Penatalaksanaan Harm Reduction

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Program Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia
Advertisements

Situasi HIV & AIDS di Kota Yogyakarta
PERILAKU REMAJA, NARKOBA DAN HIV AIDS
TEST HIV DAN KONSELING.
Anita Istiningtyas, S.Kep., Ns
Situasi HIV di Indonesia 2010
PEMAHAMAN DAN PENGERTIAN TENTANG ZAT BERBEDA 2. SISTEM INFORMASI BELUM LENGKAP DAN TERPADU 3. SULIT MENDPT DATA EPIDEMIOLOGI YG DPT DIPERTANGGUNG.
LATAR BELAKANG Universal Access target 2015 sudah diambang pintu:
SUATU PROSES PEMBERIAN BANTUAN YANG DILAKUKAN SESEORANG KPD ORANG LAIN DALAM MENENTUKAN/MEMBUAT KEPUTUSAN ATAU PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMAHAMAN BERDASAR.
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
hiv / aids a. informasi umum
HIV / AIDS PIK-R SMANAB.
AIDS di Indonesia sudah 22 Tahun Dilaporkan oleh seluruh Provinsi dan sekitar 300 Kab/Kota.
Stefana D. P. C Ngasdianto
1.1 ADIKSI MASALAH GLOBAL. 1.2 Masalah Global Sekitar 149–272 juta orang di dunia pernah setidaknya sekali menggunakan Napza pada tahun 2009 Sumber: UNODC.
KONSEP DAN PRINSIP VOLUNTARY COUNCELLING AND TESTING (VCT)
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PRIORITAS MASALAH Oleh Nugroho Susanto.
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
KONDISI HIV & AIDS DI JAWA TENGAH 1993 s/d 31 MARET 2012.
KONDISI HIV & AIDS DI JAWA TENGAH 1993 s/d 30 SEPTEMBER 2012.
SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSIN PAPUA PADA BAB
Apakah Indonesia sudah mencapai titik balik ? Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
PROGRAM PENANGGULANGAN HIV-AIDS DI KABUPATEN/KOTA dr erly SpMK
KONDISI HIV & AIDS DI JAWA TENGAH 1993 s/d 30 JUNI 2012.
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS
KONSELING HIV.
HIV AIDS Di TEMPAT KERJA
EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF
Stop AIDS Pencegahan Positif
PEKERJA SOSIAL DENGAN HIV/AIDS
AKBID KHARISMA HUSADA BINJAI TA. 2015/2016
Pelatihan konseling HIV & VCT I
INEL MASRAYANTI IB PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip.
Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif Berbahaya Lainnya
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
Intervensi Psikososial
HIV/AIDS.
Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan, Bayi dan Anak
TEKNIK KONSELING PENYAKIT HEPATITIS B DAN C
LATAR BELAKANG Kasus HIV/AIDS di Indonesia meningkat. Laporan Departemen Kesehatan pada 30 Maret 2006 : HIV/AIDS ; HIV ; AIDS (Reported.
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA
Pendahuluan LEBIH dari 60 juta orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah itu, 20 juta orang meninggal karena.
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
PSIKOLOGI PASIEN DENGAN HIV AIDS DAN KANKER
POSITIVE PREVENTION (pencegahan Positif)
Pencegahan dan Perawatan HIV
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
Indikator Cakupan SRAN 2010 – 2014 (Permenkokesra No. 8/2010)
HIV AIDS.
MANAJEMEN KASUS HIV dan AIDS
Terapi Terhadap Gangguan Psikologis
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Pelatihan IPP > Paket 1 Pelatihan IPP - Paket 1 HIV dan AIDS.
PROVIDER INITIATED TESTING and COUNSELLING PASIEN TUBERKULOSIS
FKM Univet Bantara S u k o h a r j o
PELATIHAN CARE, SUPPORT AND TREATMENT BAGI PERAWAT ,
Materi (11) MK SIK Kesmas-smt 3
KONSELING HIV.
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual PERAN KADER DALAM KOLABORASI TB HIV.
Pengertian Infeksi HIV pada anak terutama disebabkan penularan dari ibunya. Dengan kata lain infeksi HIV pada anak terjadi akibat penularan selama masa.
Program Terapi Pecandu Napza Suntik dr. Indah Oktariani Puskesmas Prabumulih Timur 2016.
Kesehatan / Penyakit Menular Seksual (PMS)
Transcript presentasi:

Penatalaksanaan Harm Reduction

Tujuan Tujuan Umum Pada akhir sesi, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction) Tujuan Khusus mahasiswa mampu menerangkan Program Pengurangan Dampak Buruk mahasiswa mampu memahami Prinsip Pengurangan Dampak Buruk mahasiswa mampu memahami 12 Program Pengurangan Dampak Buruk

Pokok Bahasan 1. Pengertian Pengurangan Dampak Buruk 2. Prinsip Program Dampak Buruk 3. Duabelas Program Dampak Buruk

Program Pengurangan Dampak Buruk Adalah Program yang bertujuan menurunkan penularan HIV pada kelompok berisiko Penularan utama, terjadi pada kelompok pengguna napza suntik dan pada kelompok perilaku seksual berisiko Data menunjukkan bahwa terjadinya perilaku berisiko ganda diantara kelompok berisiko di indonesia antara lain: Hubungan seks dengan orang-orang yang ada di luar kelompok Hubungan antara perilaku seks dan penggunaan napza Mobilitas geografis pada kelompok-kelompok berisiko

Pengurangan Dampak Buruk Dikenal dengan sebutan : Bahasa Inggris: Harm Minimization Risk Minimization Risk Reduction Bahasa Indonesia: Pengurangan Efek Mudharat Namun kebanyakan orang menyebutnya dengan Harm Reduction atau disingkat HR

Batasan dan Pengertian Harm Reduction Harm Reduction adalah pendekatan spesifik kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan kebijakan, sebagai dasar pendekatan untuk mengurangi risiko pengguna Napza dan/ atau orang yang berperilaku berisiko. HR adalah pendekatan yang realistik, pragmatik, manusiawi dan berhasil untuk memecahkan masalah individu dan komunitas

Tujuan akhir adalah abstinensia, dimulaui dengabn langkah- langkah pengurangan dampak buruk Perhatian terhadap HR meningkat sejak trasmisi HIV AIDS di kalangan adiksi Napza makin marak Timbul polemik dan debat berkepanjangan antara praktisi dan ahli dalam mengritik pengertian HR

MAKNA “Bila seseorang tidak berkeinginan atau tidak mempunyai motivasi tinggi untuk berhenti menggunakan Napza, maka sebagai praktisi, kita harus menolong orang tersebut untuk mengurangi konsekuensi-konsekuensi negatif yang timbul pada dirinya atau kepada orang lain” --Conley,1998--

Peningkatan penyebaran HIV/ AIDS di antara IDUs Merupakan pendekatan dan strategi fundamental untuk mengurangi penularan HIV melalui perilaku berisiko tinggi: Pemakaian jarum suntik tidak steril secara bergantian Praktek hubungan seksual yang tidak aman HR merupakan satu-satunya alternatif untuk mengekang penularan HIV HR menurunkan bahaya fisik dan sosial yang berhubungan dengan perilaku berisiko

Tujuan HR Menjaga IDU tetap hidup sehat dan produktif sampai terapi dapat dilakukan atau mereka berhenti dari penggunaan Napza Melindungi masyarakat dari tindakan kriminal dan penularan HIV melalui hubungan seksual dan jarum suntik

Prinsip HR Bersifat Pragmatik Usaha mencegah penularan HIV dilakukan secara awal dan cepat; sebelum prevalensi HIV di antara IDU > 5% Tujuan utama: mencegah infeksi HIV Fokus pada resiko dan pengurangan resiko Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan Tidak berfokus hanya pada abstinen Maksimalkan intervensi, sedikan opsi berbagai intervensi

Strategi program perubahan perilaku BERHENTI Menggunakan NAPZA ( Abstinen ) Bila sulit berhenti , JANGAN menggunakan NAPZA suntik Bila menggunakan Napza suntik, TIDAK bergantian jarum suntik Bila bergantian jarum , BERSIHKAN jarum dengan menggunakan larutan penyuci hama

Risiko Yang dikurangi HARM (Dampak Buruk) Reduction (Aktivitas Pengurangan) Kesehatan : HIV Hepatitis C Overdosis Layanan Jarum Suntik Steril Penyucihamaan Kesehatan dasar VCT Sosial : Keluarga Perkawinan/Pasangan Kriminal Sosialisasi Konseling Program keluarga Program Rumatan Metadon Ekonomi Kehilangan pendapatan Kehilangan kerja PTRM PTRB

Latar Belakang Perkembangan AIDS Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia 1981 penemuan virus, AIDS sebagai penyakit baru Total ODHA 39,4(35,9-44,3) juta, 190 negara Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia 1987 kasus pertama 1994 mulai meningkat dengan tajam 2001 meningkat dengan sangat tajam Jumlah kasus HIV/AIDS 6.789, Maret 2005

Latar Belakang Pola penularan HIV/AIDS di Indonesia 1987-1999, hubungan seks hetero lebih menonjol 2000-2010, kelompok penasun menonjol Kelompok penasun meningkat 50 kali dibanding 1995 ± 50% kasus HIV/AIDS baru dari kelompok penasun Sekarang penularan melalui hubungan seksual meningkat dibanding penularan dari penasun Dampak penyebaran ke masyarakat Melalui hubungan seks dengan pasangan Penasun ada di kelompok risiko lain

Tujuan Program HR Menurunkan prevalensi HIV/AIDS dengan pelaksanaan pengurangan dampak buruk Napza pada kelompok Penasun. Khusus Perluasan dan peningkatan pelaksanaan pengurangan dampak buruk Napza di kelompok Penasun

Sasaran Institusi kesehatan baik pemerintah maupun non pemerintah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat

1. Program penjangkauan dan pendampingan Sasaran Penasun Pasangan seks Masyarakat Pelaksana Lembaga non pemerintah Institusi/lembaga kesehatan pemerintah Institusi/lembaga kesehatan non pemerintah (swasta) Kelompok masyarakat

2.Program komunikasi, informasi dan edukasi Ruang lingkup Materi yang dikembangkan secara khusus, yang menyediakan informasi yang berhubungan dengan permasalahan Penasun Tujuan Menyediakan dan memberikan informasi yang akurat dan tepat. Meningkatkan pengetahuan dan sikap yang dapat mendorong perubahan perilaku dalam mengurangi risiko infeksi HIV.

Komponen HR 1. Penjangkauan dan Pendampingan (Outreach) 2. Informasi, Komunikasi, dan Edukasi (KIE) 3. Konseling Perubahan perilaku 4. Pendidikan Sebaya 5. Program Penyucihamaan 6. Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril 7. Pemusnahan peralatan jarum suntik bekas 8. Pelayanan Terapi Pemulihan Ketergantungan Napza 9. Program Terapi Rumatan Metadon 10. Voluntary Counseling and HIV Testing (VCT) 11. Layanan Pengobatan, Perawatan&Dukungan HIV/AIDS 12. Layanan Kesehatan Dasar

3. Program penilaian pengurangan risiko Ruang Lingkup sebagai penilaian untuk memperkuat dan membangun pesan dasar informasi pengurangan risiko infeksi HIV yang disampaikan selama penjangkauan dan pendampingan Tujuan Secara individual, merencanakan upaya-upaya pengurangan risiko Secara kelompok, memberikan dukungan diantara Penasun yang satu dengan yang lain

4. Program konseling dan tes HIV Ruang Lingkup Salah satu strategi kesehatan masyarakat ,sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan Tujuan Mendorong perubahan Meningkatkan kesehatan umum Merencanakan masa depan dalam hubungannya

5. Program penyucihamaan Ruang Lingkup Merupakan bagian dari pengurangan dampak buruk Napza dengan mengurangi jumlah virus yang bersifat menular di peralatan suntik bekas Tujuan Menyediakan dan mendistribusikan paket penyucihama Memastikan penyucihamaan jarum suntik bekas pakai Memberikan media informasi mengenai cara pensucihamaan yang benar Memberikan pelayanan lanjutan bagi Penasun seperti konseling, perawatan kesehatan dasar, rujukan ke layanan-layanan lainnya, serta keterlibatan dengan terapi ketergantungan Napza, khususnya layanan-layanan pengalihan Napza.

6. Program penggunaaan jarum suntik steril Ruang lingkup Upaya penyediaan layanan yang meliputi penyediaan jarum suntik steril (baru), pendidikan dan informasi tentang dosis aman penggunaan Napza serta rujukan terhadap akses layanan medis, hukum dan sosial Tujuan Menyediakan dan mendistribusikan jarum suntik steril Memastikan penggunaan jarum suntik steril Memberikan media informasi mengenai menyuntik yang lebih aman. Memberikan pelayanan lanjutan bagi Penasun

7. Program pembuangan peralatan suntik bekas pakai Ruang lingkup Menghindari penjualan ulang peralatan bekas pakai, dan memastikan pembuangan peralatan bekas pakai dengan semestinya Tujuan Melenyapkan kemungkinan digunakannya kembali peralatan bekas pakai Melenyapkan sumber yang potensial bagi penularan HIV yang tidak disengaja

8. Program layanan terapi ketergantungan Napza Detoksifikasi dan Terapi Puitus zat Terapi Rawat Jalan Terapi Residensi (residential treatment) Terapi Rumatan Terapi terhadap Kondisi Gawat darurat Terapi Gangguan Diagnosis Ganda Terapi Pencegahan Kambuhan Terapi Pasca Perawatan (after care)

8. Program layanan terapi ketergantungan Napza Tujuan Menghentikan penggunaan Napza Meningkatkan kesehatan pengguna Napza dengan menyediakan dan memberikan terapi ketergantungan Napza serta perawatan kesehatan umum. Memberi ruang untuk menangani berbagai masalah lain di dalam hidupnya dan menciptakan jeda waktu dari siklus harian membeli dan menggunakan Napza. Meningkatkan kualitas hidup pengguna Napza baik secara psikologis, medis maupun sosial. Menurunkan angka kematian karena dosis berlebihan dan menurunkan angka kriminalitas.

9. Program terapi Rumatan Tujuan Mengurangi risiko tertular atau menularkan HIV /AIDS serta penyakit lain yang ditularkan melalui darah (Hepatitis B dan C). Memperkecil risiko overdosis dan penyulit kesehatan lain. Mengalihkan dari zat yang disuntik ke zat yang tidak disuntikkan. Mengurangi penggunaan Napza yang berisiko, misalnya memakai peralatan suntik bergantian, memakai bermacam-macam Napza bersama (polydrug use ), menyuntikkan tablet atau disaring terlebih dahulu.

9. Program terapi Rumatan Mengurangi dorongan dan kebutuhan pecandu untuk melakukan tindak kriminal. Menjaga hubungan dengan pengguna Napza. Mengevaluasi kondisi kesehatan klien dari hari ke hari Memberi konseling rujukan dan perawatan. Program layanan kesehatan dasar Membantu pengguna Napza menstabilkan hidupnya dan kembali ke komunitas umum

10. Program perawatan dan pengobatan HIV Tujuan Penyediaan dan pemberian pengobatan dan perawatan berkualitas untuk Penasun yang hidup dengan HIV/AIDS. Pengintegrasian layanan pengobatan dan perawatan AIDS bagi Penasun ke dalam penyediaan dan pemberian perawatan kesehatan umum, dan dengan program-program pencegahan infeksi HIV. Pembuatan dan pengembangan sebuah pendekatan rangkaian/kesatuan perawatan untuk HIV di kalangan Penasun

11.Program Pendidik Sebaya Tujuan Mendukung upaya berbagi informasi di dalam jaringan Penasun, dengan demikian menghormati pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang telah dimiliki para Penasun Menyediakan dan memberikan informasi melalui sebuah cara sehingga para Penasun menyebarkan informasi itu lebih lanjut. Melibatkan para Penasun pada program intervensi sehingga mempunyai pengetahuan di dalam pencegahan HIV AIDS untuk diinformasikan kepada Penasun yang lain.

12. Program layanan kesehatan dasar Tujuan Menyediakan dan memberikan layanan-layanan kesehatan,seperti; perawatan abses, rujukan ke layanan-layanan yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan Penasun Sasaran Penasun baik yang sudah dijangkau oleh petugas lapangan maupun Penasun yang merasa dirinya memiliki permasalahan kesehatan

Pencatatan dan Pelaporan Penjajakan situasi cepat Sumber Informasi dalam Penjajagan Situasi Cepat Institusi yang Memiliki Data Sekunder Sumber Informasi di Masyarakat yang Dapat Memberikan Data Primer Pengamatan Secara Kualitatif Pengembangan rencana program Menerapkan rencana program Monitoring dan evaluasi Pengumpulan Data Pengumpulan Informasi Analisis Data Evaluasi Proses Evaluasi Dampak Pengembangan program