IMAN KEPADA QADHA dan QADAR Standar Kompetensi: Meningkatkan keimanan kepada Qadha dan Qadar Kompetensi Dasar: Menjelaskan tanda-tanda beriman pada Qadha dan Qadar Menampilkan Hikmah Beriman Kepada Qadha Dan Qadar
Tadarus فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [النساء/65] قَالَتْ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ [آل عمران/47] لاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ أَوْ تَفْرِضُوا لَهُنَّ فَرِيضَةً وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى الْمُوسِعِ قَدَرُهُ وَعَلَى الْمُقْتِرِ قَدَرُهُ مَتَاعًا بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُحْسِنِينَ [البقرة/236] لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ [الرعد/11]
A. Pengertian Qadha dan Qadar Qadha adalah ketentuan Allah swt mengenai segala hal dan keadaan, kebaikan atau keburukan yang sesuai dengan apa yang akan diciptakan dan tidak akan berubah-ubah sampai terwujudnya 2. Qadar Qadar adalah perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk dan batasan-batsan tertentu baik mengenai zatnya ataupun sifat-sifatnya
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) Lanjutan …….. Iman kepada qadha dan qadar dalam ungkapan kehidupan sehari-hari lebih populer dengan sebutan iman kepada takdir. Manusia tidak akan dimintai pertanggungjawaban bagi takdir yang manusia ridak menentukan pilihan. Manusia hanya akan di mintai pertangungjawaban pada rakdir yang manusia diberi kebebasan memilih فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10) [الشمس/8- 10] Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
B. Tanda-Tanda Keimanan Kepada Qadha dan Qadar Menyadari dan Meyakini bahwa segala apa yang diperoleh dan dialami manusia baik berupa nikmat ataupun musibah pada hakikatnya merupakan ketetapan dari Allah swt Orang yang beriman kepada takdir menyadari bahwa ia tidak mengerahui apa yang akan menimpa dirinya apakah bencana atau nikmat. Kewajiban manusia hanyalah ikhtiar dan tawakal agar memperoleh nikmat dan terhindat dari bencana Menghindari tumbuhnya sikap fatalisme. Fatalis adalah sikap atau ajaran yang mengharuskan berserah diri pada nasib dan tidak perlu berikhtiar
Kisah …….. Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab r.a dan para sahabatnya berada dalam perjalanan menuju suatu daerah untuk mengadakan inspeksi. Beliau mendapat laporan bahwa di daerah yang akan di kunjunginya sedang berjangkit penyakit ta’un (sampar) yang sangat menular. Setelah Umar bin Khattab r.a mendapat laporan tersebut, beliau dan rombongan memutuskan untuk kembali saja ke Madinah. Salah seorang sahabat Abu Ubaidillah bin Jarrah r.a bertanya: “Wahai Khalifah mengapa tuan lari dari takdir Allah?” Khalifah menjawab: “Betul kita lari dari takdir Allah dan menuju takdir Allah yang lain”
C. Hikmah Beriman Kepada Qadha dan Qadar Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan dengan ketentuan- ketentuan Allah swt Meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini bahkan sehelai daun yang gugur terjadi dalam koridor, kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah swt Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji serta menghilangkan sikap serta perilaku tercela Menghilangkan sikap fatalisme dalam diri