Subdit Statistik Industri Kecil dan Rumahtangga

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Graf.
Advertisements

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
Statistik Konstruksi Direktorat Statistik Industri
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 14 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
Strategi Nasional Literasi Keuangan
Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
Statistik Konstruksi Direktorat Statistik Industri
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA
KETENTUAN SOAL - Untuk soal no. 1 s/d 15, pilihlah salah satu
THE RATIO ESTIMATOR VARIANCE DAN BIAS RATIO PENDUGA SAMPEL VARIANCE
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
SURVEI CONTOH Rancangan Survei Ekonomis/ The Economic Design Survey
Kerangka Dasar dan Manfaat Tabel I-O, asumsi dan Keterbatasannya
SUBDIT STATISTIK HARGA PRODUSEN
Dan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Dan Belanja (Sp3b) Blu
STANDARD PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR (SPM)
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
PERINDUSTRIAN MEDIA PEMBELAJARAN VERRY A.J.M. SILALAHI,S.Sos.
SURVEI CONTOH Kuliah 2: Langkah-Langkah Melaksanakan Survei Contoh Dosen: Dr. Hamonangan Ritonga, MSc Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Tahun.
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
Biaya Produksi.
Sistem Pengkodean Wilayah Administrasi BPS
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 10 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
Soal Latihan.

Luas Daerah ( Integral ).
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT ANGGARAN II GEDUNG SUTIKNO SLAMET LANTAI 13 JL.WAHIDIN RAYA NO.1 JAKARTA.
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
MATA KULIAH PAKET PROGRAM PENGOLAHAN DATA STATISTIKA
S. Happy Hardjo Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
LANGKAH-LANGKAH melaksanakan SURVEI CONTOH
Sosialisasi KLUI/KBLI/ISIC
SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (IMK)
Penarikan sampel dua fase ( Two phase / Double sampling )
Tujuan SSU Mendapatkan data statistik upah yang lebih rinci, yaitu upah menurut jenis kelamin dan jenis jabatan/ pekerjaan untuk : - karyawan non produksi/pelaksana.
METODOLOGI R ISET K ESEHATAN D ASAR 2010 (RISKESDAS 2010)
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Statistik Pariwisata - 2
KOTA SEHAT BERAWAL DARI LINGKUNGAN YANG SEHAT
Pengangguran di Indonesia
SURVEI CONTOH PERTEMUAN KE-4.
THREE STAGE SAMPLING (SAMPLING TIGA TAHAP)
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
KEGIATAN EKONOMI KESEHATAN Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH.
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
Akuntasi Sektor Publik Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Daerah
Pengumpulan, Pengolahan, DAN Penyajian Data
BADAN PUSAT STATISTIK INTEGRASI SISTEM UPDATING DIREKTORI
METODOLOGI SUSENAS 2010 Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas 2010 terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1.Kerangka pemilihan sampel primer (primary sampling.
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Diseminasi Hasil Listing SENSUS EKONOMI 2016
SENSUS EKONOMI 2006 POTRET POTENSI EKONOMI INDONESIA
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
Berita Resmi Statistik
DATA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
Pelaksanaan Sensus Ekonomi (SE) 2016 Kota Surabaya
PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO SAMPAI DENGAN PERIODE TW III 2016
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
Transcript presentasi:

Subdit Statistik Industri Kecil dan Rumahtangga BADAN PUSAT STATISTIK TAHUN 2013

Pendahuluan 2 Perkembangan sektor industri dari sisi jumlah usaha dan pekerja dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang meningkat. Walaupun begitu kenaikannya belum bisa melebihi jumlah usaha dan pekerja pada kondisi sebelum krisis tahun 1997. Share sektor industri terhadap PDB triwulan III tahun 2013 sekitar 24 % semakin jauh melampaui peran sektor pertanian (14,2 %)

Gambaran Umum Usaha IMK memberikan sumbangan yang cukup besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia Usaha IMK umumnya usaha rumah tangga yang sebagian besar masih bercampur dengan tempat tinggal. Usaha IMK merupakan usaha rumah tangga yang masih memerlukan pembinaan yang terus menerus dibidang pemasaran, permodalan, dan pengolahan.

KEGIATAN SUBDIT INDUSTRI MIKRO KECIL RUMAHTANGGA (IKR) RUTIN : SURVEI INDUSTRI MIKRO KECIL TRIWULANAN ( IMK) SURVEI INDUSTRI MIKRO KECIL TAHUNAN ADHOC : SURVEI PENGGILINGAN PADI (PIPA) SURVEI KEPERLUAN EXTERNAL

Sumber Data IKR Tahun 1991 – 1995, Survei IKR Tahun 1996, Sensus Ekonomi 1996 Tahun 1998 – 2005, tergabung dalam SUSI (Survei Usaha Terintegrasi) Tahun 2006, Sensus Ekonomi 2006 Tahun 2009-2010, Survei IKR Tahun 2011 sd sekarang, Survei IKR Triwulanan

IMK TRIWULANAN UMUM : VIMK diselenggarakan untuk mendata keberadaan, penyebaran, aktivitas, dan karakteristik kegiatan IMK Pendekatan pencacahan VIMK dilakukan melalui pendekatan perusahaan/usaha Sasaran pencacahan IMK adalah perusahaan/ usaha berskala mikro dan kecil.

Tujuan Secara umum VIMK bertujuan untuk mengetahui profil Industri Mikro dan Kecil (IMK) daerah potensi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro Secara khusus tujuan VIMK adalah untuk mengetahui pertumbuhan produksi IMK, selain itu juga untuk mendapatkan informasi dasar tentang berbagai informasi mengenai kegiatan ekonomi menurut 2 digit KBLI berupa persentase/rata-rata proporsi, seperti: Banyaknya usaha Banyaknya tenaga kerja Pengeluaran untuk tenaga kerja Struktur input dan output Kendala dan prospek usaha Keterangan lain yang berkaitan dengan usaha IMK

Lingkup dan Cakupan Beberapa kabupaten/kota daerah potensi seluruh provinsi di Indonesia Sasaran pencacahan : industri mikro dan industri kecil termasuk pengusaha/pemilik. Klasifikasi Industri pengolahan Industri Rumahtangga : 1 – 4 pekerja Industri Kecil : 5 – 19 pekerja Industri Sedang : 20 – 99 pekerja Industri Besar : > 99 pekerja

INSTRUMEN YG DIGUNAKAN DAFTAR DSBS DAFTAR L DAFTAR RB DAFTAR DS DAFTAR S BUKU PEDOMAN

METODOLOGI Kerangka Sampel : 1. Pemilihan BS - SE 2006 2. Pemilihan Usaha  L Rancangan Penarikan Sampel - Tahap 1 memilih sejumlah blok sensus pada setiap strata secara PPS (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya IMK hasil listing. Penarikan sampel BS antar strata dilakukan secara independent-- dri SE 2006 -- di BPS

3 Tahap 2 IK take all (kecuali jika ada Propinsi dengan jumlah Industri Kecilnya melebihi jumlah target sampel maka dilakukan pemilihan sampel) dan IK dipilih dari hasil listing secara sistematik linier untuk setiap jenis usaha sesuai KBLI pada blok sensus terpilih. -- di Prov dan Kab

Konsep dan Definisi Industri Manufaktur: Kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (makloon).

b. Perusahaan pembuatan sepatu dari kulit. Usaha Industri: suatu unit/kesatuan produksi yang terletak pada tempat tertentu yang melakukan kegiatan untuk mengubah barang-barang (bahan baku) dengan mesin atau bahan kimia atau dengan tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut kepada konsumen akhir. Contoh: a. Usaha pembuatan jamu. b. Perusahaan pembuatan sepatu dari kulit. c. Usaha pembuatan ukir-ukiran dari kayu. 4

Perusahaan/Usaha Jasa Industri Manufaktur (makloon) : Unit kegiatan dari suatu industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak yang dilayani dan pihak perusahaan/usaha melaksanakan proses pengolahannya dengan memperoleh pembayaran sebagai balas jasanya (nilai upah makloon). Contoh : Usaha Penggilingan Padi

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Rev 4 10 Industri Makanan 11 Industri Minuman 12 Industri Pengolahan Tembakau 13 Industri Tekstil 14 Industri Pakaian Jadi 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Anyaman Rotan 21 Industri farmasi, Obat dan Obat Tradisional 22 Industri Karet, Barang Dari Karet dan Plastik 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 24 Industri Logam dasar 25 IIndustri Barang Logam, bukan Mesin & Peralatannya 26 ndustri Komputer, Barang Elektronika dan Optik 28 Industri Mesin dan perlengkapan YTDL 30 Industri Alat Angkutan Lainnya 31 Industri Furnitur 32 Industri pengolahan Lainnya 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 5

Pendaftaran perusahaan/usaha industri di setiap blok sensus dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan bangunan dan pendekatan rumah tangga. 1. Pendekatan bangunan : a. Bangunan usaha IMK di blok sensus terpilih b. Bangunan campuran c. Industri yang lokasi usahanya bukan di suatu bangunan sensus namun lokasi usahanya tetap (misal: gerobak, dll) maka tempat usaha tersebut dianggap sebagai satu bangunan fisik dan sensus tersendiri. Contoh : Pembuatan pelat nomor kendaraan bermotor di gerobak tetap.

2.Pendekatan rumah tangga : Usaha IMK yang dilakukan anggota rumah tangga di bukan bangunan sensus dengan memperhatikan: a. Lokasi usaha tidak tetap/keliling Contoh : - Jasa pemotong balok yang dilakukan dengan keliling - Jasa penggilingan padi keliling (huller) b. Lokasi tetap Contoh : - Penggergajian kayu di hutan. - Pemecahan batu di pinggir sungai

Direktorat Statistik Industri Metode Penghitungan Indeks IMK Paasche Method Tahapan Paasche Method : Rasio Komoditi Rasio Perusahaan Rasio KBLI & Total Indeks KBLI & Total Growth KBLI & Total

Direktorat Statistik Industri Tahapan Penghitungan Indeks IMK 𝑹𝟏 𝒊𝒋𝒌𝒕 = 𝑸 𝒊𝒋𝒌𝟎 𝑸 𝒊𝒋𝒌𝒕 𝐼 𝑡 = 𝐼 (𝑡−1) ×𝑅×100 4. Indeks KBLI & Total 1. Rasio Komoditi 𝑹𝟐 𝒋𝒌𝒕 = 𝑽 𝒋𝒌𝒕 𝑽 𝒋𝒌𝒕 𝑸 𝒊𝒋𝒌𝟎 𝑸 𝒊𝒋𝒌𝒕 Keterangan Qijkt/0 : banyaknya komoditi ke-i pada perusahaan ke-j dalam kelompok industri ke-k pada waktu ke-t/0 Vijkt/0 : Nilai produksi ke-i pada perusahaan ke-j dalam kelompok industri ke-k pada waktu ke-t/0 Wkt/0 : Weight pada kelompok industri ke-k pada waktu ke-t/0 2. Rasio Perusahaan 𝑹𝟑 𝒌𝒕 = 𝑾 𝒌 𝑽 𝒋𝒌𝒕 𝑾 𝒌 𝑽 𝒋𝒌𝒕 𝑸 𝒊𝒋𝒌𝟎 𝑸 𝒊𝒋𝒌𝒕 3. Rasio KBLI & Total

Direktorat Statistik Industri Pertumbuhan Produksi IMK 2013 Tahun ( t ) (q-to-q) Tahunan Triw I Triw II Triw III Triw IV (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2013 1.26 1.48 2.21 Tahun ( t ) (y-on-y) Tahunan Triw I Triw II Triw III Triw IV (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2013 2.12 2.05 3.32

Direktorat Statistik Industri Pertumbuhan Produksi IMK 2013 beberapa kelompok Industri KBLI Jenis Industri Pertumbuhan (%) Triw I Triw II Triw III (1) (2) (3) (4) 10 Industri Makanan 0.50 2.82 4.32 11 Industri Minuman -5.14 4.08 2.53 12 Industri Pengolahan Tembakau -0.77 -0.24 1.74 13 Industri Tekstil -1.51 6.27 2.24 14 Industri Pakaian Jadi 0.54 3.28 7.15 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 4.22 -2.76 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Anyaman Rotan 3.50 -5.83 -0.22 21 Industri farmasi, Obat dan Obat Tradisional 13.05 9.53 -19.13 22 Industri Karet, Barang Dari Karet dan Plastik 5.78 6.82 -10.67 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 2.18 -2.88 0.78 24 Industri Logam dasar 3.84 -2.36 0.46 25 Industri Barang Logam, bukan Mesin & Peralatannya -0.23 1.76 26 Industri Komputer, Barang Elektronika dan Optik -0.53 3.12 28 Industri Mesin dan perlengkapan YTDL -1.19 3.00 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -0.28 -2.82 4.52 31 Industri Furnitur 5.15 3.82 1.92 32 Industri pengolahan Lainnya 2.06 5.68 -4.60 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 1.44 -4.10 3.07 INDONESIA 1.26 1.48 2.21

Direktorat Statistik Industri Pertumbuhan Produksi IMK 2013 beberapa Provinsi No Provinsi Trw I Trw II Trw III (1) (2) (3) (4) (5) 1. 11. Nangroe Aceh Darussalam 4.79 8.55 6.61 2. 12. Sumatera Utara -5.21 9.45 -2.11 3. 13. Sumatera Barat -5.14 9.19 11.52 4. 31. DKI Jakarata 4.12 0.65 5. 32. Jawa barat 0.05 4.91 1.52 6. 33. Jawa Tengah -3.92 3.81 2.44 7. 34. DI Yogyakarta 7.42 -1.64 0.76 8. 35. Jawa Timur 2.32 2.27 8.03 9. 36. Banten -0.59 3.19 -6.76 10. 64. Kalimantan Timur 8.88 -2.65 5.00 11. 94. Papua Barat 6.48 -6.29 2.21 Indonesia 1.26 1.48

Direktorat Statistik Industri Pertumbuhan Produksi IMK 2013 Provinsi DKI Jakarta KBLI Jenis Industri Pertumbuhan Q to Q (%) Trw I Trw II Trw III (1) (2) (3) (4) (5) 10 Industri Makanan 1,75 -7,11 10,60 11 Industri Minumam 4,16 2,76 6,20 13 Industri Tekstil -6,84 -3,22 7,10 14 Industri Pakaian Jadi 9,29 -0,72 3,05 15 Industri Kulit, arang dari Kulit dan Alas Kaki -4,12 6,66 -3,36 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman -6,96 4,65 4,40 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia -10,08 3,89 -0,52 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -5,91 7,89 -2,85 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 2,86 -11,48 -4,23 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 2,03 -0,63 -1,05 26 Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik 22,08 -16,96 3,14 27 Industri Peralatan Listrik 3,98 15,62 7,02 29 Industri Kendaraan bermotor, Trailer dan Semi Trailer 10,07 13,53 3,43 31 Industri Furnitur -6,89 39,50 16,33 32 Industri Pengolahan Lainnya -19,67 41,72 12,54 DKI Jakarta  -2,11 4,12 0,65

SURVEI IMK TAHUNAN Tujuan : Untuk mendapatkan populasi industri mikro kecil periode tahunan dengan beberapa karateristik, misal : banyaknya usaha, tenaga kerja, input output, balas jasa, modal dan kendala. Contoh : Jumlah usaha IMK 2013 : 3,4 jta Jumlah T.K : sekitar 6,4 jta Input : 1,1 trilyun Output : 1,6 trilyun

Kesimpulan : Survei : Persiapan - perencanaan (anggaran, tujuan) - instrumen - metodologi - dummy tabel - pengolahan

2. Pelaksanaan : - Pencacahan - Pengawasan - Pemeriksaan 3. Pengolahan - Data entri - Tabulasi 4. Diseminasi - Analisis - Hasil

Terima kasih