Oleh: Agustinus Sroyer

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGEMBANGAN SILABUS.
Advertisements

TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
KEMAMPUANKU TERBATAS Kelas VII Oleh: L. Atrik Wibawa.
MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
DASAR-DASAR KOMUNIKASI
PENYEDERHANAAN RANGKAIAN
Mata Kuliah Teknik Digital TKE 113
Translasi Rotasi Refleksi Dilatasi
1 ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: Drs. Toto’ Bara Setiawan, M.Si. (
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Pilihan Topik Matematika -III” 2.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Menempatkan Pointer Q 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
PERANGKAT AKREDITASI SD/MI
SOAL ESSAY KELAS XI IPS.
ALJABAR.
1suhardjono waktu 1Keterkatian PKB dengan Karya Inovatif, Macam dan Angka Kredit Karya Inovatif (buku 4 halaman ) 3 Jp 3Menilai Karya Inovatif.
PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Pilihan Topik Matematika -II” 2.
BAHAN AJAR TEORI BILANGAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RANDOMIZED BLOCK DESIGN) atau RANCANGAN KELOMPOK LENGKAP TERACAK (RANDOMIZED COMPLITE BLOCK DESIGN) Prof.Dr. Kusriningrum.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-9
Menentukan Perilaku Biaya
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-10
Sudaryatno Sudirham Bilangan Kompleks Klik untuk melanjutkan.
Materi Kuliah Kalkulus II
LIMIT FUNGSI LIMIT FUNGSI ALJABAR.
Penyusunan RPP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEMENTeRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MODUL KULIAH MATEMATIKA TERAPAN
disajikan oleh : Machmud SYAM
LIMIT FUNGSI.
Integrasi Numerik (Bag. 2)
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 10 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
DESAIN INSTRUKSIONAL PAU-PPAI-UT.
Luas Daerah ( Integral ).
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
KONSEP IPS TERPADU.
PENELITIAN EKSPERIMEN
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pertemuan-4 : Recurrences
Pertemuan 5 P.D. Tak Eksak Dieksakkan
Turunan Numerik Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
PELUANG SUATU KEJADIAN
PERNYATAAN IMPLIKASI DAN BIIMPLIKASI
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Formula Menghitung Keuntungan Investasi
Andrian Noviardy,SE.,M.Si.
TERMODINAMIKA LARUTAN:
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN Jl. Letjen. Sutoyo Pontianak, Telp. (0561) , Website:
Algoritma Branch and Bound
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir
Kompleksitas Waktu Asimptotik
PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
Pondok Pesantren Daar El-Qolam adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang didirikan pada 20 Januari Semakin meningkatnya teknologi yang ada saat.
PENGEMBANGAN SILABUS.
WISNU HENDRO MARTONO,M.Sc
Dimensi Tiga (Jarak) SMA 5 Mtr.
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia FTUI
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
Transcript presentasi:

Oleh: Agustinus Sroyer Ringkasan: DDR (Didactical Design Research) Berdasarkan: Didactical Design Research (DDR) dalam Pembelajaran Matematika (Makalah Semnas Semarang, 26 Oktober 2013) Penulis: Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed. Oleh: Agustinus Sroyer

(Konteks Pembelajaran) I. PENDAHULUAN Proses Berpikir Guru (Konteks Pembelajaran) Tahap I Sebelum Pembelajaran Tahap II Pada Saat Pembelajaran Berlangsung Tahap III Setelah Pembelajaran 2

lanjutan: Pendahuluan Kecenderungan proses berpikir sebelum pembelajaran yang lebih berorientasi pada penjabaran tujuan berdampak pada proses penyiapan bahan ajar serta minimnya antisipasi terutama yang bersifat didaktis. Penyiapan bahan ajar pada umumnya hanya didasarkan pada model sajian yang tersedia dalam buku-buku acuan tanpa melalui proses rekontekstualisasi dan repersonalisasi. Padahal, sajian materi matematika dalam buku acuan, baik berupa uraian konsep, pembuktian, atau penyelesaian contoh masalah sebenarnya merupakan sintesis dari suatu proses panjang yang berakhir pada proses dekontekstualisasi dan depersonalisasi. 3

lanjutan: Pendahuluan Proses belajar matematika yang cenderung diarahkan pada berpikir imitatif, berdampak pada kurangnya antisipasi didaktif yang tercermin dalam persiapan yang dilakukan guru. Rencana pembelajaran biasanya kurang mempertimbangkan keragaman respon siswa atas situasi didaktis yang dikembangkan sehingga rangkaian situasi didaktis yang dikembangkan berikutnya kemungkinan besar tidak lagi sesuai dengan keragaman lintasan belajar (learning trajectory) masing-masing siswa. Dkl, proses belajar matematika yang idealnya dikembangkan mengarah pada proses re-dekontekstualisasi dan re-depersonalisasi belum menjadi pertimbangan utama bagi para guru di lapangan. 4

proses belajar siswa kurang optimal lanjutan: Pendahuluan Kurangnya Antisipasi Didaktis proses belajar siswa kurang optimal dikarenakan Sebagian respon siswa atas situasi didaktis yang dikembangkan di luar jangkauan pemikiran guru atau tidak tereksplor sehingga kesulitan belajar yang muncul beragam tidak direspon guru secara tepat atau tidak direspon sama sekali sehingga berakibat proses belajar bisa tidak terjadi 5

(meningkatkan kualitas pembelajaran) lanjutan: Pendahuluan Upaya Guru (meningkatkan kualitas pembelajaran) refleksi tentang keterkaitan rancangan dan proses pembelajaran yang sudah dilakukan 6

DDR (Penelitian Desain Didaktis) Analisis Metapedadidaktik lanjutan: Pendahuluan Sebelum Pembelajaran Pada Saat Pembelajaran Berlangsung Setelah Pembelajaran Metodologi Penelitian Desain Didaktis Analisis Metapedadidaktik DDR (Penelitian Desain Didaktis) 7

Suryadi, 2005 Hubungan Siswa – Materi Hubungan Guru - Siswa II. METAPEDADIDAKTIK Suryadi, 2005 Hubungan Siswa – Materi Hubungan Guru - Siswa Intervensi Tidak Langsung/Teknik Scaffolding (Tindakan Didaktis) Dorongan untuk Terjadinya interaksi antar Siswa (Tindakan Pedagogis) serta 8

Situasi Didaktis (Brousseau, 1997) lanjutan: Metapedadidaktik Situasi Didaktis (Brousseau, 1997) Tindakan didaktis menciptakan situasi yang menjadi titik awal proses belajar Situasi baru yang terjadi bisa bersifat tunggal atau beragam tergantung dari milieu atau seting aktivitas belajar Situasi didaktis yang sangat kompleks menciptakan interaktivitas antar individu dalam suatu milieu/antar milieu Situasi didaktis serta interaktivitasnya memunculkan proses coding dan decoding yang bisa menyebabkan distorsi informasi 9

lanjutan: Metapedadidaktik Kansanen (2003): HD dan HP Suryadi:Dimodifikasi (+ADP) karena HD dan HP tidak bisa dipandang secara parsial melainkan perlu dipahami secara utuh karena pada kenyataannya kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara bersamaan 10

HP: Hubungan Pedagogis HD: Hubungan Didaktis lanjutan: Metapedadidaktik Keterangan: HP: Hubungan Pedagogis HD: Hubungan Didaktis ADP: Antisipasi Didaktis dan Pedagogis 11

lanjutan: Metapedadidaktik Guru merancang situasi didaktis, perlu memikirkan prediksi respon siswa serta antisipasinya. Antisipasi tidak hanya menyangkut S-M tetapi juga G-S, baik individu maupun kelompok/kelas. Perlunya ADP 12

Peran Guru Dalam Segitiga Didaktis lanjutan: Metapedadidaktik Guru perlu menguasai materi ajar dan pengetahuan lain, dkl guru perlu memiliki kemampuan lain untuk menciptakan relasi didaktis (Didactical Relation) antara S & M sehingga tercipta suatu situasi didaktis ideal bagi siswa Menciptakan Situasi Didaktis (Didactical Situation)  terjadi proses belajar dalam diri siswa (Learning Situation) Peran Guru Dalam Segitiga Didaktis 13

lanjutan: Metapedadidaktik Proses Pembelajaran Guru mulai dengan konsep, menyajikan masalah kontekstual, atau permainan matematik Tercipta situasi yang menjadi sumber informasi bagi siswa sehingga terjadi proses belajar Dalam proses belajar, siswa akan menjadi sumber informasi bagi guru Guru merespon aksi siswa terhadap situasi didaktis siswa sebelumnya, akan menciptakan situasi didaktis baru Situasi didaktis pada kenyataannya akan bersifat dinamis; berubah dan berkembang selama proses pembelajaran 14

lanjutan: Metapedadidaktik Contoh Soal 1 “FAKTORISASI” Pertanyaan: Temukan sedikitnya tiga cara menentukan nilai total uang yang ada dalam gelas. Untuk membantu proses berpikir siswa, guru mengilustrasikan seperti gambar di samping yang cukup terstruktur sehingga situasi didaktis yang dirancang mampu mendorong proses berpikir ke arah yang diharapkan. 15

lanjutan: Metapedadidaktik Perkiraan guru, ada tiga macam respon siswa 1000+1000+1000+5000+5000+5000 3x1000+3x5000 3(1000+5000) atau 3x6000 Akan tetapi bisa saja ada jawaban lain dari siswa 6000+6000+6000 atau 3x6000 16

Hasil ini menunjukkan siswa memahami konsep faktorisasi suku aljabar. lanjutan: Metapedadidaktik Prediksi guru dipengaruhi materi yang diajarkan yaitu faktorisasi, sehingga dikaitkan dengan konsep faktorisasi suku aljabar. Terjadi distorsi antara hasil linguistic coding yang dilakukan guru dan decoding yang dilakukan siswa. Respon siswa terlahir, walaupun tidak terlalu relevan; tidak perlu dipandang sebagai masalah. Perlu respon guru untuk menindaklanjuti agar tercipta situasi didaktik baru. Melalui diskusi kelas, siswa mengemukakan, faktor 3 pada representasi kedua diperoleh dari banyaknya angka 1000 dan 5000 yaitu masing-masing tiga buah. Karena masing-masing suku pada representasi kedua mengandung faktor yang sama yaitu 3, maka representasi tersebut dapat disederhanakan menjadi representasi ketiga. Hasil ini menunjukkan siswa memahami konsep faktorisasi suku aljabar. 17

lanjutan: Metapedadidaktik Contoh Soal 2 “FAKTORISASI” Pertanyaan: Temukan sedikitnya dua cara menentukan nilai total uang yang ada dalam gelas. Untuk membantu proses berpikir siswa, guru mengilustrasikan seperti gambar di samping. 18

Harapan guru, muncul dua macam respon siswa lanjutan: Metapedadidaktik Harapan guru, muncul dua macam respon siswa 2x1000+2x5000 dan 2. 2(1000+5000) atau 2x6000 Respon siswa tidak hanya kedua representasi di samping tetapi masih ada sejumlah siswa yang menggunakan representasi pertama seperti pada soal sebelumnya untuk menentukan nilai total uang yang ada dalam gelas. Ini menunjukkan, situasi didaktis yang dirancang guru tidak serta merta membuat siswa belajar. 19

Contoh Soal 3 “FAKTORISASI” lanjutan: Metapedadidaktik Contoh Soal 3 “FAKTORISASI” Pertanyaan: Terdapat tiga buah gelas yang masing-masing berisi uang yang besarnya sama akan tetapi tidak diketahui berapa besarnya. Selain itu, terdapat tiga buah gelas lainnya yang masing-masing berisi uang yang besarnya sama akan tetapi juga tidak diketahui berapa besarnya. Jika banyaknya uang pada kelompok gelas pertama dan kedua tidak sama, berapakah nilai total uang yang ada dalam enam gelas tersebut? 20

Perkiraan guru, ada tiga macam respon siswa lanjutan: Metapedadidaktik Perkiraan guru, ada tiga macam respon siswa x+x+x+y+y+y 3x+3y 3(x+y) Dari respon siswa, penggunaan variabel sebagaimana yang diperkirakan guru tidak langsung muncul. Umumnya respon siswa adalah representasi model kedua tetapi tidak menggunakan variabel. Jawaban siswa, sbb: 3xbanyaknya uang dalam gelas putih + 3xbanyaknya uang dalam gelas ungu. 3 + 3 21

lanjutan: Metapedadidaktik Walaupun respon atas soal 3 tidak sepenuhnya sesuai dengan prediksi guru, akan tetapi melalui diskusi kelas dengan cara: (1). Mengaitkan respon terakhir ini dengan cara representasi matematis yang diperoleh pada soal 1 dan 2; (2). Mempertanyakan kemungkinan penggantian kalimat panjang pada representasi pertama atau lambang gelas pada representasi kedua dengan huruf tertentu misalnya a, b, c atau x, y, z, maka pada akhirnya siswa bisa memahami bahwa solusi atas masalah yang diajukan bisa direpresentasikan sesuai dengan yang diharapkan guru Setelah siswa diperkenalkan dengan konsep variabel, guru menyajikan soal keempat yaitu: “Terdapat a buah gelas yang masing-masing berisi uang sebesar x rupiah, dan terdapat a buah gelas yang masing-masing berisis uang sebesar y rupiah. Tentukan dua cara menghitung total nilai uang yang ada dalam seluruh gelas. Walaupun ada siswa yang belum memahami, tetapi melalui interaktivitas yang diciptakan guru, pada akhirnya siswa bisa sampai pada representasi matematis yang diharapkan yaitu: (1). ax+ay dan (2). a(x+y) 22

keterkaitan antar situasi didaktis lanjutan: Metapedadidaktik aspek kejelasan masalah Dari soal-soal di atas dan terkait situasi didaktis 1 aspek prediksi respon siswa aspek keterkaitan antar situasi didaktis 2 4 3 aspek pengembangan intuisi matematis 23

Catatan menarik berkenaan dengan situasi pedagogis lanjutan: Metapedadidaktik seting kelas berbentuk U secara kelompok kepedulian guru terhadap siswa Catatan menarik berkenaan dengan situasi pedagogis aktivitas belajar bervariasi: individual, interaksi dalam kelompok, interaksi antar kelompok, dan aktivitas kelas 24

menciptakan situasi didaktis maupun pedagogis yang sesuai lanjutan: Metapedadidaktik menciptakan situasi didaktis maupun pedagogis yang sesuai dalam menyusun RPP guru perlu memandang situasi pembelajaran secara utuh sebagai suatu objek (Brousseau, 1997) dengan demikian berbagai kemungkinan respon siswa perlu diantisipasi sedemikian rupa sehingga kenyataan proses pembelajaran dapat tercipta dinamika perubahan situasi didaktis maupun pedagogis 25

lanjutan: Metapedadidaktik memandang komponen-konponen segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu ADP, HD, dan HP sebagai suatu kesatuan yang utuh Secara umum: METAPEDADIDAKTIK mengembangkan tindakan sehingga tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan siswa 1 mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan 2 4 3 melakukan tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran 26

lanjutan: Metapedadidaktik “dapat digambarkan sebagai sebuah limas dengan titik puncaknya adalah guru yang memandang alas limas sebagai segitiga didaktis yang dimodifikasi” 27

“meliputi tiga komponen yang terintegrasi” lanjutan: Metapedadidaktik Kesatuan Koherensi METAPEDADIDAKTIK “meliputi tiga komponen yang terintegrasi” Fleksibilitas 28

Strategi pengembangan diri menuju guru matematika profesional lanjutan: Metapedadidaktik Dkl: METAPEDADIDAKTIK Strategi pengembangan diri menuju guru matematika profesional 29

Antisipasi Didaktik dan Pedagogis III. DDR Agar situasi belajar menjadi lebih optimal, maka diperlukan upaya maksimal yang harus dilakukan sebelum pembelajaran dikenal sebagai Antisipasi Didaktik dan Pedagogis (ADP) 30

Bersifat Epistimologis (epistimological obstacle) lanjutan: DDR Salah satu aspek yang perlu dikembangkan dalam ADP adalah “LEARNING OBSTACLE (LO)” Bersifat Epistimologis (epistimological obstacle) Sebagai contoh: belajar konsep segitiga dengan titik puncaknya selalu di atas dan alas selalu di bawah. Sehingga, concept image yang terbangun dalam pikiran siswa adalah harus seperti yang digambarkan. Pengetahuan seseorang yang hanya terbatas pada konteks terstentu. Jika orang tersebut dihadapkan pada konteks berbeda, maka pengetahuan yang dimiliki menjadi tidak bisa digunakan atau dia mengalami kesulitan untuk menggunakannya (Duroux dalam Brouseau, 1997) 31

Soal di samping diberikan kepada sejumlah mahasiswa tingkat pertama. lanjutan: DDR Soal di samping diberikan kepada sejumlah mahasiswa tingkat pertama. Tidak seluruhnya dapat menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang tidak selamanya dapat diterapkan pada sembarang konteks. 32

perlu diperkenalkan beberapa model sigitiga yang bervariasi lanjutan: DDR Dengan mempertimbangkan LO ini, maka dalam merancang situasi didaktis terkait konsep segitiga (termasuk luas daerahnya) maka perlu diperkenalkan beberapa model sigitiga yang bervariasi dengan maksud menghindari terjadinya LO yang mungkin muncul di kemudian hari 33

IV. KESIMPULAN Proses berpikir sebelum pembelajaran Fokus pada pengembangan desain didaktis yang merupakan suatu rangkaian situasi didaktis Merupakan analisis metapedadidaktik yakni analisis terhadap rangkaian situasi didaktis yang berkembang di kelas, analisis situasi belajar sebagai respon siswa atas situasi didaktis yang dikembangkan, serta analisis interaksi yang berdampak terhadap terjadinya perubahan situasi didaktis maupun belajar Proses berpikir pada saat pembelajaran Menggambarkan pikiran guru tentang apa yang terjadi pada proses pembelajaran serta kaitannya dengan apa yang dipikirkan sebelum pembelajaran terjadi Refleksi yang dilakukan setelah pembelajaran 34

desain didaktis inovatif lanjutan: Kesimpulan Proses berpikir sebelum pembelajaran Proses berpikir pada saat pembelajaran Proses berpikir setelah pembelajaran desain didaktis inovatif desain didaktis baru 35

Penelitian Desain Didaktik atau Didactical Design Research (DDR) lanjutan: Kesimpulan Rangkaian tahapan tersebut diformulasikan sebagai Penelitian Desain Didaktik atau Didactical Design Research (DDR) Pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktik Hipotetis termasuk ADP Analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik 1 3 2 Analisis Metapedadidaktik 36

Terima Kasih God Bless Us ...