ISU-ISU PERENCANAAN KONTEMPORER PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Ir. Holiq Raus, IAP UNIVersitas esa unggul
Hubungan Urbanisasi sebagai proses terjadinya permukiman kumuh di perkotaan Pertambahan Penduduk (urbanisasi, mobilitas penduduk desa-kota) Ketidaksiapan Kota Menyiapkan Tempat Tinggal Permukiman Kumuh Akses untuk Memperoleh Tempat Tinggal
Kecenderungan Para Migran dalam Memilih Tempat Tinggal Mendekati Tempat Kerja (Kampung-Kampung di Pusat Kota) Berkelompok sesama migran sekampung (Kantung-Kantung Komunitas Etnis) Mencari Tempat Sewa yang Murah (Kampung-Kampung Lama, Padat) Okupasi Lahan-Lahan Kosong yang tidak terjaga Okupasi Ruang Publik
Proses PerubahanKampung Lama Menjadi Kampung Kumuh Warga asli cenderung enggan pindah ke lingkungan baru yang lebih baik Pemecahan lahan (fragmentasi) melalui sistem waris, sehingga menambah kepadatan Warga cenderung menjadikan kampung sebagai lahan bisnis, rumah sewa, rumah petak / kontrakan
Lokasi Sebaran Permukiman Kumuh Perkotaan Kampung-Kampung Lama umumnya di pusat kota “terjepit/terkepung” diantara lingkungan perumahan mewah / perkantoran / perdagangan, membentuk kantung-kantung permukiman kumuh Sepanjang Bantaran Rel Kereta Api (sempadan) Sepanjang Bantaran Sungai (sempadan) Ruang Publik yang kurang dimanfaatkan (taman, dsb) Lahan Kosong yang tidak terjaga
Ciri / Karakter Fisik Permukiman Kumuh Kepadatan Tinggi Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Kepadatan Bangunan (Rumah/Ha) Kepadatan di dalam rumah (Jiwa/Rumah) Fasilitas lingkungan Terbatas Ruang Terbuka / Ruang Publik tidak ada Sanitasi Lingkungan tidak Memadai Bahan Bangunan Sederhana, Sebagian semi permanen, menggunakan bahan bekas / daur ulang
Ciri / Karakter Sosial Permukiman Kumuh Migran berasal dari daerah yang sama (etnis) Tingkat pendidikan rata-rata rendah Kohesi Sosial, Solidaritas Sosial Tinggi Sikap terhadap kesehatan dan kesadaran lingkungan rendah (perilaku sehat, kesadaran lingkungan) Daya bertahan hidup (survival) tinggi
Ciri / Karakter Sosial Permukiman Kumuh Sikap terhadap aturan moral rendah (permissive) Teritorialitas Tinggi Cenderung Agresif, bila merasa diserang Privasi bukan kebutuhan penting Disiplin Individu rendah Mobilitas Sosial Vertikal rendah
Ciri / Karakter Ekonomi Permukiman Kumuh Digolongkan Kelompok Miskin (Urban Poor) Umumnya bekerja pada Sektor Informal
Kenapa Permukiman Kumuh perlu ditangani Mengurangi disparitas, meningkatkan “pemerataan” Mengurangi Segregasi keruangan (Spatial Segregation) Menciptakan lingkungan kota yang lebih manusiawi (Harmonious City, Liveable City, Healthy Cities) Meningkatkan keadilan & Pemerataan akses terhadap infrastruktur kota Sektor informal adalah bagian penting dalam sistem/dinamika kehidupan ekonomi kota (simbiosis formal-informal)
Bagaimana Sikap Kita dalam Menangani Permukiman Kumuh Empati Keseimbangan pendekatan legal-formal dengan pendekatan sosial Mengutamakan dialog, untuk mencari kesepakatan dan solusi bersama yang terbaik Persuasif Tidak memihak pada kepentingan bisnis
Alternatif Penanganan Permukiman Kumuh Site & Services Kampung Improvement Program (KIP, MHT) Penggusuran Relokasi Rumah Susun Revitalisasi Dll
Diskusi Mengenai Alternatif Penanganan Jelaskan Kelebihan dan Kekurangannya? Jelaskan Tingkat Keberhasilannya? Bagaimana dengan Pendekatan yang berbasis masyarakat/Komunitas (Diskusikan dan berikan Gagasan Anda)