Dasar – dasar Epidemiologi Ukuran Frekuensi Epidemiologi Stevy E. N. Purba (G1B010013) Inggit Mey Rahmawati (G1B010083) Prista Arzenith (G1B011016) Putri Puspita Sari (G1B012037) Okta Arum M. P. (G1B012041) Adhika Paramasatya (G1B012071)
Perhitungan frekuensi penyakit Perhitungan frekuensi penyakit dimaksudkan untuk menilai keadaan penyakit pada suatu populasi tertentu.
Sumber Data Sebagai sumber surveilan, WHO merekomendasikan 10 macam sumber yang dapat dipakai. Registrasi mortalitas Laporan morbiditas Laporan epidemi Investigasi laboratorium Investigasi khusus individu Investigasi lapangan epidemik Survei Studi resevoir binatang dan distribusi vektor Penggunaan biotik dan obat Pengetahuan populasi dan lingkungan
Tiga Serangkai Ukuran Epidemiologi 1. RASIO Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Contoh : Pada suatu kejadian luar biasa kercunan makanan terdapat 32 orang penderita dan 12 diantaranya adalah anak-anak. Maka Rasio anak terhadap orang dewasa adalah Jawab : Rasio = Jumlah penderita anak−anak jumlah penderita dewasa Rasio = 12 20 Rasio = 0,6
Tiga Serangkai Ukuran Epidemiologi 2. PROPORSI Proporsi ialah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh : Pada suatu kejadian luar biasa kercunan makanan terdapat 32 orang penderita dan 12 diantaranya adalah anak-anak. Maka Proporsi anak terhadap seluruh penderita adalah Jawab : Proporsi = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘−𝑎𝑛𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 Proporsi = 12 32 Proporsi = 0,375
Tiga Serangkai Ukuran Epidemiologi 3. RATE Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan penduduk dan peristiwa tersebut berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu.
3. Rate contoh: jika sejumlah x kasus penyakit atau kematian yang terjadi pada populasi yang besarnya y, berapa banyak kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada populasi yang besarnya k? Pertanyaan ini dapat juga dituliskan sebagai berikut: 𝑥 𝑦 = Angka (atau jumlah yang diharapkan) k
Insiden Insiden adalah jumlah peristiwa/penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu dalam satuan waktu tertentu. Rate insiden adalah jumlah mereka yang terkena penyakit/peristiwa dibagi dalam jumlah penduduk yang terancam (berisiko) pada suatu waktu tertentu (per tahun).
Rate Insiden Angka insiden = 𝑥 𝑦 (𝑘) Rumus yang dipakai dalam menghitung angka insiden adalah: Angka insiden = 𝑥 𝑦 (𝑘) X = jumlah orang dalam suatu populasi yang ditetapkan (ditetapkan menurut waktu, tempat, dan orang) yang baru sakit karena sebab tertentu selama interval waktu tertentu. y = jumlah orang dalam populasi tersebut yang terancam (mempunyai risikio = at risk ) penyakit tersebut selama interval waktu tertentu (yang sama dengan waktu di mana kasus terjadi). K = Suatu nilai tertentu, biasanya 100.000. Tetapi bisa dengan nilai 100, 1.000, 10.000, bahkan 1.000.000
Insiden Kumulatif Nilai ini merupakan nilai insiden dimana pembilang dan penyebut adalah individu–individu yang pada permulaan periode bebas dari penyakit sehingga mempunyai risiko untuk terkena penyakit pada akhir periode. Insiden Kumulatif= Jumlah individu yang terkena penyakit selama satu periode tertentu Jumlah individu dalam populasi pada awal periode tersebut
Attack Rate Angka serangan (Attack Rate) adalah angka insiden, yang biasanya dinyatakan dalam persen dan terbatas pada suatu periode, misalnya dalam suatu peristiwa luar biasa atau wabah (epidemi). Rumus angka serangan adalah : Angka serangan = 𝑥 𝑦 (𝑘) x = sama dengan pada angka insiden y = sama dengan pada angka insiden k = hampir selalu 100, meskipun mungkin 1.000. Jika k sama dengan 100, angka serangan dapat dinyatakan baik sebagai jumlah kasus per 100 penduduk maupun sebagai persen (%) (Noor, 2008).
Case Fatality Rate Angka kematian penyakit tertentu (case fatality rate) merupakan ukuran beratnya suatu jenis penyakit dalam menimbulkan kematian. Casefatalityrate= Jumlah penderita yang meninggal akibat suatu penyakit tertentu Jumlah seluruh penderita penyakit tersebut x 100%
Rate Prevalensi Penggunaan prevalensi lebih banyak untuk perencanaan dan evaluasi program. Contohnya untuk penyakit menahun dapat direncanakan jumlah tempat tidur serta fasilitas perawatan berdasarkan prevalensi penyakit.
Rate Prevalensi Untuk menghitung rate, digunakan jumlah penduduk pada waktu tersebut (untuk poin prevalensi) atau jumlah penduduk pada pertengahan tahun (untuk periode prevalensi). Rate periode prevalensi = Jumlah orang yang menderita suatu penyakit selama satu jangka waktu tertentu Jumlah seluruh penderita penyakit tersebut
Faktor yang dapat mempengaruhi besarnya angka poin prevalensi. Meningkatkan APP Menurunkan APP Imigrasi penderita Emigrasi orang sehat Imigrasi tersangka penderita atau mereka yang berpotensi (risiko tinggi) untuk menderita Meningkatnya masa sakit Meningkatnya jumlah penderita baru Imigrasi orang sehat Emigrasi penderita Meningkatnya angka kesembuhan Meningkatnya angka kematian Menurunnya jumlah penderita baru Masa sakit menjadi pendek
Rate yang berhubungan dengan kematian Angka kematian adalah suatu ukuran frekuensi terjadinya kematian dalam suatu populasi tertentu selama suatu masa jeda tertentu. Rumus angka kematian : Angka = 𝑥 𝑦 (𝑘)
Rate yang berhubungan dengan reproduksi Angka kelahiran (CBR) Angka kesuburan (FR dan TFR) Berbagai nilai rate yang digunakan pada demografi Rate pada berbagai keadaan tertentu seperti : Rate untuk umur tertentu, jenis kelamin tertentu, dan lain – lain. Penggunaan rate pada hal lain seperti rate perkawinan, rate ekseptor, dan lain-lain
UKURAN MORTALITAS 1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) Crude Death Rate (CDR) adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan. 𝐶𝐷𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 1000 Contoh Soal : Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 1990 adalah 178.440.000 jiwa dengan jumlah kematian selama tahun 1990 sebanyak 17.308.680 jiwa. Berapa CDR pada tahun 1990? 𝐶𝐷𝑅= 17.308.680 178.440.000 𝑥 1000=97 𝑝𝑒𝑟 1000 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 Artinya, sekitar 97 orang tiap 1000 penduduk meninggal dunia.
2. Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate) Perinatal Mortality Rate (PMR) adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu sampai dengan berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. 𝑃𝑀𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐾𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛 28 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑢𝑠𝑖𝑎<7 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑑𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥 1000 Contoh Soal : Hasil sensus penduduk Jepang tahun 1990, dilaporkan jumlah kematian janin umur 28 minggu s/d 7 hari post partum sebanyak 7.001 orang. Jika jumlah kelahiran hidup 1.227.900 orang. Berapa PMR tahun 1990? 𝑃𝑀𝑅= 7001 1.227.900 𝑥 1000=5,7 𝑝𝑒𝑟 1000 kelahiran hidup
𝑁𝑀𝑅= 3179 1.227.900 𝑥 1000=2,5 𝑝𝑒𝑟 1000 kelahiran hidup 3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal Mortality Rate) Neonatal Mortality Rate (NMR) adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari atau kurang dari 4 minggu yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. 𝑁𝑀𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑚𝑢𝑟<28 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑑𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥 1000 Contoh Soal : Hasil sensus penduduk Jepang tahun 1990, dilaporkan jumlah kematian bayi umur 4 minggu sebanyak 3.179 orang. Jika jumlah kelahiran hidup 1.227.900 orang. Berapa NMR tahun 1990? 𝑁𝑀𝑅= 3179 1.227.900 𝑥 1000=2,5 𝑝𝑒𝑟 1000 kelahiran hidup
4. Angka Kematian Bayi (Infant Mortalaity Rate) Infant Mortalaity Rate (IMR) jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. 𝐼𝑀𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑢𝑚𝑢𝑟 0−1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑑𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥 1000 Contoh Soal : Hasil sensus penduduk Jepang tahun 1990, dilaporkan jumlah kematian bayi 0-1 tahun sebanyak 5.616 orang, jumlah kelahiran hidup 1.227.900 orang. Berapa IMR tahun 1990 ? 𝐼𝑀𝑅= 5616 1.227.900 𝑥 1000=4,5 𝑝𝑒𝑟 1000 kelahiran hidup
5. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Post Neonatal Mortality Rate) Post Neonatal Mortality Rate (PNMR) adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. 𝑃𝑁𝑀𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑚𝑢𝑟>28 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑑𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥 1000 Contoh Soal : Hasil sensus penduduk Jepang tahun 1990, dilaporkan jumlah kematian bayi berumur lebih dari 28 hari sampai 1 tahun sebanyak 3.985 orang, jumlah kelahiran hidup 1.227.900 orang. Berapa IMR tahun 1990? 𝐼𝑀𝑅= 3985 1.227.900 𝑥 1000=3,2 𝑝𝑒𝑟 1000 kelahiran hidup
6. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate ) Maternal Mortality Rate (MMR) adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. 𝑀𝑀𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛, 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥 100.000 Contoh Soal : Jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan di Singapura hanya 1 orang pada tahun 1990, dengan jumlah seluruh kelahiran hidup sebanyak 49.864 orang. Berapa MMR pada tahun 1990? 𝑀𝑀𝑅= 1 49.864 𝑥 100.000=2 𝑝𝑒𝑟 100.000 kelahiran hidup
7. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate) 𝐴𝑆𝐷𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑔𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥1000 Contoh Soal : Penduduk Indonesia tahun 1990 adalah 230.440.000 jiwa dengan jumlah kematian pada umur 30 tahun selama tahun 1990 sebanyak 17.800 jiwa. Berapa nilai ASDR tahun 1990? 𝐴𝑆𝐷𝑅= 17.800.000 230.440.000 𝑥1000= 77 𝑝𝑒𝑟 1000 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
8. Case Fatality Rate ( CFR ) Case Fatality Rate (CFR) adalah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut per 1000 penduduk pada tahun yang sama. 𝐶𝐹𝑅= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥 1000 Contoh Soal : Selama tahun 2009 di Tanah Datar dilaporkan 9.000 kasus DBD, 100 oran g diantaranya meninggal dunia. Jumlah penduduk Tanah Datar sebanyak 400.000 orang. Berapa nilai CFR? 𝐶𝐹𝑅= 100 9000 𝑥 1000=11 𝑝𝑒𝑟 1000 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
9. Still Birth Rate Adalah kematian yang terjadi pada janin yang berusia 20-28 minggu
UKURAN MORBIDITAS 1. Angka Insidensi Angka Insidensi adalah jumlah kejadian dalam kurun waktu tertentu dibagi penduduk yang mempunyai risiko (population at risk) terhadap kejadian tersebut dalam kurun waktu tertentu dikalikan dengan konstanta “k”. Angka Insidensi = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑎𝑡 𝑟𝑖𝑠𝑘 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 ×𝑘 Contoh : Angka Insidensi kematian penduduk negara A karena penyakit jantung pada tahun 1990 adalah 247 per 100.000 penduduk. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus berikut : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑟𝑎 𝐴 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1990 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑟𝑎 𝐴 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1990 ×100.000
2. Angka Prevalensi Point prevalence Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Point Prevalence = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 Periode Prevalance Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutanNilai ini hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit kanker dan kelainan jiwa. Periode Prevalence = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑
Manfaat Insidensi dan Prevalensi Manfaat dari pengukuran Insidensi, adalah : Banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi untuk mencari adanya asosiasi sebab-akibat Mengadakan perbandingan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda Mengukur besarnya resiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu Manfaat dari pengukuran Prevalensi, adalah : Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan, misalnya penyediaan sarana obat-obatan, tenaga, dan ruangan Menyatakan banyaknya kasus yang dapat didiagnosis
TERIMAKASIH