktisi dan ahli dalam mengritik pengertian HR
MAKNA “Bila seseorang tidak berkeinginan atau tidak mempunyai motivasi tinggi untuk berhenti menggunakan Napza, maka sebagai praktisi, kita harus menolong orang tersebut untuk mengurangi konsekuensi-konsekuensi negatif yang timbul pada dirinya atau kepada orang lain” --Conley,1998--
Peningkatan penyebaran HIV/ AIDS di antara IDUs Merupakan pendekatan dan strategi fundamental untuk mengurangi penularan HIV melalui perilaku berisiko tinggi: Pemakaian jarum suntik tidak steril secara bergantian Praktek hubungan seksual yang tidak aman HR merupakan satu-satunya alternatif untuk mengekang penularan HIV HR menurunkan bahaya fisik dan sosial yang berhubungan dengan perilaku berisiko
Tujuan HR Menjaga IDU tetap hidup sehat dan produktif sampai terapi dapat dilakukan atau mereka berhenti dari penggunaan Napza Melindungi masyarakat dari tindakan kriminal dan penularan HIV melalui hubungan seksual dan jarum suntik
Prinsip HR Bersifat Pragmatik Usaha mencegah penularan HIV dilakukan secara awal dan cepat; sebelum prevalensi HIV di antara IDU > 5% Tujuan utama: mencegah infeksi HIV Fokus pada resiko dan pengurangan resiko Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan Tidak berfokus hanya pada abstinen Maksimalkan intervensi, sedikan opsi berbagai intervensi
Strategi program perubahan perilaku BERHENTI Menggunakan NAPZA ( Abstinen ) Bila sulit berhenti , JANGAN menggunakan NAPZA suntik Bila menggunakan Napza suntik, TIDAK bergantian jarum suntik Bila bergantian jarum , BERSIHKAN jarum dengan menggunakan larutan penyuci hama
Risiko Yang dikurangi HARM (Dampak Buruk) Reduction (Aktivitas Pengurangan) Kesehatan : HIV Hepatitis C Overdosis Layanan Jarum Suntik Steril Penyucihamaan Kesehatan dasar VCT Sosial : Keluarga Perkawinan/Pasangan Kriminal Sosialisasi Konseling Program keluarga Program Rumatan Metadon Ekonomi Kehilangan pendapatan Kehilangan kerja PTRM PTRB
Latar Belakang Perkembangan AIDS Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia 1981 penemuan virus, AIDS sebagai penyakit baru Total ODHA 39,4(35,9-44,3) juta, 190 negara Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia 1987 kasus pertama 1994 mulai meningkat dengan tajam 2001 meningkat dengan sangat tajam Jumlah kasus HIV/AIDS 6.789, Maret 2005
Latar Belakang Pola penularan HIV/AIDS di Indonesia 1987-1999, hubungan seks hetero lebih menonjol 2000-2010, kelompok penasun menonjol Kelompok penasun meningkat 50 kali dibanding 1995 ± 50% kasus HIV/AIDS baru dari kelompok penasun Sekarang penularan melalui hubungan seksual meningkat dibanding penularan dari penasun Dampak penyebaran ke masyarakat Melalui hubungan seks dengan pasangan Penasun ada di kelompok risiko lain
Tujuan Program HR Menurunkan prevalensi HIV/AIDS dengan pelaksanaan pengurangan dampak buruk Napza pada kelompok Penasun. Khusus Perluasan dan peningkatan pelaksanaan pengurangan dampak buruk Napza di kelompok Penasun
Sasaran Institusi kesehatan baik pemerintah maupun non pemerintah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat
1. Program penjangkauan dan pendampingan Sasaran Penasun Pasangan seks Masyarakat Pelaksana Lembaga non pemerintah Institusi/lembaga kesehatan pemerintah Institusi/lembaga kesehatan non pemerintah (swasta) Kelompok masyarakat
2.Program komunikasi, informasi dan edukasi Ruang lingkup Materi yang dikembangkan secara khusus, yang menyediakan informasi yang berhubungan dengan permasalahan Penasun Tujuan Menyediakan dan memberikan informasi yang akurat dan tepat. Meningkatkan pengetahuan dan sikap yang dapat mendorong perubahan perilaku dalam mengurangi risiko infeksi HIV.
Komponen HR 1. Penjangkauan dan Pendampingan (Outreach) 2. Informasi, Komunikasi, dan Edukasi (KIE) 3. Konseling Perubahan perilaku 4. Pendidikan Sebaya 5. Program Penyucihamaan 6. Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril 7. Pemusnahan peralatan jarum suntik bekas 8. Pelayanan Terapi Pemulihan Ketergantungan Napza 9. Program Terapi Rumatan Metadon 10. Voluntary Counseling and HIV Testing (VCT) 11. Layanan Pengobatan, Perawatan&Dukungan HIV/AIDS 12. Layanan Kesehatan Dasar
3. Program penilaian pengurangan risiko Ruang Lingkup sebagai penilaian untuk memperkuat dan membangun pesan dasar informasi pengurangan risiko infeksi HIV yang disampaikan selama penjangkauan dan pendampingan Tujuan Secara individual, merencanakan upaya-upaya pengurangan risiko Secara kelompok, memberikan dukungan diantara Penasun yang satu dengan yang lain
4. Program konseling dan tes HIV Ruang Lingkup Salah satu strategi kesehatan masyarakat ,sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan Tujuan Mendorong perubahan Meningkatkan kesehatan umum Merencanakan masa depan dalam hubungannya
5. Program penyucihamaan Ruang Lingkup Merupakan bagian dari pengurangan dampak buruk Napza dengan mengurangi jumlah virus yang bersifat menular di peralatan suntik bekas Tujuan Menyediakan dan mendistribusikan paket penyucihama Memastikan penyucihamaan jarum suntik bekas pakai Memberikan media informasi mengenai cara pensucihamaan yang benar Memberikan pelayanan lanjutan bagi Penasun seperti konseling, perawatan kesehatan dasar, rujukan ke layanan-layanan lainnya, serta keterlibatan dengan terapi ketergantungan Napza, khususnya layanan-layanan pengalihan Napza.
6. Program penggunaaan jarum suntik steril Ruang lingkup Upaya penyediaan layanan yang meliputi penyediaan jarum suntik steril (baru), pendidikan dan informasi tentang dosis aman penggunaan Napza serta rujukan terhadap akses layanan medis, hukum dan sosial Tujuan Menyediakan dan mendistribusikan jarum suntik steril Memastikan penggunaan jarum suntik steril Memberikan media informasi mengenai menyuntik yang lebih aman. Memberikan pelayanan lanjutan bagi Penasun
7. Program pembuangan peralatan suntik bekas pakai Ruang lingkup Menghindari penjualan ulang peralatan bekas pakai, dan memastikan pembuangan peralatan bekas pakai dengan semestinya Tujuan Melenyapkan kemungkinan digunakannya kembali peralatan bekas pakai Melenyapkan sumber yang potensial bagi penularan HIV yang tidak disengaja
8. Program layanan terapi ketergantungan Napza Detoksifikasi dan Terapi Puitus zat Terapi Rawat Jalan Terapi Residensi (residential treatment) Terapi Rumatan Terapi terhadap Kondisi Gawat darurat Terapi Gangguan Diagnosis Ganda Terapi Pencegahan Kambuhan Terapi Pasca Perawatan (after care)
8. Program layanan terapi ketergantungan Napza Tujuan Menghentikan penggunaan Napza Meningkatkan kesehatan pengguna Napza dengan menyediakan dan memberikan terapi ketergantungan Napza serta perawatan kesehatan umum. Memberi ruang untuk menangani berbagai masalah lain di dalam hidupnya dan menciptakan jeda waktu dari siklus harian membeli dan menggunakan Napza. Meningkatkan kualitas hidup pengguna Napza baik secara psikologis, medis maupun sosial. Menurunkan angka kematian karena dosis berlebihan dan menurunkan angka kriminalitas.
9. Program terapi Rumatan Tujuan Mengurangi risiko tertular atau menularkan HIV /AIDS serta penyakit lain yang ditularkan melalui darah (Hepatitis B dan C). Memperkecil risiko overdosis dan penyulit kesehatan lain. Mengalihkan dari zat yang disuntik ke zat yang tidak disuntikkan. Mengurangi penggunaan Napza yang berisiko, misalnya memakai peralatan suntik bergantian, memakai bermacam-macam Napza bersama (polydrug use ), menyuntikkan tablet atau disaring terlebih dahulu.
9. Program terapi Rumatan Mengurangi dorongan dan kebutuhan pecandu untuk melakukan tindak kriminal. Menjaga hubungan dengan pengguna Napza. Mengevaluasi kondisi kesehatan klien dari hari ke hari Memberi konseling rujukan dan perawatan. Program layanan kesehatan dasar Membantu pengguna Napza menstabilkan hidupnya dan kembali ke komunitas umum
10. Program perawatan dan pengobatan HIV Tujuan Penyediaan dan pemberian pengobatan dan perawatan berkualitas untuk Penasun yang hidup dengan HIV/AIDS. Pengintegrasian layanan pengobatan dan perawatan AIDS bagi Penasun ke dalam penyediaan dan pemberian perawatan kesehatan umum, dan dengan program-program pencegahan infeksi HIV. Pembuatan dan pengembangan sebuah pendekatan rangkaian/kesatuan perawatan untuk HIV di kalangan Penasun
11.Program Pendidik Sebaya Tujuan Mendukung upaya berbagi informasi di dalam jaringan Penasun, dengan demikian menghormati pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang telah dimiliki para Penasun Menyediakan dan memberikan informasi melalui sebuah cara sehingga para Penasun menyebarkan informasi itu lebih lanjut. Melibatkan para Penasun pada program intervensi sehingga mempunyai pengetahuan di dalam pencegahan HIV AIDS untuk diinformasikan kepada Penasun yang lain.
12. Program layanan kesehatan dasar Tujuan Menyediakan dan memberikan layanan-layanan kesehatan,seperti; perawatan abses, rujukan ke layanan-layanan yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan Penasun Sasaran Penasun baik yang sudah dijangkau oleh petugas lapangan maupun Penasun yang merasa dirinya memiliki permasalahan kesehatan
Pencatatan dan Pelaporan Penjajakan situasi cepat Sumber Informasi dalam Penjajagan Situasi Cepat Institusi yang Memiliki Data Sekunder Sumber Informasi di Masyarakat yang Dapat Memberikan Data Primer Pengamatan Secara Kualitatif Pengembangan rencana program Menerapkan rencana program Monitoring dan evaluasi Pengumpulan Data Pengumpulan Informasi Analisis Data Evaluasi Proses Evaluasi Dampak Pengembangan program