norma sosial & negosiasi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BUDAYA PERUSAHAAN DAN ETIKA
Advertisements

MATERI 12 PERILAKU ORGANISASI
MANAGERIAL.
NEGOSIASI DAN KONFLIK By : 1. Utari
Mengelola Konflik dan Negosiasi
Serba serbi perundingan (int’l). objectives tahap.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING )
1. Menemukan suatu kesepakatan kedua pihak secara adil & dpt memenuhi harapan kedua pihak. Suatu proses komunikasi dimana dua pihak masing2 dg tujuan.
KEKUASAAN DAN PENGARUH
Created by : Rini Aprilia, M.Sc
PENGANTAR MODAL SOSIAL
PERILAKU DALAM ORGANISASI
PERTEMUAN 15.
NEGOSIASI FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA.
Perilaku Antar Kelompok dan MENGELOLA KONFLIK
BAB IX NEGOSIASI Negosiasi adalah jembatan yang menghubungkan dua kepentingan yang berbeda.
MANAJEMEN KONFLIK  .
Social Exchange & Equity in a Relationship (Psi keluarga pertemuan 7)
Pengantar Manajemen Manajemen Konflik Pengantar Manajemen
Pendekatan Kekuasaan dan Pengaruh
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PERKULIAHAN MELALUI LESSON STUDY Sulthon taqdir Alfirdaus, S.Pd.
isu, konteks, & hasil negosiasi
Social Control.
Proses Kelompok: Terbentuknya Kelompok
1 KONFLIK DAN NEGOSIASI Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung 2009 Dosen Pembina:
Managing Organizational Conflict, Politics, and Negotiation
Jappy P. FanggidaE, SE., M.Si., MBA
15 Hukum Negosiasi yang Berhasil
KEKUASAAN DAN PENGARUH
KEPEMIMPINAN & KERJASAMA TIM
Pertemuan ke-12 KEPEMIMPINAN
Manajemen Konflik.
Prasangka: Sumber Prasangka & Cara Mengatasi
Sumber : Perilaku Organisasional
KONFLIK DAN NEGOSIASI Program Studi Sistem Informasi
Pertemuan 11.
Sifat dasar negosiasi Natasya ulfiyah ( )
Manajemen risiko Tim Dosen.
BAB IX NEGOSIASI Negosiasi adalah jembatan penghubung antara dua kepentingan yang berbeda dan saling bergantung.
CONVENING (PERTEMUAN ANTAR PIHAK)
Analisa Biaya transaksi dan Modal Sosial
Negosiasi oleh : DR. M. AMIR HAMZAH, SH.,MH.
MANAJEMEN KONFLIK Di sampaikan pada acara student day
Conflict and Negotiation
BAB 16 DINAMIKA KELOMPOK 1. ALASAN TERBENTUKNYA KELOMPOK
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
NEGOSIASI.
Keanggotaan dan Basis Dukungan Partai
MEDIASI, KONSILIASI, ARBITRASE
POLA-POLA BUDAYA.
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
PERTEMUAN KETIGA PERILAKU BERKOMUNIKASI : MEMAHAMI KEPRIBADIAN DAN MANAGEMEN KONFLIK
Jappy P. FanggidaE, SE., M.Si., MBA
Model problem based learning
STIKES ABI SURABAYA KONSEP BERUBAH.
SRI MAMUDJI-FHUI-IICT
Negosiasi Miko Kamal 'Alternative Dispute Resolution'
MANAJEMEN KOMPENSASI DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Pengertian Sengketa Pengertian sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia Berarti pertentangan atau konflik, Konflik.
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KONFLIK
STMIK Pradnya Paramita Malang
KEKUASAAN DAN PENGARUH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI
MEDIASI, KONSILIASI, ARBITRASE
KONSEP KOLABORASI DAN NEGOSIASI. Konsep Kolaborasi Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu,
Manajemen Konflik dan Negoisasi
Pertemuan 9 :Conflict Management Disusun : Lies Sunarmintyastuti
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Konflik dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial 1. Konflik dalam Kehidupan Sosial 2. Integrasi dalam Kehidupan Sosial.
Power and influence in the workplace
Transcript presentasi:

norma sosial & negosiasi

fairness/distributive justice social norms fairness/distributive justice equality: everyone benefits or contributes equally equity: benefits should be proportional to contribution needs: benefits should be proportional to needs

equality rules equal outcomes: all parties benefit equally in the final agreement equal concessions: concession matching, splitting the difference aspiration balance: matching/balancing reductions in the other party‘s level of aspiration outside precedent: comparing outcomes with those achieved at other similar negotiations

norma sosial mencegah munculnya konflik norma menekan konflik norma sosial mencegah munculnya konflik norma sosial mengatur bagaimana konflik dijalankan norma sosial menyediakan solusi terhadap masalah yang muncul

norma mendorong konflik norma sosial mendorong untuk mempertahankan posisi norma sosial yang digunakan berbeda atau diterjemahkan secara berbeda norma sosial berkaitan dengan masalah emosi dan persepsi akan ‘keadilan’

norm enforcement voluntary: in our interest, other‘s standards, legitimate, trust in-group friendliness and solidarity: encourages concern about the welfare & opinion of group members, enhances compliance, counteract temptation to defect social pressure: labelling, exclusion sanction system: member, leader, group direct administration: taking decision making (on compliance) out of individuals

hubungan a/perunding

kekuasaan: stick & carrot kekuasaan relatif: kekuasaan yang dipunya satu pihak atas pihak lain kekuasaan absolut: kekuasaan yang dipunya masing-masing pihak atas pihak lain

kekuasaan dl negosiasi membentuk persepsi atas kekuatan diri membentuk sikap terhadap lawan membentuk strategi bernegosiasi dan strategi pendukung lainnya

kepercayaan: kerjasama trait / sifat dasar manusia pengalaman kerja sama di masa lalu pengorbanan yang sudah dilakukan preseden kerja sama yang dilakukan lawan dengan pihak lain karakter dasar lawan ketergantungan lawan indikasi keinginan bekerjasama keanggotaan kelompok yang sama identitas bersama kemungkinan hukuman pihak ketiga

Kepercayaan dl negosiasi mendorong pertukaran informasi, terutama mengenai nilai dan prioritas mempermudah tercapainya kesepakatan mendorong kerjasama dalam skenario-skenario games

can/should we trust trust? reversibility – membuka kemungkinan untuk membatalkan / keluar dari komitmen / kesepakatan fractionation – memperkecil peluang kerugian jika pihak lain ingkar

hub positif & negatif working relationship norma pemecahan masalah – semua pihak mengupayakan tercapainya kepentingan semua pihak, bukan hanya kepentingan diri sendiri norma mutual responsiveness – mengalah pada kondisi tertentu norma kejujuran – memberikan informasi yang benar

hub positif & negatif tetap rasional, meskipun lawan emosional mencoba memahami lawan, meskipun lawan tidak memahami kita berkonsultasi dengan lawan, meskipun lawan tidak mau mendengar kita tetap jujur, meskipun lawan tidak dapat dipercaya menghindari taktik koersif, meskipun lawan menggunakannya terbuka terhadap persuasi lawan dan mencoba mempersuasi lawan peduli terhadap lawan serta bersedia belajar dari lawan, meskipun lawan menolak pertimbangan kita ‘serang’ masalahnya, bukan orangnya membuka ruang-ruang komunikasi dengan lawan menerapkan ketrampilan mendengar aktif mengekspresikan kepedulian terhadap pencapaian lawan secara terbuka menunjukkan komitmen terhadap strategi pemecahan masalah mengkaji ulang kepentingan kita, terutama yang sulit diterima oleh lawan – siapa tahu kepentingan itu sebenarnya tidak esensial untuk kita memberi imbalan jika lawan memberi konsesi do little favors – memberi lawan hadiah, mentraktir lawan makan bersama, menghadiri acara keluarga lawan mencari ikatan atau kesamaan dengan lawan melakukan inisiatif sepihak memperluas kontak dan komunikasi menegosiasikan bentuk hubungan baru

proses kelompok

proses kelompok perwakilan tim perunding

jumlah konstituen besar perlu pengetahuan khas perlu ketrampilan khas wakil berunding jumlah konstituen besar perlu pengetahuan khas perlu ketrampilan khas punya pengaruh khusus ada hambatan emosional taktik

wakil berunding vis a vis konstituen one-way influence model mutual influence model: adam’s paradox, role conflict, lead negotiator = quasi mediator network model

rantai negosiasi: network model stakeholder? link? arena? arena: information transmission, persuasion, problem solving mana arena paling a lot? mana arena paling lunak? mana arena paling problem solving? mhs 1 mhs 2 mhs 3 div. internal ketua komahi X Y WD II fakultas dosen 1 ketua jurusan dosen 2 dosen 3

proses kelompok dl negosiasi sikap/perilaku individu vs kelompok group boundaries proses intra-/antar- kelompok

sikap/perilaku individu vs kelompok hubungan antarkelompok lebih kompetitif dibandingkan hubungan antarindividu kelompok perunding lebih mudah mencapai problemsolving dibandingkan individu perunding

group boundaries rasa percaya, pemberian konsesi, dan konsiliasi lebih kental pada perundingan antarsesama anggota tim perunding dibandingkan antara tim perunding

proses intra-/antar-kelompok proses intrakelompok selaras dengan proses antarkelompok (resiprocal)

negotiators of the week Ici Romy Diwya Ami