Feri Bolang Freesia Galuh Haswinda Hendi Ikhlas Naufal Ngabila Selti Sonia Yuni
Kata Sulit: - Keywords: - Wanita, 37 tahun - Sesak napas kambuh dan memberat - Kambuh saat lelah/batuk-pilek - Diberi obat inhalan - Batuk - Dahak putih kekuningan
Anamnesis Kepada dokter yang merawat ibu N menceritakan bahwa mulanya ia hanya batuk kadang berdahak putih kekuningan, kemudian sesak napasnya juga kambuh sehingga ia menggunakan obat semprot pelega napas beberapa kali dalam sehari. Biasanya sesak mereda dengan obat semprot tersebut, sesak napas memang sering timbul sejak lama terutama jika ia lelah ataupun jika ia sedang mendapat batuk pilek. Tetapi kali ini sesak tidak berkurang malahan semakin memberat sehingga ia segera berobat ke rumah sakit dan dianjurkan untuk dirawat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 90/menit, frekuensi napas 22/menit, suhu 37 ◦ C, Compos mentis. Tidak ada sianosis, tidak ada penggunaan otot bantu napas dan retraksi suprasternal Tenggorokan tampak hiperemis dan edema; tidak tampak post nasal drip. Tidak ada nyeri tekan sinus. Hidung tak ada kelainan Kelenjar getah bening leher tidak teraba Paru : inspeksi tidak ada retraksi muskulus interkostal, hemitoraks kiri dan kanan simetris dan tidak ada yang tertinggal dalam pernapasan. Jenis pernapasan torakoabdominal. Palpasi tak ada kelainan, ekspansi dada kiri dan kanan sama, fremitus kiri dan kanan sama, baik depan maupun belakang. Perkusi sonor kiri dan kanan seluruh lapangan paru, depan dan belakang. Auskultasi terdengar bunyi napas vesikuler dan terdengar bunyi napas tambahan wheezing dan ronki kering di kedua lapangan paru. Jantung ; besar jantung normal, terdengar bunyi jantung I dan II, tidak terdengar murmur Abdomen lemas, hepar dan limpa tak teraba, tetapi terdapat nyeri tekan di daerah epigastrium, bising usus normal. Ekstremitas tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang Di rumah sakit, dokter menganjurkan pemeriksaan fungsi paru dengan alat peak flow rate meter, hasilnya menunjukkan 250 l/ menit Dokter memberikan obat inhalasi secara nebulisasi. Setelah mendapatkan obat tersebut, Ibu Ni merasa lebih lega sedikit walau jika berbicara masih sesak napas. Tiupan pada alat peak flow rate meter setelah mendapatkan obat inhalasi meningkat menjadi 280 l/ menit. Tes Reversibility: (280/250) x 100% = 112% kenaikan 12% tes reversibilitas (+)
Pemeriksaan Penunjang (2) Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb: 12,5 gr% Lekosit: uL Hitung jenis : 1/2/76/19/2 Hematokrit: 38 % Trombosit Foto toraks : Corakan bronkovaskular di kedua lapangan paru : kasar
Identifikasi Masalah Apa yang mendasari sesak napas pada pasien? Bagaimana lelah menginduksi sesak napas? Apa kemungkinan penyakit lain yang mendasari sesak napas pada pasien (Differential Diagnoses)
Analisis Masalah Sesak Napas Batuk Patofisiologi Obstruksi Obat Lelah Sputum: Putih kekuningan
PEMBAHASAN
1. Sesak Napas 2. Batuk 3. Asma 4. PPOK 5. Sputum 6. Pemeriksaan Penunjang (Spirometri, PFR) 7. Pengobatan
Sesak Napas Dyspnea Sensasi yg dialami individu dengan keluhan tidak enak/nyaman bernapas subyektif Macamnya: - Dyspnea d’effort - Paroxysmal (nocturnal) - Orthopnea - Platypnea - Trepopnea
Skala Dipsnea TingkatDerajatKriteria 0NormalTidak ada kesulitan bernapas dgn aktvitas berat 1RinganAda kesulitan bernapas, pendek-pendek, saat teburu-buru atau berjalan menuju pncak landai 2SedangBerjalan lebih lambat krn sulit bernapas 3BeratBerhenti berjalan setelah 90 m u/ jalan ato berhnti stlah bbrpa menit 4Sangat beratTerlalu sulit bernapas bila meninggalkan rumah/beraktivitas
ETIOLOGI Kardiak Gagal jantung Penyakit arteri koroner IM Kardiomiopati Disfungsi katup Hipertrofi Ventrikel kiri Pulmoner PPOK Asma Penyakit paru restriksi Pneumotoraks Penyakit paru herediter
Mekanisme Fisiologi Sensasi sesak napas, campuran 2 komponen: 1. Input sensorik ke korteks serebri: informasi dari reseptor2 khusus terutama mekanoreseptor di berbagai aparatus pernapasan dan tempat lain 2. Persepsi Sensasi Interpretasi dari informasi yang tiba pada korteks sensor otot, sangat bergantung pada psikologis penderita.
Patofisiologi Sesak Napas Konsep Length: Tension Inapropriateness Sesak napas timbul dari gangguan hubungan antara kekuatan/ketegangan otot2 pernapasan dan perubahan yang dihasilkan (panjang otot dan volume otot) Afferent Mismatch Ketidaksepadanan antaa perintah yang keluar dari otak dan informasi afferent yang datang dari reseptor (jalan napas, paru, dinding dada)
Patofisiologi Sesak Napas (2) Kebutuhan Ventilasi Meningkat Kelainan otot pernapasan Kelainan tahanan ventilasi Kelainan pola bernapas Kelainan asam basa
ASMA Merupakan inflamasi kronik saluran napas. Pencetus: alergen, virus, iritan. Tipe asma: reaksi cepat dan lambat. Reaksi tipe cepat: alergen terikat pada IgE dan menempel pada sel mast degranulasi dan keluarlah histamin kontraksi otot polos bronkus, dan vasodilatasi.
ASMA (2) Bronkokonstriksi tahanan jalan napas meningkat ketegangan otot inspirasi meningkat Hiperinflasi otot inspirasi memendek length- tension of appropriateness Hiperinflasi, mengubah pergeerakan diafragma masalah mekanik, hiperinflasi menambah beban otot inspirasi output motor inspirasi meningkat sense of effort Iritan reseptor, serabut C Hipoksia, hiperkapnia
ASMA (3) Hubungan asma dengan lelah Aktivitas stres oksidatif cAMP meningkat kanal Ca otot polos tertutup kontraksi bronkokonstriksi Karena bronkokonstriksi (resistensi meningkat), maka diperlukan effort yang lebih agar kebutuhan oksigen adekuat bagi penderita
PPOK Hipoksia, hiperkapnia Sense of effort Length tension inapropriatensess/afferent mismatch
BATUK Mekanisme protektif normal berupa ekspirasi eksplosif untuk membersihkan area trakeobronkial dari sekret dan benda asing.
Mekanisme Batuk Jalur aferen : reseptor dari saraf-saraf sensorik (trigerminal, glossofaringeal, laringeal superior, dan vagus) Jalur eferen : laringeal dan spinal Jalur aferen cough center (medulla) jalur eferen otot ekspirasi
Etiologi Batuk Inflamasi Konstriksi Infiltrasi Kompresi
Tatalaksana Oksigen 4-6 L/menit Agonis beta-2 Aminofilin bolus IV 5-6 mg/Kg BB Kortikosteroid Hidrokortison mg IV
Kesimpulan Pasien pada kasus menderita Asma, dengan perbaikan setelah diberikan bronkodilator/nebulizer.
Asupan Pendalaman terhadap patogenesis Asma sampai dengan tingkat seluler Dari segi seluler patogenesis asma dan PPOK berbeda (cari literatur gambar, dll)