progressivisme Berpusat pada anak yang ditekankan pada pertumbuhan dan perkembangan, kurang membahas tujuan akhir pendidikan Sesuai minat anak, guru sebagai pendamping, prinsip ini tidak realistik. Minat akan terlihat pada siswa yang sudah dewasa. (bandingkan minat anak SD dengan mahasiswa) Problem solving, dikatakan paling efektif, hal ini tidak berlaku secara niscaya/harus. Anak bisa menjadi lambat dalam problem solving Pendidikan demokratis tidak hanya milik progressivisme tetapi juga milik aliran yang lainnya (essensialisme, perenialisme, rekonstruksionisme)
Perenialisme : 1. Terlalu aristokratik (elit), budaya tinggi yang menjadi monopoli kaum bangsawan intelektual. Budaya tinggi (klasik) akan menghambat perkembangan anak. 2. Pendidikan konstan, tetapi (kenyataan) justru dinamis.
Essensialisme : 1. Sama dengan perenialisme, terlalu statis. 2. Dominasi sekolah pada bidang eksak (matem, fisika, biologi, kimia) kurang memperhatikan ilmu-ilmu sosial. Disisi lain manusia perlu berinteraksi dengan manusia lain. 3. Anak belajar, menurut kehendak guru, anak kurang kreatif, kurang berpikir kritis.
rekonstrksionisme 1. nilai-nilai mana yang paling baik dalam masyarakat, sulit ditemukan karena nilai tersebut tidak universal. 2. Sekolah dijadikan ajang politik bisa berbahaya.