HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN SUPERVISI TERPADU DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK KOTA DENPASAR KABUPATEN KLUNGKUNG PROPINSI BALI Bali, 4 – 7 November 2014
1000 hari pertama kehidupan Lansia CONTINUUM OF CARE Kualitas Degenerasi Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja Upaya promotif dan preventif di hulu sama pentingnya dengan yang dihilir Pelayanan bagi anak SD Kespro remaja Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll Fe 1000 hari pertama kehidupan Pelayanan bagi balita Pelayanan bagi bayi Penjaringan Bln Imunisasi Anak Sekolah Upaya Kes Sklh PMT Persalinan, nifas & neonatal Pelayanan Antenatal Pemantauan pertumbuhan & perkembangan PMT Pelayanan PUS & WUS Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur). Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas. Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang dilakukan meliputi Program Perencaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil. Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran di daerah dengan akses sulit dan kemitraan bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan. Apabila terjadi komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes dasar (Puskesmas PONED) maupun fasyankes lanjutan (RS PONEK). ASI eksklusif Imunisasi dasar lengkap Pemberian makan Penimbangan Vit A MTBS Promotif Diagnosa Dini Preventif Kuratif Rehabilitatif APN (MAK III) dan KF Inisiasi Menyusu Dini Vit K 1 inj Imunisasi Hep B Rumah Tunggu Kemitraan Bidan Dukun KB pasca persalinan PONED-PONEK Promotif Preventif Diagnosa Dini Kuratif Rehabilitatif P4K Buku KIA ANC terpadu Kelas Ibu Hamil Fe & asam folat PMT ibu hamil TT ibu hamil Konseling Kespro Pelayanan KB KIE Kespro Catin PKRT 2
Upaya Peningkatan Kelangsungan Hidup Anak Tk Rujukan PONEK, Yankes Anak di RS Kab/Kota Regionalisasi RS rujukan Tk Puskesmas Perawatan Neonatal Esensial, Manajemen BBLR (metode kanguru), Manajemen Asfiksia, Manajemen Terpadu Balita Sakit PONED Tk Masyarakat Pemanfaatan Buku KIA, Kelas Ibu Balita MTBS-M Terkait dengan permasalahan diatas, Kementerian Kesehatan bersama organisasi profesi telah mengembangkan berbagai upaya yang dapat dikelompokkan sebagai berikut: Upaya Peningkatan Kelangsungan Hidup Bayi dan Anak Balita antara lain melalui peningkatan kapasitas bidan, perawat, dokter tentang Manajemen Asfiksia, BBLR, MTBS; peningkatan kemampuan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam menangani kegawatdaruratan neonatal (PONED dan PONEK); penyediaan obat dan alat kesehatan; pemanfaatan Buku KIA serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat. 3 3
Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Anak Tk Rujukan Skrining Hipotiroid Kongenital Rujukan Kasus Tumbuh kembang Rujukan PKPR Tk Puskesmas Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) UKS, Penjaringan Kesehatan Puskesmas Peduli Remaja (PKPR) Tk Masyarakat Integrasi Posyandu/PAUD/KB Konselor Sebaya Upaya Peningkatan Kualitas Hidup yang dimulai dari bayi sampai dengan usia remaja melalui Skrining Hipotiroid Kongenital, Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, pada anak usia sekolah dan remaja melalui UKS, peningkatan kapasitas puskesmas sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan peduli remaja, serta pemberdayaan masyarakat melalui integrasi Posyandu-PAUD & BKB dan konselor sebaya. 4 4
Upaya Perlindungan Kesehatan Anak Tk Rujukan Kasus KtA di Pusat PelayananTerpadu/ IGD RS Anak disabilitas di klinik Rujukan Tumbuh Kembang Tk Puskesmas Puskesmas mampu tatalaksana kekerasan (KtA) Pembinaan Yankes anak di panti/LKSA, Pembinaan Yankes ABH di lapas/rutan, Pembinaan Yankes Anak dengan disabilitas melalui UKS diSLB Tk Masyarakat Penanganan Anak dengan disabilitas di Tingkat Keluarga Upaya Perlindungan Kesehatan Anak antara lain peningkatan kapasitas puskesmas untuk mampu memberikan penanganan terhadap anak korban kekerasan, baik fisik maupun psikis. 5 5
Puskesmas klungkung I Puskesmas non perawatan Membawahi 10 desa/kelurahan Mempunyai 7 pustu dan 3 polindes Jarak ke RS rujukan 3km Pelayanan di Puskesmas pada 5 Poli yaitu Poli Lansia (45 th ke atas), Poli umum (18-44 thn), Poli KIA/KB, Poli Gigi, Poli anak dan Remaja (5-17 thn) Mempunyai 1 dr umum, 7 bidan di pkm dan 13 di pustu/polindes, dan 10 perawat Tidak melaksanakan persalinan di puskesmas Persalinan dilakukan di pustu dan polindes
Persalinan dengan dukun (-), persakinan di rumah (-) Sekarang dalam persiapan puskesmas untuk dapat melayani persalinan, namun masih terkendala tenaga. (?) Ada rencana untuk dijadikan puskesmas poned mengingat jarak ke RS rujukan dekat, sebaiknya tidak usah poned Ada inovasi melatih teruni (remaja putri) untuk mendampingi ibu mulai dari hamil sampai anak berusia 6 bulan dalam hal pemberian ASI
Pelayanan kesehatan neonatus dan bayi Kematian bayi s/d oktober 2014 : 2 orang Penyebab : kelainan kongenital dan asfiksia (persalinan dengan SC di RS) Petugas terlatuh BBLR dan manjemen asfiksia 3 orang Ketersediaan peralatan emergency neonatus (?) Kunjungan neonatal telah menggunakan fom MTBM, namun ketersediaan form sering kurang (?) Pelayanan neonatal komplikasi masih rendah
Perlindungan kesehatan anak KtA : Tenaga terlatih KtA : 1 orang (bidan ) dilatih di provinsi tahun 2013 dokter belum terlatih Sosialisai internal telah dilakukan Penemuan kasus KtA (-) sensitivitas petugas dalam menemukan kasus (?) Jejaring rujukan dengan LS terkait belum berjalan, mengingat belum ada kasus yang ditemukan Pelaporan tiap bulan ke dinkes
Pelayanan kesehatan anak di panti : Mempunyai 1 panti di wilayah kerja Tahun 2013 pelayanan di panti bersamaan dengan pusling, pelayanan lebih bersifat kuratif Sejak tahun 2014, karena anak panti tidak ditanggung JKn, maka pelayanan tidak lagi dilakukan pelayanan di panti lebih diarahkan pada promotif dan preventif, tidak hanya kuratif, sehingga walupun tidak dijamin dalam JKN tetap harus berjalan.
PENJARINGAN PESERTA DIDIK Kesiapan Pelayanan Penjaringan Peserta Didik: Ada petugas (1 orang) yang telah menerima pelatihan , orientasi mengenai Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Tersedia buku Pedoman petunjuk Teknis Penjaringan Anak Peralatan Penjaringan -- ada tetapi tidak berada dalam 1 tempat -- misalnya kaca mulut , pinset pd saat pengamatan ada di UGD Melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala 2 kali setahun - awal semester dan akhir tahun
PENJARINGAN PESERTA DIDIK (Lanjutan) Materi penyuluhan berupa ppt dari petugas PKM -- masih kurang Media KIE lainnya misalnya : lembar balik PKPR, Poster, leaflet dll Inovasi - sudah dilakukan indentifikasi 5 penyakit terbanyak dari hasil penjaringan tetapi belum dilakukan intervensi lebih lanjut-- ispa, jerawat, caries… Data pelaporan hasil penjaringan (?) ---.> belum di tunjukkan
PUSKESMAS PKPR Kesiapan Pelayanan PKPR di Puskesmas Dinkes Kab Klungkung telah memiliki …. Puskemas PKPR yaitu Klungkung I, Klungkung II, Dawan II dan Puskemas Banjarangkan I Ada petugas (1 orang) terlatih PKPR sehingga bisa menerapkan di puskesmas Alur pelayanan PKPR belum berada 1 pintu - pasein remaja yang datang di periksa terlebih dahulu di poli anak & remaja - mendapat penanganan medis- jika perlu konseling baru di rujuk ke ruang terpisah Ada ruang konseling terpisah untuk menjaga kerahasian pasien remaja Inovasi - sudah dilakukan indentifikasi 5 penyakit terbanyak dari hasil penjaringan tetapi belum dilakukan intervensi lebih lanjut. Data pelaporan hasil penjaringan (?) ---.> belum di tunjukkan
PUSKESMAS PKPR (Lanjutan…) Pelayanan PKPR sesuai hari pelayanan Puskemas -- tidak ada khusus Tersedia buku Pedoman PKPR Rekam Medis Pasien remaja masih belum terpisah -- kerahasian kurang Pelayanan Farmasi belum terpisah bagi remaja -- terkait ketentuansetiap pasien harus terdata dalamaplikasi SIK Ditemukan 6 kasus IMS pada remaja dalam 2 thn terakhir -- perlu di cermati mengingat bahwa prov Bali daerah pariwisata Pencatatan dan pelaporan pelayanan PKPR belum rapi- petugas PKPR merangkap KtA dan MTBS
PUSKESMAS PKPR (Lanjutan…) Ada peer counselor sebaya dilakukan penyuluhan kespro, kecacingan, abat dll sebanyak 2 x setahun untuk siswa (SMP 3 sekolah, dan SMA/SMK 5 sekolah) Pencatan remaja terbagi atas 3 usia sekolah (SD, SMP, SMA sesuai form Prov)- menjadi kenadala di puskesmas untuk menentukan sasaran . Meningkatkan peran petugas puskesmas untuk mengajak remaja ke poli PKPR dan melakukan konseling Inovasi - Pelayanan PKPR di luar jam kerja melalui HP petugas PKPR dan langsung di tindak lanjuti. Meningkatkan peran puskesmas -- misalnya jika ada kasus remaja sms tentang kondisi kencing nanah maka petugas harus proaktif untuk mengajak ke puskesmas dan melakukan konseling
MTBS Tidak ada kesehatan terlatih MTBS yang bertugas di PKM Klungkung I (pindah ke tempat lain) Petugas pelaksana MTBS juga bertugas di poli KIA. Melaksanakan MTBS berdasarkan kala karya. Pengisian form MTBS belum dilengkapi dengan penilaiaan status gizi dan tindak lanjut terhadap temuan jika ada imunisasi yang belum didapatkan. Kematian anak balita di PKM = 0
SDIDTK Tenaga terlatih SDIDTK hanya ada 1 orang pelatihan tahun 2010, tetapi bukan penanggung jawab langsung di SDIDTK, melainkan di poli KIA Pelaksanaan SDIDTK dilakukan dengan berkoordinasi dengan pendidik PAUD tetapi belum menggunakan KPSP, melainkan berdasarkan hasil diskusi dan observasi tenaga pendidik PAUD Perlu peningkatan kapasitas pelaksana SDIDTK Perlu menguatkan integrasi dengan bunda PAUD dan tenaga pendidik PAUD . Dengan sasaran dan tujuan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup anak, penilaian KPSP dapat dilakukan oleh tenaga pendidik PAUD terlatih, jika ada hasil yang meragukan dapat dinilai kembali oleh petugas kesehatan.
BUKU KIA Tahun 2014 pengadaan buku KIA berasal dari Provinsi dan Kab Klungkung.. Status tercukupi Perencanaan Pusat tahun 2015 pengadaan BUKU KIA berasal dari Pusat sampai Kab/Kota Buku KIA sebagai KIE, pencatatan dan pelaporan serta sebagai bukti Klaim BPJS dalam pelayanan KIA
KABUPATEN KLUNGKUNG Anggaran APBD Kesga tahun 2014 Rp. 54.000.000 50% anggaran untuk pemenuhan kebutuhan buku KIA tahun 2014 sejumlah 1000 buku
PUSKESMAS 3 DENPASAR SELATAN KESIAPAN PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL: Tenaga kesehatan sudah ada yang dilatih manajemen asfiksia dan manjemen BBLR Kunjungan Neonatal melalui kerjasama dengan BPM Kunjungan Neonatal di Pustu lebih ditekankan lagi menggunakan algoritme MTBM
KESIAPAN PELAYANAN MTBS/MTBM: Ruangan MTBS bergabung dgn ruangan KIA Ada modul MTBS tapi tidak ada bagan dinding Telah dilatih 1 org tapi telah dilakukan OJT sehingga selalu dilakukan MTBS Semua peralatan tersedia Sebagian besar obat2an tersedia, yg tidak tersedia pirantel pamoat, infuus detroxe, tablet nalidiksat, injeksi ampicilin, gentamicyn & fenobarbital KESIAPAN PELAYANAN SDIDTK: Tersedia ruangan Ada 1 tenaga terlatih tapi telah dilakukan OJT Tersedia formulir Pedoman & peralatan/skining kit tersedia
KESIAPAN PELAYANAN PENJARINGAN SISWA: Ada tenaga terlatih tapi dilakukan dalam tim Pedoman & peralatan tersedia Kurang pinset & kaca mulut KESIAPAN PELAYANAN PKPR: Ada tenaga terlatih Tersedia ruangan konseling Pedoman & peralatan tersedia KESIAPAN PELAYANAN KtA: Ada tenaga terlatih Pedoman tersedia Tersedia ruang konseling
PUSKESMAS 4 DENPASAR SELATAN KESIAPAN PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL: Perlengkapan dan kebutuhan neo essensial sesuai standar Tenaga kesehatan sudah terlatih manajemen asfiksia dan manajemen BBLR Peralatan resusitasi tersedia hanya saja untuk posisi infant warmer membutuhkan perubahan posisi (karena digunakan untuk resusitasi juga jika terjadi kasus asfiksia) Pelayanan neo essensial sudah dilaksanakan meliputi : IMD, menjaga bayi tetap hangat, pemberian Vit K1, pemberian salep mata tetracyclin, Hep B0 dan pencegahan infeksi - SOP manajemen asfiksia dan manajemen BBLR terpasang di dinding
KESIAPAN PELAYANAN MTBS/MTBM: Ruangan MTBS bergabung dgn ruangan KIA Ada modul MTBS tapi tidak ada bagan dinding Telah dilatih 2 org tapi telah dilakukan OJT sehingga selalu dilakukan MTBS Semua peralatan tersedia Sebagian besar obat2an tersedia KESIAPAN PELAYANAN SDIDTK: Tersedia ruangan bergabung dgn ruang imunisasi Ada 2 tenaga terlatih tapi telah dilakukan OJT Tersedia formulir Pedoman & peralatan/skining kit tersedia
KESIAPAN PELAYANAN PENJARINGAN SISWA: Ada tenaga terlatih tapi dilakukan dalam tim Pedoman & peralatan tersedia Kurang pinset & kaca mulut KESIAPAN PELAYANAN PKPR: Ada tenaga terlatih Tersedia ruangan konseling Pedoman & peralatan tersedia KESIAPAN PELAYANAN KtA: Ada tenaga terlatih Pedoman tersedia Tersedia ruang konseling
Menurunkan kesakitan dan kematian akibat pneumonia dan diare Kerangka Kerja GAPPD untuk Perlindungan, Pencegahan, Pengobatan Pneumonia dan Diare Menurunkan kesakitan dan kematian akibat pneumonia dan diare PERLINDUNGAN anak dengan menyediakan praktek kesehatan yang baik sejak lahir ASI eksklusif 6 bulan Pemberian makanan tambahan yang adekuat Suplementasi Vitamin A PENCEGAHAN anak dari penyakit pneumonia dan diare Air minum yang aman dan sanitasi Cuci tangan pakai sabun Mengurangi polusi udara pada rumah tangga Pencegahan HIV Profikasis Cotrimoxazole pada anak dengan HIV atau terpapar Pemberian vaksin DTP, HiB, Pneumococ, dan Rotavirus PENGOBATAN yang sesuai untuk anak dengan diare dan pneumonia Meningkatkan pencarian pertolongan dan rujukan Manajemen kasus pada tingkat layanan kesehatan dan komunitas Penyediaan: ORS, Zzinc, antibiotik, dan Oksigen Pemberian makanan (termasuk pemberian ASI) 26 GAPPD: Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea (UNICEF, 2013)
Strategi Pencegahan dan Pengobatan Pneumonia dan Diare Vaksinasi Rotavirus Air bersih dan sanitasi Oralit, Zinc, dan pemberian makanan Pneumonia Perlindungan Pencegahan Pengobatan Suplementasi Vit. A Meningkatkan pola pencarian pertolongan dan rujukan Vaksinasi campak Promosi dan dukungan pemberian ASI Meningkatkan manajemen kasus dan di level komunitas dan fasilitas Cuci tangan pakai sabun Pemberian makanan tambahan Pencegahan HIV Melanjutkan pemberian makanan Vaksinasi Hib, Pertussin, PCV Antibiotik untuk Pneumonia Mengurangi polusi rumah tangga Terapi O2 sesuai indikasi Sumber: Adapted PATH: Tackling the deadliest diseases for the world’s poorest children.
28
29
30
Buku KIA : instrumen integrasi pelayanan KIA informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak, kebutuhan gizi, imunisasi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) catatan kesehatan dan pertumbuhan perkembangan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K (stiker tersedia dalam Buku KIA) Alat skrining pertumbuhan dan perkembangan anak dan cara stimulasi perkembangan anak Catatan imunisasi
KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita Kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA di masyarakat Paket Kelas Ibu Hamil Paket Kelas Ibu Balita Upaya pembelajaran ibu, suami, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan belajar bersama mempersiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan yang aman & selamat persiapan ibu bayi & balita dalam perawatan kesehatan anak sesuai standar 33
KELAS IBU HAMIL Modul 1: Pemeriksaan kehamilan agar ibu & janin sehat Modul 2: Persalinan aman, nifas nyaman, ibu & bayi selamat Modul 3: Pencegahan penyakit, gangguan gizi & komplikasi kehamilan agar ibu & bayi sehat Modul 4: Perawatan bayi agar tumbuh kembang optimal Modul 5: Aktifitas fisik & senam ibu hamil
KELAS IBU BALITA Materi terbagi menurut kelompok umur anak 1. Kelompok bayi 0 – 1 tahun Modul 1: Pemberian ASI Modul 2: Pemberian Imunisasi Modul 3: Pemberian MP-ASI usia 6 – 12 bulan Modul 4: Tumbuh kembang bayi Modul 5: Penyakit terbanyak pada bayi 2. Kelompok Anak usia 1 – 2 tahun Modul 1: Merawat gigi anak Modul 2: MP-ASI untuk anak umur 1 – 2 tahun Modul 3: Tumbuh Kembang Anak umur 1 – 2 tahun Modul 4: Penyakit pada anak Modul 5: Permainan Anak 3. Kelompok Anak usia 2 – 5 tahun Modul 1: Tumbuh Kembang Anak Modul 2: Pencegahan kecelakaan Modul 3: Gizi seimbang Modul 4: Penyakit pada anak Modul 5: Obat pertolongan pertama Modul 6: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
KEGIATAN TAMBAHAN Bina Keluarga Balita (BKB) PERMENDAGRI NO.19 THN 2011 Bina Keluarga Balita (BKB) Kelas Ibu Hamil dan Balita Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensi KLB Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan (PAB-PL) Program diversifikiasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan Kegiatan ekonomi produktif Tabungan ibu bersalin, tabungan masyarakat Bina Kesehatan Lansia (BKL) Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI MELALUI POSYANDU - PAUD - BKB Status Kesehatan/ imunisasi lengkap Status gizi anak baik Lingkungan yang aman dan sehat Stimulasi dan perawatan / pengasuhan yang benar Pendidikan anak usia dini Perlindungan terhadap tindak kekerasan & diskriminasi PENGEMBANGAN MODEL PELAYANAN : Mengintegrasikan layanan yang sudah ada dengan membawa anak anak Paud/BKB pada hari H Posyandu Pelayanan Posyandu di PAUD secara terintegrasi, pelaksanaan pada satu tempat (memudahkan anak dan orangtua mendapatkan layanan) layanan parenting/Kelas ibu Balita
HARAPAN INTERNALISASI PEMAHAMAN KONSEP KESAMAAN RASA TANGGUNGJAWAB DUKUNGAN PERAN SESUAI TUGAS POKOK FUNGSI KEMENTRIAN/LEMBAGA; AKADEMISI, LEMBAGA SWADAYA, DONOR, DUNIA USAHA INTERNALISASI PEMAHAMAN KONSEP MEMETAKAN SASARAN MENGIDENTIFIKASI SUMBERDAYA MENGAMBIL INSITIATIF MELAKUKAN DI LINGKUNGANNYA MENDORONG KEBIJAKAN PUBLIK MEMBERIKAN CONTOH KESAMAAN RASA TANGGUNGJAWAB KOMITMEN REGULASI LEADERSHIP