Feri Bolang Freesia Galuh Haswinda Hendi Ikhlas Naufal Ngabila Selti Sonia Yuni.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

Arimbi, Sp.P Bag. Ilmu Penyakit Dalam FKU UWK Surabaya
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
JANTUNG.
Kebutuhan Dasar Oksigenasi
Peredaran darah manusia
Ilustrasi Kasus Identitas Pasien Nama : Ny S Usia : 58 tahun
Diskusi Topik SESAK NAPAS & BATUK
DIFERENSIAL DIAGNOSIS SESAK NAFAS
Presentasi Kasus: Gangguan Nutrisi
Kasus 1 Infeksi. Seorang anak perempuan umur 12 bulan. Dirawat di RSUP Dr Kariadi 22 Agustus – 8 September 2010 ( 18 hari ) Keluhan : demam RPS : Anamnesa.
Diskusi Kasus Demam Kelompok D – Rotasi 2 – T.A
Sistem Pernafasan Manusia
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Dr. Rr. Retnanaingtyas Sugma Y.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
Kasus SBI.
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH
DK Poliklinik Geriatri 3
DK poli 4 Kelompok D. Keluhan utama Nyeri dan kaku pada jari jari tangan sejak 2 minggu lalu. Atau hipertensi tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu.
DISKUSI TOPIK SESAK NAPAS DAN BATUK Ibu N, usia 37 tahun dirawat di rumah sakit karena sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Mulanya.
PEMERIKSAAN FISIK TORAKS
PENATALAKSANAAN BATUK
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
Askep gangguan system kardiovaskuler Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
DIAGNOSA, INTERVENSI DAN EVALUASI PADA SISTEM RESPIRASI
Penyakit Asma Akibat Kerja
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
PPOK Dr. MASRUL BASYAR Sp.P.
Presentasi Kasus Penurunan Berat Badan
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Radiologi Abdomen.
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI (Bag.I) & FISIKA DALAM SISTEM RESPIRASI
FISIOTERAPI DADA.
Sindrom Guillain–Barré
PEMERIKSAAN FISIK.
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
ALZHEIMER Aloysia Martha Dessy Nadia Ermelinda Soares Grace Ludji Leo
SEORANG WANITA 45TAHUN DENGAN KOLESISTITIS AKUT
24 Oktober 2013 Monica Ayu Rossalya
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN
Hepatitis Virus Akut disertai Hernia Nukleus Pulposus
S 1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya
Case Report Christopher Rinaldi
PNEUMOTHORAK.
ASMA.
Laporan kasus Asma Bronkial
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Cor pulmonale NOVITA HARDIANTY. Apa itu Cor Pulmonale? O Kor pulmonale didefenisikan sebagai suatu disfungsi dari ventrikel kanan yang dihubungkan dengan.
Trauma Toraks Lilis Fazriah Putri Ufairah Supervisor: Dr. Yopie Afriandi, Sp.BTKV.
LAPORAN PRESENTASI KASUS Congestif Heart Failure dengan Hipertensi Heart Disease dr. Inti Herdianti.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PRE-POST APENDICTOMY OLEH: NS. CATTLEYA.
FARMAKOTERAPI III “ Studi Kasus Tentang Asma Bronkial “ pada Anak dengan Penyelesaian Metode SOAP dan PAM Disusun Oleh : Nama : Nurul Rahmania Semester:
28 Januari Nama / RMDPJPAssessmentObjectiveTerapi 1.Tn. Safri Bustam/ /40thn/IC Lantai 2 Dr. dr. Nur Ahmad Tabri, Sp.PD, K-P, Sp.P (K) Tuberkulosis.
REFERAT EMFISEMA Disusun Oleh: A Siti Nabila Nurfajri P Pembimbing: dr. Yusuf Kidingallo, Sp. RAD M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM.
BED SITE TEACHING Disusun Oleh : Dwi Bella Safira Preseptor : dr. Festy S, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD AL-IHSAN BANDUNG PROGRAM PENDIDIKAN.
LAPORAN JAGA 21 APRIL IDENTITAS NAMA : Ny. A USIA : 19 tahun.
PRESENTASI KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) PEMBIMBING Dr. dr. I Gede Arinton, Sp. PD, KGEH, MKOM, MMR.
Asma Bronkiale & PPOK dr. Ketut Aditya R. Puskesmas Lindi.
Human Respiratory System
ASUHAN GAWAT DARURAT SISTEM PERNAPASAN Ns. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep. CWCCA.
Transcript presentasi:

Feri Bolang Freesia Galuh Haswinda Hendi Ikhlas Naufal Ngabila Selti Sonia Yuni

Kata Sulit: - Keywords: - Wanita, 37 tahun - Sesak napas kambuh dan memberat - Kambuh saat lelah/batuk-pilek - Diberi obat inhalan - Batuk - Dahak putih kekuningan

Anamnesis Kepada dokter yang merawat ibu N menceritakan bahwa mulanya ia hanya batuk kadang berdahak putih kekuningan, kemudian sesak napasnya juga kambuh sehingga ia menggunakan obat semprot pelega napas beberapa kali dalam sehari. Biasanya sesak mereda dengan obat semprot tersebut, sesak napas memang sering timbul sejak lama terutama jika ia lelah ataupun jika ia sedang mendapat batuk pilek. Tetapi kali ini sesak tidak berkurang malahan semakin memberat sehingga ia segera berobat ke rumah sakit dan dianjurkan untuk dirawat.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 90/menit, frekuensi napas 22/menit, suhu 37 ◦ C, Compos mentis. Tidak ada sianosis, tidak ada penggunaan otot bantu napas dan retraksi suprasternal Tenggorokan tampak hiperemis dan edema; tidak tampak post nasal drip. Tidak ada nyeri tekan sinus. Hidung tak ada kelainan Kelenjar getah bening leher tidak teraba Paru : inspeksi tidak ada retraksi muskulus interkostal, hemitoraks kiri dan kanan simetris dan tidak ada yang tertinggal dalam pernapasan. Jenis pernapasan torakoabdominal. Palpasi tak ada kelainan, ekspansi dada kiri dan kanan sama, fremitus kiri dan kanan sama, baik depan maupun belakang. Perkusi sonor kiri dan kanan seluruh lapangan paru, depan dan belakang. Auskultasi terdengar bunyi napas vesikuler dan terdengar bunyi napas tambahan wheezing dan ronki kering di kedua lapangan paru. Jantung ; besar jantung normal, terdengar bunyi jantung I dan II, tidak terdengar murmur Abdomen lemas, hepar dan limpa tak teraba, tetapi terdapat nyeri tekan di daerah epigastrium, bising usus normal. Ekstremitas tidak ada kelainan

Pemeriksaan Penunjang Di rumah sakit, dokter menganjurkan pemeriksaan fungsi paru dengan alat peak flow rate meter, hasilnya menunjukkan 250 l/ menit Dokter memberikan obat inhalasi secara nebulisasi. Setelah mendapatkan obat tersebut, Ibu Ni merasa lebih lega sedikit walau jika berbicara masih sesak napas. Tiupan pada alat peak flow rate meter setelah mendapatkan obat inhalasi meningkat menjadi 280 l/ menit. Tes Reversibility: (280/250) x 100% = 112%  kenaikan 12%  tes reversibilitas (+)

Pemeriksaan Penunjang (2) Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb: 12,5 gr% Lekosit: uL Hitung jenis : 1/2/76/19/2 Hematokrit: 38 % Trombosit Foto toraks : Corakan bronkovaskular di kedua lapangan paru : kasar

Identifikasi Masalah Apa yang mendasari sesak napas pada pasien? Bagaimana lelah menginduksi sesak napas? Apa kemungkinan penyakit lain yang mendasari sesak napas pada pasien (Differential Diagnoses)

Analisis Masalah Sesak Napas Batuk Patofisiologi Obstruksi Obat Lelah Sputum: Putih kekuningan

PEMBAHASAN

1. Sesak Napas 2. Batuk 3. Asma 4. PPOK 5. Sputum 6. Pemeriksaan Penunjang (Spirometri, PFR) 7. Pengobatan

Sesak Napas Dyspnea Sensasi yg dialami individu dengan keluhan tidak enak/nyaman bernapas  subyektif Macamnya: - Dyspnea d’effort - Paroxysmal (nocturnal) - Orthopnea - Platypnea - Trepopnea

Skala Dipsnea TingkatDerajatKriteria 0NormalTidak ada kesulitan bernapas dgn aktvitas berat 1RinganAda kesulitan bernapas, pendek-pendek, saat teburu-buru atau berjalan menuju pncak landai 2SedangBerjalan lebih lambat krn sulit bernapas 3BeratBerhenti berjalan setelah 90 m u/ jalan ato berhnti stlah bbrpa menit 4Sangat beratTerlalu sulit bernapas bila meninggalkan rumah/beraktivitas

ETIOLOGI Kardiak Gagal jantung Penyakit arteri koroner IM Kardiomiopati Disfungsi katup Hipertrofi Ventrikel kiri Pulmoner PPOK Asma Penyakit paru restriksi Pneumotoraks Penyakit paru herediter

Mekanisme Fisiologi Sensasi sesak napas, campuran 2 komponen: 1. Input sensorik ke korteks serebri: informasi dari reseptor2 khusus terutama mekanoreseptor di berbagai aparatus pernapasan dan tempat lain 2. Persepsi Sensasi Interpretasi dari informasi yang tiba pada korteks sensor otot, sangat bergantung pada psikologis penderita.

Patofisiologi Sesak Napas Konsep Length: Tension Inapropriateness Sesak napas timbul dari gangguan hubungan antara kekuatan/ketegangan otot2 pernapasan dan perubahan yang dihasilkan (panjang otot dan volume otot) Afferent Mismatch Ketidaksepadanan antaa perintah yang keluar dari otak dan informasi afferent yang datang dari reseptor (jalan napas, paru, dinding dada)

Patofisiologi Sesak Napas (2) Kebutuhan Ventilasi Meningkat Kelainan otot pernapasan Kelainan tahanan ventilasi Kelainan pola bernapas Kelainan asam basa

ASMA Merupakan inflamasi kronik saluran napas. Pencetus: alergen, virus, iritan. Tipe asma: reaksi cepat dan lambat. Reaksi tipe cepat: alergen terikat pada IgE dan menempel pada sel mast  degranulasi dan keluarlah histamin  kontraksi otot polos bronkus, dan vasodilatasi.

ASMA (2) Bronkokonstriksi  tahanan jalan napas meningkat  ketegangan otot inspirasi meningkat Hiperinflasi  otot inspirasi memendek  length- tension of appropriateness Hiperinflasi, mengubah pergeerakan diafragma  masalah mekanik, hiperinflasi menambah beban otot inspirasi  output motor inspirasi meningkat  sense of effort Iritan reseptor, serabut C Hipoksia, hiperkapnia

ASMA (3) Hubungan asma dengan lelah Aktivitas  stres oksidatif  cAMP meningkat  kanal Ca otot polos tertutup  kontraksi  bronkokonstriksi Karena bronkokonstriksi (resistensi meningkat), maka diperlukan effort yang lebih agar kebutuhan oksigen adekuat bagi penderita

PPOK Hipoksia, hiperkapnia Sense of effort Length tension inapropriatensess/afferent mismatch

BATUK Mekanisme protektif normal berupa ekspirasi eksplosif untuk membersihkan area trakeobronkial dari sekret dan benda asing.

Mekanisme Batuk Jalur aferen : reseptor dari saraf-saraf sensorik (trigerminal, glossofaringeal, laringeal superior, dan vagus) Jalur eferen : laringeal dan spinal Jalur aferen  cough center (medulla)  jalur eferen  otot ekspirasi

Etiologi Batuk Inflamasi Konstriksi Infiltrasi Kompresi

Tatalaksana Oksigen 4-6 L/menit Agonis beta-2 Aminofilin bolus IV 5-6 mg/Kg BB Kortikosteroid Hidrokortison mg IV

Kesimpulan Pasien pada kasus menderita Asma, dengan perbaikan setelah diberikan bronkodilator/nebulizer.

Asupan Pendalaman terhadap patogenesis Asma sampai dengan tingkat seluler Dari segi seluler patogenesis asma dan PPOK berbeda (cari literatur gambar, dll)